tidak lengket serta tidak saling terpisah. Struktur derajat tanah yang kokoh adalah keadaan tanah yang tidak lengket sama sekali.
c. Tekstur tanah
Sifat terakhir dari tanah adalah tekstur tanah yang bisa diidentifikasi secara sederhana dengan dirasakan oleh tangan. Mutiara, dkk. 2008, hlm. 87
menyatakan bahwa “Tekstur tanah merupakan gambaran tingkat kekasaran atau kehalusan bahan mineral yang menyusun tanah. Tekstur tanah ditentukan oleh
proporsi tiga jenis partikel tanah, yaitu pasir, debuendapan lumpur, dan lempungliat”. Menurut Yani Mamat 2007, hlm. 104 menyatakan bahwa cara
kualitatif bersifat sederhana untuk mengetahui tekstur suatu tanah sebagai berikut. Segumpal tanah sebesar kelereng diremas diantara ibu jari dan jari lainnya
dalam keadaan basah. Apabila terasa kasar dan tidak dapat dibentuk, berarti fraksi pasir yang dominan sehingga tanah bertekstur pasir. Apabila terasa
halus dan licin, seperti sabun atau bubuk talk serta dapat dibentuk, tetapi mudah pecah, dapat dikatakan sebagai tanah bertekstur debu.
Jadi, tanah dapat diklasifikasikan sifatnya secara sederhana oleh siswa SD dengan mengidentifikasi warna tanah, struktur tanah, dan tekstur tanah.
2. Jenis-jenis tanah beserta penggunaannya
Tanah berhumus, tanah ini mengandung banyak humus dan berwarna gelap. Tanah berhumus merupakan tanah yang paling subur. Baik digunakan
sebagai lahan bercocok tanaman. Tanah berpasir mudah dilalui air dan mengandung sedikit bahan organik.
Pada umumnya, tanah berpasir tidak begitu subur. Baik digunakan sebagai bahan dasar bangunan.
Tanah liat sangat sulit dilalui air. Tanah ini sangat lengket dan mudah dibentuk ketika basah. Oleh karena itu, tanah liat sering digunakan sebagai bahan
dasar pembuatan batu bata dan gerabah.
3. Pencemaran tanah
Seperti halnya air, tanah pun mengalami pencemaran terutama oleh ulah manusia. Salah satunya adalah pembuangan sampah anorganik yang sulit terurai.
Sampah anorganik akan mempengaruhi kesuburan tanah.
Cara mengatasinya adalah melakukan pembersihan di tempat-tempat yang telah tercemar dengan sampah serta dengan mengelompokkan jenis-jenis sampah
kemudian untuk sampah tertentu didaur ulang.
C. Model dalam Pembelajaran IPA
1. Konsep model pembelajaran
Beberapa ahli mengemukakan pedapatnya mengenai pembelajaran, salah satunya adalah Gora Sunarto 2010, hlm. 1 “Pembelajaran adalah aktivitas
guru untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan proses belajar siswa berlangsung dengan optimal. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
membuat orang belajar”. Model pembelajaran sendiri dikemukakan oleh Suyanto Jihad 2013, hlm. 134 yakni, “Kerangka dasar pembelajaran yang dapat diisi
oleh beragam muatan mata pelajaran sesuai dengan karakteristik kerangka dasarnya. Model pembelajaran dapat muncul dalam beragam bentuk dan
variasinya sesuai
dengan landasan
filosofis dan
pedagogis yang
melatarbelakanginya”. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa model pembelajaran
merupakan rancangan, pola, kerangka berlandaskan landasan filosofis dan pedagogis berisi muatan mata pelajaran dengan susunan prosedur yang sistematis
digunakan untuk mengkondisikan proses belajar yang efektif sehingga menghasilkan hasil belajar yang optimal.
2. Fungsi model pembelajaran
Adanya model pembelajaran diciptakan bukan tanpa fungsi, model pembelajaran memiliki kontribusi terhadap capaian proses dan hasil belajar yang
baik. Chauhan dalam Suyanto Jihad, 2013 mengemukakan fungsi model pembelajaran yakni, pedoman, pengembang kurikulum, penempatan bahan-bahan
pembelajaran, dan perbaikan dalam pembelajaran. a.
Model pembelajaran sebagai pedoman yakni, model pembelajaran membimbing guru untuk melakukan tahapan-tahapan pembelajaran, sehingga
pembelajaran berlangsung sistematis dan berurutan. b.
Model pembelajaran sebagai pengembang kurikulum yakni, melalui sintaksnya yang harus dilaksanakan secara rinci model pembelajaran