Latar Belakang Model Program Integer Untuk Problem Routing Dalam Jaringan Telekomunikasi

Bab 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Agar keputusan routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk mencapai tujuan. Dalam era globalisasi ini, seiring dengan berkembangnya teknologi dan informasi. Routing merupakan suatu komponen yang menjadi permasalahan penting dalam jaringan telekomunikasi. Dan tidak hanya itu, diperlukan jaringan telekomunikasi dimana pada beberapa pengaturan terdapat pengirim yang mengirimkan pesan atau informasi kepada penerima pesan melalui saluran yang terdiri dari beberapa medium. Jaringan telekomunikasi dikembangkan untuk meningkatkan Quality of Service QoS, dimana bila QoS meningkat maka jumlah pelanggan akan meningkat yang mengakibatkan keuntungan operator meningkat. Untuk mencapai hal tersebut maka proses routing sangat berperan dimana proses ini adalah untuk menghubungkan suatu sentral dengan sentral lain yang menjadi tujuan. Dan tujuan proses routing ini adalah memperoleh pemakaian sirkit link antara sentral yang efisien sehingga pemakaian sirkit dapat dilakukan secara optimal. Dalam routing jika terdapat beban lebih pada sentral maka penggunaan peralatan pada sentral dan holding time akan mengalami peningkatan menyebabkan delay penyambungan akibat suatu peralatan menunggu peralatan lainnya yang menimbulkan kemacetan pada suatu sentral yang dapat menyebar ke sentral lainnya. Permasalahan inilah yang disebut routing dalam jaringan telekomunikasi. Universitas Sumatera Utara Model program integer sering ditemukan hampir pada setiap bidang aplikasi pemrograman matematika. Program integer memegang peranan penting dalam mendukung keputusan manjerial. Oleh karena itu Dimana penulis bermaksud untuk memodelkan proses routing dalam jaringan telekomunikasi tersebut ke dalam model program integer sehingga dapat memberikan formulasi yang tersedia ke dalam model dasar sehingga lebih mudah di mengerti.

1.2 Perumusan Masalah