tidak begitu jauh berbeda menyebabkan masyarakat awam di Indonesia mengkategorikan udang kelong dan udang putih merupakan jenis yang sama.
Selain perbedaan ukuran tubuh, Kordi 2010 menambahkan morfologi pada udang putih terdapat bintik-bintik cokelat dan hijau pada ujung ekor. Sungut
berwarna kemerahan, pada bagian sungut pendek antennula terdapat belang- belang merah sawo. Kaki jalan dan kaki renangnya berwarna kekuningan atau
kemerahan. Sirip ekor atau ekor kipas uropoda berwarna merah sawo matang dengan ujung kuning kemerahan kadang sedikit kebiru-biruan. Kulit tipis, tembus
cahaya. Induk udang kelong yang didapatkan dari perairan sebelah barat NAD
yang mempunyai kisaran berat 75 - 200 grekor dengan panjang tubuh 17 - 30 cm untuk induk betina, sedangkan pada udang jantan kisaran beratnya 40 - 100
grekor dengan panjang tubuh 15 - 20 cm. Induk udang kelong tidak mempunyai guratan garis tubuh seperti pada udang windu, udang kelong hanya berwarna
bening kemerahan, hampir tidak berbeda jauh dengan induk udang windu Idris, 2007.
2.2 Habitat dan Daerah Sebaran
Udang kelong P. indicus ditemukan di perairan Indo-barat Pasifik dari timur dan tenggara Afrika, termasuk Malaysia dan Indonesia hingga China selatan
dan Australia bagian utara. Udang kelong termasuk udang laut yang juvenilnya banyak tersebar di muara-muara laut yang memiliki lumpur atau pasir berlumpur
pada kedalaman 2 - 90 m 6 - 300 kaki. Udang ini merupakan salah satu spesies yang sangat komersial. Kebanyakan udang ini menjadi hasil utama tangkapan
nelayan di wilayah pesisir pantai Afrika timur, dan India khususnya diperikanan tangkap dekat pantai yang dimanfaatkan bagi pemeliharaankultur padi sawah
seperti yang dilakukan di Kerala Dore Frimodt, 1987. Holthuis 1980 menjelaskan bahwa penyebaran udang kelong
P. indicus dapat ditemukan pada perairan tropis seperti Madagaskar, India, Bangladesh, Thailand, Indonesia, serta Filipina dan menjadi spesies yang penting
sehingga banyak dilakukan penangkapan lepas pantai dan usaha tambak untuk memenuhi permintaan pasar. Habitat udang kelong P. indicus berada pada
Universitas Sumatera Utara
kedalaman 2 - 90 meter. Ketika dewasa banyak ditemukan di laut dan untuk tahap juvenil anakan sering ditemukan di muara-muara laut. Menurut Kordi 2010
Udang kelong P. indicus hidup bergerombol dalam jumlah besar, terdapat pada perairan dengan dasar berlumpur atau lumpur berpasir di daerah-daerah yang
banyak muara sungai besarnya.
2.3 Daur Hidup Udang Kelong
P. indicus
Pemanfaatan ekosistem mangrove sebagai habitat oleh udang kelong P. indicus sangat erat kaitannya dengan upaya untuk mencari kondisi terbaik bagi
kelangsungan hidupnya. Pada dasarnya pemanfaatan ekosistem mangrove sebagai habitat oleh udang kelong P. indicus biasanya disesuaikan dengan orientasi
untuk mencari makan, berpijah atau untuk berlindung dari predator. Dengan demikian, udang kelong memanfaatkan habitat mangrove sesuai dengan tahap
perkembangannya. Keterkaitan antara perkembangan ontogenetik udang kelong P. indicus dengan pemanfaatan ekositem mangrove sebagai habitatnya sangat
erat Idris, 2007. Udang kelong P. indicus merupakan jenis udang penaeid yang
memerlukan waktu 90 hari untuk bertranformasi hingga menjadi udang dewasa
Gambar 2.2:
Gambar 2.2 Skema Perkembangbiakan Udang Penaeid Murtidjo, 2007
Universitas Sumatera Utara
2.4 Ekosistem Mangrove
Aksornkoe 1993 mengemukakan bahwa, hutan mangrove adalah tumbuhan halofit tumbuhan yang hidup pada tempat-tempat dengan kadar garam tinggi
yang hidup di sepanjang areal pantai yang dipengaruhi oleh pasang tertinggi sampai daerah mendekati ketinggian rata-rata air laut yang tumbuh di daerah
tropis dan subtropis. Nybakken 1992 menambahkan bahwa hutan mangrove adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu varietas
komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam
perairan asin. Hutan mangrove dapat dijumpai di daerah tropik dan sub tropik yang
hidupnya akan berkembang baik pada temperatur 19
o
C sampai 40
o
C, dengan toleransi fluktuasi suhu tidak lebih dari 10
o
Hutan mangrove selain melindungi pantai dari gelombang dan angin juga merupakan tempat yang dipenuhi pula oleh kehidupan lain seperti mamalia,
amfibi, reptil, burung, kepiting, ikan, primata, serangga dan sebagainya. Selain menyediakan keanekaragaman hayati, ekosistem bakau juga sebagai plasma
nutfah dan menunjang keseluruhan sistem kehidupan di sekitarnya. C. Berbagai jenis tanaman bakau yang
tumbuh di bibir pantai dan merambah tumbuh menjorok ke zona berair laut, merupakan suatu ekosistem yang khas, karena bertahan hidup di dua zona transisi
antara daratan dan lautan, sementara tanaman lain tidak mampu bertahan. Kumpulan berbagai jenis pohon yang seolah menjadi garda depan garis pantai
yang secara kolektif disebut hutan mangrove, memberikan perlindungan kepada berbagai organisme lain baik hewan darat maupun hewan air untuk bermukim dan
berkembang biak.
2.5 Peran Ekosistem Mangrove bagi Udang Kelong P. Indicus