_____________________________________________________________________________________ Pemerintah Kota Surabaya
Catatan atas Laporan Keuangan 12
pertumbuhan masing-masing sebesar 7,71 dan 7,75. Akan tetapi pada triwulan IV pertumbuhannya sedikit menurun menjadi 7,32 dikarenakan mulai terjadinya
penurunan perdagangan ekspor ke luar negeri, khususnya dari kota Surabaya ke negara-negara Eropa dan Amerika yang sedang mengalami ketidakstabilan kondisi
perekonomian dan keuangan. Namun secara umum, kinerja perekonomian kota Surabaya di tahun 2011 sedikit melebihi target pertumbuhan yang telah ditetapkan,
yaitu dengan pencapaian sebesar 7,52.
c. Inflasi
Inflasi adalah suatu kondisi di mana harga barang dan jasa secara relatif mengalami kenaikan harga dari tahun ke tahun. Bagi konsumen, inflasi menjadi hal
yang memberatkan karena secara tidak langsung dapat mengurangi pendapatan riil atau daya beli mereka. Sedangkan dari sisi produsen, inflasi menjadi insentif untuk
terus melakukan aktivitas ekonomi. Dalam perkembangannya inflasi Kota Surabaya cenderung lebih stabil dibandingkan dengan inflasi di tingkat provinsi Jawa Timur dan
Nasional. Inflasi kota Surabaya tahun 2006 sebesar 6,71 menurun menjadi 6,27 2007
kemudian meningkat di tahun 2008 menjadi 8,73 sebagai dampak dari perekonomian dunia yang memburuk akibat krisis keuangan global global financial crises yang
melanda Amerika dan beberapa negara Eropa. Akan tetapi laju inflasi ini segera dikendalikan sehingga menurun menjadi 3,39 2009. Namun, kondisi keuangan
global kembali memburuk yang dipicu oleh krisis keuangan Yunani, dan kemudian menyebabkan terjadinya krisis ekonomi di beberapa negara Eropa. Hal ini juga
berdampak pada perekonomian nasional sehingga inflasi kota Surabaya kembali tinggi menjadi 7,33 di tahun 2010. Akan tetapi kondisi ini dapat dikendalikan pada 2011, di
mana angka inflasinya hanya mencapai 4,72.
_____________________________________________________________________________________ Pemerintah Kota Surabaya
Catatan atas Laporan Keuangan 13
Gambar 3. Perkembangan Inflasi Kota Surabaya, Jawa Timur dan Nasional Tahun 2006-2011
Sumber data: BPS Provinsi Jatim, Bappeko, 2011, diolah. Catatan
: data sementara
2.2. Kebijakan Keuangan a. Pendapatan Daerah
Dengan memperhatikan potensi permasalahan yang masih akan dihadapi pada Tahun 2011, maka sasaran pendapatan daerah yang ditetapkan adalah meningkatnya
PAD dan penerimaan daerah lainnya, yang tercermin dari adanya peningkatan
penerimaan PAD sebesar angka 101,87 dari Rp.1.059.891.415.590,71 2010. Secara keseluruhan Pendapatan Daerah untuk tahun anggaran 2011 dianggarkan
sebesar Rp.4.009.233.952.845,07. Terkait gambaran proyeksi pendapatan di atas, maka pendapatan daerah yang
merupakan unsur penting dalam mendukung penyediaan kebutuhan belanja daerah diharapkan dapat memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi yang akan
memberikan konsekuensi logis bagi peningkatan potensi penerimaan daerah. Selain itu, perlu tetap dihindari upaya peningkatan peneriman pajak dan retribusi daerah yang
akan menambah beban masyarakat dan dapat menimbulkan distorsi ekonomi baik jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Belanja Daerah