Wisata konvensi Wisata pertanian agro wisata Wisata buru Pengamatan

dalam kaitannya dengan kegemaran memotret binatang atau marga satwa serta pepohonan kembang beraneka warna yang memang mendapat perlindungan dari pemerintah dan masyarakat. Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa serta tumbuh- tumbuhan yang jarang terdapat di tempat-tempat lain. Misalnya, Taman Nasional Bali Barat dan Kebun Raya Bogor.

4. Wisata konvensi

Berbagai negara pada dewasa ini membangun wisata konvensi ini dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan-ruangan tempat bersidang bagi para peserta konfrensi, musyawarah atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional. Wisata konvensi merupakan jenis wisata yang sedang marak dilaksanakan tentu saja dengan melengkapi fasilitas akomodasi dan sarana pengangkutan yang menarik.

5. Wisata pertanian agro wisata

Sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya di mana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat- lihat keliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayur-mayur dan palawija di sekitar perkebunan yang dikunjungi. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara

6. Wisata buru

Jenis ini banyak dilakukan di negara yang memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan, seperti negara di Afrika untuk berburu gajah, singa dan lainnya.

7. Wisata ziarah

Jenis wisata ini dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ziarah banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci, ke makam-makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisata ziarah ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah. Dalam hubungan ini, orang-orang Katolik misalnya melakukan wisata ziarah ke istana Vatikan di Roma, umat Budha ke tempat suci agama Budha di India, Nepal, Tibet dan sebagainya. Di Indonesia sendiri misalnya Candi Borobudur, Pura Besakih di Bali, Makam Wali Songo, Makam Bung Karno di Blitar dan sebagainya. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Sesungguhnya daftar jenis-jenis wisata lain dapat saja ditambahkan di sini, tergantung kepada kondisi dan situasi perkembangan dunia kepariwisataan di suatu daerah atau negera yang memang mendambakan industri pariwisatanya dapat menjadi berkembang. Pada hakikatnya semua ini tergantung kepada selera atau daya kreativitas para ahli profesional yang berkecimpung dalam bisnis industri pariwisata ini. Makin kreatif dan banyak gagasan-gagasan yang dimiliki oleh mereka yang mendedikasikan hidup mereka bagi perkembangan dunia kepariwisataan di dunia ini, makin bertambah pula bentuk dan jenis wisata yang dapat diciptakan bagi kemajuan industri ini, karena industri pariwisata pada hakikatnya kalau ditangani dengan kesungguhan hati mempunyai prospektif dan kemungkinan sangat luas, seluas cakrawala pemikiran manusia yang melahirkan gagasan-gagasan baru dari waktu ke waktu. Termasuk gagasan-gagasan untuk menciptakan bentuk dan jenis wisata baru tentunya.

2.2.4. Topologi Wisatawan

Menurut Plog 1972 tipologi wisatawan sebagai berikut: 1. Allocentris, yaitu wisatawan hanya ingin mengunjungi tempat-tempat yang belum diketahui, bersifat petualangan, dan mau memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh masyarakat lokal. 2. Psycocentris, yaitu wisatawan yang hanya ingin mengunjungi daerah tujuan wisata sudah mempunyai fasilitas dengan standar yang sama dengan di negaranya. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara 3. Mid-Centris, yaitu terletak diantara tipologi Allocentris dan Psycocentris Menurut Pitana 2005, tipologi wisatawan perlu diketahui untuk tujuan perencanaan, termasuk dalam pengembangan kepariwisataan, tipologi yang lebih sesuai adalah tipologi berdasarkan atas kebutuhan riil wisatawan sehingga pengelola dalam melakukan pengembangan obyek wisata sesuai dengan segmentasi wisatawan. Pada umumnya kelompok wisatawan yang datang ke Indonesia terdiri dari kelompok wisatawan psikosentris Psycocentris. Kelompok ini sangat peka pada keadaan yang dipandang tidak aman dan sangsi akan keselamatan dirinya, sehingga wisatawan tersebut enggan datang atau membatalkan kunjungannya yang sudah dijadualkan Darsoprayitno, 2001. Berdasarkan hal inilah, teori di atas ditulis kembali dengan harapan untuk mengingatkan kembali bahwa wisatawan yang datang ke Indonesia dari kelompok Psycocentris sehingga siapapun yang menjadi pengelola obyek wisata di Indonesia dapat memperhatikan karakteristik di atas, termasuk juga pengelola Kebun Raya Eka Karya, Bali. 2.2.5. Ekologi Pariwisata Menurut Darsoprayitno 2001, ekologi didefinisikan sebagai ilmu mengenai hubungan timbal balik antar unsur hayati dengan tata alam di sekitarnya, hubungan timbal balik ini merupakan irama kehidupan alami yang disebut ekosistem. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa lingkungan hidup manusia dibentuk oleh dua kelompok unsur terdiri dari kelompok nonhayati dan kelompok hayati. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Pada kelompok hayati seperti tumbuhan dan hewan yang belum dibudidayakan oleh manusia sangat tergantung pada tata alam. Dari definisi di atas dapat dikatakan ekologi pariwisata adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antar unsur hayati yang dapat dibudidayakan dan nonhayati yang dapat dikelola untuk kegiatan pariwisata tanpa harus menyimpang dari tata alam yang ada Pencagaran. Dalam konteks ekologi pariwisata alam dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata dengan menerapkan asas pencagaran sebagai berikut: 1. Benefisiasi; kegiatan kerja meningkatkan manfaat tata lingkungan dengan teknologi tepat guna, sehingga yang semula tidak bernilai yang menguntungkan, menjadi meningkat nilainya secara sosial, ekonomi, dan budaya. 2. Optimalisasi; usaha mencapai manfaat seoptimal mungkin dengan mencegah kemungkinan terbuangnya salah satu unsur sumber daya alam dan sekaligus meningkatkan mutunya. 3. Alokasi; suatu usaha yang berkaitan dengan kebijakan pembangunan dalam menentukan peringkat untuk mengusahakan suatu tata lingkungan sesuai dengan fungsinya, tanpa mengganggu atau merusak tata alamnya. 4. Reklamasi; memanfaatkan kembali bekas atau sisa suatu kegiatan kerja yang sudah ditinggalkan untuk dimanfaatkan kembali bagi kesejahteraan hidup manusia. 5. Substitusi; suatu usaha mengganti atau mengubah tata lingkungan yang sudah menyusut atau pudar kualitas dan kuantitasnya, dengan sesuatu yang sama pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara sekali baru sebagai tiruannya atau lainnya dengan mengacu pada tata lingkungannya 6. Restorasi; mengembalikan fungsi dan kemampuan tata lingkungan alam atau budayanya yang sudah rusak atau terbengkalai, agar kembali bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia. 7. Integrasi; pemanfaatan tata lingkungan secara terpadu hingga satu dengan yang lainnya saling menunjang, setidaknya antara perilaku budaya manusia dengan unsur lingkungannya baik bentukan alam, ataupun hasil binaannya. 8. Preservasi; suatu usaha mempertahankan atau mengawetkan runtunan alami yang ada, sesuai dengan hukum alam yang berlaku hingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. 2.2.6. Kajian Ekonomi Pariwisata

A. Aspek Penawaran Pariwisata

Menurut Medlik dalam Ariyanto 2005 ada empat aspek yang harus diperhatikan dalam penawaran pariwisata. Aspek tersebut adalah: 1. Attraction daya tarik, di mana daerah tujuan wisata dalam menarik wisatawan hendaknya memiliki daya tarik baik daya tarik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya. 2. Accesable bisa dicapai, hal ini dimaksudkan agar wisata domestik dan mancanegara dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara 3. Amenities fasilitas, syarat yang ketiga ini memang menjadi salah satu syarat Daerah Tujuan Wisata DTW di mana wisatawan dapat dengan kerasan tinggal lebih lama di daerah tersebut. 4. Ancillary lembaga pariwisata. Wisatawan akan semakin sering mengunjungi dan mencari DTW Daerah Tujuan Wisata apabila di daerah tersebut wisatawan dapat merasakan keamanan, Protection of Tourism dan terlindungi baik melaporkan maupun mengajukan suatu kritik dan saran mengenai keberadaan mereka selaku pengunjungorang bepergian.

B. Aspek Permintaan Pariwisata

Lebih lanjut Menurut Ariyanto 2005, menjelaskan ada tiga pendekatan yang digunakan untuk menggambarkan permintaan pariwisata, tiga pendekatan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan ekonomi, pendapat para ekonom mengatakan di mana permintaan pariwisata menggunakan pendekatan elastisitas permintaan pendapatan dalam menggambarkan hubungan antara permintaan dengan tingkat harap ataukah permintaan dengan variabel lainnya. 2. Pendekatan geografi, sedangkan para ahli geografi berpendapat bahwa untuk menafsirkan permintaan harus berpikir lebih luas dari sekedar penaruh harga, sebagai penentu permintaan karena termasuk yang telah melakukan perjalanan maupun yang karena suatu hal belum mampu melakukan wisata karena suatu alasan tertentu. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara 3. Pendekatan psikologi, para ahli psikologi berpikir lebih dalam melihat permintaan pariwisata, termasuk interaksi antara kepribadian calon wisatawan, lingkungan dan dorongan dari dalam jiwanya untuk melakukan kepariwisataan.

2.2.7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pariwisata

Menurut Ariyanto 2005, faktor-faktor utama dan faktor lain yang mempengaruhi permintaan pariwisata dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Harga, harga yang tinggi pada suatu daerah tujuan wisata maka akan memberikan imbastimbal balik pada wisatawan yang akan bepergiancalon wisata, sehingga permintaan wisatapun akan berkurang begitupula sebaliknya. 2. Pendapatan, apabila pendapatan suatu negara tinggi maka kecenderungan untuk memilih daerah tujuan wisata sebagai tempat berlibur akan semakin tinggi dan bisa jadi mereka membuat sebuah usaha pada DTW jika dianggap menguntungkan. 3. Sosial Budaya, dengan adanya sosial budaya yang unik dan bercirikan atau dengan kata lain berbeda dari apa yang ada di negara calon wisata berasal maka, peningkatan permintaan terhadap wisata akan tinggi hal ini akan membuat sebuah keingintahuan dan penggalian pengetahuan sebagai khasanah kekayaan pola pikir budaya mereka. 4. Sospol Sosial Politik, dampak sosial politik belum terlihat apabila keadaan DTW dalam situasi aman dan tenteram, tetapi apabila hal tersebut pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara berseberangan dengan kenyataan, maka Sospol akan sangat terasa dampakpengaruhnya dalam terjadinya permintaan. 5. Intensitas Keluarga, banyaksedikitnya keluarga juga berperan serta dalam permintaan wisata hal ini dapat diratifikasi bahwa jumlah keluarga yang banyak maka keinginan untuk berlibur dari salah satu keluarga tersebut akan semakin besar, hal ini dapat dilihat dari kepentingan wisata itu sendiri. 6. Harga Barang Substitusi, di samping kelima aspek di atas, harga barang pengganti juga termasuk dalam aspek permintaan, di mana barang-barang pengganti dimisalkan sebagai pengganti DTW yang dijadikan cadangan dalam berwisata seperti: Bali sebagai tujuan Wisata utama di Indonesia, akibat suatu dan lain hal Bali tidak dapat memberikan kemampuan dalam memenuhi syarat-syarat DTW sehingga secara tidak langsung wisatawan akan mengubah tujuannya ke daerah terdekat seperti Malaysia Kuala Lumpur dan Singapura. 7. Harga barang Komplementer, merupakan sebuah barang yang saling membantu atau dengan kata lain barang komplementer adalah barang yang saling melengkapi, di mana apabila dikaitkan dengan pariwisata barang komplementer ini sebagai obyek wisata yang saling melengkapi dengan obyek wisata lainnya. Dalam kaitannya dengan faktor-faktor yang menentukan wisatawan untuk membeli atau mengunjungi obyek wisata, ada lima faktor yang menentukan seseorang untuk membeli jasa atau mengunjungi obyek wisata, yaitu: 1 lokasi, 2 fasilitas, 3 citraimage, 4 hargatarif, 5 pelayanan. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara 2.2.8. Motivasi Berwisata Menurut Pitana 2005 menekankan bahwa: motivasi merupakan hal yang sangat mendasar dalam studi tentang wisatawan dan pariwisata, karena motivasi merupakan “Trigger” dari proses perjalanan wisata, walau motivasi ini acapkali tidak disadari secara penuh oleh wisatawan itu sendiri. Pada dasarnya seseorang melakukan perjalanan dimotivasi oleh beberapa hal, motivasi-motivasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar sebagai berikut: 1. Physical or physiological motivation yaitu motivasi yang bersifat fisik atau fisologis, antara lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan, berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, bersantai dan sebagainya. 2. Cultural motivation yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi dan kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan akan berbagai obyek tinggalan budaya. 3. Social or interpersonal motivation yaitu motivasi yang bersifat sosial, seperti mengunjungi teman dan keluarga, menemui mitra kerja, melakukan hal-hal yang dianggap mendatangkan gengsi prestige, melakukan ziarah, pelarian dari situasi yang membosankan dan seterusnya. 4. Fantasy motivation yaitu adanya motivasi bahwa di daerah lain seseorang akan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang menjemukan dan yang memberikan kepuasan psikologis. Menurut Pitana 2005, berpendapat bahwa wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata termotivasi oleh beberapa pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara faktor yakni: Kebutuan fisiologis, keamanan, sosial, prestise, dan aktualiasi diri.

2.2.9. Faktor-faktor Pendorong dan Penarik

Faktor-faktor pendorong dan penarik untuk berwisata sangatlah penting untuk diketahui oleh siapapun yang berkecimpung dalam industri pariwisata. Dengan adanya faktor pendorong, maka seseorang ingin melakukan perjalanan wisata, tetapi belum jelas mana daerah yang akan dituju. Berbagai faktor pendorong seseorang melakukan perjalanan wisata menurut Pitana 2005, menjelaskan sebagai berikut: 1. Escape. Ingin melepaskan diri dari lingkungan yang dirasakan menjemukan, atau kejenuhan dari pekerjaan sehari-hari. 2. Relaxtion. Keinginan untuk penyegaran, yang juga berhubungan dengan motivasi untuk escape di atas. 3. Play. Ingin menikmati kegembiraan, melalui berbagai permainan, yang merupakan kemunculan kembali sifat kekanak-kanakan, dan melepaskan diri sejenak dari berbagai urusan yang serius. 4. Strengthening family bond. Ingin mempererat hubungan kekerabatan, khususnya dalam konteks visiting, friends and relatives. Biasanya wisata ini dilakukan bersama-sama group tour. 5. Prestige. Ingin menunjukkan gengsi, dengan mengunjungi destinasi yang menunjukkan kelas dan gaya hidup, yang juga merupakan dorongan untuk meningkatkan status atau social standing. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara 6. Social interaction. Untuk dapat melakukan interaksi sosial dengan teman sejawat, atau dengan masyarakat lokal yang dikunjungi. 7. Romance. Keinginan untuk bertemu dengan orang-orang yang bisa memberikan suasana romantis atau untuk memenuhi kebutuhan seksual. 8. Educational opportunity. Keinginan untuk melihat suatu yang baru, mempelajari orang lain danatau daerah lain atau mengetahui kebudayaan etnis lain. Ini merupakan pendorong dominan dalam pariwisata. 9. Self-fulfilment. Keinginan untuk menemukan diri sendiri, karena diri sendiri biasanya bisa ditemukan pada saat kita menemukan daerah atau orang yang baru. 10. Wish-fulfilment. Keinginan untuk merealisasikan mimpi-mimpi, yang lama dicita-citakan, sampai mengorbankan diri dalam bentuk penghematan, agar bisa melakukan perjalanan. Hal ini juga sangat jelas dalam perjalanan wisata religius, sebagai bagian dari keinginan atau dorongan yang kuat dari dalam diri.

2.3. Obyek Wisata

2.3.1. Obyek Wisata Alam

Obyek wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi dan berdaya tarik bagi wisatawan serta yang ditujukan untuk pembinaan cinta alam, baik dalam kegiatan alam maupun setelah pembudidayaan Suwantoro, 1997 contohnya goa, danau, gunung dan pantai. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara

2.3.2. Pengembangan Obyek Wisata

Suatu obyek wisata tidak akan bisa menarik pengunjung apabila potensi dari obyek wisata tersebut tidak dikembangkan. Pengembangan obyek wisata adalah suatu usaha untuk dapat meningkatkan pendapatan ekonomi nasional di bidang pariwisata sebagai suatu industri penghasil devisa Yoeti, 1985.

2.3.3. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pengembangan Obyek Wisata

Menurut Yoeti 2008 ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan obyek wisata. Hal-hal tersebut adalah: 1. Obyek wisata itu harus ada apa yang disebut sebagai “something to see”. Artinya di tempat tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang berbeda dengan apa yang dimiliki tempat lain. 2. Obyek wisata itu harus mempunyai apa yang disebut “something to do”. Artinya di tempat tersebut selain banyak yang dilihat dan disaksikan harus pula ada kegiatan lain yang dapat dilakukan. 3. Obyek wisata itu harus ada yang disebut sebagai “something to buy”. Artinya di tempat tersebut harus terdapat fasilitas belanja shopping terutama souvenir sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang.

2.3.4. Prasarana dan Sarana

Adapun hal-hal yang dapat menunjang pengembangan suatu obyek wisata adalah prasarana dan sarananya. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara 1. Prasarana Prasarana adalah semua fasilitas yang dapat memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga dapat memudahkan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Prasarana Perekonomian Economic Infrastructure, yang dibagi atas: a Pengangkutan Transportasi Yang dimaksud dengan pengangkutan di sini adalah pengangkutan yang dapat membawa para wisatawan dari negeri di mana ia biasanya tinggal, ke tempat atau negara yang rnerupakan daerah tujuan wisata, seperti pesawat udara untuk jarak jauh, kapal laut, kereta api, bus, taxi dan kendaraan lainnya. b Prasarana Komunikasi Communication Infrasturcture Termasuk ke dalam kelompok ini diantaranya ialah telepon, telegraf, radio dan TV, surat kabar dan pelayanan kantor pos. c Prasarana yang langsung melayani wisatawan Termasuk di dalam kelompok ini adalah guide lokal yang memberikan pelayanan informasi tentang obyek wisata tersebut kepada para wisatawan. 2. Sarana Sarana adalah semua bentuk perusahaan yang dapat memberikan pelayanan pada wisatawan, tetapi hidup dan kehidupannya tidak selamanya tergantung pada wisatawan. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Sarana terbagi atas: a. Sarana Pokok Kepariwisataan Yaitu perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung kepada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata. Termasuk kedalam kelompok ini adalah kantin dan restoran. b. Sarana Penunjang Kepariwisataan Yaitu fasilitas yang diperlukan wisatawan yang berfungsi tidak hanya melengkapi sarana pokok dan sarana pelengkap dan agar wisatawan lebih banyak membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjunginya tersebut. Yang termasuk dalam sarana penunjang kepariwisataan; souvenir shop dan penjual makanan khas daerah setempat.

2.4. Penelitian terdahulu

Ujang 2007 tentang Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan mancanegara yang datang ke Pulau Batam, menjelaskan ada empat faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah wisatawan yang datang pada daerah tujuan yaitu hotel, restoran, traveling dan biaya promosi. Penelitian ini menggunakan hipotesis yang memiliki empat variabel independen dan satu variabel dependen. Dari analisis regresi dapat disimpulkan bahwa empat variabel dependen yang mempengaruhi wisatawan mancanegara datang ke Pulau Batam, hanya dua variabel pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara yang mempunyai pengaruh signifikan, yaitu variabel hotel dan biaya promosi. Dan dari dua variabel ini yang sangat berpengaruh adalah variabel hotel. Lubis 2003 tentang analisis beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan pariwisata Kota Medan, menjelaskan ada 4 faktor yang mempengaruhi permintaan pariwisata yaitu jumlah pengeluaran wisatawan, kurs valuta asing, pendapatan per kapita, dan kebijakan pemerintah Indonesia dalam promosi. Hasil yang ditemukan adalah bahwa jumlah pengeluaran, kurs dan pendapatan per kapita berpengaruh terhadap permintaan pariwisata Kota Medan. Suradnya 2008 tentang Analisis Faktor-faktor daya tarik Wisata Bali dan implikasinya terhadap perencanaan pariwisata daerah Bali, menjelaskan bahwa Berdasarkan hasil-hasil analisis dan pembahasan di atas dapat dibuat beberapa simpulan dan saran-saran kebijakan dalam perencanaan pengembangan pariwisata Bali yakni sebagai berikut. Melalui analisis faktor factor analysis berhasil diidentifikasi 8 faktor yang menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara memilih Bali sebagai daerah tujuan wisata untuk dikunjungi, yakni; 1 Harga price, 2 Budaya culture, 3 Pantai beach, 4 Kenyamanan convenience, 5 Relaksasi relaxation, 6 Citra image, 7 Keindahan alam natural beauty, dan 8 Penduduk setempat local people. Temuan di atas berimplikasi terhadap perencanaan pariwisata Bali. Semua ini akan bermuara kepada peningkatan kualitas pariwisata Bali dan tetap terjaganya citra image Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata dunia. Temuan penting lainnya yang juga berimplikasi terhadap perencanaan pariwisata Bali adalah adanya peningkatan perhatian wisatawan pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara terhadap harga-harga produk wisata yang ditawarkan sejalan dengan meningkatnya persaingan di antara daerah-daerah dan bahkan dari negara tujuan wisata lainnya.

2.5. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Persepsi Wisatawan ke Pulau Samosir Gambar 2.1 di atas menunjukkan bahwa persepsi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Samosir dilihat dari beberapa tolak ukur yaitu Akomodasi HotelPenginapan, RestoranRumah Makan, Transportasi, Aksesibilitas, dan Obyek dan Daya Tarik Wisata ODTW. Persepsi Wisatawan ke Pulau Samosir Akomodasi HotelPenginapan RestoranRumah Makan Transportasi Aksesibilitas Obyek dan Daya Tarik Wisata pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup persepsi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Samosir, adapun yang menjadi tolak ukur adalah akomodasi hotel penginapan, restoranrumah tinggal, transportasi, aksesibilitas, dan objek dan daya tarik wisata.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Samosir dengan mengambil objek penelitian di Kecamatan Simanindo, Pangururan, dan Onan Runggu sebagai daerah penelitian.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa data langsung yang dikumpulkan melalui wawancara dengan responden dan menggunakan alat yaitu daftar pertanyaan tertutup kuesioner dan observasi yaitu mengamati secara langsung hal-hal yang berhubungan dengan penelitian. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Data sekunder diperoleh dari Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Samosir dan BPS Kabupaten Samosir.

3.4. Populasi dan Sampel

Sampel diambil di tiga lokasi yaitu Kecamatan Simanindo, Pangururan dan Onan Runggu dengan alasan di tiga daerah tersebut merupakan pusat wisatawan mancanegara dan nusantara datang. Dipilihnya ketiga daerah tersebut karena ketiga daerah tersebut telah ditetapkan sebagai kawasan pariwisata di Samosir. Dari ketiga daerah itu diambil sampel secara acak Simple Random Sampling sebanyak 30 orang di Simanindo, 30 orang di Pangururan dan 30 orang di Onan Runggu. Di mana nanti populasi ini akan dibagi dua antara wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.1. Pembagian Lembar Kuesioner Lokasi Wisatawan Mancanegara Wisatawan Nusantara Simanindo 15 15 Pangururan 15 15 Onan Runggu 15 15 Total 45 45 pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara

3.5. Definisi Operasional Variabel Penelitian

a. Wisatawan adalah pengunjung yang menetap sekurang-kurangnya 24 jam di suatu daerah dan maksud mereka berkunjung dapat didasarkan atas waktu luang berekreasi, cuti, kesehatan, olah raga dan bisnis, keluarga, misi dan rapat dinas. b. Persepsi adalah proses di mana kita menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan. Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus masuk kedalam otak, kemudian diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui proses baru dihasilkan persepsi. c. Hotelpenginapan adalah akomodasi yang menyediakan jasa pelayanan penginapan dan menggunakan seluruh fasilitas dan pelayanan. d. Restoranrumah makan adalah suatu usaha pariwisata yang menyediakan jasa pelayanan makan dan minum. e. Transportasi adalah fasilitas yang digunakan oleh wisatawan sebagai alat transportasi yang membawa wisatawan dari tempat asalnya ke tempat tujuan sesuai dengan kebutuhan wisatawan dan selama wisatawan tersebut berada di objek wisata. f. Aksesibilitas adalah suatu sarana untuk memudahkan wisatawan tiba di tempat wisata tanpa bersusah payah, untuk itu diperlukan sarana jalan yang bagus. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara g. Obyek dan daya tarik wisata adalah objek wisata yang ada di pulau Samosir yang dapat menarik minat wisatawan asing maupun domestik untuk datang ke tempat wisata tersebut.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa teknik dalam mengumpulkan data, seperti yang dikemukakan Sevilla, dkk 1993 bahwa dalam pengumpulan data penelitian dalam pendidikan dapat meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Pengamatan

Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses peneliti dalam melihat situasi penelitian. Teknik ini sangat relevan digunakan dalam penelitian kelas yang meliputi pengamatan kondisi interaksi pembelajaran, tingkah laku anak dan interaksi anak dalam kelompoknya. Pengamatan dapat dilakukan secara bebas dan terstruktur. Alat yang bisa digunakan dalam pengamatan adalah lembar pengamatan, cek list, catatan kejadian dan lain-lain.

2. Angket atau kuesioner questionnaire