menjaga citra dan menunjukkan identitas budaya masyarakat lokal kepada dunia luar; 3 masyarakat ingin memperoleh uang akibat meningkatnya komersialisasi
Subadra 2006 memberikan batasan yang lebih jelas mengenai dampak sosial-budaya pariwisata. Dampak positif sosial budaya pengembangan pariwisata
dapat dilihat dari adanya pelestarian budaya-budaya masyarakat lokal seperti kegiatan keagamaan, adat istiadat, dan tradisi, dan diterimanya pengembangan obyek wisata
dan kedatangan wisatawan oleh masyarakat lokal. Sedangkan dampak negatif sosial budaya pengembangan pariwisata dilihat dari respon masyarakat lokal terhadap
keberadaan pariwisata seperti adanya perselisihan atau konflik kepentingan di antara para stakeholders, kebencian dan penolakan terhadap pengembangan pariwisata, dan
munculnya masalah-masalah sosial seperti praktek perjudian, prostitusi dan penyalahgunaan seks sexual abuse.
2.2. Perencanaan Wisata
2.2.1. Etika Perencanaan Suatu Kawasan Wisata
Syamsu, dkk 2001 mengatakan bahwa Perencanaan pengembangan suatu kawasan wisata memerlukan tahapan-tahapan pelaksanaan seperti: marketing
research, situational analysis, marketing target, tourism promotion, pemberdayaan masyarakat dan swasta dalam promosi dan marketing. Lebih lanjut dijelaskan, untuk
menjadikan suatu kawasan menjadi obyek wisata yang berhasil haruslah memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
1. Faktor Kelangkaan Scarcity yakni: sifat obyekatraksi wisata yang tidak
dapat dijumpai di tempat lain, termasuk kelangkaan alami maupun kelangkaan ciptaan.
2. Faktor Kealamiahan Naturalism yakni: sifat dari obyekatraksi wisata yang
belum tersentuh oleh perubahan akibat perilaku manusia. Atraksi wisata bisa berwujud suatu warisan budaya, atraksi alam yang belum mengalami banyak
perubahan oleh perilaku manusia. 3.
Faktor Keunikan Uniqueness yakni sifat obyekatraksi wisata yang memiliki keunggulan komparatif dibanding dengan obyek lain yang ada di sekitarnya.
4. Faktor Pemberdayaan Masyarakat Community empowerment. Faktor ini
menghimbau agar masyarakat lokal benar-benar dapat diberdayakan dengan keberadaan suatu obyek wisata di daerahnya, sehingga masyarakat akan
merasa memiliki agar menimbulkan keramahtamahan bagi wisatawan yang berkunjung.
5. Faktor Optimalisasi Lahan Area optimalsation maksudnya adalah lahan
yang dipakai sebagai kawasan wisata alam digunakan berdasarkan pertimbangan optimalisasi sesuai dengan mekanisme pasar. Tanpa melupakan
pertimbangan konservasi, preservasi, dan proteksi. 6.
Faktor Pemerataan harus diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan manfaat terbesar untuk kelompok masyarakat yang paling tidak beruntung
serta memberikan kesempatan yang sama kepada individu sehingga tercipta
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
ketertiban masyarakat tuan rumah menjadi utuh dan padu dengan pengelola kawasan wisata.
2.2.2. Pariwisata Berkelanjutan