Analisis Kemampuan Soft Skills Pegawai Di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

(1)

KUESIONER

ANALISIS KEMAMPUAN SOFTSKILL PEGAWAI DI

PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU)

Petunjuk Pengisian

Jawablah dengan memberi tanda check list (√) pada salah satu alternatif jawaban

yang telah tersedia.

Mohon di isi dengan sebenar-benarnya untuk memperoleh hasil yang objektif. Untuk kesediaan dan bantuan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Keterangan :

SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju

S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

NO PERTANYAAN

TANGGAPAN SS S TS STS Tanggung Jawab

1 Saya bekerja sesuai dengan tugas yang di berikan oleh pimpinan

2 Saya dapat menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktu telah ditentukan

3 Saya bertanggung jawab penuh pada setiap pengambilan keputusan yang saya lakukan Kepercayaan Diri

4 Saya yakin terhadap kemampuan saya dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan/masalah 5 Saya tidak pernah khawatir dengan kegagalan 6 Penampilan saya mencerminkan kualitas diri saya

Kemampuan Sosialisasi

7 Saya selalu membuka diri untuk kritik dan saran terhadap apapun dari rekan kerja yang lain. 8 Saya memiliki teman di bagian divisi lain

9 Saya lebih menyukai bekerja dalam tim daripada bekerja sendiri

Mampu mengatur diri sendiri (Self-Management) 10 Saya bisa menyelaraskan kehidupan pribadi, keluarga


(2)

11 Saya membuat jadwal harian saya

12 Saya merasa dapat mengendalikan tujuan hidup saya. Integritas/Kejujuran

13 Saya mengerjakan hal yang sesuai dengan jabatan saya 14 Saya akan melaporkan ke atasan saya apabila ada

hal-hal yang tidak sesuai dengan prosedur kerja

15 Saya konsisten terhadap apa yang saya katakan dengan apa yang saya lakukan

Kepemimpinan (Leadership)

16 Saya mampu menjadi seorang pemimpin

17 Saya meneruskan informasi penting ke atasan dan/atau ke bawahan saya

18

Saya mampu memahami posisi dan kepentingan dalam sebuah konflik dan bisa menghasilkan win-win

solutions.

Kemampuan Bernegosiasi

19 Saya mempengaruhi orang lain dengan pendekatan rasional (masuk akal)

20 Saya mampu memotivasi orang lain.

21 Saya mampu memberikan alasan bila tidak setuju terhadap sesuatu

Kerja sama tim (Team work)

22 Saya biasa berbagi tugas dengan teman-teman kelompok saya

23 Saya mengabaikan hubungan antar bagian pekerjaan untuk mencapai target kerja

24 Saya mampu bekerja sama dalam tim dalam

pencapaian target kerja (sebagai anggota kelompok) Berbagi ilmu

25 Saya memberi kesempatan kepada rekan saya untuk menyelesaikan pelaksanaan suatu tugas

26 Saya mampu menyampaikan ide/gagasan saya kepada

rekan kerja

27 Saya dapat menerima dengan baik ide/gagasan orang lain terhadap suatu pekerjaan

Melayani Pelanggan


(3)

29

Saya mampu mendiskusikan pendapat pemustaka dari beragam sudut pandang dan bisa mendapatkan ide dari pendapat mereka


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Warsihna, Jaka, Modul Pelatihan Budaya Kerja Dan Kerja Sama Tim,

KEMDIKBUD Pusat Teknologi Informasi Dan Komunikasi Pendidikan : http://belajar.kemdikbud.go.id, 2013.

Alhadi, Esya, Pentingnya Peningkatan Soft Skill Dalam Lingkungan Kerja, Adiministrasi Niaga : Politeknik Negeri Sriwijaya, 2012

Nasution, Harmein, Proses Pengolahan Sumber Daya Manusia, USU Press : Medan, 2008

Erlina. 2011. Metodologi Penelitian. Medan : USU Press

Danim, Sudarwan. 2008. Kinerja Staf dan Organisasi. Bandung : Pustaka Setia. Hasugian, Jonner. 2009. Dasar-dasar ilmu perpustakaan dan informasi. Medan :

USU Press

LasaHs. 2009. Kamus Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Pustaha Book Publisher.

Noerhayati. 1987. Pengelolaan Perpustakaan Jilid 1. Bandung : Offset Alumni.

Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman. 2004. Jakarta : Direktorat

Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI.

Sulistyo-Basuki. 1991. Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Supriyanto. 2006. Meningkatkan Eksistensi IPI dalam Mengembangkan Profesionalisme Pustakawan. Dalam Supriyanto dan Rimbarawa (Ed.),

Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan. Jakarta: Ikatan Pustakawan


(5)

Sutrisno, Edi. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana

Leksana, TH. 2003. Skill, Knowledge, Habit, Attitude, Talent Bisa Di Bina. @Strategic Solution Center : Business Week

Basir, Syarief. 2011. Soft Skill vs Hard Skill. Edisi VII. Jakarta : Tim Praktisi Audit dan Konsultan

Novita, Sari Chery. 2012. Kontribusi Soft Skill Terhadap Prestasi Kerja

Karyawan PT. Lottemart Indonesia. Univ. Guna Darma : Fak. Psikologi

Robin Saputro, Niko Dimas dan Suseno, Miftahun Ni‟amah. 2012. Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Employability Pada Mahasiswa. Univ.

Islam Indonesia : Fak. Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya ns, Stephen, P. 2008. Perilaku Organisasi. Buku I. Jakarta : Salemba Empat

Sumargono. 2012. Pengembangan Soft Skill dan Hard Skill Dalam Pembelajaran

Kewirausahaan Pengaruhnya Terhadap Kemampuan Merancang Prospek Usaha. Jombang : Univ. Pesantren Tinggi Darul Ulam

Utomo, Hardi. 2010. Kontribusi Soft Skill Dalam Menumbuhkan Jiwa

Kewirausahaan. Jurnal.Siteama.ac.id (diakses pada 30 Januari 2016)

Dixon J., Belnap, C., Albrecht, C., & Lee, K. 2010. The importance of soft skills.

Corporate finance review, 14(6), 35-38.

Putra, Ichsan S., & Pratiwi, Ariyanti. 2005 Sukses Dengan Soft Skills. Bandung, Univ.Teknologi Bandung


(6)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Nawawi (2003 : 64) metode deskriptif yaitu, metode-metode penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interprestasi yang rasional dan akurat.

Dengan demikian penelitian ini akan menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada dan mencoba menganalisis kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang terletak di Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan.

3.3. Populasi

Di dalam suatu penelitian terdapat populasi sebagai objek kajian yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2010) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.


(7)

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang berjumlah 94 orang.

3.4. Sampel

Sampel diambil dari populasi dengan menggunakan cara atau metode tertentu. Penarikan sampel diperlukan jika populasi yang diambil sangat besar dan peneliti memiliki keterbatasan untuk menjangkau seluruh populasi, maka peneliti perlu mendefinisikan populasi target atau populasi terjangkau baru kemudian menentukan jumlah sampel dan teknik sampling yang digunakan.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007 : 96). Alasan mengambil total sampling karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Untuk mengumpulkan data tersebut peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, sebagai berikut :

1. Angket, yaitu mengumpulkan data dengan cara memberikan daftar pernyataan kepada responden yakni pegawai perpustakaan Universitas Sumatera Utara. 2. Studi Kepustakaan, yaitu mengumpulkan data melalui berbagai bahan pusataka

yang berkaitan dengan masalah penelitian. Data dapat diperoleh dari buku, jurnal, artikel lepas, atau dari internet.


(8)

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari responden melalui angket.

2. Data sekunder, yaitu data yang mendukung data primer yang diperoleh melalui buku, jurnal, artikel lepas, laporan penelitian, internet ataupun dari dokumen lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

3.7. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian terdiri dari beberapa hal yang berhubungan dengan penelitian. Menurut Sugiyono (2010) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian”. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket sebagai instrumen penelitian. Setiap angket berisi pertanyaan yang memuat berbagai indikator variabel penelitian,

3.8. Angket

Menurut Sugiyono (2010) angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

A.Kisi – Kisi Variabel Penelitian

Untuk mengukur kemampuan soft skills pegawai di perpustakaan Universitas Sumatera Utara, maka ditentukan beberapa pertanyaan dari 2 indikator. Adapun kisi-kisi angket penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1. berikut ini:


(9)

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Variabel Soft Skills

Variabel Indikator Jumlah Item

Kuesioner

Jumlah

Soft Skill 1. Kualitas Personal

a. Dapat bertanggung jawab 1, 2, 3 3

b. Kepercayaan diri 4, 5, 6 3

c. Mampu bersosialisasi 7, 8, 9 3

d. Mampu mengatur diri sendiri 10, 11, 12 3

e. Integritas/Kejujuran 13, 14, 15 3

2. Interpersonal Skill

a. Leadership 16, 17, 18 3

b. Kemampuan bernegosisasi 19, 20, 21 3

c. Mampu bekerja sama dalam tim

22, 23, 24 3

d. Mau berbagi ilmu dengan orang lain

25, 26, 27 3

e. Dapat melayani klien/pelanggan

28, 29,30 3

Jumlah 30

3.2Analisis Data

Semua data yang berasal dari kuesioner diolah sehingga menghasilkan deskripsi jawaban yang akan dipersentasekan. Data yang terkumpul dari penyebaran kuesioner dianalisis menggunakan metode deskriptif. Data tersebut disusun ke dalam tabel kemudian dihitung persentasenya. Penghitungan persentase menggunakan tafsiran data dengan menggunakan rumus. Setelah data dipersentasekan, kemudian dikelompokkan atau ditabulasikan.


(10)

Untuk menghitung persentase jawaban yang diberikan responden, peneliti menggunakan rumus persentase sebagai berikut :

Keterangan : P = Persentase

F = Jumlah jawaban yang diperoleh n = Sampel (Hadi 1981, 421)

Untuk menafsirkan besarnya persentase yang dibuat dari tabel tabulasi data, maka peneliti menggunakan penafsiran sebagai berikut:

1. Jika memiliki persentase 1-25 % : Sebagian kecil 2. Jika memiliki persentase 26-49% : Hampir setengah 3. Jika memiliki persentase 50 % : Setengah

4. Jika memiliki persentase 51-75 % : Sebagian besar 5. Jika memiliki persentase 76-99% : Pada umumnya


(11)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan kuesioner dan studi kepustakaan. Pada bab ini, yang menjadi pembahasan adalah pengumpulan data berdasarkan kuesioner, dengan cara memberi daftar pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner diberikan kepada pegawai yang bekerja pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara sebagai responden, jumlah sampel penelitian yaitu 94 orang responden. Jumlah angket yang kembali adalah sebanyak 76 rangkap, jadi total responden adalah sebanyak 76 responden. 4.2. Analsis Deskriptif

4.2.1. Kualitas Personal

4.2.1.1. Dapat Bertanggung Jawab

Pada bagian ini diharapkan dengan rasa tanggung jawab pegawai membuat kinerja menjadi lebih efektif sehingga mampu mengatasi hambatan dalam pekerjaan.

Tanggapan responden mengenai kualitas personal mengenai kemampuan bertanggung jawab diukur melalui pertanyaan kuesioner nomor 1, 2, dan 3. Hasil pengumpulan data untuk mengetahui tujuan ini dapat dilihat pada Tabel 4.1, Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.


(12)

Tabel 4.1

Tanggung Jawab Pekerjaan Yang Diberikan Pimpinan

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Saya bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan oleh pimpinan

Sangat Setuju 16 21%

Setuju 53 71%

Tidak Setuju 7 8%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan pada Tabel 4.1 dapat di ketahui bahwa (71%) responden setuju untuk mengerjakan tugas sesuai yang diberikan oleh pimpinan mereka, (21%) responden sangat setuju untuk bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan oleh pimpinan, dan (8%) dari responden tidak setuju untuk bekerja sesuai dengan yang diberikan pimpinan mereka.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah (71%) responden setuju untuk bekerja sesuai dengan apa yang diberikan oleh pimpinan. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa pegawai perpustakaan Universitas Sumatera Utara bekerja sesuai dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh pimpinan mereka masing-masing.

Tabel 4.2

Menyelesaikan Pekerjaan Tepat Waktu

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Saya dapat menyelesaikan perkerjaan tepat pada waktu yang telah di tentukan

Sangat Setuju 27 36%

Setuju 49 64%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%


(13)

Berdasarkan data pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa (64%) responden dapat menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktu yang ditentukan, (36%) responden juga merasa sangat setuju untuk menyelesaikan pekerjaan mereka tepat waktu.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar (64%) responden sering merasa dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat pada waktu yang ditentukan, dan sebagian (36%) responden sangat yakin mereka dapat menyelesaikan pekerjaan mereka sesuai dengan waktu yang diberikan. Dalam hal ini dapat dilihat pegawai perpustakaan dapat bekerja sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

Tabel 4.3

Tanggung Jawab Terhadap Keputusan Yang Dibuat

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Saya bertanggung jawab penuh pada setiap pengambilan keputusan yang saya lakukan

Sangat Setuju 30 40%

Setuju 38 50%

Tidak Setuju 8 10%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan data pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa (50%) responden setuju untuk bertanggung jawab pada setiap pengambilan keputusan yang dilakukan, (40%) responden sangat setuju untuk bertanggung jawab penuh terhadap pengambilan keputusan yang dilakukan.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa setengah (50%) responden merasa bertanggung jawab pada setiap pengambilan keputusan yang dilakukannya dan tidak ada yang merasa tidak setuju dengan pengambilan


(14)

keputusan yang dilakukan. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa rasa tanggung jawab pegawai perpustakaan USU sudah sangat baik.

4.2.1.2. Kepercayaan Diri

Kepercayaan terhadap diri sendiri merupakan satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Percaya diri adalah kondisi psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat untuk melakukan sesuatu.

Tanggapan responden mengenai kepercayaan diri dapar di ukur melalui kuesioner nomor 4, 5, dan 6. Hasil pengumpulan data untuk mengetahui tujuan ini dapat dilihat pada Tabel 4.4, Tabel 4.5, dan Tabel 4.6.

Tabel 4.4

Kemampuan Menyelesaikan Masalah

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Saya yakin terhadap kemampuan saya dalam menyelesaikan suatu

pekerjaan/masalah

Sangat Setuju 36 47%

Setuju 40 53%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa (53%) responden setuju dengan pernyataan mengenai kemampuan dalam menyelesaikan masalah, dan (47%) responden merasa sangat setuju dengan pernyataan mengenai kemampuannya dalam menyelesaikan suatu masalah/pekerjaan. Tidak ada

satupun (0%) responden yang merasa tidak dapat menyelesaikan

masalah/pekerjaannya.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar (53%) responden merasa yakin dengan kemampuannya untuk menyelesaikan masalah/pekerjaan, (47%) dari responden justru merasa sangat yakin dengan


(15)

kemampuan dirinya untuk menyelesaikan masalah/pekerjaan yang diberikan walaupun pekerjaan tersebut sulit.

Tabel 4.5 Mengatasi Kegagalan

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Saya tidak pernah khawatir dengan kegagalan

Sangat Setuju 9 12%

Setuju 39 52%

Tidak Setuju 28 36%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan keterangan pada Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa (52%) responden merasa setuju dengan pernyataan mengenai kekhawatiran akan kegagalan, (36%) responden merasa tidak setuju dengan pernyataan mengenai kekhawatiran akan kegagalan, (12%) responden merasa sangat setuju dengan pernyataan mengenai kekhawatiran akan kegagalan, dan (0%) responden yang merasa sangat tidak setuju dengan pernyataan mengenai kekhawatiran akan kegagalan.

Berdasarkan keterangan diatas dapat diketahui sebagian besar (52%) responden merasa yakin dengan dirinya sendiri untuk menghadapi kegagalan yang seandainya terjadi di pekerjaan mereka, namun (36%) masih merasa kurang yakin terhadap dirinya dalam menghadapi kegagalan dalam pekerjaan.

Tabel 4.6 Penampilan Diri

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1 Penampilan saya

mencerminkan

Sangat Setuju 36 47%


(16)

kualitas diri saya Tidak Setuju 14 18%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan keterangan data pada Tabel 4.6 dapat diketahui (47%) responden merasa sangat setuju dengan pernyataan mengenai penampilan diri, (35%) responden merasa setuju dengan pernyataan mengenai penampilan diri, (14%) responden merasa tidak setuju dengan pernyataan mengenai penampilan diri, dan (0%) responden yang merasa sangat tidak setuju dengan peryataan mengenai penampilan diri.

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar (47%) responden merasa sangat yakin bahwa penampilan seseorang merupakan cerminan dari kualitas diri seseorang tersebut dan (35%) responden merasa yakin bahwa penampilan seseorang merupakan cerminan dari kualitas diri orang tersebut, namun (18%) responden merasa tidak yakin dengan penampilan diri merupakan cerminan kualitas diri seseorang tersebut.

4.2.1.3. Kemampuan Sosialisasi

Kemampuan bersosialisasi adalah perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial yang mampu bermasyarakat serta dapat bersosialisasi pada setiap lingkungan dimana orang itu berada dan dapat meghasilkan sesuatu yang dapat bermanfaat bagi orang di sekitarnya.

Tanggapan responden mengenai kemampuan sosialisasi terhadap rekan kerja dapat diukur melalui pernyataan kuesioner nomor 7, 8, dan 9. Hasil pengumpulan data untuk mengetahui tujuan ini dapat dilihat pada Tabel 4.7, Tabel 4.8, dan Tabel 4.9.


(17)

Tabel 4.7

Membuka Diri Untuk Kritik dan Saran dari Rekan Kerja

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Saya selalu membuka diri untuk kritik dan saran terhadap apapun dari rekan kerja yang lain.

Sangat Setuju 45 59%

Setuju 21 29%

Tidak Setuju 10 12%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan keterangan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa (59%) responden merasa sangat setuju dengan pernyataan untuk selalu membuka diri akan kritik dan saran dari rekan kerja, (29%) responden merasa setuju dengan pernyataan untuk selalu membuka diri akan kritik dan saran dari rekan kerja, (10%) responden merasa tidak setuju degan pernyataan untuk selalu membuka diri akan kritik dan saran dari rekan kerja, dan (0%) responden yang merasa sangat tidak setuju dengan pernyataan untuk membuka diri akan kritik dan saran dari rekan kerja.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah (59%) responden merasa membuka diri untuk kritik dan saran dari rekan kerja yang lain adalah suatu keharusan, (29%) responden juga merasa harus membuka diri untuk kritik dan saran rekan kerja dan (12%) responden merasa tidak harus membuka diri untuk kritik dan saran dari rekan kerja.

Tabel 4.8 Teman/Rekan Kerja

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase


(18)

di bagian divisi lain dalam kantor saya.

Setuju 21 47%

Tidak Setuju 10 12%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan keterangan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa (47%) responden setuju dengan pernyataan mengenai rekan kerja dari divisi lain kantornya, (41%) responden merasa sangat setuju dengan pernyataan mengenai rekan kerja dari divisi lain kantornya, (12%) responden merasa tidak setuju dengan pernyataan mengenai rekan kerja dari divisi lain, dan (0%) responden merasa sangat tidak setuju dengan pernyataan mengenai rekan kerja dari divisi lain kantornya.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa hampir setengah (47%) responden memiliki teman/rekan kerja dari divisi bagian perpustakaan lain, namun (12%) dari responden merasa tidak harus memiliki teman dari divisi bagian perpustakaan lain.

Tabel 4.9 Kerjasama Tim

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Saya lebih menyukai bekerja dalam tim dariapda bekerja sendiri

Sangat Setuju 18 23%

Setuju 49 59%

Tidak Setuju 9 17%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan keterangan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa (59%) responden setuju untuk lebih suka bekerja dalam tim, (23%) responden sangat setuju untuk lebih suka bekerja dalam tim, (17%) responden tidak setuju untuk lebih suka bekerja bekerja dalam tim, dan (0%) responden yang sangat tidak setuju untuk bekerja sama dalam tim.


(19)

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah (59%) responden merasa lebih suka untuk bekerja sama dalam sebuah tim dibandingkan bekerja secara sendiri-sendiri dan (23%) responden merasa sangat suka untuk bekerja dalam tim. Namun (17%) responden merasa lebih suka untuk bekerja sendiri daripada bekerja dalam tim.

4.2.1.4. Self-Management

Self-management adalah prosedur dimana individu mengatur perilakunya

sendiri dimana setelah seseorang menetapkan tujuan hidup bagi dirinya, ia harus mengatur dan mengelola dirinya sebaik-baiknya untuk membawanya ke arah tercapainya tujuan hidupnya.

Tanggapan responden mengenai Self-Management dapat diukur melalui pernyataan kuesioner nomor 10,11, dan 12. Hasil pengumpulan data untuk mengetahui tujuan ini dapat dilihat pada Tabel 4.10, Tabel 4.11 dan Tabel 4.12.

Tabel 4.10

Pengaturan Urusan Pribadi, Keluarga dan Pekerjaan

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Saya bisa menyelaraskan kehidupan pribadi, keluarga dan pekerjaan saya

Sangat Setuju 40 53%

Setuju 36 47%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan data pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa (53%) responden sangat setuju dengan pernyataan mengenai menyelaraskan urusan pribadi, keluarga dan pekerjaan, (47%) responden setuju dengan pernyataan mengenai menyelaraskan urusan pribadi, keluarga dan pekerjaan, (0%) responden yang tidak


(20)

setuju dengan pernyataan tersebut dan (0%) responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan untuk menyelaraskan urusan pribadi, keluarga dan pekerjaan.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar (53%) responden merasa mampu untuk menyelaraskan urusan pribadi, keluarga dan pekerjaannya, dan (47%) responden merasa sangat mampu untuk menyelaraskan urusan pribadi, keluarga dan pekerjaannya. Tidak ada responden yang tidak bisa menyelaraskan kehidupan pribadi, keluarga dan pekerjaanya.

Tabel 4.11

Membuat Jadwal Harian

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1 Saya selalu membuat

jadwal harian saya

Sangat Setuju 18 24%

Setuju 36 47%

Tidak Setuju 22 29%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Bedasarkan keterangan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa (47%) responden setuju untuk membuat jadwal harian mereka masing-masing, (29%) responden tidak setuju untuk membuat jadwal harian mereka masing-masing, (24%) responden sangat setuju untuk membuat jadwal harian mereka masing-masing dan (0%) responden sangat tidak setuju untuk membuat jadwal harian mereka masing-masing.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar (47%) responden setuju untuk membuat jadwal apa yang harus dikerjakannya sehari-hari, namun sebagian (29%) responden tidak merasa harus membuat daftar jadwal apa yang harus dikerjakannya sehari-hari, dan (24%) responden sangat


(21)

setuju untuk membuat pekerjaanya lebih mudah denga membuat jadwal harian untuk apa yang akan dikerjakannya sehari-hari.

Tabel 4.12 Tujuan Hidup

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Saya merasa dapat mengendalikan tujuan hidup saya

Sangat Setuju 21 28%

Setuju 42 55%

Tidak Setuju 13 17%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan keterangan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa (55%) responden setuju dengan pernyataan mengenai pengendalian tujuan hidup, (28%) responden sangat setuju dengan pernyataan mengenai pengendalian tujuan hidup, (17%) responden tidak setuju dengan pernyataan mengenai pengendalian tujuan hidup, dan (0%) reponden sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah (55%) reponden setuju bahwa mereka dapat mengendalikan hidup mereka untuk lebih baik, dan (28%) responden merasa sangat setuju bahwa mereka dapat mengendalikan tujuan hidup mereka sesuai dengan yang mereka harapkan. Namun sebagian kecil (17%) responden merasa mereka belum mampu untuk menentukan kemana arah tujuan hidup yang mereka inginkan.

4.2.1.5. Kejujuran/Integritas

Jujur merupakan salah satu sifat manusia yang mulia, orang yang memiliki sifat jujur biasanya mendapat kepercayaan dari orang lain. Sudah tentu setiap kita sangat tidak menyukai orang-orang yang suka berbohong atau berdusta. Integritas


(22)

merupakan salah satu atribut terpenting/kunci yang harus dimiliki seorang pemimpin. Integritas adalah suatu konsep berkaitan dengan konsistensi dalam tindakan-tindakan, nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran, prinsip-prinsip, ekspektasi-ekspektasi dan berbagai hal yang dihasilkan. Orang berintegritas berarti memiliki pribadi yang jujur dan memiliki karakter kuat.

Tanggapan responden mengenai Kejujuran/Integritas dapat diukur melalui pernyataan kuesioner nomor 13,14, dan 15. Hasil pengumpulan data untuk mengetahui tujuan ini dapat dilihat pada Tabel 4.13, Tabel 4.14 dan Tabel 4.15.

Tabel 4.13

Pekerjaan Yang Dilakukan

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Saya mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan jabatan saya

Sangat Setuju 9 11%

Setuju 46 61%

Tidak Setuju 21 28%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan keterangan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa (61%) responden setuju dengan pernyataan mengenai pekerjaan yang dikerjakannya sesuai dengan jabatannya saat ini, (28%) responden tidak setuju dengan pernyataan mengenai pekerjaan yang dikerjakannya sesuai dengan jabatannya saat ini, (11%) responden sangat setuju dengan pernyataan mengenai pekerjaan yang dikerjakannya sesuai dengan jabatannya saat ini, dan (0%) reponden sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah (61%) reponden setuju pekerjaan yang di kerjakan oleh pegawai tersebut sesuai dengan jabatan yang ditempatinya saat ini, dan (11%) responden merasa sangat


(23)

setuju bahwa pekerjaan mereka sesuai dengan jabatan yang di tempatinya. Namun sebagian (28%) responden merasa mereka mengerjakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan jabatan yang mereka tempati saat ini.

Tabel 4.14

Menanggapi Hal-Hal Negatif

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Saya akan

melaporkan ke atasan saya apabila ada hal-hal yang tidak sesuai dengan prosedur kerja

Sangat Setuju 13 17%

Setuju 42 55%

Tidak Setuju 21 28%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan keterangan Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa (55%) responden setuju dengan pernyataan akan melaporkan hal-hal yang tidak sesuai dengan prosedur kerja, (28%) responden tidak setuju dengan pernyataan akan melaporkan hal-hal yang tidak sesuai dengan prosedur kerja, (17%) responden sangat setuju dengan pernyataan akan melaporkan hal-hal yang tidak sesuai dengan prosedur kerja dan (0%) reponden sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah (55%) reponden setuju untuk melaporkan hal-hal yang tidak sesuai dengan prosedur kerja ke atasan mereka masing-masing, dan (17%) responden merasa sangat setuju untuk melaporkan hal-hal yang tidak sesuai dengan prosedur kerja ke atasan mereka masing-masing. Namun ada sebagian (28%) responden merasa tidak harus melaporkan hal-hal yang tidak sesuai dengan prosedur kerja ke atasan mereka masing-masing.


(24)

Tabel 4.15

Konsisten Terhadap Diri Sendiri

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Saya konsisten terhadap apa yang saya katakan dengan apa yang saya lakukan.

Sangat Setuju 21 28%

Setuju 55 72%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan keterangan Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa (72%) responden merasa setuju dengan pernyataan mengenai konsistensi diri, (28%) responden sangat setuju dengan pernyataan mengenai konsistensi diri, (0%) responden tidak setuju dengan pernyataan mengenai konsitensi diri dan (0%) reponden sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah (72%) reponden setuju bahwa mereka konsisten dengan apa yang mereka katakan dengan apa yang mereka kerjakan, dan (28%) responden merasa sangat setuju bahwa mereka konsisten dengan apa yang mereka katakan dan apa yang mereka kerjakan. Tidak ada responden yang merasa tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.

4.2.2. Interpersonal Skill 4.2.2.1. Leadership


(25)

Kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerjasama sesuai dengan rencana demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam manajemen, bahkan dapat dinyatakan, kepemimpinan adalah inti dari managemen.

Tanggapan responden mengenai Leadership dapat diukur melalui pernyataan kuesioner nomor 16,17, dan 18. Hasil pengumpulan data untuk mengetahui tujuan ini dapat dilihat pada Tabel 4.16, Tabel 4.17 dan Tabel 4.18.

Tabel 4.16

Kemampuan Sebagai Pemimpin

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1 Saya mampu menjadi

seorang pemimpin

Sangat Setuju 46 61%

Setuju 25 33%

Tidak Setuju 5 6%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan keterangan Tabel 4.16 dapat diketahui bahwa (61%) responden sangat setuju bahwa mereka mampu untuk menjadi pemimpin, (33%) responden setuju bahwa mereka mampu untuk menjadi pemimpin, (6%) responden tidak setuju bahwa mereka mampu menjadi seorang pemimpin dan (0%) reponden sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah (61%) responden sangat setuju bahwa mereka mampu untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, dan (33%) responden merasa setuju bahwa mereka mampu untuk menjadi pemimpin, namun ada (6%) responden masih merasa belum mampu untuk menjadi seorang pemimpin.


(26)

Tabel 4.17

Penyampaian Informasi

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Saya meneruskan informasi pentig ke atasan dan/atau ke bawahan saya

Sangat Setuju 43 56%

Setuju 33 44%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan keterangan Tabel 4.17 dapat diketahui bahwa (56%) responden sangat setuju bahwa mereka akan menyanpaikan informasi penting ke atasan/bawahan mereka masing-masing, (44%) responden setuju bahwa mereka akan menyanpaikan informasi penting ke atasan/bawahan mereka masing-masing, (0%) responden tidak setuju dan (0%) reponden sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah (56%) responden akan menyampaikan informasi penting yang di dapatnya ke atasan/bawahannya, dan (44%) responden merasa harus menyampaikan informasi penting ke atasan/kebawahan.

Tabel 4.18 Pemecahan Masalah

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Saya mampu

memahami posisi dan kepentingan dalam sebuah konflik dan bisa menghasilkan

win-win solutions.

Sangat Setuju 25 33%

Setuju 46 61%

Tidak Setuju 5 6%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan keterangan Tabel 4.18 dapat diketahui bahwa (61%) responden setuju bahwa mereka dapat memahami konflik dan dapat memberikan


(27)

solusi yang baik, (33%) responden sangat setuju bahwa mereka dapat memahami konflik dan dapat memberikan solusi yang baik, (6%) responden tidak setuju bahwa mereka dapat memahami konflik dan dapatdan (0%) reponden sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah (61%) responden setuju bahwa mereka dapat memahami permasalahan dalam sebuah konflik dan dapat memberikan solusi yang baik, namun (6%) responden merasa masih belum mampu untuk jadi penengah dalam sebuah konflik dan masih belum mampu untuk memberikan solusi yang baik.

4.2.2.2. Kemampuan Bernegosiasi

Keterampilan negosiasi adalah bagian penting dalam kehidupan sehari-hari agar kita dapat bertahan dalam segala bidang kehidupan,baik yang bersifat formal maupun informal. Pengembangan ketrampilan dan percaya diri sangat dibutuhkan dalam melaksanakan negosiasi.

Tanggapan responden mengenai kemampuan bernegosisasi dapat diukur melalui pernyataan kuesioner nomor 19, 20, dan 21. Hasil pengumpulan data untuk mengetahui tujuan ini dapat dilihat pada Tabel 4.19, Tabel 4.20 dan Tabel 4.21.

Tabel 4.19

Mempengaruhi Orang Lain

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Saya mempengaruhi orang lain dengan pendekatan rasional (masuk akal)

Sangat Setuju 46 50%

Setuju 25 44%

Tidak Setuju 5 6%


(28)

Jumlah 76 100% Berdasarkan keterangan Tabel 4.19 dapat diketahui bahwa (50%) responden sangat setuju bahwa mereka menggunakan rasional dalam meyakinkan orang lain, (44%) responden setuju bahwa mereka menggunakan rasional dalam meyakinkan orang lain, (6%) responden tidak setuju bahwa mereka menggunakan rasional dalam meyakinkan orang lain dan (0%) reponden sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa setengah (55%) responden sangat setuju bahwa mereka meyakinkan orang lain dengan pendekatan yang menurut mereka paling rasional dan dapat diterima orang lain, (44%) responden merasa setuju bahwa mereka menggunakan rasional dalam meyakinkan orang lain, namun ada sebagian kecil (6%) responden yang tidak menggunakan rasional dalam meyakinkan orang lain.

Tabel 4.20

Memotivasi Orang Lain

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1 Saya mampu

memotivasi orang lain

Sangat Setuju 34 45%

Setuju 38 50%

Tidak Setuju 4 5%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan keterangan Tabel 4.20 dapat diketahui bahwa (50%) responden setuju bahwa mereka dapat memotivasi orang lain, (45%) responden sangat setuju bahwa mereka dapat memotivasi orang lain, (5%) responden tidak setuju bahwa mereka dapat memotivasi orang lain dan (0%) reponden sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.


(29)

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa setengah (50%) responden merasa mampu untuk memberikan motivasi kepada orang lain, dan (45%) responden merasa sangat mampu untuk memotivasi orang lain, namun ada sebagian kecil (5%) responden merasa mampu untuk memberikan motivasi untuk orang lain. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa sebagian besar pegawai perpustakaan USU mampu untuk memberikan motivasi ke rekan kerja maupun orang lain.

Tabel 4.21 Penolakan Pendapat

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Saya mampu memberikan alasan bila tidak setuju terhadap sesuatu

Sangat Setuju 47 61%

Setuju 29 39%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan keterangan Tabel 4.21 dapat diketahui bahwa (61%) responden sangat setuju bahwa mereka dapat memberikan alasan apabila tidak setuju terhadap sesuatu, (39%) responden setuju bahwa mereka dapat memberikan alasan apabila tidak setuju terhadap sesuatu, (0%) responden tidak setuju bahwa mereka dapat memberikan alasan apabila tidak setuju terhadap sesuatu dan (0%) reponden sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah (61%) responden sangat setuju bahwa mereka selalu memberikan alasan apabila mereka merasa tidak setuju akan sesuatu dan (39%) responden setuju untuk memberikan alasan apabila tidak setuju terhadap sesuatu.


(30)

4.2.2.3. Kerjasama Tim

Kerjasama tim atau teamwork merupakan bentuk kerja kelompok dengan

keterampilan yang saling melengkapi serta berkomitmen untuk

mencapai misiyang sudah disepakati sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.

Tanggapan responden mengenai kerja sama tim dapat diukur melalui pernyataan kuesioner nomor 22, 23, dan 24. Hasil pengumpulan data untuk mengetahui tujuan ini dapat dilihat pada Tabel 4.22, Tabel 4.23 dan Tabel 4.24.

Tabel 4.22

Kemampuan Sebagai Pemimpin

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Saya biasa berbagi tugas denga teman-teman kelompok saya

Sangat Setuju 29 39%

Setuju 41 55%

Tidak Setuju 5 6%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan keterangan Tabel 4.22 dapat diketahui bahwa (55%) responden setuju bahwa mereka biasa berbagi tugas dengan teman kelompoknya, (39%) responden sangat setuju bahwa mereka biasa berbagi tugas dengan teman kelompoknya, (6%) responden tidak setuju bahwa mereka biasa berbagi tugas dengan teman kelompoknya dan (0%) reponden sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah (55%) responden setuju bahwa mereka biasa berbagi tugas dengan teman kelompoknya yang lain, dan (39%) responden merasa sangat setuju bahwa mereka


(31)

selalu berbgai tugas dengan teman-teman kelompoknya yang lain, namun ada (6%) responden yang mungkin lebih suka untuk bekerja sendiri daripada berbagi tugas dengan temannya yang lain.

Tabel 4.23 Fokus

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Saya mengabaikan sementara hubungan antar bagian

pekerjaan lainnya untuk mencapai target kerja

Sangat Setuju 30 39%

Setuju 16 22%

Tidak Setuju 30 39%

Sangat Tidak Setuju

0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan keterangan Tabel 4.23 dapat diketahui bahwa (39%) responden sangat setuju bahwa dapat mengabaikan pekerjaan lainnya sementara untuk mencapai target kerja yang di tentukan, (39%) responden tidak setuju bahwa mereka dapat mengabaikan pekerjaan lainnya sementara untuk mencapai target kerja yang di tentukan, (22%) responden setuju bahwa mereka dapat mengabaikan pekerjaan lainnya sementara untuk mencapai target kerja yang di tentukan dan (0%) reponden sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah (39%) responden dapat mengabaikan pekerjaan lainnya sementara untuk mencapai target kerja yang di tentukan, dan (39%) responden merasa mereka tidak dapat mengabaikan pekerjaan lainnya sementara untuk mencapai target kerja yang di tentukan.


(32)

Tabel 4.24 Team Work

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Saya mampu bekerja sama dalam tim untuk pencapaian target kerja (sebagai anggota kelompok)

Sangat Setuju 33 44%

Setuju 43 56%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan keterangan Tabel 4.24 dapat diketahui bahwa (56%) responden setuju bahwa mereka mampu bekerja sama dalam tim, dan (44%) responden sangat setuju bahwa mereka dapat bekerja sama dalam tim, (0%) responden tidak setuju bahwa mereka dapat bekerja sama dalam tim dan (0%) reponden sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah (56%) responden setuju bahwa mereka dapat bekerja sama dengan tim nya dengan baik untuk mencapai target kerja yang telah di tentukan, dan (44%) responden merasa sangat bisa bekerja sama dengan timnya demi tercapainya tujuan kerja.

4.2.2.4. Berbagi Ilmu

Knowledge sharing merupakan sebuah aktivitas dimana pengetahuan

(informasi, skill, dan keahlian) ditukarkan kepada orang lain, teman, atau bahkan anggota keluarga, dan komunitas pada sebuah organisasi. Knowledge sharing tidak hanya sekedar memberikan sesuatu kepada orang lain atau mendapatkan sesuatu dari mereka sebagai hasil timbal balik. Namun knowledge sharing terjadi ketika orang-orang secara alami tertarik untuk membantu satu sama lain untuk


(33)

membangun kompetensi dan kapasitas yang baru untuk bertindak. Jadi knowledge

sharing bukan sesuatu yang dipaksakan atau di siapkan secara formal, namun

mengalir secara alamiah dan ada unsur kerelaan untuk membantu orang lain demi kemajuan atau mencapai tujuan tertentu.

Tanggapan responden mengenai kemampuan bernegosisasi dapat diukur melalui pernyataan kuesioner nomor 25, 26, dan 27. Hasil pengumpulan data untuk mengetahui tujuan ini dapat dilihat pada Tabel 4.25, Tabel 4.26 dan Tabel 4.27.

Tabel 4.25 Berbagi Tugas

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Saya memberikan kesempatan kepada rekan saya untuk menyelesaikan pelaksanaan suatu tugas

Sangat Setuju 34 45%

Setuju 42 55%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju

0 0 %

Jumlah 76 100%

Berdasarkan keterangan Tabel 4.25 dapat diketahui bahwa (55%) responden setuju bahwa mereka memberika kesempatan kepada rekan kerjanya dalam mengerjakan suatu tugas, (45%) responden sangat setuju bahwa merekamemebrikan kesempatan kepada reka kerjanya untuk menyelesaikan suatu tugas, (0%) responden tidak setuju bahwa mereka untuk memebrikan kesempatan kepada rekan kerjanya yang lain untuk menyelesaikan tugas dan (0%) reponden sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa setengah dari (55%) responden setuju untuk memberikan kesempatan kepada rekan kerja nya dalam


(34)

penyelesaian suatu tugas, dan (45%) responden merasa sangat setuju untuk memberikan tugas kepada rekan kerjanya untuk diselesaikan.

Tabel 4.26

Penyampaian Ide/Gagasan

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Saya mampu menyampaikan ide/gagasan saya kepada rekan kerja saya

Sangat Setuju 33 44%

Setuju 43 56%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan keterangan Tabel 4.26 dapat diketahui bahwa (56%) responden setuju bahwa mereka mampu menyampaikan ide ke rekan kerjanya, (44%) responden sangat setuju bahwa mereka mampu menyampaikan ide ke rekan kerjanya, (0%) responden tidak setuju dan (0%) reponden sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah (56%) responden merasa mampu untuk menyampaikan ide/gagasan yang dimilikinya kepada rekan kerja yang lain, dan (44%) responden merasa sangat mampu untuk menyampaikan ide/gagasan yang dimilikinya kepada rekan kerja yang lain.

Tabel 4.27

Menerima ide/gagasan dari orang lain

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Saya dapat menerima denganbaik

ide/gagasan orang lain terhadap sesuatu pekerjaan

Sangat Setuju 38 50%

Setuju 38 50%

Tidak Setuju 0 0%


(35)

Jumlah 76 100% Berdasarkan keterangan Tabel 4.27 dapat diketahui bahwa (50%) responden sangat setuju bahwa mereka dapat menerima ide/gagasan dari orang lain menegenai pekerjaannya dan (50%) responden setuju bahwa mereka dapat menerima ide/gagasan dari orang lain menegenai pekerjaannya , (0%) responden tidak setuju dan (0%) reponden sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa setengah (50%) responden sangat setuju bahwa mereka menerima ide/gagasan dari orang lain mengenai suatu pekerjaan dan (50%) responden setuju untuk menerima ide/gagasan dari orang lain.

4.2.2.5. Melayani Pelanggan

Pelayanan yang baik akan memberikan dampak yang baik pula. Pelanggan diibaratkan raja dan pelayanan yang baik mustinya wajib untuk kita lakukan. Keterampilan dasar pelayanan terhadap pelanggan dapat diterapkan dalam beberapa strategi pelayanan dalam rangka membangun dan meningkatkan citra positif perpustakaan.

Tanggapan responden mengenai kemampuan bertanggung jawab diukur melalui pertanyaan kuesioner nomor 28, 29, dan 30. Hasil pengumpulan data untuk mengetahui tujuan ini dapat dilihat pada Tabel 4.28, Tabel 4.29 dan Tabel 4.30.

Tabel 4.28

Mendengarkankan Pendapat Pemustaka

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase


(36)

mendengarkan pendapat dari pemustaka

Setuju 43 56%

Tidak Setuju 4 5%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan pada Tabel 4.28 dapat di ketahui bahwa (56%) responden setuju bahwa mereka dapat mendengarkan pendapat dari pemustaka, (39%) responden sangat setuju bahwa mereka dapat mendengarkan pendapat dari pemustaka dan (5%) dari responden tidak setuju bahwa mereka dapat mendengarkan pendapat dari pemustaka.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa lebih dari setengah (56%) responden meerasa mampu untuk mendnegarkan pendapat dari setiap pemustaka yang datang ke perpustakaan dan (39%) sangat setuju bahwa mereka dapat mendengarkan pendapat maupun keluhan dari pemustaka, namun (5%) responden merasa tidak mampu untuk mendengarkan pendapat dari pemustaka. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa sebagian besar pegawai perpustakaan Universitas Sumatera Utara dapat melayani pendapat pelanggan dengan baik.

Tabel 4.29

Penyampaian Ide Ke Pemustaka

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Saya mampu mendiskusikan pendapat saya dengan pelanggan/pengunjung

Sangat Setuju 46 61%

Setuju 30 39%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan data pada Tabel 4.29 dapat diketahui bahwa (61%) responden sangat setuju untuk mendiskusikan pendapatnya dengan pelanggan/pengunjung,


(37)

(39%) responden juga merasa setuju untuk mendiskusikan pendapatnya dengan pelanggan/ pengunjung dengan baik.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar (61%) responden merasa sangat mampu untuk menyampaikan pendapatnya kepada pemustaka dan mendengarkan tanggapan balik dari pemustaka itu sendiri, dan sebagian (39%) responden juga merasa mampu untuk menyampaikan pendapatnya ke pelanggan/pemustaka. Dalam hal ini dapat dilihat pegawai perpustakaan dapat melayani tanggapan pelanggan dengan baik.

Tabel 4.30 Analisa Komplain

No. Pernyataan Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1

Saya mampu membuat analisa komplain

Sangat Setuju 50 61%

Setuju 47 39%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 76 100%

Berdasarkan data pada Tabel 4.30 dapat diketahui bahwa (61%) responden

sangat setuju bahwa mereka dapat membuat analisa komplain

pelanggan/pemustaka, (39%) responden setuju bahwa mereka dapat membuat analisa komplain.

Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa setenga (61%) responden merasa sangat mampu untul membuat analisa komplain dari pemustaka. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa rasa peduli pegawai terhadap pemustaka sudah sangat bagus.


(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil tersebut dapat memberikan informasi bahwa kemampuan soft skills pegawai di Perpustakaan Universiats Sumatera Utara sudah masuk kedalam kategori sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pembahasan sebelumnya yaitu :

1. Kualitas Personal

a. Kemampuan bertanggung jawab yang baik b. Kepercayaan diri yang tinggi

c. Kemampuan Sosialiasi yang baik d. Self-Management yang baik

e. Integritas/Kejujuran yang tinggi.

2. Interpersonal skill

a. Jiwa kepemiminan yang tinggi b. Kemampuan bernegosisasi yang baik c. Kerja sama tim yang baik

d. Mau berbagi ilmu dengan sesama pegawai e. Melayani klien/pelanggan dengan baik

5.2.

Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan pada bagian sebelumnya, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut :


(39)

1. Perlu adanya pelatihan atau diklat tentang soft skills bagi pegawai. Hal ini dilakukan agar seluruh pegawai dapat lebih memahami tentang soft

skills itu sendiri dengan baik sebelum menerapkannya pada orang lain.

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan lebih luas dan mendalam, dengan meneliti soft skills.


(40)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Perpustakaan Perguruan Tinggi

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu perpustakaan yang diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi dan dikelola sepenuhnya oleh perguruan tinggi tersebut dengan tujuan membantu kelancaran pelaksanaan Tri Dharmanya.

Menurut Noerhayati (Noerhayati 1987,1) Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah Suatu unit kerja yang merupakan bagian interval dari suatu lembaga induknya yang bersama-sama unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan melaksanakan Tri Dharmanya.

Sedangkan Hasugian (Hasugian 2009,79) mengemukakan bahwa Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan membantu tercapainya tujuan perguruan tinggi.

Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan merupakan suatu unit kerja yang dikelola oleh perguruan tinggi yang merupakan bagian dari suatu lembaga induknya yang bersama-sama unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda. Perpustakaan yang di kelola suatu perguruan tinggi seperti perpustakaan USU. Perpustakaan ini dikelola dibawah Unit Pelaksanaan Teknis yang merupakan perangkat perlengkapan pusat dan sangat penting dalam menunjang kegiatan edukatif di USU.

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan yang baik adalah perpustakaan yang selalu mengikuti dinamika pendidikan. Sehubungan dengan itu, perpustakaan perguruan tinggi


(41)

harus peka dalam menghadapi dan mentransfer kemajuan informasi yang semakin maju dan canggih agar dapat disajikan serta di manfaatkan. Secara umum, tujuan penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk menunjang pelaksanaan kurikulum di perguruan tinggi yang menjadi lembaga induk perguruan tinggi tersebut.

Fungsi utama Perpustakaan Perguruan Tinggi ada empat (Sulistyo-Basuki 1991,107) yaitu:

1. Fungsi Edukatif

Perpustakaan membantu mengembangkan potensi mahasiswa dengan sistem pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum Pendidikan. Proses pengembangan potensi tersebut dapat di capai dengan pemanfaatan informasi yang ada di perpustakaan.

2. Fungsi Informatif

Proses belajar bagi mahasiswa menuntut mahasiswa untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dan mengembangkannya dalam tugas individu, kelompok dan terstruktur ataupun pembuatan makalah, masalah informasi bidang studi, masalah kewajiban yang berkaitan dengan tugasnya sebagai warga negara dan masalah peningkatan mutu akademik dapat dipecahkan dengan menelusuri informasi yang ada di perpustakaan.

3. Menunjang Kegiatan Penelitian

Penelitian tanpa bahan pustaka atau informasi dari perpustakaan tidak akan berhasil. Dalam hal ini Perpustakaan menyediakan sejumlah informasi yang diperlukan agar proses penelitian dosen, mahasiswa, dan staf non edukatif dapat dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh dari perpustakaan. 4. Sebagai Tempat Rekreasi atau Hiburan

Mahasiswa dapat mengandalkan perpustakaan untuk mengurangi ketegangan yang di alami setelah lelah belajar dengan bahan ringan dan menghiburkan seperti koran, komik, dan majalah yang tersedia di perpustakaan.

Menurut Hoerhayati (Hoerhayati 1987,2) tujuan khusus perpustakaan perguruan tinggi adalah “untuk mendukung, memperlancar, serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi melalui pelayanan informasi, pengelolaan informasi, pemanfaatan informasi.”

Kementrian Pendidikan Nasional Republik Indonesia melalui Direktorat Jendral Perguruan Tinggi dalam buku pedoman Perpustakaan Tinggi menyatakan


(42)

bahwa fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah (Direktorat Jendral Perguruan Tinggi 2004, 3) :

1. Fungsi Edukasi.

Perpustakaan merupakan sumber belajar sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang di sediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

2. Fungsi Informasi

Perpustakaan diharapkan mampu menjadi sumber informasi yang mudah di akses oleh pencari dan pengguna informasi.

3. Fungsi Riset

Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat di aplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.

4. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan inovasi pemustaka. 5. Fungsi publikasi

Perpustakaan selayaknya juga dapat membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh masyarakat universitas yaitu para sivitas akademika dan staf non-akademik.

6. Fungsi Deposit.

Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang telah dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.

7. Fungsi interpretensi

Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dihasilkan untuk membantu pengguna dalam melakukan tri dharmanya.

Sedangkan menurut Yuven (Yuven 2010, 1), fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah :

1. Lembaga pengelola sumber-sumber informasi 2. Lembaga pelayanan dan pendayagunaan informasi 3. Wahana rekreasi berbasis ilmu pengetahuan

4. Lembaga pendukung pendidikan (pencerdasan bangsa) 5. Lembaga pelestari hasanah budaya bangsa

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dinyatakan bahwa fungsi utama perpustakaan perguruan tinggi adalah menunjang proses belajar-mengajar di


(43)

perguruan tinggi, mengelola sumber-sumber informasi dan melayankannya kepada pengguna dalam hal ini perpustakaan melaksanakan berbagai aktivitas sesuai dengan tujuan dan fungsinya terutama kegiatan belajar mahasiswa.

2.1.3 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Menurut buku pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi, tujuan perpustakaan berbeda sesuai dengan jenis perpustakaan dan masyarakat yang dilayaninya. Tujuan penyelenggaraan Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah untuk membantu lembaga induknya dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi penaungnya (Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi 2004,47).

Sebagai unsur penunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi, perpustakaan merumuskan tujuannya sebagai berikut :

1. Mengadakan dan merawat buku, jurnal, dan bahan pustaka lainnya untuk dipakai oleh dosen, mahasiswa, dan staf lainnya bagi kelancaran program pegajaran dan penelitian di perguruan tinggi.

2. Mengusahakan, menyimpan, dan merawat bahan perpustakaan yang bernilai sejarah, yang memiliki kandungan informasi lokal, dan yang dihasilkan oleh sivitas akademika, untuk dimanfaatkan kembali sebagai sumber pembelajaran (learning resources).

3. Menyediakan saran temu kembali untu menunjang pemakaian bahan

perpustakaan.

4. Menyediakan tenaga yang profesional serta penuh dedikasi untuk melayani kebutuhan pengguna perpustakaan, dan bila perlu mampu memberikan pelatihan cara penggunaan bahan perpustakaan.

5. Bekerja sama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan program perpustakaan.

Sedangkan tujuan perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia menurut Hasugian (2009:80) „adalah untuk memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka melaksanakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi”. Oleh karena itu, koleksi


(44)

perpustakaan perguruan tinggi harus benar-benar diarahkan untuk mendukung pencapaian tujuan dan pelaksanaan Tri Dharma tersebut.

Dari uraian di atas dapat dikembangkan bahwa tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan sivitas akademika, mendukung serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program pendidikan, yang dilaksanakan perguruan tinggi sehingga mencapai visi dan misi perpustakaan perguruan tinggi.

2.2. Skill (Keterampilan)

Skill (keterampilan) ialah kemampuan (ability) untuk mengubah

pengetahuan (knowledge) ke dalam tindakan (action) yang menghasilkan tingkat kinerja yang diinginkan, (Silalahi, 2002).

Skill bisa diartikan sebagai keterampilan atau how-to atau cara untuk

melakukan sesuatu (Leksana, 2003). Landasan dari skills adalah pengalaman dan pembelajaran secara praktek lapangan. Skill memiliki karakter bisa ditransfer dari individu ke individu lainnya melalui proses pembelajaran bertahap. Cara yang paling efektif untuk mentransfer skills adalah dengan mengikutsertakan si pembelajar melakukan tahapan pekerjaan dan membuatnya mempraktekkan tahapan pekerjaan tersebut dalam konteks pelatihan lapangan dan melakukan pengulangan. Praktek dan pengulangan merupakan dua kunci utama bagi seseorang untuk mengakuisisi skills yang baru.

Menurut Sweny dan Towny (dalam Harmein, 2008), manusia jika ditinjau dari segi kemampuannya untuk dapat bekerja dengan baik dan mampu mengembangkan potensinya dapat dibagi ke dalam dua bagian yang terdiri dari:


(45)

1. Hard skills merupakan kemampuan akademik yang dimiliki oleh seseorang.

2. Soft skills merupakan kemampuan menyesuaikan dengan lingkungan

terutama dalam dunia kerja, baik sebagai pekerja (produk/jasa maupun wirausaha).

2.2.1. Hard Skill

Hard skills merupakan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan

keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmu tertentu (Iqbal, 2012).

Hard skills adalah kemampuan yang biasa dipelajari di sekolah atau universitas

yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan intelektual yang berhubungan dengan subyek yang dipelajari (Basyir, 2011). Sedangkan menurut Utomo (2010), hard skills didefenisikan sebagai penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmu tertentu. Menurut Suharjono (dalam Utomo, 2010), hard skills berhubungan dengan

technical skills yang diterjemahkan dalam dua hal yaitu:

a. Pure technical knowledge or functional skills

b. Skill to improve the efficiency of technology, that is improvement or problem-solving skills.

Hard skills sering juga disebut dengan kemampuan intelektual

(intellectuall ability). Kemampuan intelektual (intellectual ability) adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk menentukan berbagai aktivitas mental-berpikir, menalar dan memecahkan masalah (Robbins, 2008),. Individu dalam sebagian masyarakat menepatkan kecerdasan, dan untuk alasan yang tepat, pada nilai yang tinggi.


(46)

2.2.2. Soft Skill

Soft skills merupakan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan

orang lain (interpersonal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (personal skills) yang mampu mengembangkan hasil kerja secara maksimal (Iqbal, 2012).

Soft skills merupakan kesadaran yang membuat seseorang termotivasi dan

pantang menyerah sehingga bisa menempatkan diri di tengah orang lain secara proporsional (Alhadi, 2012). Pengertian lain dari soft skills adalah kemampuan di luar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal.

Kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence) adalah kemampuan memahami diri dan bertindak adaptif berdasarkan pengetahuan tentang diri. Kemampuan berefleksi dan keseimbangan diri, kesadaran diri tinggi, inisiatif dan berani. Kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence) adalah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intense, motivasi, watak dan temperamen orang lain. Kepekaan dan ekspresi wajah, suara dan gerak tubuh orang lain (isyarat), dan kemampuan untuk menjalin relasi dan komunikasi dengan berbagai orang lain.

Berdasarkan hasil penelitian, menurut Sailah (dalam Widayanti, 2012),

soft skills adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain


(47)

dkk (dalam Novita, 2012), soft skills diartikan sebagai kemampuan di luar kemampuan teknis dan akademis, dan sudah dibangun sejak kecil (didikan lingkungan dan keluarga) yang lebih mengutamakan intra dan interpersonal. 2.2.3. Penggolongan Soft Skill

Menurut Ikhsan (dalam Alhadi, 2012) mengatakan bahwa soft skil yang perlu diasah dapat dikelompokkan ke dalam 6 kategori, yaitu :

1. Keterampilan komunikasi lisan dan tulisan (communication skills) 2. Keterampilan bernegosiasi (organizational skills)

3. Kepemimpinan (Leadership)

4. Kemampuan berfikir kreatif dan logis (logic and creative) 5. Ketahanan menghadapi tekanan (effort)

6. Kerja sama tim dan interpersonal (group skills) dan etika kerja (ethics)

Berdasarkan hasil penelitian, menurut Sailah (dalam Widayanti, 2012), atribut soft skills meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter dan sikap. Attribut soft skills ini dimiliki oleh setiap orang dengan kadar yang berbeda-beda, dipengaruhi oleh kebiasaan berfikir, berkata, bertindak dan bersikap. Begitu juga dengan penelitian lain, menurut Elfindri, dkk (dalam Novita, 2012), menambahkan bahwa soft skills terdiri dari berbagai macam keterampilan mulai dari talenta yang lengkap, percaya diri, cepat, smart, memiliki keterampilan bahasa dan mendengar.

Menurut Putri (dalam Alhadi, 2012) mengatakan pada dasarnya soft skills terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Kualitas personal

a. Dapat bertanggung jawab

Tanggung jawab adalah kewajiban seseorang untuk melakukan fungsi yang diberikan kepadanya sesuai dengan kemampuan dan arahan, (Flippo, 1994). Sedangkan menurut Kalbers dan Cenker (dalam Sudarno, 2011), tanggung jawab diyakini sebagai komponen karakter pribadi professional yang memiliki peranan penting terhadap prestasi kerja.


(48)

b. Kepercayaan diri

Kepercayaan diri secara bahasa adalah percaya pada kapasitas kemampuan diri dan terlihat sebagai kepribadian yang menunjukkan positif, (Saputro dkk, 2012). Salah satu ciri kepercayaan diri adalah adanya perasaan adekuat atau merasa yakin akan kemampuannya (Afiatin dkk,1998).

c. Mampu bersosialisasi

Menurut Harton dan Hunt (dalam Fatmahwati, 2012), mendefenisikan sosialisasi sebagai proses dimana seseorang internalisasikan norma-norma kelompok tempat hidup sehingga berkembang menjadi satu pribadi yang unik. Sedangkan menurut Stewart (dalam Fatmahwati, 2012), menyatakan bahwa sosialisasi adalah proses orang memperoleh kepercayaan sikap, nilai dan kebiasaan dalam kebudayaan.

d. Mampu mengatur diri sendiri (self-management)

Manajemen diri adalah suatu prosedur yang menuntut seseorang untuk mengarahkan atau mengatur tingkah lakunya sendiri, (Yunita dkk, 2009),. Gie (dalam Yunita dkk, 2009) mengungkapkan, strategi pertama dan utama dalam manajemen diri atau self management adalah berusaha mengetahui diri sendiri dari segala kelebihan dan kekurangan (kelemahan). Dengan mengenali diri sendiri, seorang individu dapat mengetahui apa yang sesungguhnya dibutuhkan dalam hidup ini.

e. Integritas/kejujuran

Menurut nilai-nilai Kemenkeu, integritas diartikan sebagai berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral. Menurut Don Galer (dalam Iqbal, 2012) menyatakan bahwa integritas adalah apa yang kita katakan, apa yang kita lakukan dan apa yang kita katakan kita lakukan. Seseorang dikatakan tidak memiliki integritas apabila tidak melakukan apa yang dikatakan. Salah satu aspek dari kejujuran adalah adanya konsistensi antara apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan. Integritas dibutuhkan oleh siapa saja, tidak hanya pemimpin namun juga yang dipimpin. Orang-orang menginginkan jaminan bahwa pemimpin mereka dapat dipercaya jika mereka harus menjadi pengikut-pengikutnya. Mereka merasa yakin bahwa sang pemimpin memperhatikan kepentingan setiap anggota tim dan sang pemimpin harus menaruh kepercayaan bahwa para anggota timnya melakukan tugas tanggung-jawab mereka. Pemimpin dan yang dipimpin sama-sama ingin mengetahui bahwa mereka akan menepati janji-janjinya dan tidak pernah luntur dalam komitmennya. Orang yang hidup dengan integritas tidak akan mau dan mampu untuk mematahkan kepercayaan dari mereka yang menaruh kepercayaan kepada dirinya. Mereka senantiasa memilih yang benar dan berpihak kepada kebenaran. Ini adalah tanda dari integritas seseorang. Mengatakan kebenaran secara bertanggung jawab, bahkan ketika merasa tidak enak mengatakannya.

2. Interpersonal skills


(49)

Kepemimpinan didefenisikan sebagai proses mempengaruhi orang lain, baik seseorang atau sekelompok orang, agar berperilaku untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Definisi ini menunjukkan : pertama, ada kegiatan mempengaruhi ialah usaha-usaha untuk membuat orang lain bertindak atau berperilaku. Dalam konteks ini ada orang yang mempengaruhi yang disebut pemimpin (leader), dan ada orang-orang lain (seorang atau sekelompok) yang dipengaruhi yang disebut pengikut (follower). Kedua, ada sasaran yang ingin dicapai yang terdiri atas sasaran antara dan sasaran akhir. Sasaran antara ialah agar pengikut menampilkan perilaku tertentu member kontribusi sesuai dengan yang diinginkan dan dibutuhkan yang merupakan tujuan kepemimpinan (leadership goals) sebagai hasil (outcome). Dan ketiga, ada situasi, yaitu berhubungan dengan latar belakang pemimpin, pengikut dan lingkungannya. Yang terakhir ini sangat ditekankan oleh para teorisi situasional atau kontingensi.

b. Kemampuan bernegosiasi

Negosiasi atau perundingan adalah proses mencapai kepuasan bersama melalui diskusi dan tawar menawar. Seseorang berunding untuk menyelesaikan perselisihan, mengubah perjanjian atau syarat-syarat, atau menilai komiditi atau jasa, atau permasalahan yang lain. Perunding yang baik akan tahu bagaimana menanggulangi konflik. Dengan kata lain bahwa negosiasi merupakan suatu proses yang dilakukan oleh dua pihak/kelompok atau lebih dengan cara berunding untuk mencapai persetujuan yang sesuai dengan karateristik tertentu melalui beberapa tahapan yang saling bertentangan satu sama lain.

c. Mampu bekerja sama dalam tim

Secara teoritis, kerja tim adalah kemampuan untuk bekerja sama untuk menuju suatu visi dan misi yang sama, kemampuan mengarahkan pencapaian individu ke arah sasaran organisasi. Dalam kerja sama tim, setiap anggota harus memperlihatkan kompetensi yang kuat untuk berkolaborasi dengan karakter, potensi, bakat, pengetahuan, dan motivasi dari masing-masing individu secara efektif. Kerja sama tim harus berlandaskan pada visi yang berfokus pada tujuan, semangat yang tinggi, sikap ingin tahu, rasa percaya diri yang tinggi. Sebuah kerja sama tim harus memiliki landasan moral dan etika yang kuat.

d. Mau berbagi ilmu dengan orang lain.

Menurut Setiarso (2006), berbagi pengetahuan (knowledge sharing) merupakan salah satu metode dalam knowledge management yang digunakan untuk memberikan kesempatan kepada anggota suatu organisasi, instansi atau perusahaan untuk berbagi ilmu pengetahuan, teknik, pengalaman, dan ide yang mereka miliki kepada anggota lainnya. Berbagi pengetahuan hanya dapat dilakukan bilamana setiap anggota memiliki kesempatan yang luas dalam menyampaikan pendapat, ide, kritikan, dan komentarnya kepada anggota lainnya.

e. Dapat melayani klien/pelanggan.

Menurut Adhiyanto (2012), pelayanan pada dasarnya dapat dikatakan sebagai suatu tindakan dan perlakuan atau cara melayani orang lain untuk


(50)

memenuhi apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya. Tingkat kepuasan konsumen atas suatu pelayanan dapat diukur dengan membandingkan antara harapan konsumen terhadap kualitas pelayanan yang diinginkannya dengan kenyataan yang diterimanya atau dirasakannya.


(51)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sumber Daya Manusia (SDM) adalah hal yang paling penting bagi kelangsungan suatu organisasi. Karena persaingan organisasi yang semakin ketat dan kemajuan teknologi yang semakin pesat maka organisasi harus memiliki SDM yang mampu bersaing dan memiliki kemampuan profesional (knowledge, hard skills, soft skills) yang tinggi sehingga organisasi tersebut mampu bersaing dengan organisasi lainnya.

Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat sudah

mempengaruhi berbagai bidang kehidupan dan profesi. Pengaruh ini bisa berdampak positif dan negatif pada suatu negara, adanya perubahan sistem pada instansi maupun lembaga pendidikan tidak terkecuali perpustakaan. Komputer menjadi salah satu alat yang dapat membantu menyelesaikan pekerjaan yang ada di perpustakaan dengan menggunakan internet sebagai jaringan komunikasi teknologi.

Sekarang ini kita hidup di dunia yang sangat kompetitif dan semakin berkembang membuat setiap organisasi perlu mengembangkan staf mereka untuk meningkatkan keterampilan mereka dengan baik dan dapat menyesuaikan dirinya dengan masyarakat dunia. Walaupun seorang pegawai tersebut sudah memiliki teknis keterampilan untuk karir, secara signifikan ia memerlukan berbagai soft

skills termasuk komunikasi dan kemampuan berinkteraksi, kemampuan

pemecahan masalah, atau kemapuan berperilaku yang harus diperoleh untuk menerapkan keterampilan teknis dan pengetahuan di tempat kerja. Hard skills


(52)

dapat di klarifikasikan sebagai teknik kerja atau manajemen pekerjaan yang dapat diukur. Sebaliknya, soft skills adalah keterampilan yang melibatkan hubungan antara seseorang dan sosial. hard skills bisa dipelajari dan dilatih secara eksplisit.

Soft skills biasanya dikembangkan melalui pengalaman pribadi dan refleksi diri

sendiri. Ada berbagai organisasi yang menerapkan hubungan antara soft skills yang dimiliki pegawai dapat membawa kesuksesan organisasi secara menyeluruh yang mencerminkan pentingnya soft skills bagi masyarakat saat ini.

Soft skills merupakan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan

orang lain (Interpersonal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (Intrapersonal skills) yang mampu mengembangkan hasil kerja secara maksimal. Terdapat banyak komponen dari soft skills diantaranya yaitu : kejujuran, kemampuan berkomunikasi, kemampuan organisasi, tanggung jawab, kemampuan beradaptasi, mampu berlaku adil, dan lain sebagainya.

Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki karyawan sangat diperlukan dalam bidang kerja. Keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki dapat membuat karyawan tersebut bekerja dengan cepat, kreatif, inovatif. Kemampuan dan keterampilan yang dimiliki tidak hanya hard skills tetapi juga dibutuhkan soft

skills. Perpaduan hard skills dan soft skills yang dimiliki seseorang sangat

diperlukan dalam dunia kerja. Soft skills yang dimilikinya dapat membantunya mudah bergaul dalam lingkungan kerja, karena kejujuran, rasa tanggung jawab, disiplin, percaya diri yang dimiliki seseorang dengan sendirinya akan memudahkan orang tersebut diterima di lingkungan kerja. Secara tidak langsung


(53)

pun akan memudahkan orang tersebut mengembangkan skills yang dimilikinya, karena dia merasa lingkungan kerja sangat kondusif.

Penyelenggaraan perpustakaan sebagai sumber belajar merupakan suatu keharusan dan sangat penting dalam pendidikan. Pendidikan tinggi mungkin terselenggara dengan baik jika para dosen dan mahasiswa didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara adalah salah satu unsur penunjang bagi kegiatan akademik di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Perpustakaan USU sebagai fasilitas penunjang utama program Tridharma Perguruan Tinggi memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan suatu perguruan tinggi, sebagaimana dinyatakan dalam UU Sisdiknas pasal 20 ayat 3 menerangkan bahwa kewajiban perguruan tinggi terdiri dari tiga hal yaitu: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Peprustakaan USU memiliki peranan yang besar dalam mendukung misi dan tujuan Universitas Sumatera Utara sebagai pusat pendidikan yang mampu bersaing secara global dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan lingkungan kerja, penelitian yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta sebagai pusat konsultasi dan rujukan bagi dunia usaha atau industri. Berkaitan dengan itu, perpustakaan terus berupaya untuk menyelaraskan peranannya dalam mengikuti dinamika perkembangan Universitas Sumatera Utara.

Pustakawan adalah mitra intelektual yang memberikan jasanya kepada pemustaka. Pustakawan harus dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pemustaka. Salah satu kompentensi yang harus dimiliki oleh seorang pustakawan


(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kemampuan Soft Skills Pegawai di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelengkapan studi untuk menyelesaikan Program Sarjana Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas llmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibunda Irma Khairany dan Ayahanda Edhie Ibrahim Nasution, yang telah memberikan dukungan, do‟a dan kasih sayang yang tiada akhir, sehingga penulis memiliki semangat untuk menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU.

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd., selaku Ketua Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

3. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos., M.I.Kom., selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa sabar membimbing dan memberikan semangat kepada penulis.


(2)

iii 4. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah berbaik hati membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis.

5. Ibu Zurni Zahara Samosir, M.Si selaku Dosen Penguji I. 6. Ibu Himma Dewiyana, ST, M.Hum, selaku Dosen Penguji II.

7. Seluruh Staff Pengajar Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Infromasi Fakultas Ilmu Budaya USU.

8. Kepada seluruh pegawai Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. 9. Untuk bang Yudi Purnomo A.Md, yang telah banyak membantu

penulis dalam administrasi surat menyurat demi kelancaran skripsi ini. 10.Untuk abang Arya Wiraga Nasution, S.Sos, adik Irfandhie Hamzah

Nasution dan Fadel Ricky Nasution, terima kasih atas segala do‟a, dukungan dan motivasi serta hiburan yang selalu diberikan ketika penulis merasa lelah, serta seluruh keluarga besar penulis yang selalu memberikan dukungan kepada penulis selama ini.

11.Kepada sahabat terbaik Asnida, abang Muhammad Zuhri, SH, Neniyanti, Ulil Situmorang, ibu saya Nurlina Bahar, kakak Aida Suryani Nst, seluruh QL Community, Team Lenovo Medan dan teman-teman stambuk 2008 yang telah bersama-sama selama masa perkuliahan yang tidak mungkin penulis sebutkan namanya satu persatu.


(3)

12.Kepada seluruh keluarga besar IMPUS yaitu kanda beserta adik-adik Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi USU, yang telah berbagi dengan penulis selama ini.

Semoga Allah SWT membalas budi baik yang telah mereka berikan kepada Penulis. Akhir kata Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan...Amiin.

Medan April 2016 Penulis,

Hamzah Fikar Nasution 080709013


(4)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I : PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian... 5

1.4. Manfaat Penelitian... 5

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1. Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 7

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 7

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi... 7

2.1.3 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 10

2.2. Skill (Keterampilan) ... 11

2.2.1. Hard Skill ... 12

2.2.2. Soft Skill ... 13

2.2.3. Penggolongan Soft Skill... 14

BAB III : METODE PENELITIAN ... 18

3.1. Metode Penelitian ... 18

3.2. Lokasi Penelitian ... 18

3.3. Populasi ... 18

3.4. Sampel ... 19

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 19

3.6. Jenis dan Sumber Data ... 19

3.7. Instrumen Penelitian ... 20

3.8. Angket ... 20


(5)

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 23

4.1. Pengumpulan Data ... 23

4.2. Analsis Deskriptif ... 23

4.2.1. Kualitas Personal ... 23

4.2.1.1. Dapat Bertanggung Jawab ... 23

4.2.1.2. Kepercayaan Diri... 26

4.2.1.3. Kemampuan Sosialisasi... 28

4.2.1.4. Self-Management ... 31

4.2.1.5. Kejujuran/Integritas ... 33

4.2.2. Interpersonal Skill ... 36

4.2.2.1. Leadership ... 36

4.2.2.2. Kemampuan Bernegosiasi ... 39

4.2.2.3. Kerjasama Tim ... 42

4.2.2.4. Berbagi Ilmu ... 44

4.2.2.5. Melayani Pelanggan ... 47

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

5.1. Kesimpulan... 50

5.2. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 52


(6)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Tanggung Jawab Pekerjaan Yang Diberikan Pimpinan ... 24

Tabel 4.2 : Menyelesaikan Pekerjaan Tepat Waktu ... 24

Tabel 4.3 : Tanggung Jawab Terhadap Keputusan Yang Dibuat ... 25

Tabel 4.4 : Memampuan Menyelesaikan Masalah... 26

Tabel 4.5 : Mengatasi Kegagalan... 27

Tabel 4.6 : Penampilan Diri ... 27

Tabel 4.7 : Membuka Diri Untuk Kritik dan Saran dari Rekan Kerja ... 29

Tabel 4.8 : Teman/Rekan Kerja ... 29

Tabel 4.9 : Kerjasama Tim... 30

Tabel 4.10 : Pengaturan Urusan Pribadi, Keluarga dan Pekerjaan ... 31

Tabel 4.11 : Membuat Jadwal Harian ... 32

Tabel 4.12 : Tujuan Hidup ... 33

Tabel 4.13 : Pekerjaan Yang Dilakukan ... 34

Tabel 4.14 : Menanggapi Hal-Hal Negatif ... 35

Tabel 4.15 : Konsisten Terhadap Diri Sendiri ... 36

Tabel 4.16 : Kemampuan Sebagai Pemimpin ... 37

Tabel 4.17 : Menyampaian Informasi ... 38

Tabel 4.18 : Pemecahan Masalah ... 38

Tabel 4.19 : Mempengaruhi Orang Lain ... 39

Tabel 4.20 : Memotivasi Orang Lain ... 40

Tabel 4.21 : Penolakan Pendapat ... 41

Tabel 4.22 : Kemampuan Sebagai Pemimpin ... 42

Tabel 4.23 : Fokus ... 43

Tabel 4.25 : Team Work ... 44

Tabel 4.25 : Berbagi Tugas ... 45

Tabel 4.26 : Penyampaian Ide/Gagasan ... 46

Tabel 4.27 : Menerima ide/gagasan dari orang lain ... 46

Tabel 4.28 : Mendengarkankan Pendapat Pemustaka ... 47

Tabel 4.29 : Menyampaian Ide Ke Pemustaka ... 48

Tabel 4.30 : Analisa Komplain ... 49