PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI KALOR UNTUK MENGOPTIMALKAN PEMANFAATAN MEDIA TUTORIAL BERBASIS KOMPUTER
KALOR UNTUK MENGOPTIMALKAN PEMANFAATAN MEDIA TUTORIAL BERBASIS KOMPUTER
(Skripsi)
Oleh
JEAN RUCY QURNIA A
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(2)
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI KALOR UNTUK MENGOPTIMALKAN PEMANFAATAN MEDIA TUTORIAL
BERBASIS KOMPUTER
Oleh
JEAN RUCY QURNIA A
Penelitian dan pengembangan dilakukan dengan tujuan untuk membuat perangkat pembelajaran yang dapat mengoptimalkan pemanfaatan media tutorial berbasis komputer. Populasi penelitian mencakup seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandar Lampung. Sampel sebagai uji kelompok kecil yaitu siswa kelas VII B yang belum pernah mendapat materi Kalor. Data penelitian dikumpulkan dengan observasi, wawancara langsung, uji ahli dan kuisioner. Pengembangan dilakukan dengan memodifikasi model pengembangan Potter yang meliputi analisis kebutuhan, pengembangan produk awal, uji ahli, revisi produk, uji perorangan serta uji kelompok kecil. Pada tahap pengembangan dilakukan pembuatan perangkat pembelajaran materi kalor kelas VII untuk mengoptimalkan pemanfaatan media tutorial berbasis komputer berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembar kerja siswa yang disesuaikan dengan media tutorial yang digunakan. Kemudian pada tahap uji ahli dilakukan revisi oleh peneliti untuk mengetahui kesalahan atau ketidaksesuian produk yang dihasilkan menggunakan penilaian untuk uji ahli. Setelah itu dilakukan perbaikan berdasarkan saran perbaikan yang diperoleh dari uji ahli. Kemudian dilakukan uji
(3)
perorangan dengan 2 orang siswa untuk mengetahui tingkat keefektifan perangkat. Tahap terakhir dilakukan uji kelompok kecil, hasil uji kelompok kecil menunjukkan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa sebesar 82,4% dengan nilai KKM sebesar 70. Tingkat ketuntasannya lebih dari 75% sehingga perangkat pembelajaran ini dapat dikatakan efektif.
Kata kunci : Penelitian dan Pengembangan, Perangkat Pembelajaran, Media Tutorial, Komputer, Materi Kalor.
(4)
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF HEAT MATERIAL LEARNING INSTRUMENT TO OPTIMIZE THE USE OF
COMPUTER BASED TUTORIAL MEDIA
By
JEAN RUCY QURNIA A
A research and development were conducted with a purpose to built learning instrument that would able to optimize the use of computer-based-tutorial-media. Population in this research was all Grade VII students in Junior High School 3 in Bandar Lampung. Samples were students in Grade VII B who did not yet receive heat material. Data were collected with observations, direct interviews, inputs from experts and questionnaires. A development was conducted by modifying Potter development model that included need assessment, initial product development, input from experts, product revision, personal test and small group test. Building learning instrument for heat material for Grade VII was conducted in development stage to optimize the use of computer-based-tutorial-media in form of a syllabus, lesson plan,
for used tutorial media. The researcher revised the learning instrument in testing stage to find out errors and incompatibilities of the product with assessment from physic education experts. Personal test was conducted to two students to find out effectiveness of the learning instrument.
(5)
small group test where the results indicated that
accomplishment was 82.4% with standard point minimum of 70. The learning accomplishment was above 75% so that this learning instrument was effective.
Keywords : Research and Development, Learning Instrument, Tutorial Media, Computer, Heat Material
(6)
PEMBELAJARAN MATERI KALOR UNTUK MENGOPTIMALKAN
PEMANFAATAN MEDIA TUTORIAL BERBASIS KOMPUTER
Nama Mahasiswa : Jean Rucy Qurnia A Nomor Pokok Mahasiswa : 0853022029
Program Studi : Pendidikan Fisika
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Dr. Agus Suyatna, M.Si. Dr. Undang Rosidin, M.Pd
NIP. 19600821198503 1 004 NIP . 19600301198503 1 003
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M. Si.
(7)
Penulis dilahirkan di Baturaja, Kab. OKU Sumatera Selatan pada tanggal 12 Januari 1991, anak pertama dari satu bersaudara dari pasangan Bapak Sunarto dan Ibu Arsiah.
Penulis mengawali pendidikan formal pada Desa
Ciptamuda. Pada tahun1996 penulis melanjutkan pendidikannya di SD Negeri 1 Ciptamuda, diselesaikan tahun 2002. Penulis melanjutkan sekolah di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP) Negeri 1 Buay Madang yang diselesaikan pada tahun 2005. Sekolah Menengah Atas (SMA) penulis tempuh di SMA Negeri 1 Buay Madang dan diselesaikan pada tahun 2008.
Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan pernah melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Gunung Terang, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Pada tahun 2012 penulis melaksanakan penelitian di SMP Negeri 3 Bandar Lampung.
(8)
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan
(QS. Al-Insyiroh: 6-8)
Kalau
(9)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah:
Nama : Jean Rucy Qurnia A
NPM : 0853022029
Fakultas/Jurusan : FKIP/P MIPA Program Studi : Pendidikan Fisika
Alamat : Desa Ciptamuda, Kabupaten OKU Timur SUM-SEL
Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, September 2012 Yang Menyatakan,
Jean Rucy Qurnia A NPM. 0853022029
(10)
PERSEMBAHAN
Teriring do a dan rasa syukur kehadirat Allah SWT,
ku persembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan kasihku
yang tulus kepada:
Bapak dan Ibu tercinta dengan ketulusan do a, keringat dan air mata serta
kasih sayang tanpa putus, senantiasa memberikan dorongan serta saran dan
kritik
untuk keberhasilan penulis
Keluarga besarku
yang selalu memberikan semangat dan
menantikan keberhasilan penulis
(11)
Bismillahirrohmanirrohim
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, yang selalu melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor Untuk Mengoptimalkan Pemanfaatan Media Tutorial Berbasis Komputer Penulis menyadari bahwa dengan bantuan berbagai pihak, skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika dan Pembimbing II, atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis.
4. Bapak Dr. Agus Suyatna, M.Si., selaku dosen Pembimbing Akademik dan Pembimbing I yang telah memotivasi, membimbing, dan mengarahkan penulis selama penulisan skripsi.
5. Bapak Dr. Abdurahman, M.Si., selaku Pembahas dan Uji Ahli yang banyak memberikan masukan dan kritik yang bersifat positif dan membangun. 6. Bapak dan ibu dosen Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang telah
(12)
sarannya.
8. Bapak Drs. Bahrunsyah, M.Pd., selaku Kepala SMPN 3 Bandar Lampung yang telah memberi izin dan arahan selama penelitian.
9. Siswa-siswi kelas VII B SMPN 3 Bandar Lampung terimakasih atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.
10. Sahabat-sahabatku keluarga besar pendidikan fisika 2008 PFM, Andre, Arif, Ayu D, Ayu N, Yeni, Resti, Desni, Destiana, Desti Irani, Marfiana, Hamidah, Nova, Novi, Hanif, Nando, Ehwanto, Sularno, Putu, Ike, Roffa, Yesica, Eva Yanti, Eva R, Fitri, Khusnul, Fadila, Tuti, Fharia, Nining, Nurul, Dewi, Humairoh, Idelia, Sahistya, Oktha, Uji, Yuniar, Eka P, Liyan, Rika, Dian P, Intan, Emilia, Elly, Tresna, Eko, Tri Lego, Selly, Meita, Wina, Resa S, Putri, terima kasih atas bantuannya, kebersamaan serta kekeluargaannya selama ini. 11. Kakak tingkat angkatan 2007, 2006, dan 2005 atas bimbingannya.
12. Adik-adik tingkat dan keluarga besar fisika, 2009, 2010, 2011dan 2012. 13. Kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini.
Penulis berdoa, semoga semua amal dan bantuan, mendapat pahala serta balasan dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan. Amin.
Bandar Lampung, September 2012
(13)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Desain pembelajaran dewasa ini, hanya dipahami sebagai praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik atau juga dimaknai sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembangan pembelajaran dan
pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta
pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai
tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.
Terkait dengan peningkatan mutu pembelajaran secara garis besar komputer dimanfaatkan dalam dua macam penerapan, yaitu dalam pembelajaran dengan bantuan komputer (Computer Assisted Instruction-CAI) dan pembelajaran berbasis komputer (Computer Based Instruction-CBI). CBI mempunyai fungsi lebih luas. Perangkat lunak dalam CBI di samping bisa dimanfaatkan
(14)
sebagai fungsi CAI, juga bisa dimanfaatkan dengan fungsi sebagai sistem pembelajaran individual (individual learning), karena itu, perangkat lunak CBI bisa memfasilitasi belajar kepada individual. Pengembangan perangkat lunak CBI harus mempertimbangkan prinsip-prinsip belajar, prinsip-prinsip perencanaan sistem pembelajaran, dan prinsip-prinsip pembelajaran
individual (individual learning). Pada CBI, siswa berinteraksi langsung dengan media interaktif berbasis komputer, sementara guru bertindak sebagai desainer dan programer pembelajaran.
Tutorial (tutoring) adalah bantuan atau bimbingan belajar yang bersifat akademik oleh tutor kepada siswa untuk membantu kelancaran proses belajar mandiri siswa secara perorangan atau kelompok berkaitan dengan materi ajar. Tutorial dilaksanakan secara tatap muka atau jarak jauh berdasarkan konsep belajar mandiri. Kini terdapat banyak perangkat lunak tutorial berbasis komputer yang dapat kita temukan di internet, namun pemanfaatannya belum optimal karena tidak dilengkapi dengan perangkat pembelajaran untuk
membantu siswa dan guru melaksanakan proses pembelajaran..
Berdasarakan latar belakang diatas, peneliti telah mengembangkan media Perangkat Pembelajaran Materi Kalor Untuk Mengoptimalkan Pemanfaatan Media Tutorial Berbasis Komputer
(15)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana perangkat pembelajaran fisika yang dapat mengoptimalkan pemanfaatan media tutorial berbasis komputer oleh siswa.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah membuat perangkat pembelajaran fisika yang dapat mengoptimalkan pemanfaatan media tutorial berbasis komputer.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian pengembangan ini di antaranya: a. Tersedianya perangkat pembelajaran untuk mengoptimalkan
pemanfaatan media tutorial berbasis komputer yang dapat dimanfaatkan sebagai sistem pembelajaran individual (individual learning).
b. Sebagai contoh perangkat pembelajaran bagi guru agar dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
(16)
E. Ruang Lingkup
Agar penelitian ini mencapai sasaran sebagaimana yang telah dirumuskan, penulis, membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut:
1. Pengembangan adalah proses menerjemahkan spesifikasi desain ke dalam suatu wujud fisik tertentu.
2. Pengembangan yang dimaksud adalah pembuatan perangkat pembelajaran untuk mengoptimalkan pemanfaatan media tutorial. 3. Mengoptimalkan adalah menumbuhkan atau mengitensifkan. Dalam
penelitian ini yang dimaksudkan mengoptimalkan yaitu mengintensifkan tujuan belajar akan agar mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Media juga dapat menampilkan
informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan, sehingga dapat mengoptimalkan hasil belajar. 4. Perangkat pembelajaran yang dimaksud adalah instrumen yang
digunakan oleh guru untuk mengarahkan, menyukseskan, dan
mengefektifkan pembelajaran di kelas. Dalam hal ini, instrumen yang dimaksud adalah Silabus, RPP, media tutorial serta LKS.
5. Model media tutorial merupakan program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat lunak berupa program komputer yang berisi materi pelajaran.
(17)
6. Hasil belajar merupakan nilai dari kemampuan siswa menangkap dan mengaplikasikan suatu hal yang didapat dari pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung.
7. Objek penelitian pengembangan ini adalah siswa SMP kelas VII semester ganjil.
8. Kompetensi Dasar yang menjadi fokus untuk dikembangkan perangkat pembelajarannya adalah mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Materi pokok yang diajarkan adalah Kalor.
(18)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran
pengertian ini, Uno menambahkan,
dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada.
Pembelajaran merupakan persoalan guru. Pembelajaran menjadi efektif, efisien, dan menarik bergantung dari kemampuan guru menerapkan metode pembelajaran kepada siswa. Suatu materi pelajaran yang disampaikan guru bisa saja menarik bagi siswa tetapi belum tentu efektif dan efisien.
Pembelajaran yang diberikan di kelas terikat pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru. Di dalam RPP terdapat standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), dan indikator, sehingga dapat ditentukan metode dan media pembelajaran serta alokasi waktu yang dibutuhkan. Selain itu, pembelajaran merupakan suatu proses mencapai tujuan belajar.
Metode pembelajaran ditetapkan guru berdasarkan tujuan pembelajaran dan isi materi pelajaran untuk meningkatkan ketercapaian tujuan belajar siswa.
(19)
Setiap materi pelajaran memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda untuk disampaikan guru. Jika materi pelajaran itu disampaikan dengan metode yang tidak sesuai pembelajaran menjadi tidak efektif, efisien, dan menarik, maka metode pembelajaran berpengaruh dalam membuat siswa belajar.
Pembelajaran secara individual adalah kegiatan mengajar siswa yang menitik beratkan bantuan dan bimbingan kepada masing-masing individu. Ciri-ciri yang menonjol pada pembelajaran individual dapat ditinjau dari segi: (i) tujuan pembelajaran, (ii) siswa sebagai subjek yang belajar, (iii) guru sebagai fasilitator, (iv) program pembelajaran, (v) orientasi dan tekanan utama dalam pelaksanaan pembelajaran.
Tujuan Pembelajaran secara individual:
1. Pemberian kesempatan dan keleluasaan siswa untuk belajar berdasarkan kemampuan sendiri.
2. Pengembangan kemampuan tiap individu secara optimal. Tiap individu memiliki paket belajar sendiri-sendiri, sesuai dengan tujuan belajarnya secara individual juga.
Posisi siswa dalam pembelajaran individual: 1. Posisi siswa bersifat sentral
2. Keleluasaan belajar berdasarkan kemampuan sendiri 3. Kebebasan menggunakan waktu belajar
4. Keleluasaan dalam mengontrol: kegiatan, kecepatan, dan intensitas belajar dalam rangka mencapai tujuan .
5. Siswa dapat menyusun program belajar dan melakukan penilaian atas hasil belajar sendiri.
Guru sebagai fasilitator:
Dapat dilaksanakan secara efektif bila mempertimbangkan syarat-syarat sebagai berikut:
1. Membimbing belajar 2. Penyediaan sumber belajar 3. Memberi penguatan belajar
4. Menjadi teman dalam mengevaluasi pelaksanaan, cara, dan hasil belajar
5. Memberi kesenpatan siswa untuk memperbaiki diri. Program Pembelajaran individual:
Program pembelajaran individual merupakan usaha memperbaiki kelemahan pembelajaran klasikal.
1. Dari segi siswa, program pembelajaran individual lebih efektif, sebab sesuai dengan programnya sendiri.
(20)
2. Dari segi guru, program pembelajaran individual yang dikaitkan dengan jumlah siswa tampak kurang efisien, sebab jumlah 40-an memerlukan perhatian besar bagi guru, hal ini merupakan tugas yang melelahkan.
Orientasi dan Tekanan Utama Pelaksanaan:
Program pembelajaran individual berorientasi pada pemberian bantuan kepada setiap siswa agar ia dapat belajar secara mandiri (belajar mandiri). (Media Pendidikan : 1)
B. Perangkat Pembelajaran
Perangkat yang digunakan dalam proses pembelajaran disebut dengan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses belajar mengajar dapat berupa: silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), LKS (Lembar Kerja Siswa), media
pembelajaran, serta buku ajar siswa, (Ibrahim, 2000: 3).
1. Silabus
Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum berisikan garis-garis besar materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, dan rancangan penilaian. Dengan kata lain silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan sesuai dengan pemanfaatan media tutorial yang berbasis komputer, berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP).
Pengertian silabus menurut Salim dalam Muslich (2009: 23), silabus dapat pokok
(21)
Pemerintah Republik Indonesia No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20 yang berbunyi sebagai berikut:
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang kurangnya tujuan pembelajaran materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.
Menurut Muslich (2009: 28) langkah teknis pengembangan silabus adalah sebagai berikut:
(a) mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar; (b) mengidentifikasi materi pokok; (c) mengembangkan pengalaman belajar; (d) merumuskan indikator keberhasilan belajar; (e) menentuan jenis penilaian; (f) menentukan alokasi waktu; dan (g) menentukan sumber belajar.
2. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), yaitu panduan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario pembelajaran. RPP disusun untuk setiap pertemuan yang terdiri dari tiga rencana pembelajaran dikembangkan dari rumusan tujuan pembelajaran yang mengacu dari indikator untuk mencapai hasil belajar sesuai kurikulum berbasis kompetensi (KBK, 2004).
RPP yang dimaksud adalah RPP yang berorientasi pembelajaran terpadu yang menjadi pedoman bagi guru dalam proses belajar mengajar.
Langkah-langkah pembelajaran (sintaks) dikembangkan mengadopsi sintaks pembelajaran terpadu yang dimodifikasi dan disesuaikan terutama dengan materi pembelajaran yang di ajarkan. Dengan kata lain bahwa
(22)
sintaks yang dikembangkan berkaitan dengan cara penyampaian materi pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran tersebut difokuskan pada peningkatan kualitas pembelajaran, yaitu untuk memenuhi ketuntasan pembelajaran melalui pencapaian indikator hasil pembelajaran sesuai kurikulum.
Komponen-komponen penting yang ada dalam rencana pembelajaran meliputi: Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), hasil belajar, indikator pencapaian hasil belajar, strategi pembelajaran, sumber
pembelajaran, alat dan bahan, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan evaluasi.
3. LKS (Lembar Kegiatan Siswa)
Perangkat pembelajaran yang menjadi pendukung buku dalam pencapaian kompetensi dasar siswa adalah lembar kegiatan siswa (LKS). Lembar ini diperlukan guna mengarahkan proses belajar siswa, dimana pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik, maka dalam serangkaian langkah aktivitas siswa harus berkenaan dengan tugas-tugas dan pembentukan konsep. Dengan adanya lembar kegiatan siswa ini, maka partisipasi aktif peserta didik sangat diharapkan, sehingga dapat memberikan kesempatan lebih luas dalam proses konstruksi pengetahuan dalam dirinya.
Menurut Triyanto dalam Priyantono (2010: 21) LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Dalam proses pembelajaran, LKS digunakan sebagai media bagi siswa untuk mendalami materi fisika yang sedang dipelajari. Dengan
(23)
adanya LKS siswa dituntut untuk mengemukakan pendapat dan mampu membuat kesimpulan. Hal ini menunjukkan bahwa LKS berfungsi sebagai media yang dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar.
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran. Secara umum LKS merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Lembar kerja siswa berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan) yang harus dijawab oleh peserta didik. LKS ini sangat baik digunakan untuk menggalakkan keterlibatan peserta didik dalam belajar baik dipergunakan dalam penerapan metode terbimbing maupun untuk memberikan latihan pengembangan. Dalam proses pembelajaran fisika, LKS bertujuan untuk menemukan konsep atau prinsip dan aplikasi konsep atau prinsip.
(24)
Peninjauan literatur untuk memperkuat pendapat di atas tentunya perlu dilakukan. Diawali dari Majid (2007: 176) yang menyatakan bahwa:
Lembar kerja siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Tugas-tugas dalam sebuah LKS tidak akan dapat dikerjakan tanpa dilengkapi dengan buku lain atau referensi yang terkait dengan materi tugas. Tugas yang
diberikan berupa tugas praktik dan teoritis. Digunakannya LKS dapat melatih kemandirian siswa dan juga mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk itu, dalam
menyiapkannya guru harus cermat dan memiliki pengetahuan serta keterampilan yang memadai, karena sebuah LKS harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai atau tidaknya sebuah kompetensi dasar oleh peserta didik.
Pengertian lain diungkapkan oleh Trianto (2010: 111) yang menyatakan bahwa:
Lembar kegiatan siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kegiatan ini dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.
Berdasarkan uraian di atas, lembar kerja siswa (LKS) adalah lembar kegiatan yang digunakan siswa sebagai panduan untuk mempermudah proses belajarnya dan melatih kemandiriannya dalam upaya mencapai kompetensi dasar. LKS juga tidak dapat berdiri sendiri sebagai sumber belajar, harus ada buku penunjang atau sumber lain terkait materi yang ada. Media ini juga memperlancar kegiatan mengajar guru. Namun, di sini guru dituntut kecermatan dan kompetensinya sebagai seorang guru untuk menyiapkan LKS yang terbaik bagi siswanya. Guru dianggap sebagai orang yang paling mengerti kondisi dan keinginan siswa.
(25)
Menurut Sriyono dalam Setiawan (2005: 13) LKS dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian berdasarkan isinya yaitu:
1. Fakta, merupakan tugas yang sifatnya mengarahkan siswa untuk mencari fakta-fakta atau hal-hal lain yang berhubungan dengan bahan yang diajarkan.
2. Pengkajian, merupakan penggalian pengertian tentang bahan kearah pemahaman.
3. Pemantapan dan kesimpulan, yang sifatnya memantapkan materi pelajaran yang dikaji dalam diskusi kelas dimana kebenaran kesimpulan telah ditemukan dan diterima oleh semua peserta.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan suatu panduan dalam melakukan penyelidikan yang berbentuk tertulis dan memiliki fungsi sebagai media untuk membuat siswa menjadi aktif. LKS tidak hanya berisi petunjuk praktikum tetapi memuat
pertanyaan-pertanyaan yang menggiring siswa untuk menyimpulkan materi yang dipelajari.
4. Media Pembelajaran
Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Sadiman, dkk (2006: 6) menjelaskan bahwa kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari katamediumyang secara harfiah berarti perantara atau penghantar. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan, fungsinya untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
(26)
Media berasal dari bahasa latin yang mempunyai artiantara. Makna tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi dari suatu sumber kepada penerima. Uno (2008: 113). Menurut Briggs dalam Uno (2008: 114) menyatakan bahwa media : segala bentuk fisik yang dapat menyampaikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya. Sedangkan menurut Sadiman (2008: 7) kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau penghantar. Media pembelajaran dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima.
Marshall McLuhan dalam Hamalik (2002: 201) menyatakan pendapatnya bahwa:
Media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia. Artinya media tersebut bukan dalam bentuk orang akan tetapi pesan-pesan pembelajaran yang diwujudkan dalam suatu wujud tertentu seperti buku, modul atau dalam bentuk media audiovisual seperti VCD.
(27)
Menurut Sadiman dkk (2007 : 7):
media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Memahami pengertian tersebut, sebagai penyalur pesan, media
pembelajaran diperlukan bergantung tujuan belajar. Tujuan belajar ini secara tersirat dapat disamaartikan dengan pesan yang disampaikan pengirim melalui media. Dengan demikian, keberhasilan media, bergantung dari kesamaan pesan yang dikirim guru dan diterima oleh siswa. Hal inilah yang menyebabkan berbagai macam media memiliki kelebihan dan kekurangan bergantung sudut pandang ukurnya.
Selain itu, peran media dalam pembelajaran seperti dalam Uno (2008:114), Kemp, dkk., menjabarkan sejumlah kontribusi media dalam kegiatan pembelajaran antara lain:
1. penyajian materi ajar menjadi lebih standar; 2. kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik; 3. kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif;
4. waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi; 5. kualitas belajar dapat ditingkatkan;
6. pembelajaran dapat disajikan di mana dan kapan saja sesuai dengan yang diinginkan;
7. meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar menjadi lebih kuat/baik;
8. memberikan nilai positif bagi pengajar.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat komunikasi atau bentuk fisik yang digunakan untuk menyampaikan informasi/isi pembelajaran merangsang peserta didik untuk belajar. Pada
(28)
proses pembelajaran media memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Kehadiran media tidak saja membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi juga memberikan nilai tambah pada kegiatan pembelajaran. Hal ini berlaku bagi segala jenis media, baik yang canggih dan mahal ataupun media yang sederhana dan murah.
Selain itu, Sadiman dkk (2007: edia ada yang dituangkan dalam bentukcheclist
dkk (2007: 95) mengelompokkan media instruksional dari berbagai jenis media. Pengelompokan media dimaksud dapat dilihat pada tabel 2.1: Tabel 2.1 Daftar Kelompok Media Instruksional
Kelompok Media Media Instruksional
I Audio pita audio (rol atau kaset)
piringan audio
radio (rekaman siaran)
II Cetak buku teks terpogram
buku pegangan atau manual buku tugas
III Audio-cetak
buku latihan dilengkapi kaset atau pita audio
pita, gambar bahan
(dilengkapi) dengan suara pita audio
IV Proyeksi visual diam film bingkai (slide) film rangkai (berisi pesan verbal)
V Proyeksi visual diam dengan audio
film bingkai (slide) suara film rangkai suara VI Visual gerak
film bingkai dengan judul VII Visual gerak dengan audio film suara
video
Kelompok Media Media Instruksional VIII Benda
(29)
model tiruan IX
Manusia dan sumber lingkungan
X Komputer program instruksional
terkomputer (CAI)
Media mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar yaitu dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi yang disampaikan oleh guru dalam pembelajaran, mengarahkan dan meningkatkan perhatian siswa, serta mengefektifkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu media pembelajaran juga dapat digunakan oleh siswa sebagai sarana belajar mandiri, atau bersama dengan siswa lainnya tanpa kehadiran seorang guru. Dengan media pembelajaran dapat terus berlangsung
meskipun tidak disertai oleh guru.
Media pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahan fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. AECT (Assosiation for Education Comunication and Technology) dalam Sadiman, dkk (2006: 19) menjelaskan bahwa:
Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam khazanah pendidikan seperti ilmu cetak-mencetak, tingkah laku (behaviorisme),
komunikasi, dan laju perkembangan teknologi elektronik, media dalam perkembangannya tampil dalam berbagai jenis format (modul cetak, film, televise, film bingkai, film rangkai, program radio, computer dan seterusnya) masing-masing dengan cirri-ciri dan kemampuannya sendiri.
(30)
Media pembelajaran sebagai sumber belajar merupakan komponen dari system instruksional disamping pesan, orang, teknik latar dan peralatan. Sehingga fungsi media pembelajaran yang utama adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Hamalik dalam Priyantono (2010: 14) menyatakan:
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan belajar bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.
Dengan demikian penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pencapaian pembelajaran sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian isi pesan pembelajaran. Secara umum media mempunyai kegunaan:
a. Memperjelas pesan agar tidak terlaluverbalistis,
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra, c. Menimbulakan gairah belajar, interaksi labih langsung antara murid
dengan sumber belajar,
d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, audiotori, dan kinestetiknya,
e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.
(31)
Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
C. Media Pembelajaran Berbasis Komputer
Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran mungkin merupakan suatu hal baru bagi sekolah-sekolah di Indonesia. Apabila komputer digunakan sebagai media pembelajaran yang baik di sekolah, harus memenuhi beberapa syarat. Sebab suatu media pembelajaran mempunyai suatu kemampuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Penggunaan komputer sebagai media harus mempunyai tujuan untuk memberikan motivasi siswa. Selain itu, harus mampu merangsang pembelajar untuk mengingat apa yang sudah dipelajari dan dapat memberikan rangsangan belajar baru bagi siswa
siswa dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan mendorong pembelajar untuk melakukan praktik-praktik
a Teda Era dalam Hujair AH.Sanaky 201: 181)
Thorn dalam Hujair AH. Sanaky (2011: 181-182), mengajukan enam kriteria untuk menilai multimedia interaktif, yaitu:
1) kemudahan navigasi, artinya sebuah program media harus dirancang sesederhana, serapi dan seindah mungkin. 2) ada kandungan kognisi
3) pengetahuan dan presentasi informasi. Kedua kriteria di atas adalah untuk menilai isi dari program itu sendiri, apakah program itu telah memenuhi kebutuhan pembelajaran si pembelajar atau belum. 4) intergrasi media, yaitu media itu harus mampu mengintegrasikan
aspek tujuan pembelajaran, materi yang harus dipelajari, metode artinya variasi metode yang digunakan dan kemampuan si pembelajar,
(32)
5) untuk menarik minat pembelajar, program media harus mempunyai tampilan yang artistik dan tak lupa estetika juga merupakan sebuah kriteria.
6) fungsi secara keseluruhan, artinya program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh pembelajar (tujuan pembelajaran), sehingga pada waktu selesai menjalankan sebuah program (belajar) dia akan merasa telah belajar sesuatu dengan nyaman dan menyenangkan.
Dalam Hujair AH. Sanaky (2011: 182) Lee merumuskan paling sedikit ada delapan alasan pemakaian komputer sebagai pembelajaran, yaitu:
1) Pengalaman 2) Motivasi
3) Meningkatkan pembelajaran 4) Materi yang otentik
5) Interaksi yang lebih luas 6) Lebih pribadi
7) Tidak terpaku pada sumber tunggal 8) Pemahaman global.
Pembelajaran berdasarkan komputer sangat dipengaruhi oleh teori belajar kognitif model pemrosesan informasi (information processing model),yang berkembang pada tahun 60 dan 70-an. Model ini menampilkan
konseptualisasi dari sistem memori pada manusia yang mirip dengan sistem memori pada komputer. Hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Model Pemrosesan Informasi
Berdasarkan model ini, data masuk ke sistem memori melalui pencatat sensor (sensory register),kemudian dikirim ke penyimpanan jangka pendek (short-term store)selama sekitar 0,5 sampai 2 menit untuk dianalisis pendahuluan. Dari penyimpanan ini selanjutnya dikirim ke memori jangka pendek atau
Sensori Register Short-Term Store Short-term (Working Memori) Long-Term Memory
(33)
disebut juga dengan memori kerja(short-term memory). Kemudian data itu, setelah ditransformasi dan dikode menjadi bagian dari sistem pengetahuan yang disimpan pada memori jangka panjang(long-term memory). Dalam proses penyimpanan pada tempat penyimpanan jangka pendek dan memori kerja, sebagian data hilang dari sistem. (Rusman 2011: 289)
Komputer merupakan jenis media yang secara virtual dapat menyediakan respon yang segera terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh siswa. Menurut Sudrajat (2010) menyatakan bahwa
Komputer memiliki kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai dengan kebutuhan. Dengan tampilan yang dapat mengkombinasikan berbagai unsur penyampaian informasi dan pesan, komputer dapat dirancang dan digunakan sebagai media teknologi yang efektif untuk mempelajari dan mengajarkan materi pembelajaran yang relevan misalnya rancangan grafis dan animasi.
Menurut Arsyad (2007:96-98) menyatakan bahwa
Komputer berperan sebagai manager dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan namaComputer Managed Instruction (CMI). Adapun peran komputer sebagai pembantu tambahan dalam belajar,
pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan atau kedua-duanya. Modus ini dikenal sebagaiComputer Assisted
Instruction (CAI).
Arsyad juga mengungkapkan bahwa Peran Komputer sebagai media
pembelajaran secara umum mengikuti proses instruksional sebagai berikut : (1) Merencanakan, mengatur dan mengorganisasikan dan menjadwalkan
pengajaran
(2) Mengevaluasi siswa (tes)
(3) Megumpulkan data mengenai siswa
(4) Melakukan analisis statistic mengenai data pembelajaran (5) Membuat catatan perkembangan pembelajaran (kelompok atau
(34)
Menurut Sanjaya (2008: 219-223) terdapat beberapa bentuk penggunaan komputer sebagai media yang dapat digunakan dalam pembelajaran meliputi :
(1) Penggunaan Multimedia Presentasi. Kelebihan multimedia ini adalah dapat menggabungkan semua unsur media seperti teks, video,
animasi, image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar siswa. (2) CD Multimedia Interaktif. Beberapa model multimedia interaktif
diantaranya : a. Model Drill.
b. Model tutorial merupakan program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat lunak berupa program komputer yang tidak hanya berisi materi pelajaran, tetapi terdapat simulasi serta latihan soal.
c. Model Simulasi. Memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana sebenarnya.
d. Model Games atau permainan.
Pada umumnya, tipe penyajian yang banyak digunakan adalah tutorial dalam bentuk CD interaktif. Model ini membimbing siswa secara tuntas untuk menguasai materi dengan cepat dan menarik.
Menurut Winarno (2009) Beberapa jenis media pembelajaran berbasis komputer, diantaranya adalah :
1) Media Presentasi Pembelajaran (MPP)
MPP adalah alat bantu guru dalam menunjang proses pembelajaran di kelas. Dalam penggunaannya diperlukan improvisasi dari guru dalam transformasi materi ke siswa.
2) VCD Media Pembelajaran (VMP)
VMP adalah materi pelajaran yang dikemas secara audio-visual yang merupakan hasil proses kreatif (shooting)
3) Software Pembelajaran Mandiri (SPM) )
SPM adalah bahan belajar yang dimanfaatkan oleh siswa dalam proses pembelajaran secara mandiri sehingga peran guru tidak
dominan. Dalam media ini kedalaman materi dan interaktivitas media diharapkan mampu memunculkan stimulus dan respon siswa
(35)
D. Model Media Komputer Tutorial
Rusman (2011: 300) menyatakan bahwa program tutorial pada dasarnya sama dengan bimbingan, yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada siswa agar dapat mencapai hasil belajar secara optimal.
a. Konsep Pembelajaran Tutorial
Komputer sebagai tutor berorientasi pada upaya dalam membangun prilaku siswa melalui penggunaan komputer. Secara sederhana pola-pola pengoperasiannya adalah sebagai berikut:
1) Komputer menyajikan materi 2) Siswa memberikan respons
3) Respons siswa dievaluasi oleh komputer dengan orientasi pada arah siswa dalam menempuh prestasi berikutnya.
4) Melanjutkan atau mengulangi tahapan sebelumnya.
Tutorial dalam program pembelajaran berbasis komputer ditujukan sebagai pengganti sumber belajar yang proses pembelajarannya diberikan lewat teks, grafik, animasi, audio yang tampak pada monitor yang
menyediakan pengorganisasian materi, soal-soal latihan dan pemecahan masalah. Jika respons siswa benar, komputer akan terus bergerak pada pembelajaran berikutnya. Namun sebaliknya, jika respons siswa salah, komputer akan mengulangi pembelajaran sebelumnya atau bergerak pada salah satu bagian tertentu tergantung pada kesalahan yang dibuat.
Tahapan atau langkah-langkah pembelajaran berbasis komputer media tutorial adalah sebagai berikut:
1) Penyajian informasi (presentation of information),yaitu berupa materi pelajaran yang akan dipelajari siswa
2) Pertanyaan dan respons (question of response), yaitu berupa soal-soal latihan yang harus dikerjakan siswa
3) Penilaian respons (judging of response), yaitu komputer akan memberikan respons terhadap kinerja dan jawaban siswa
4) Pemberian balikan respons (providing feedback about response), yaitu setelah selesai, program akan memberikan balikan. Apakah telah sukses/berhasil atau harus mengulang
5) Pengulangan (remediation)
6) Segmen pengaturan pelajaran (sequencing lesson segment) (Rusman 2011: 301-302)
(36)
Dari tahapan di atas pembelajaran tutorial mempunyai tujuan untuk master learning) kepada siswa mengenai materi/bahan pelajaran yang sedang dipelajari. Terdapat hal yang menjadi identitas dari tutorial, yaitu pengenalan, penyajian informasi, pertanyaan dan respons jawaban, penilaian respons, pemberian umpan balik tentang respons, pembetulan, segmen pengaturan pembelajaran dan penutup.
Dalam proses pembelajaran menggunakan komputer model tutorial sesuai dengan tahapan yang dikemukakan oleh Rusman diperlukan RPP yang langkah-langkah pembelajarannya dapat memandu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan bantuan media komputer model tutorial.
Untuk membantu guru melaksanakan pembelajaran yang tidak sesuai dengan langkah-langkah tersebut perlu dibantu dengan LKS yang sesuai dengan media tutorial yang digunakan.
Adapun fungsi tutorial, yaitu:
1. Kurikuler,yakni sebagai pelaksana kurikulum sebagaimana telah
dibutuhkan bagi masing-masing modul dan mengomunikasikannya kepada siswa.
2. Pembelajaran, yakni melaksanakan proses pembelajaran agar para siswa aktif belajar mandiri melalui program interaktif yang telah dirancang dan ditetapkan.
3. Diagnosis-bimbingan,yakni membantu para siswa yang mengalami kesalahan, kekeliruan, kelambanan, masalah dalam pembelajaran. berbasis
(37)
komputer berdasarkan hasil penilaian, baik formatif,, maupun sumatif, sehingga siswa mampu membimbing diri sendiri.
4. Adminitratif, yakni melaksanakan pencatatan, pelaporan, penilaian, dan teknis administratif sesuai dengan tuntutan program CBI.
5. Personal,yakni memberikan keteladanan kepada siswa seperti
penguasaaan mengorganisasikan materi, cara belajar, sikap dan perilaku yang secara tak langsung menggugah motivasi belajar mandiri dan motif berprestasi yang tinggi.
Menurut wikipedia video tutorial adalah salah satu cara mentransfer pengetahuan dan dapat digunakan sebagai bagian dari pembelajaran. Lebih interaktif dan spesifik dari sebuah buku, dengan menggunakan video tutorial ini berupaya untuk mengajar dengan teladan dan memasok informasi untuk menyelesaikan tugas tertentu.
(38)
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian ini yaituresearch and developmentatau penelitian pengembangan. Pada penelitian pengembangan ini akan dikembangkan perangkat pembelajaran fisika yang berbasis komputer berupa silabus, RPP, media tutorial serta LKS.
Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah ahli desain pembelajaran dari UNILA dan siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandar Lampung. Pengembangan dilaksanakan pada materi Kalor semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 di SMP Negeri 3 Bandar Lampung.
B. Prosedur Pengembangan Produk
Desain penelitian yang digunakan yaitu memodifikasi proses pengembangan menurut Potter (2010). Dalam memproduksi perangkat pembelajaran fisika terdiri dari beberapa tahapan penting yaitu:
1. Analisis Kebutuhan.
2. Pengembangan Produk Awal. 3. Validasi Ahli.
(39)
5. Uji Perorangan. 6. Uji Kelompok Kecil
Susunan tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Langkah-langkah memproduksi Perangkat Pembelajaran Fisika Model pengembangan ini terdiri atas lima tahap yang akan dijelaskan sebagai berikut:
Tahap 5. Uji Perorangan
1. Mengembangkan silabus
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3. LKS
Tahap 2. Pengembangan ProdukAwal Tahap 4. Revisi Produk I
Merevisi produk I sesuai dengan catatan dan masukan dari validasi ahli yang menghasilkan Produk
Tahap 3. Validasi Ahli
Uji Ahli, yaitu praktisi pembelajaran fisika
Tahap 1. Analisis Kebutuhan 1. Melakukan penelitian pendahuluan
Mewawancarai guru
Menganalisis Kompetensi Dasar (KD) Studi Pustaka / dokumen
Menganalisis perangkat pembelajaran fisika berbasis komputer Penggunaan Produk I untuk Pembelajaran Fisika Kelas VII
Tahap 6. Uji Kelompok Kecil
Merevisi LKS sesuai dengan catatan dan masukan dari hasil uji satu lawan satu
(40)
1. Tahap I. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dimaksudkan untuk mengetahui seberapa perlukah perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan. Analisis kebutuhan ini dilakukan dengan metode wawancara dan observasi. Wawancara terhadap guru mata pelajaran fisika kelas bertujuan untuk mengetahui keefektifan dan kualitas perangkat pembelajaran yang mereka gunakan.
Dalam pembelajaran, yang dimaksud dengan kebutuhan adalah adanya kesenjangan antara kompetensi (kemampuan, keterampilan dan sikap) peserta didik yang diinginkan dengan kompetensi yang mereka miliki sekarang. Penetapan kompetensi yang ingin dicapai bisa didasarkan pada standar normatif yang ditetapkan di sekolah atau lembaga masing-masing, atau bisa didasarkan pada kebutuhan pengguna (user), bahkan bisa pula didasarkan pada kebutuhan masa depan (future need).
Analisis kebutuhan juga dilakukan dengan menganalisis KD (kompetensi dasar) mata pelajaran fisika kelas VII semester ganjil. Analisis KD
dilakukan untuk mengetahui materi-materi yang mungkin untuk dijadikan objek pengembangan dan juga media tutorial. Program tutorial pada dasarnya sama dengan program bimbingan, yang bertujuan memberikan bantuan kepada siswa agar dapat mencapai hasil belajar secara optimal. Program tutorial merupakan program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakansoftwareberupa program komputer yang berisi materi pelajaran dan soal-soal latihan. Pada proses pembelajaran yang dilakukan dengan metode ceramah, siswa kurang
(41)
berinteraksi kognitif antara siswa, mata pelajaran sehingga dipilih media tutorial dalam pembelajaran.
2. Tahap II. Pengembangan Produk Awal
Tahap II yaitu mengembangkan produk awal yang berupa perangkat pembelajaran fisika. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan perangkat pembelajaran fisika ini adalah sebagai berikut:
a) Mengembangkan silabus
Pembuatan silabus mengacu pada Peraturan Mendiknas No. 41 tahun 2007 mengenai Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Pengembangan silabus yang dilakukan dengan langkah-lagkah sebagai berikut (i) menuliskan nama mata pelajaran, jenjang sekolah, kelas dan semester dengan jelas sehingga ada kejelasan tentang tingkat pengetahuan prasyarat, pengetahuan awal dan karakteristik siswa yang akan diberi pelajaran (ii) menentukan standar kompetensi yang merupakan pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dikuasai serta tingkat penguasaan yang diharapkan dalam mempelajari sutu mata pelajaran (iii) penentuan kompetensi dasar, perincian atau penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi (iv) penentuan materi pokok sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar dan yang akan dinilai menggunakan instrumen penilaian berdasarkan
indikator pencapaian hasil belajar (v) penentuan pengalaman belajar siswa, yaitu aktivitas belajar yang perlu dilakukan oleh siswa dalam mencapai penguasaan standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi
(42)
pembelajaran (vi) penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator, indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran (vii) penjabaran indikator ke dalam instrumen penilaian meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen dan contoh instrumen (viii) penentuan alokasi waktu (ix) penentuan sumber/bahan ajar.
b) Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan pada pengembangan produk awal mengacu pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Peraturan Mendiknas No. 41 tahun 2007 mengenai Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator (kognitif, psikomotor dan afektif), tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, alokasi waktu, metode, kegiatan pembelajaran (pendahuluan, inti dan penutup),
penilaian hasil belajar (kognitif, psoses, psikomotor, perilaku berkarakter dan keterampilan sosial) , sumber belajar dan daftar pustaka.
Menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan silabus yang telah dikembangkan dengan langkah-langkah sebagai berikut (i)
mengambil satu unit pembeljaran yang akan diterapkan dalam
pembelajaran (ii) menuliskan standar kompetensi dan kompetensi dasar (iii) menentukan idikator pencapaian kompetensi dasar tersebut (iv) menentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar tersebut (v) merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran (vi) menentukan materi pembelajaran yang akan
(43)
diberikan pada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (vii) memilih metode pembelajaran yang dapat mendukung sifat materi dan tujuan pembelajaran (viii) menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang bisa dikelompokkan menjadi eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (ix) membagi setiap jam pertemuan
berdasarkan pada satuan tujuan pembelajran atau sifat/tipe/jenis materi pembelajaran bila untuk mencapai satu kompetens dasar membutuhkan alokasi waktu lebih dari 2 jam pelajaran (x) menyebutkan sumber atau media pembelajaran secara konkret untuk setiap bagian/unit/pertemuan (xi) menentukan teknik penilaian, bentuk dan contoh instrumen penilaian yang akan digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Jika instrumen penilaian berbentuk tugas, merumuskan dengan tugas tersebut secara jelas dan rambu-rambu penilaiannya, bila instrumen penilaian berupa soal, mencantumkan soal-soal tersebut, rambu-rambu penilaiannya dan kunci jawabannya, jika penilaian berbentuk proses dan sikap, menyusun rubrik dan indikatornya masing-masing.
Silabus beserta Rencana Pelaksaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa disebut sebagai produk I.
(44)
3. Tahap III. Validasi Ahli
Pada tahap III dilakukan uji validasi ahli yang ditujukan pada praktisi pembelajaran fisika, yang terdiri dari guru senior dan ahli desain
pembelajaran. Uji ahli dilakukan untuk mengetahui ketidaksesuaian atau kesalahan pada produk yang dibuat baik dari tampilan maupun isi. Data hasil validasi ahli materi dijadikan sebagai acuan untuk melakukan revisi terhadap produk I.
4. Tahap IV. Revisi Produk I
Berdasarkan validasi ahli, data yang telah didapatkan digunakan untuk mencari apakah masih ada ketidaksesuaian atau kesalahan pada produk, kemudian dilakukan revisi produk I sesuai dengan catatan dan masukan dari validasi ahli. Hasil revisi produk I disebut Produk II, kemudian produk II diujicobakan kepada pengguna dalam skala kecil.
5. Tahap V. Uji Perorangan
Uji coba produk dilakukan di SMP Negeri 3 Bandar Lampung pada kelas VII. Prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan pembelajaran pada setiap kelas yang belum memperoleh materi kalor dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan, yaitu silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan lembar kerja siswa.
(45)
b. Membagikan kuesioner dan meminta siswa untuk mengisinya.
Kuesioner yang dibagikan yaitu untuk mengetahui tingkat kemudahan, kemenarikan, kemanfaatan.
c. Menganalisis hasil uji perorangan untuk melihat kekurangan dan kelebihan perangkat pembelajaran fisika yang digunakan.
6. Uji Kelompok Kecil
Berdasarkan uji perorangan, data yang telah didapatkan digunakan untuk merevisi LKS yang digunakan, kemudian dilakukan uji kelompok kecil pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bandar Lampung. Uji kelompok kecil dilakukan untuk melihat hasil belajar siswa menggunakan LKS dan media tutorial.
C. Teknik Analisis Data
Data hasil penelitian pendahuluan yang diperoleh dari guru dan siswa digunakan untuk menyusun latar belakang dan mengetahui tingkat keterbutuhan instrumen penilaian.
Data hasil uji ahli berupa penilaian terhadap silabus, RPP, LKS, media tutorial dan penilaian pelaksanaan pembelajaran. Teknik pengumpulan datanya menggunakan angket yang ditujukan kepada uji ahli, yaitu guru senior dan ahli desain pembelajaran.
Sedangkan data kemenarikan, kemudahan penggunaan dan kemanfaatan produk diperoleh melalui evaluasi lapangan kepada pengguna secara langsung. Angket respon terhadap penggunaan produk memiliki 4 pilihan
(46)
-masing pilihan jawaban memiliki skor berbeda yang mengartikan tingkat kesesuaian produk bagi pengguna. Penilaian instrumen total dilakukan dari jumlah skor yang diperoleh kemudian dibagi dengan jumlah total skor kemudian hasilnya dikalikan dengan banyaknya pilihan jawaban. Skor penilaian dari tiap pilihan jawaban ini dapat dilihat dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban
Pilihan Jawaban Pilihan Jawaban Skor
Sangat menarik Sangat baik 4
Menarik Baik 3
Kurang menarik Kurang baik 2
Tidak menarik Tidak baik 1
Instrumen yang digunakan memiliki 4 pilihan jawaban, sehingga skor penilaian total dapat dicari dengan menggunakan rumus:
Hasil dari skor penilaian tersebut kemudian dicari rata-ratanya dari sejumlah subyek sampel uji coba dan dikonversikan ke pernyataan penilaian untuk menentukan kualitas dan tingkat kemanfaatan produk yang dihasilkan berdasarkan pendapat pengguna. Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini dapat dilihat dalam Tabel 3.2.
(47)
Tabel 3.2 Konversi Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas
Skor Penilaian Rerata Skor Klasifikasi
4 3,26 - 4,00 Sangat baik
3 2,51 - 3,25 Baik
2 1,76 - 2,50 Kurang Baik
1 1,01 - 1,75 Tidak Baik
(48)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian pengembangan ini adalah dihasilkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, dan LKS yang disesuaikan dengan media komputer model tutorial materi kalor. LKS tersebut membantu siswa untuk lebih aktif belajar mandiri serta mendapatkan nilai yang optimal. Perangkat
pembelajarannya dinyatakan efektif sebagai sumber belajar dengan memanfaatkan media tutorial berbasis komputer berdasarkan hasil uji kelompok kecil siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Bandar Lampung tahun ajaran 2011/2012 dengan persentase ketuntasan 82,4% dan simpangan baku sebesar 14,01.
B. Saran
Saran penelitian pengembangan ini adalah:
Guru hendaknya menggunakan media interaktif sebagai sumber belajar bagi siswa dan mengembangkan perangkat pembelajaran terutama LKS untuk membantu dalam menggunakan media interaktif.
(49)
xv
Gambar Halaman
2.1 Model Pemrosesan Informasi ... 20 3.1 Langkah- langkah memproduksi Perangkat Pembelajaran Fisika... 30 4.1 Grafik ketuntasan belajar kelas.. ...46
(50)
xii
Halaman
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR GAMBAR...xv
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian... 3
D. Manfaat Penelitian... 3
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran ... 6
B. Perangkat Pembelajaran ... 8
1. Silabus ... 8
2. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)... 9
3. LKS (Lembar Kegiatan Siswa) ... 10
4. Media Pembelajaran ... 13
C. Media Pembelajaran Berbasis Komputer ... 19
D. Model Media Tutorial ... 23
a. Konsep Pembelajaran Tutorial ... 23
(51)
xiii
A. Jenis Penelitian ... 26
B. Prosedur Pengembangan Produk... 26
1. Analisis Kebutuhan ... 28
2. Pengembangan Produk Awal ... 29
3. Validasi Ahli ... 32
4. Revisi Produk I... 32
5. Uji Perorangan ... 32
6. Uji Kelompok Kecil. ... 33
C. Teknik Analisis Data ... 33
IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengembangan. ... 36
1. Tahap I Analisis Kebutuhan. ... 36
2. Tahap II Pengembangan Produk Awal... 37
3. Tahap III Validasi Ahli dan Tahap IV Revisi Produk... 39
4. Tahap V Uji Perorangan... 40
5. Tahap VI Uji Kelompok Kecil. ... 42
B. Pembahasan 1. Efektivitas Perangkat Pembelajaran Pemanfaatan Media Tutorial Berbasis Komputer... 43
2. Kesesuian Produk yang Dihasilkan dengan Tujuan Pengembangan. ... 44
3. Kelebihan dan Kelemahan Produk Hasil Pengembangan. ... 45
V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 46
B. Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA. ... 47
LAMPIRAN 1. Perangkat Pembelajaran. ... 49
2. Uji Ahli... 87
3. Uji Perorangan... 108
(52)
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar.(2007).Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada : Jakarta Depdiknas. 2004.Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Depdiknas RI. Dwiyogo, Wasis D. 1999.Pelatihan dan Lokakarya Nasional Angkatan I
Metodelogi Penelitian Pengembangan 2001(Pengembangan Model Strategi Pembelajaran pada Kelas Unggulan Sekolah Dasar di Jawa Timur).
Malang: Universitas Negeri Malang.
Hamalik, Oemar. 2002.Perencanaan Anggaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Ibrahim, M., dan Nur, M. 2000.Pengajaran Berdasarkan Masalah.Surabaya: University Press.
Majid, Abdul. 2007.Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Media Pendidikan.2011. tanggal 22/06/2012. 10.00 WIB.Pembelajaran Individual.http://blog.tp.ac.id/pembelajaran-individual. Diunduh pada Muslich, Masnur. 2009.KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Potter, Arfiy. 2010. tanggal 01 Februari 2010.Skripsi Pengembangan Multimedia. http://sekripsiku.blogspot. com/ 2010/02/bab-iii.html. Diunduh pada Rusman. 2011.Model-Model Pembelajaran.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sadiman, A.S. Raharjo,R., Haryono, Anung & Rahardjito. 2006.Media
Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatanya. Jakarta: Pustekom dan Raja Grafindo Persada.
Sadiman, Arief S. 2008.Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sanaky , Hujair AH.. 2011.Media Pembelajaran.Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.
(53)
Sanjaya, Wina. 2010.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Edisi Pertama Cetakan ke-7. Kencana. Jakarta.
Sudrajat,A. (2008, Januari 12).Media Pembelajaran. Retrieved Januari 2012,09, from http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep-media-pembelajaran/
Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).Bandung: Penerbit Alfabeta.
Trianto. 2010.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
Uno, Hamzah B. 2008.Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Winarno, (2009,11 19).Komputer Sebagai Media Pembelajaran Fisika. Retrieved 02 07, 2012, from Curahan Hati. http://
_______ . 2009.Media Video Tutorial. http://en. wikipedia.org /wiki/video stutorial. pdf. Diunduh pada tanggal 22/06/2012. 11.30 WIB
(54)
xiv
Tabel Halaman
2.1 Daftar kelompok media Instruksional... 16
3.1 Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban. ... 34
3.2 Konversi Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas ... 35
4.1 Hasil Observasi. ... 37
4.2 Hasil uji ahli dosen dan guru senior... 39
4.3 Respon dan penilaian siswa dalam uji eksternal satu lawan satu. ... 41
(1)
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Model Pemrosesan Informasi ... 20 3.1 Langkah- langkah memproduksi Perangkat Pembelajaran Fisika... 30 4.1 Grafik ketuntasan belajar kelas.. ...46
(2)
xii DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR GAMBAR...xv
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian... 3
D. Manfaat Penelitian... 3
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran ... 6
B. Perangkat Pembelajaran ... 8
1. Silabus ... 8
2. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)... 9
3. LKS (Lembar Kegiatan Siswa) ... 10
4. Media Pembelajaran ... 13
C. Media Pembelajaran Berbasis Komputer ... 19
D. Model Media Tutorial ... 23
a. Konsep Pembelajaran Tutorial ... 23
(3)
xiii III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ... 26
B. Prosedur Pengembangan Produk... 26
1. Analisis Kebutuhan ... 28
2. Pengembangan Produk Awal ... 29
3. Validasi Ahli ... 32
4. Revisi Produk I... 32
5. Uji Perorangan ... 32
6. Uji Kelompok Kecil. ... 33
C. Teknik Analisis Data ... 33
IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengembangan. ... 36
1. Tahap I Analisis Kebutuhan. ... 36
2. Tahap II Pengembangan Produk Awal... 37
3. Tahap III Validasi Ahli dan Tahap IV Revisi Produk... 39
4. Tahap V Uji Perorangan... 40
5. Tahap VI Uji Kelompok Kecil. ... 42
B. Pembahasan 1. Efektivitas Perangkat Pembelajaran Pemanfaatan Media Tutorial Berbasis Komputer... 43
2. Kesesuian Produk yang Dihasilkan dengan Tujuan Pengembangan. ... 44
3. Kelebihan dan Kelemahan Produk Hasil Pengembangan. ... 45
V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 46
B. Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA. ... 47
LAMPIRAN 1. Perangkat Pembelajaran. ... 49
2. Uji Ahli... 87
3. Uji Perorangan... 108
(4)
47
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar.(2007).Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada : Jakarta Depdiknas. 2004.Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Depdiknas RI. Dwiyogo, Wasis D. 1999.Pelatihan dan Lokakarya Nasional Angkatan I
Metodelogi Penelitian Pengembangan 2001(Pengembangan Model Strategi Pembelajaran pada Kelas Unggulan Sekolah Dasar di Jawa Timur).
Malang: Universitas Negeri Malang.
Hamalik, Oemar. 2002.Perencanaan Anggaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Ibrahim, M., dan Nur, M. 2000.Pengajaran Berdasarkan Masalah.Surabaya: University Press.
Majid, Abdul. 2007.Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Media Pendidikan.2011. tanggal 22/06/2012. 10.00 WIB.Pembelajaran Individual.http://blog.tp.ac.id/pembelajaran-individual. Diunduh pada Muslich, Masnur. 2009.KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Potter, Arfiy. 2010. tanggal 01 Februari 2010.Skripsi Pengembangan Multimedia. http://sekripsiku.blogspot. com/ 2010/02/bab-iii.html. Diunduh pada Rusman. 2011.Model-Model Pembelajaran.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sadiman, A.S. Raharjo,R., Haryono, Anung & Rahardjito. 2006.Media
Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatanya. Jakarta: Pustekom dan Raja Grafindo Persada.
Sadiman, Arief S. 2008.Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sanaky , Hujair AH.. 2011.Media Pembelajaran.Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.
(5)
48 Sanjaya, Wina. 2010.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan Edisi Pertama Cetakan ke-7. Kencana. Jakarta.
Sudrajat,A. (2008, Januari 12).Media Pembelajaran. Retrieved Januari 2012,09, from http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep-media-pembelajaran/
Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).Bandung: Penerbit Alfabeta.
Trianto. 2010.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
Uno, Hamzah B. 2008.Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Winarno, (2009,11 19).Komputer Sebagai Media Pembelajaran Fisika. Retrieved 02 07, 2012, from Curahan Hati. http://
_______ . 2009.Media Video Tutorial. http://en. wikipedia.org /wiki/video stutorial. pdf. Diunduh pada tanggal 22/06/2012. 11.30 WIB
(6)
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Daftar kelompok media Instruksional... 16
3.1 Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban. ... 34
3.2 Konversi Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas ... 35
4.1 Hasil Observasi. ... 37
4.2 Hasil uji ahli dosen dan guru senior... 39
4.3 Respon dan penilaian siswa dalam uji eksternal satu lawan satu. ... 41