BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Olahraga adalah suatu kegiatan fisik yang merupakan salah satu cara untuk dapat meningkatkan kebugaran serta dilakukan dengan aturan tertentu, dimana dengan tujuan
untuk meningkatkan efisiensi fungsi dari tubuh sehingga dapat meningkatkan kesegaran jasmani serta berpengaruh dalam peningkatan dari prestasi pada cabang olahraga yang diikuti
Halim, 2004. Olahraga merupakan aktifitas fisik yang dapat mempunyai tujuan tertentu serta dilakukan dengan cara-cara yang sistematis, di dalam melakukan aktifitas olahraga,
setiap manusia memiliki tujuan yang berbeda dalam berolahraga seperti rekreasi, pendidikan, kesehatan, kebugaran, dan pretasi Nala, 2011.
Seperti halnya di jaman sekarang ini olahraga yang banyak diminati yaitu sepak bola. Sepak bola merupakan cabang olahraga yang paling disukai di seluruh dunia, dan digemari
oleh siapapun baik anak-anak, orang dewasa, orang tua, laki-laki bahkan perempuan. Tim- tim sepak bola bermunculan seiring dengan berkembangnya olahraga ini, baik di tingkat
sekolah SMP maupun SMA, salah satunya SMAN 1 Semarapura yang merupakan Sekolah yang memiliki ekstrakulikuler Sepak bola yang diberi nama Semarapura United. Tim ini
sering mengikuti lomba-lomba dan sempat meraih juara umum pada PORSENIJAR Pekan Olahraga dan Seni Pelajar Klungkung, yang seing digelar di kabupaten Klungkung.
Sepak bola merupakan permainan olahraga beregu, yang masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya
dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya. Tujuan dari permainan sepak
bola yaitu untuk mendapatkan point dengan cara memasukkan bola ke gawang lawan dengan sebanyak-banyaknya Sucipto, 2000. Untuk menjadi pemain Sepak bola yang baik, harus
mengetahui terlebih dahulu teknik dasar dalam bermain sepak bola. Berbagai teknik dasar penguasaan bola terdiri dari menendang bola, menerima bola, menggiring, dan teknik
penjaga gawang. Pada permainan sepak bola sangat memerlukan kemampuan fisik, dan kemampuan fisik yang dianggap dapat memberikan pengaruh terhadap kemampuan
menggiring bola dalam permainan sepak bola yaitu kelentukan, kecepatan, dan kelincahan Djawad, 1981.
Pada saat berlatih dan bertanding para pemain sepak bola sangat beresiko mengalami cedera terutama pada ekstermitas bawah. Contohnya Strain hamstring, sehingga sebagai
jenis cedera yang paling sering dialami, Strain quadriceps, sprain ankle, dan cedera pada knee. Strain hamstring merupakan cedera yang disebabkan karena over stretch. Karena
Cedera ini disebabkan karena otot dipaksakan utuk meregang atau melakukan gerakan membelok secara tiba-tiba sehingga terjadinya robeknya otot hamstring. Robekan otot ini
dapat menyebabkan terjadinya nyeri dan peradangan sehingga nyeri dan peradangan yang ditimbulkan dapat mengganggu aktivitas seorang atlit Alter, 1999. Dari hasil survey
Rosella, 2013 ditemukan lima dari tujuh siswa Sekolah Sepak Bola SSB sering mengalami strain otot hamstring dan mengalami gangguan fleksibilitas pada otot hamstring
dengan adnya tight pada otot hamstring. Hal ini menjadi perhatian kebutuhan rehabilitatif yang memadai untuk mencegah reinjuries Arnason et al, 2004.
Fleksibilitas adalah kemampuan persendian dalam melakukan gerak dengan luas gerak yang penuh Duster, et al, 2007. Sendi tubuh yang dikatakan fleksibilitasnya baik
apabila ruang gerak dari sendi itu sendiri tidak mengalami gangguan. Gerakan hanya dapat terjadi bila ada suatu kontraksi dari otot-otot yang bersangkutan. Sehingga untuk dapat
melakukan suatu gerakan yang baik pada jaringan lunak otot, jaringan pengikat, serta kulit. Secara umum menurunnya fleksibilitas lebih diakibatkan oleh kebiasaan bergerak dalam pola
tertentu pada seorang individu dan pada gerakan tertentu dibandingkan dengan usia atau jenis kelamin. Fleksibilitas juga berkaitan dengan ukuran tubuh seseorang, jenis kelamin, usia, dan
aktifitas fisik yang dilakukan. Fleksibilitas hamstring pada pemain sepak bola, Pada pemain sepak bola Penggunaan
otot hamstring yang berlebihan merupakan penyebab utama ketegangan pada otot hamstring. Hal ini terjadi ketika otot ditarik melebihi kapasitasnya atau berkontraksi secara
tiba-tiba dengan beban yang berlebihan. Misalnya pada gerakan menendang bola secara terhentak, otot hamstring yang memendek secara tiba-tiba akan menyebabkan kontraksi
kurang maksimal sehingga serabut-serabut otot yang posisinya menyilang akan dipaksa lurus padahal otot dalam keadaan tidak rileks sehingga hal tersebut berpotensi untuk
mengakibatkan kerobekan pada otot hamstring. Hamstring yang mengalami pemendekan dapat berpengaruh pada penurunan kekuatan atau keseimbangan otot sehingga kontraksi
menjadi tidak sinergis Stephens et al, 2006. Jika tidak diimbangi dengan fleksibilitas yang baik rawan memunculkan terjadinya cedera. Untuk mencegah terjadinya cedera hamstring,
maka otot harus kuat dan lentur. Sehingga, diperlukan latihan peregangan otot yang baik Rafqi, 2010.
Fleksibilitas otot yang baik dapat mendukung kualitas pemain, karena dapat mencegah strain, salah satu cara untuk mencegah strain adalah dengan melakukan stretching.
Stretching secara umum merupakan bentuk dari penguluran atau peregangan pada otot – otot
di setiap anggota badan agar dalam setiap melakukan olahraga, sehingga untuk dapat mengurangi dampak cedera yang sangat rentan terjadi. Misalnya sebelum melakukan
olahraga biasanya dilakukan pemanasan terlebih dahulu, diantaranya adalah penguluran otot atau stretching.
Stretching merupakan suatu aktivitas yang sudah banyak diterapkan di lingkungan masyarakat. Contohnya, sebelum melakukan aktivitas olahraga biasanya dilakukan
pemanasan terlebih dahulu diantaranya adalah stretching Kisner and Colby, 2007. Terdapat banyak metode stretching untuk dapat meningkatkan fleksibilitas otot yaitu proprioceptive
neuromuscular facilitation PNF, ballistic stretching, static stretching, pasif stretching, isometric stretching, auto stretching, active isolated stretching Kinser and Colby, 2007.
Active Isolated Stretching merupakan suatu kontraksi otot agonis secara aktif dan merileksasikan otot antagonisnya melalui inhibisi timbal balik yang menyebabkan terjadinya
peregangan. Dalam penelitian Wismanto 2011 active isolated stretching memberikan peningkatan yang bermakna terhadap peningkatan fleksibilitas otot hamstring dengan hasil
pre test 24,42 cm dan hasil post test 34,57 cm. Pengaruh ini terjadi karena Intervensi active isolate stretching bertujuan untuk mencegah dan mengurangi kekakuan serta mengulur
struktur jaringan lunak soft tissue yang berkaitan dengan spasme sehingga dapat meningkatkan lingkup gerak sendi LGS dan meningkatkan fleksibilitas otot Kochno,
2009. Menurut Rosella 2013 Intervensi lain yang lebih efektif dalam memningkatkan
fleksibilitas otot yaitu Muscle Energy Technique Isometric, dimana latihan ini menghinhibisi golgi tendon organ GTO agar tidak terjadinya stretch reflex. Dengan terinhibisinya GTO
ini akan memberikan panjang otot baru pada hamstring Chaintow, 2001. Dalam penelitian Wahyu 2014 muscle energy technique isometric memberikan peningkatan yang bermakna
terhadap peningkatan fleksibilitas otot hamstring dari pada static stretching dengan hasil pre test 25,958 cm dan hasil post test 37,542 cm. Pengaruh ini terjadi karena muscle energy
technique bekerja dengan merileksasikan otot tanpa menimbulkan rasa nyeri dan kerusakan jaringan dengan tekanan yang ringan serta lembut sehingga tidak membuat jaringan iritasi
dan tergang kuat Chintow, 2001.
Melihat dari kedua Intervensi dalam meningkatkan fleksibilitas otot hamstring, sehingga muscle energy technque lebih efektif dalam meningkatkan fleksibilitas otot
hamstring, tentang muscle energy technque lebih meningkatkan nilai pada post test daripada active isolated stretching. Terdapat dua tipe muscle energy technique yaitu post isometrik
relaxation PIR dan reciprokal inhibition RI. Isometric muscle energy techniques yang biasa disebut post isometric relaxation PIR memiliki pengaruh utama yaitu dapat
mengurangi tonus sehingga otot yang mengalami hipertonus serta akan mengembalikan panjang normal istirahat otot. Mekanisme kerjanya yaitu secara singkat dimana gamma
afferent kembali ke serabut intrafusal dan kembali ke panjangnya, yang merubah panjang istirahat serabut ekstrafusal otot, dimana membuat hamstring yang santai dan terjadinya
pemanjangan otot saat rileksasi Chaitow, 2006. Melihat latar belakang tersebut, maka pentingnya untuk meningkatkan fleksibilitas
otot hamstring pada pemain sepak bola agar dapat terhindar dari cedera. Selain itu belum banyak penelitian terhadap kedua latiahan tersebut dalam meningkatkan fleksibilitas otot
hamstring. Berdasarkan hal tersebut maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Efektivitas Intervensi Muscle Energy Technique dan Intervensi Active Isolated
Stretching Terhadap Peningkatan Fleksibilitas Otot Hamstring pada Pemain Sepak Bola SMAN 1 Semarapura
”.
1.2 Rumusan Masalah