Proses diatas tersebut menyebabkan terbentuknya ikatan silang cross links Antara actin dan myosin dan terjadi pergeseran filament tipis pada filamen tebal pemendekan atau
kontraksi. Pada tahap relaksasi Ca2+ akan dipompakan kembali kedalam retikulum sarkoplasmik dan terjadi pelepasan Ca2+ dari troponin, sehingga interaksi antara actin dan
myosin berhenti. Pada proses kontraksi dan relaksasi otot maka otot akan mengalami perubahan panjang yang dihasilkan serabut otot. Stretching akan memberikan efek langsung
pada muscle spindle. Spindel otot akan menyampaikan stimulus ke medula spinalis kemudian sistem saraf pusat. Inpuls yang diproses menimbulkan stretch reflex atau refleks miostatis
untuk mencoba menahan perubahan panjang otot yang terjadi oleh tendon golgi dengan cara otot yang diulur akan mengalami kontraksi. Apabila perubahan panjang otot berlangsung
secara tiba-tiba maka kontraksi akan semakin kuat.
2.4 Muscle Enegy Technique
2.4.1 Pengertian Muscle Energy Technique
Muscle energy techniques MET merupakan teknik osteopatik yang memanipulasi jaringan lunak dengan gerakan langsung dan dengan kontrol gerak yang dilakukan oleh
pasien sendiri pada saat kontraksi isotonik atau isometrik, ini bertujuan untuk meningkatkan fungsi muskuloskeletal dan mengurangi nyeri. Muscle energy techniques memiliki prinsip
manipulasi dengan cara yang halus, dengan kekuatan tahanan gerak yang minimal hanya sebesar 20-30 dari kekuatan otot, melibatkan kontrol pernapasan pasien, dan dengan
repetisi yang optimal. Muscle energy techniques bekerja dengan merilekskan otot tanpa
menimbulkan nyeri dan kerusakan jaringan melalui tekanan yang ringan dan lembut sehingga tidak membuat jaringan iritasi dan teregang kuat Chaitow, 2006; Webster, 2001.
Muscle energy techniques MET merupakan teknik isometrik dan isotonik yang digunakan untuk strengthening atau meningkatkan tonus otot yang lemah, melepaskan
hipertonus, stretching ketegangan otot dan fascia, dan meningkatkan fungsi muskuloskeletal, mobilisasi sendi pada keterbatasan gerak sendi, dan meningkatkan sirkulasi lokal Fryer,
2011 Intervensi pada keterbatasan gerak sendi dapat dimodifikasi dengan menggunakan Muscle Energy Technique soft tissue stretching dan mobilisasi sistem osteoligamentous
seperti yang ditunjukan dengan peningkatan ROM melalui teknik pulse Muscle energy techniques Chaitow, 2006.
Terdapat dua tipe Muscle Energy Technique yaitu Post Isometrik Relaxation PIR dan Reciprokal Inhibition RI yang dijelaskan sebagai berikut Grubb, 2010:
1 Isometrik Muscle Energy Techniques
Pengaruh utama yaitu mengurangi tonus pada otot yang mengalami hipertonus dan mengembalikan panjang normal istirahat otot. Mekanisme kerjanya yaitu secara singkat
dimana gamma afferent kembali ke serabut intrafusal dan kembali ke panjangnya, yang merubah panjang istrihatat serabut ekstrafusal otot.
2 Isotonik Muscle energy techniques
Isotonik Muscle energy techniques menggunakan teknik reciprocal innervation inhibition yang memiliki prinsip kerja yaitu ketikat otot agonist berkontraksi dan memendek, otot
antagonist harus rileks dan memanjang sehingga gerakan terjadi dibawah pengaruh otot agonist. Kontraksi otot agonist reciprocal menghambat otot antagonist sehingga
menimbulkan gerakan yang pelan, lebih kuatnya kontraksi otot agonist, hambatan lebih terjadi, dan otot antagonist lebih rileks.
2.4.2 Prosedur Muscle Energy Technique