Sumber Dana Pendidikan Pembiayaan Pendidikan
21 c.
Bantuan sumbangan dari BP3 d.
Sumbangan dari Pemerintah Daerah setempat kalau ada e.
Bantuan lain-lain Menurut Dedi Supriadi 2003: 5 biaya pendidikan pada tingkat makro
nasional berasal dari: a.
Pendapatan negara dari sektor pajak yang beragam jenisnya b.
Pendapatan dari sektor non-pajak c.
Keuntungan dari ekspor barang dan jasa d.
Usaha-usaha negara lainnya, termasuk dari divestasi saham pada perusahaan negara BUMN
e. Bantuan dalam bentuk hibah grant dan pinjaman luar negeri loan baik
dari lembaga-lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia, ADB, IMF, IDB, JICA maupun pemerintah baik melalui kerjasama
multilateral maupun bilateral. Dari beberapa uraian pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa dana
pendidikan adalah sumber daya keuangan yang disediakan untuk menyelenggarakan dan mengelola pendidikan. Sumber dana pendidikan ada
tiga, yaitu pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Dana pendidikan yang bersumber dari pemerintah dapat berasal dari pendapatan
negara dari sektor pajak, pendapatan dari sektor non-pajak, keuntungan dari ekspor barang dan jasa, dan usaha-usaha negara lainnya. Sedangkan dana
pendidikan yang bersumber dari pemerintah daerah dapat berasal dari
22 anggaran pemerintah, anggaran pemerintah daerah, bantuan pihak asing
yang tidak mengikat, dan sumber lain yang sah. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan Pasal 50 Ayat 1 menyebutkan bahwa sumber pendanaan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan.
Lebih lanjut, dalam pengelolaan dana pendidikan ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan PP Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan Pasal 59 antara lain: a.
Prinsip Keadilan Prinsip keadilan dilakukan dengan memberikan akses pelayanan
pendidikan yang seluas-luasnya dan merata kepada peserta didik atau calon peserta didik, tanpa membedakan latar belakang suku, ras, agama,
jenis kelamin, dan kemampuan atau status sosial-ekonomi. b.
Prinsip Efisiensi Prinsip efisiensi dilakukan dengan mengoptimalkan akses, mutu,
relevansi, dan daya saing pelayanan pendidikan. c.
Prinsip Transparansi Prinsip transparansi dilakukan dengan memenuhi asas kepatutan dan tata
kelola yang baik oleh Pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara pendidikan yang didirikan masyarakat, dan satuan pendidikan sehingga:
1 dapat diaudit atas dasar standar audit yang berlaku, dan menghasilkan
opini audit wajar tanpa perkecualian; dan
23 2
dapat dipertanggungjawabkan secara transparan kepada pemangku kepentingan pendidikan.
d. Prinsip Akuntabilitas Publik
Prinsip akuntabilitas
publik dilakukan
dengan memberikan
pertanggungjawaban atas kegiatan yang dijalankan oleh penyelenggara atau satuan pendidikan kepada pemangku kepentingan pendidikan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Harsono 2008: 89 berpendapat bahwa pengelolaan keuangan sekolah
haruslah memenuhi persyaratan responsibel, akuntabel dan transparan. Pengelolaan keuangan sekolah harus bisa dipertanggungjawabkan sesuai
dengan penerimaan
dana dan
pemanfaatan dana
serta dapat
dipertanggungjawabkan di depan hukum. Transparan dalam pengelolaan dana berarti dapat diketahui oleh pihak-pihak yang terkait. Lembaga
memiliki aturan dimana hanya pihak tertentu saja yang dapat dilibatkan dalam pencaatan administrasi keuangan, mengetaui, memahami dan
mendalami administrasi keuangan.