viii
Buku Guru Kelas VII SMPMTs Edisi Revisi
Berdasarkan uraian tersebut, secara substansi PJOK mengandung aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan. Tujuan utama PJOK adalah meningkatkan life-long physical activity
dan mendorong perkembangan isik, psikologis, dan sosial peserta didik. Jika ditelaah lebih lanjut, tujuan ini mendorong perkembangan motivasi diri untuk melakukan aktivitas isik,
memperkuat konsep diri, belajar bertanggung jawab dan keterampilan kerja sama. Peserta didik akan belajar mandiri, mengambil keputusan dalam proses pembelajaran, belajar bertanggung
jawab dengan diri dan orang lain. dan Proses menuju memiliki rasa tanggung jawab ini setahap demi setahap beralih dari guru kepada peserta didik.
B. Strategi Mengajar dan Metode Pembelajaran
Pembelajaran PJOK dipengaruhi kemampuan isik peserta didik. Karena itu, guru perlu memiliki berbagai strategi dalam perencanaan pengajaran dan pembelajaran. Strategi ini
memperhatikan beberapa aspek, seperti kemampuan motorik yang berbeda, tingkat kebugaran jasmani, spatial awareness, perilaku, kepercayaan diri. Karena itu, guru peru mengenali kesulitan
yang akan dihadapi peserta didik, pengaruhnya terhadap pembelajaran dan membuat strategi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Pengalaman belajar yang paling efektif adalah apabila peserta didikseseorang mengalami berbuat secara langsung dan aktif di lingkungan belajarnya. Pemberian kesempatan yang
luas bagi peserta didik untuk melihat, memegang, merasakan, dan mengaktifkan lebih banyak indra yang dimilikinya, serta mengekspresikan diri akan membangun pemahaman
pengetahuan, perilaku, dan keterampilannya. Oleh karena itu, tugas utama pendidikguru adalah mengondisikan situasi pengalaman belajar yang dapat menstimulasi atau merangsang
indra dan keingintahuan peserta didik. Hal ini perlu didukung dengan pengetahuan guru akan perkembangan psikologis peserta didik dan kurikulum di mana keduanya harus saling
terkait. Saat pembelajaran, guru hendaknya peka akan gaya belajar peserta didik di kelas. Dengan mengetahui gaya belajar peserta didik di kelas secara umum, guru dapat menentukan
strategi pembelajaran yang tepat.
Dengan demikian, pendidikguru hendaknya menyiapkan kegiatan belajar-mengajar yang melibatkan mental peserta didik secara aktif melalui beragam kegiatan, seperti:
kegiatan mengamati, bertanyamempertanyakan, menjelaskan, berkomentar, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, dan sejumlah kegiatan mental lainnya. Guru hendaknya
tidak memberikan bantuan secara dini dan hendaknya selalu menghargai usaha peserta didik meskipun hasilnya belum sempurna. Selain itu, guru perlu mendorong peserta didik supaya
peserta didik berbuatberpikir lebih baik, misalnya melalui pengajuan pertanyaan menantang yang ‘menggelitik’ sikap ingin tahu dan sikap kreativitas peserta didik. Dengan cara ini, guru
selalu mengupayakan agar peserta didik terlatih dan terbiasa menjadi pelajar sepanjang hayat.
Dalam merencanakan strategi yang tepat, guru harus mengetahui kemampuan peserta didik dan memilih gayametode mengajar-pembelajaran yang akan digunakan sebagai strategi
pembelajaran. Pembelajaran dalam PJOK, menggunakan gaya mengajar yang dikembangkan oleh Mosston 1986. Mosston menggunakan STS Spectrum of Teaching Style, dimana
spektrum tersebut berada di antara serangkaian gaya, dari gaya mengajar berpusat pada guru hingga gaya mengajar berpusat pada peserta didik.
ix
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
ix
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Berpusat pada Peserta Didik Berpusat pada Guru
1. Gaya Mengajar Komando: guru memberi demonstrasi dan penjelasan, kemudian semua peserta didik melakukan gerakan beberapa kali, dengan arahan guru.
2. Gaya Mengajar Latihan: guru memberi demontrasi dan penjelasan, dilakukan dalam beberapa tahap sehingga peserta didik paham, Kemudian, peserta didik melakukan, dan
guru berada di antara mereka untuk memperbaiki. 3. Gaya Mengajar Resiprokal: guru mempersiapkan lembar tugas gerak yang harus dilakukan
peserta didik, guru memberi demonstrasi dan penjelasan serta klariikasi lembar tugas resiprokal. Peserta didik melakukan dan temannya mengamati lalu mengisi lembar
pengamatan secara bergantian. Guru berada di antara peserta didik untuk membetulkan kesalahan dan membantu dalam pengamatan jika diperlukan.
4. Gaya Mengajar Penugasan: dalam gaya mengajar ini, guru menentukan tugas dan peserta didik diberi kesempatan untuk membuat keputusan apa yang akan mereka
lakukan. Tugas dibagi dalam beberapa level. Pada level pertama, semua peserta didik melakukan tugas yang sama, dengan tahap yang mereka mampu. Pada level kedua,
setiap peserta didik melakukan tugas sesuai dengan capaian pada level pertama. Pada level selanjutnya, peserta didik menerima serangkaian tugas yang mereka bertanggung
jawab untuk menyelesaikannya. Guru menyediakan sumber informasi, tetapi peserta didik harus memperkaya dengan sumber-sumber lain yang sesuai.
5. Gaya Mengajar Penemuan Terpimpin: dalam gaya mengajar ini, guru memberikan tugas melakukan gerak, dan peserta didik diberi kebebasan untuk bagaimana melakukan gerak.
Misalnya: guru memberi arahan “Berdiri dalam posisi siap dan melompat sejauh mungkin di atas matras”, peserta didik akan melakukannya dengan berbagai cara.
6. Gaya Mengajar Pemecahan Masalah: gaya ini hampir sama dengan penemuan terpimpin. Jika pada gaya penemuan terpimpin, peserta didik diarahkan untuk menemukan jawaban
yang sama, dalam gaya pemecahan masalah, peserta didik dapat memberikan jawaban yang berbeda. Misalnya guru memberikan masalah “bagaimana caranya supaya kita dapat
mendarat dengan aman dan sejauh mungkin dari posisi sebelum melompat?”
7. Gaya Mengajar Eksplorasi: gaya mengajar yang berpusat pada siswa, guru memberikan tugas gerak yang memungkinkan peserta didik untuk bergerak bebas melakukan tugas
sesuai yang mereka inginkan. Guru hanya memberi sedikit arahan. Gaya ini dapat dipergunakan untuk mengenalkan suatu konsep, peralatan yang baru dikenal, atau untuk
mengetahui apakah peserta didik menyukai tugas gerak. Misalnya: “Temukan berapa gerakan menendang bola yang bisa dilakukan?”