2. Untuk selanjutnya pemeriksaan kehamilan harus dilakukan di rumah sakit
yang ditunjuk dengan mengikuti prosedur rawat jalan lanjutan di rumah sakit serta dapat melahirkan di rumah sakit yang ditunjuk
3. Proses persalinan kehamilan resiko tinggi dapat berlangsung normal atau
dengan tindakan seperti Induksi, penggunaan vacum atau Forcep bahkan operasi
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain :
a. Salah satu faktor tingginya AKI di Indonesia adalah karena relatif masih
rendahnya cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan. Rendahnya pendidikan di masyarakat, budaya dan ekonomi menjadikan sebagian masyarakat memilih
bersalin pada tenaga non kesehatan dukun. Hasil Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2010, juga menunjukan bahwa persalinan oleh tenaga kesehatan
di fasilitas kesehatan baru mencapai 55,4, sedangkan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan baru mencapai 69,3. Hal ini menunjukan
bahwa sekitar 31 persalinan masih ditolong oleh dukun. Kurangnya biaya menjadi salah satu alasan masyarakat untuk memilih bersalin pada dukun.
Data SDKI 2002-2003 menunjukan bahwa kendala terbesar yang dihadapi penduduk miskin untuk mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan adalah
ketiadaan uang 34 persen, jarak ke fasilitas pelayanan kesehatan yang terlalu jauh 18 persen, serta adanya hambatan dengan sarana angkutan atau
transportasi 16 persen. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
b. Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas kesehatan kabupaten Parigi
Moutong bahwa target pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan untuk tahun 2012 adalah 88, sedangkan pencapaian dari Januari sampai Agustus
2012 adalah 57,64.Demikian pula dari 6 Puskesmas yang ada di Wilayah kerja dinas kesehatan parigi Moutong, Puskesmas Palasa merupakan
Puskesmas dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sangat rendah, yakni 205 persalinan 38,85 selama bulan januari sampai dengan agustus
2012, dari target yang ditetapkan sejumlah 541 ibu melahirkan. Sedangkan jumlah persalinan oleh dukun berjumlah 66 persalinan atau 12,51. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui factor determinan yang berhubungan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan.
c. Pada penelitian ICPD 1999 yang diadakan di Lima-Peru pelayanan kesehatan
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sebanyak 82 wanita berpendidikan memilih pelayanan tenaga kesehatan dan wanita tidak berpendidikan yang
memilih tenaga kesehatan hanya 62. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Bangsu tahun 1998 menunjukkan bahwa pendidikan ibu merupakan faktor
yang paling berpengaruh terhadap pemilihan tenaga penolong persalinan dengan p = 0.00. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang berpendidikan
kurang, 86.21 memilih dukun bayi sebagai penolong persalinan dan ibu yang berpendidikan tinggi, 85.42 memilih tenaga medis sebagai penolong
persalinan. Dengan adanya program jampersal, diharapkan masyarakat akan beralih dari paraji menjadi ke tenaga kesehatan karena jampersal ini
dikeluarkan untuk memfasilitasi semua golongan masyarakat untuk bersalin di perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
tenaga kesehatan dan di fasilitas kesehatan yang diharapkan akan turut
menekan AKI dan AKB.
d.
Nanda Ariestyawati. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar 2010, persalinan
oleh tenaga kesehatan pada kelompok sasaran miskin Qrintile 1 baru mencapai sekitar 69,3. Sedangkan persalinan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan baru mencapai 55,4. Salah satu kendala penting untuk mengakses persalinan oleh tenaga kesehatan difasilitas
kesehatan adalah keterbatasan dan ketidaktersediaan biaya sehingga diperlukan kebijakan terobosan untuk meningkatakan persalinan yang
ditolong tenaga kesehatan difasilitas kesehatan melalui kebijakan yang disebut Jaminan Persalinan. Jaminan Persalinan dimaksudkan untuk menghilangkan
hambatan financial bagi ibu hamil untuk mendapatkan Jaminan Persalinan, yang didalamnya termasuk pemeriksaan kehamilan, pelayanan nifas termasuk
KB pasca persalinan , dan pelayanan bayi baru lahir.
e. Rendahnya
cakupan pemeriksaan selama kehamilan, akibat persalinan yang kurang bersih dan kebiasaan pada ibu-ibu hamil yang belum memenuhi
persyaratan medis dan kesehatan juga menyebabkan tingginya AKI di Indonesia. SDKI 1994 menemukan kenyataan bahwa sebagian besar
persalinan ditolong oleh dukun dan bukan tenaga kesehatan, dan sebanyak 70,6 persalinan dilakukan di rumah yang tidak jarang jauh dari
syarat bersih dan sehat Raheni, dkk, 1998. Keterlambatan ibu hamil mendapatkan pelayanan perinatal juga disebabkan oleh faktor sosial ekonomi
commit to user
masyarakat seperti pendidikan, pendapatan, pengambilan keputusan, jarak,
biaya dan birokrasi rumah sakit Nasrin, 2001; Hani, 2002; Khofifah, 2001
C. Kerangka Pikir