BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang pemilihan judul penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat yang diharapkan dalam penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu alternatif pembiayaan yang dapat digunakan oleh perusahaan yang telah
go public
yaitu melakukan penerbitan saham baru untuk dijual pada masyarakat. Sebelum saham diperdagangkan di pasar sekunder bursa efek, saham
perusahaan terlebih dahulu dijual di pasar perdana yang biasanya disebut IPO
Initia l Public Offering
. Menurut Martani, Sinaga dan Syahroza 2012, permasalahan yang dihadapi
oleh perusahaan dari kegiatan
IPO
adalah terjadinya
underpricing
yang menunjukkan bahwa sebenarnya harga saham pada waktu penawaran perdana
relatif lebih rendah dibanding pada saat diperdagangkan di pasar sekunder. Pada saat perusahaan melakukan IPO, harga saham yang dijual pasar perdana ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara perusahaan emiten dan penjamin emisi
underwriter
, sedangkan harga yang terjadi di pasar sekunder ditentukan oleh mekanisme pasar yang telah ada melalui kekuatan permintaan dan penawaran
saham tersebut di pasar modal. Martani, Sinaga dan Syahroza 2012 menyatakan bahwa kondisi
underpricing
tidak menguntungkan bagi perusahaan yang
go public
, karena dana
yang diperoleh tidak maksimum, sebaliknya jika terjadi overpricing akan merugikan investor karena tidak menerima
initia l return
return awal yang maksimum.
Initia l return
adalah keuntungan yang didapat pemegang saham karena adanya perbedaan harga saham yang dibeli di pasar perdana dengan harga jual
saham yang bersangkutan di pasar sekunder. Beatty dan Ritter 1986 mengungkapkan
bahwa pemilik
perusahaan menginginkan
agar dapat
meminimalkan
underpricing
karena terjadinya
underpricing
akan menyebabkan adanya transfer kemakmuran dari pemilik perusahaan kepada investor
Menurut Loughran dan Ritter 2002, kondisi
underpricing
dapat terjadi karena perusahaan calon emiten dan penjamin emisi efek secara bersama-sama
mengadakan kesepakatan dalam menentukan harga perdana saham namun mereka mempunyai kepentingan yang berbeda Sebagai pihak yang membutuhkan dana,
perusahaan calon emiten menginginkan harga perdana yang tinggi agar memperoleh dana sebesar yang diharapkan, namun tidak demikian halnya dengan
underwriter
.
Underwriter
berusaha meminimalkan risiko penjaminan yang menjadi tanggung jawabnya dengan menentukan harga yang dapat diterima oleh para
investor. Dengan menentukan harga yang relatif dapat diterima investor maka
underwriter
berharap akan dapat menjual semua saham yang dijaminnya. Penentuan harga penawaran merupakan hal tersulit yang harus dilakukan
karena emiten berhadapan dengan suatu
potencia l cost
jika harga penawaran terlalu tinggi atau terlalu rendah. Menurut Rinaldo 2009, harga saham yang ideal akan
tercapai apabila terlebih dahulu dipelajari faktor-faktor yang mempengaruhi
underpricing
karena akan menghindarkan perusahaan yang akan
go public
dari kerugian karena
under estimate
atas nilai pasar sahamnya. Ritter 1998 berpendapat bahwa fenomena
underpricing
terjadi hampir di semua negara di dunia meskipun tingkat
underpricing
itu berbeda antar satu negara dengan negara lainnya. Ritter dan Welch 2002 mengungkapkan bahwa
underpricing
disebabkan oleh adanya asimetri informasi. Asimetri informasi dapat terjadi antara emiten dan
underwriter
, maupun antar investor. Penentuan harga saham perdana ditentukan oleh kesepakatan antara emiten dan underwriter karena
tidak ada ukuran yang dapat dijadikan dasar pertimbangan, selain itu saham tersebut belum pernah diperdagangkan di pasar.
Faktor yang mempengaruhi
underpricing
pada saat IPO telah banyak diuji oleh beberapa peneliti antara lain Loughran dan Ritter 2002, Li, Zheng dan
Melancon 2005, Freybote, Rottke dan Schiereck 2008, Setianingrum dan Suwito 2008, Rinaldo 2009, Yoga 2010, Martani, Sinaga dan Syahroza 2012. Hasil
yang diperoleh dari penelitian mereka menunjukkan bahwa hubungan antara
underpricing
dan faktor-faktor yang mempengaruhi tidak dapat disimpulkan secara konklusif. Penelitian lanjutan masih perlu dilakukan sebagai upaya untuk menguji
validitas eksternal penelitian terdahulu. Setianingrum dan Suwito 2008 memfokuskan penelitian pada informasi
keuangan dan non keuangan pada perusahaan yang
go public
di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reputasi
underwriter, financia l levera ge
, dan
return on a sset
berpengaruh negatif secara signifikan terhadap tingkat
underpricing
. Rinaldo 2009 mengatakan bahwa reputasi
underwriter
, reputasi auditor, ukuran perusahaan dan tingkat
levera ge
berpengaruh negatif secara signifikan terhadap tingkat
underpricing
perusahaan yang melakukan IPO. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kembali faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat
underpricing
pada perusahaan yang
go public
dengan menggunakan periode tahun 2002-2011. Penelitian ini menggunakan variabel yang
lebih bervariasi yaitu variabel keuangan dan non keuangan yang terdapat pada prospektus yang memberikan informasi tentang perusahaan yang akan
go public
yang terdiri dari reputasi
underwriter
, reputasi auditor, ukuran perusahaan,
financia l levera ge
,
return on a sset
ROA dan
return on equity
ROE. Menurut hasil penelitian terdahulu, variabel-variabel tersebut secara umum cenderung
menunjukkan pengaruh negatif yang signifikan terhadap
underpricing
pada perusahaan yang
go public
. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian
dengan judul
”Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Tingkat
Underpricing
Saham Perusahaan yang Go Publik Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI tahun 2002-2011”.
B. Perumusan Masalah