Diakhiri dengan doa dan salam
Sumber-sumber kerajaan Sriwijaya selain berasal dari dalam negeri juga berasal dari luar negeri seperti: Cina, Arab, dan India. Raja-raja yang
diketahu pernah memerintah Sriwijaya diantaranya raja Dapunta Hyang, raja Balaputra Dewa, raja Sanggramma Wijayattunggawarman
Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat pertemuan para Jemaah agama Budha dari Cina ke India dan dari India ke Cina. Melalui pertemuan itu,
kerajaan Sriwijaya berkembang
agama Budha Mahayana.
Bahkan perkembangan agama Budha di Sriwijaya tidak lepas dari pujangga yang
berasal dari kerajaan Sriwijaya diantaranya Dharmapala dan Sakyakirti. Dharmapala adalah seorang guru besar agama Budha yang berasal dari
Sriwijaya, ia pernah mengajar agama Budha di Perguruan Tinggi Nalanda Benggala.
Masyarakat Sriwijaya bersifat majemuk dan sudah mengenal stratifikasi sosial. Mereka banyak yang menganut agama Budha. Dalam masa Jayanya,
kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pendidikam agama Budha di Asia Tenggara.
Sepeninggal Balaputradewa, Sriwijaya mulai mengalami kemrosotan, sampai raja terakhir yang memerintah, Sri Sanggrama Wijayatunggawarman.
Kemrosotan Sriwijaya diantaranya disebabkan oleh: • Serangan dari kerajaan Colamandala dari India pada tahun 1023 dan 1030
dan diulang lagi pada 1068 • Terdesak oleh kerajaan Singosari dari selatan dan kerajaan Siam dari utara.
Bahkan Singhosari mengirim pasukan Pamalayu untuk membantu kerajaan Melayu melepaskan diri dari Sriwijaya.
3. Situs peninggalan sejarah yang terlupakan Situs sejarah adalah sebuah tempatbenda yang mempunyai nilai sejarah.
Di Indonesia banyak situs sejarah yang masih belum dikelola oleh pemerintah. Situs sejarah yang mempunyai nilai ekonomi lebih biasanya
akan dimamfaatkan penduduk sekitar untuk kebutuhan ekonomi, maka situs tersebut akan rusak atau hilang. Contohnya adalah penggusuran Rumah Bung
Tomo di Surabaya, Para peserta didik dimintai pendapatnya mengenai hal ini.