5. Guru mengevaluasi tingkat pemahaman siswa. 6.
Guru membagi kelas kedalam beberapa kelompok. 7. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
8. Setelah itu guru mempersilahkan siswa membut kesimpulan dari hasil pembelajaran.
Penutup 10 menit 1. Bersama sisiwa guru mengarahkan hasil kesimpulan siswa.
2. Melakukan evaluasi untuk mengukur penguasaan materi yang abru saja dipelajari
oleh siswa.
3. Guru memberikan rambu-rambu tentang materi yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya yaitu tentang kerajaan Sriwijaya. 4. Diakhiri dengan doa dan salam
F. AlatBahanMedia dan Sumber Belajar
AlatBahanMedia : AlatBahan : Laptop, LCD, Proyektor, Whiteboard, Spidol, Boardmarker.
Media :
Buku Pembelajaran, Power Point, Hasil Diskusi, Gambar- gambar kerajaan Kutai.
Sumber Belajar
1. Magdalia Alfian, dkk. 2007. Sejarah untuk SMA dan MA Kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Esis
2. Magdalia Alfian, dkk. 2007. Sejarah untuk SMA dan MA Kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Esis
3. I Wayan Badrika. 2006. Sejarah untuk SMA Kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Sosial dan Bahasa Jakarta: Erlangga
4. Soekmono, R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1,2, 3. Yogyakarta : Kanisius.
5. Internet
LAMPIRAN A.
Materi Pembelajaran
1. Latar belakang munculnya kerajaan Kutai
Masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia membawa dampak di bidang politik, yaitu lahirnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha dan
berkurangnya peran kepala suku dalam mengatur kehidupan politik. Kerajaan Kutai berdiri pada abad ke-5 M di Lembah Sungai Mahakam, Kalimantan
Timur. Nama Kutai diambil dari nama daerah tempat ditemukannya prasasti Kutai. Wujud prasastinya berupa tujuh buah tugu batu besar yang disebut
yupa. Ketujuh yupa ini merupakan sumber sejarah Kutai. Fungsi yupa sesungguhnya adalah tugu batu untuk menambatkan lembu kurban.
2. Perkembangan kerajaan Kutai Prasasti Kutai menyebutkan silsilah raja-raja Kutai dengan raja
terbesarnya adalah Mulawarman. Bunyi prasasti tersebut sebagai berikut. Sang Maharaja Kudungga yang amat mulia, mempunyai putra mahsyur,
Sang Aswawarman namanya, yang seperti Ansuman dewa matahari menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang Aswawarman mempunyai
putra tiga, seperti Api yang suci tiga. Yang terkemuka dari ketiga putra ialah Sang Mulawarman raja yang berperadaban baik, kuat, dan kuasa. Sang
Mulawarman telah mengadakan kenduri selamatan emas amat banyak. Buat peringatan kenduri itulah tugu batu didirikan oleh para brahmana.
Prasasti Yupa merupakan salah satu hasil budaya masyarakat Kutai, yaitu tugu batu yang merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia dari
zaman Megalitikum, yakni bentuk Menhir. Salah satu prasasti Yupa menyebutkan suatu tempat suci dengan nama Wapakeswara tempat
pemujaan Dewa Siwa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kutai memeluk agama Siwa.
Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa kerajaan Kutai telah mendapat pengaruh Hindu, tetapi Kudungga belum masuk Hindu karena nama
Kudungga adalah nama asli Indonesia, sehingga ia tidak disebut Wangsakarta. Raja Mulawarman adalah raja terbesar dan telah memeluk
agama Hindu. Pada masa pemerintahan Mulawarman, Kutai mengalami zaman
keemasan. Kehidupan ekonomi pun mengalami perkembangan. Kutai terletak di tepi sungai, sehingga masyarakatnya melakukan pertanian. Selain itu,
mereka banyak yang melakukan perdagangan. Bahkan diperkirakan sudah