36
2.8.4 Cara Bermain Simulasi Monopoli
Sebelum melakukan permainan, hendaknya dilakukan pemanasan dengan tujuan untuk menunjang proses belajar melalui penciptaan iklim atau suasana
belajar yang mencegah terjadinya kejenuhan dan kebosanan selama proses belajar. Teknik pemanasan digunakan pada awal, selama, dan akhir latihan sesuai dengan
kebutuhannya. Kapan teknik pemanasan digunakan merupakan rahasia dan wewenang pelatih atau fasilisator. Oleh karena itu, sedapat mungkin para peserta
tidak mengetahui tentang kapan teknik ini digunakan. Narasumber dari permainan ini adalah seseorang dari Puskesmas atau
Dinas Kesehatan setempat. Narasumber sekaligus penengah dalam pelatihan ini didatangkan agar pelatihan simulasi monopoli yang menggunakan teknik diskusi
para kader dalam penyampaian pesan-pesan kesehatan ini memperoleh jawaban yang valid dari narasumber yang sudah ahli dalam bidangnya, dan diharapkan
dapat memberi pemahaman bagi para kader akan manfaat dari pelatihan yang telah dilakukan.
Syarat utama permainan ini adalah pelatih atau fasilisator harus menguasai sebanyak mungkin segala bentuk permainan yang dapat digunakan sebagai bagian
dari pemanasan. Faktor yang perlu diperhatikan adalah karakteristik peserta dan metode, serta tujuan latihan.
Berdasarkan jumlah kelompoknya, konsep permainan simulasi monopoli dalam pelatihan kader menggunakan metode kelompok-kelompok kecil buzz
group yaitu kelompok dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dalam suatu
permasalahan yang sama untuk memainkan permainan. Adapun tahap-tahap
37
dalam memainkan simulasi monopoli adalah sebagai berikut: 1 Melalui metode ceramah, penyuluh menjelaskan tentang peraturan permainan simulasi monopoli
kepada kader, 2 Kelompokkan sasaran kedalam beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri dari 4-6 orang, 3 Posisikan sasaran sesuai dengan kelom-
poknya masing-masing kemudian melingkar pada papan monopoli, sehingga memungkinkan mereka untuk saling berinteraksi satu sama lain, 4 Bagikan gaco
petunjuk arah kepada masing-masing kelompok, 5 Kelompok sasaran kemudian memulai permainan dengan melemparkan dadu, 6 Dadu berhenti pada
angka tertentu, kelompok tersebut menjawab pertanyaan dengan mengambil kartu yang tertulis pada gambar, dan seterusnya sampai dua kali putaran, 7 Setelah
semua kelompok selesai, maka penyuluh mulai mendiskusikan dan mengambil kesimpulan dari semua pertanyaan yang tertera pada kartu monopoli.
Melalui simulasi monopoli ini, kegiatan pelatihan kader diharapkan mampu meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan kader dalam kegiatan
Posyandu secara teratur, khususnya mampu meningkatkan ketrampilan kader dalam menangani pelayanan-pelayanan dasar yang diberikan di Posyandu dan
juga meningkatkan pengetahuan kader tentang kesehatan gizi balita, tidak sebatas dalam kegiatan di Posyandu, sehingga kader dan anggota masyarakat dapat
menolong diri dan keluarganya dalam bidang kesehatan khususnya mengenai gizi balita.
Seorang kader memang seharusnya mendapatkan pelatihan yang memadai sebelum melaksanakan tugasnya di Posyandu. Hal ini akan sangat menentukan
efektivitas dari kegiatan Posyandu itu sendiri. Selain mengukur dan mengembangkan pengetahuan kader, kegiatan ini juga diharapkan mampu melatih
38
ketrampilan kader menggunakan alat timbang, pengisian KMS, serta informasi mengenai makanan bergizi yang dibutuhkan balita adalah hal-hal minimal yang
harus diketahui secara sempurna oleh seorang kader.
2.9 Kerangka Teori