27
Melalui pelatihan ini diharapkan kader tidak hanya mempunyai pengetahuan dalam memberikan pelayanan kesehatan saja, tetapi juga dapat
melatih keterampilan kader dalam melakukan praktik pelayanan di Posyandu. Kader juga termotivasi dalam membantu mengatasi masalah kesehatan yang ada
di masyarakat. Karena dalam penyelenggaraan Posyandu, kader memegang peranan penting, baik yang mengenai semua rencana kegiatan persiapan hari buka
Posyandu, maupun melakukan kegiatan di ke-lima meja pada Posyandu Budioro, 2001:148.
2.6 Karakteristik Kader Posyandu
Kader Posyandu dipilih oleh pengurus Posyandu dari anggota masyarakat yang tersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan
Posyandu. Kader Posyandu menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara sukarela. Kriteria kader Posyandu antara lain: 1 Diutamakan berasal dari
anggota masyarakat setempat, 2 Dapat membaca dan menulis huruf latin, 3 Mempunyai jiwa pelopor, pembaharu dan penggerak masyarakat, 4 Bersedia
bekerja secara sukarela, memiliki kemampuan dan waktu luang Depkes RI, 2006:20.
2.6.1 Syarat Menjadi Kader Posyandu
Pemilihan kader ini hendaknya melaui musyawarah dengan masyarakat dan para pamong desa. Ada beberapa persyaratan umum yang dapat
dipertimbangkan untuk pemilihan kader, antara lain: 1 Dapat baca tulis dengan bahasa Indonesia, 2 Secara fisik dapat melaksanakan tugas-tugas sebagai kader,
3 mempunyai penghasilan sendiri dan tinggal tetap di desa yang bersangkutan, 4 Aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial maupun pembangunan desanya, 5
Dikenal masyarakat dan dapat bekerjasama dengan masyarakat calon kader.
2.6.2 Tujuan Pembentukan Kader
28
Menurut Zulkifli pada tahun 2003, hakikatnya kesehatan dipolakan mengikutsertakan masyarakat secara aktif dan bertanggungjawab. Keikutsertaan
masyarakat dalam meningkatkan efisiensi pelayanan adalah atas dasar terbatasnya daya dalam operasional pelayanan kesehatan masyarakat akan memanfaatkan
sumber daya yang ada di masyarakat semaksimal mungkin. Perilaku kesehatan tidak terlepas dari pada kebudayaan masyarakat. Dalam
upaya untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat harus pula diperhatikan keadaan sosial budaya masyarakat. Sehingga untuk mengikutsertakan masyarakat
dalam upaya pembangunan khususnya dalam bidang kesehatan, tidak akan membawa hasil yang baik bila prosesnya melalui pendekatan dengan edukatif
yaitu, berusaha menimbulkan kesadaran untuk dapat memecahkan permasalahan dengan memperhitungkan sosial budaya setempat.
Terbentuknya kader kesehatan, pelayanan kesehatan yang selama ini dikerjakan oleh petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat. Dengan
demikian, masyarakat bukan hanya merupakan obyek pembangunan, tetapi juga merupakan mitra pembangunan itu sendiri. Selanjutnya dengan adanya kader,
maka pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan sempurna berkat adanya kader, jelaslah bahwa pembentukan kader adalah perwujudan
pembangunan dalam bidang kesehatan.
2.6.3 Tugas Kegiatan Kader
Kegiatan yang dapat dilakukan kader di Posyandu adalah: 1 Melaksanakan pendaftaran atau pencatatan balita, 2 Melaksanakan penimbangan
bayi dan balita, 3 Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan, 4 Memberikan penyuluhan, 5 Memberi dan membantu pelayanan. Tugas kader di luar
Posyandu untuk menunjang kegiatan Posyandu adalah: 1 Menunjang pelayanan KB, KIA, Imuisasi, Gizi, dan Penanggulangan diare, 2 Mengajak ibu-
ibu untuk dating pada hari Posyandu, 3 Menunjang upaya kesehatan lainnya
29
yang sesuai dengan permasalahan yang ada, 4 Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan Budioro, 2001:147.
Kader kesehatan mempunyai peran yang besar dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Selain itu, peran kader ikut membina masyarakat dalam bidang kesehatan baik yang mengenai semua rencana kegiatan persiapan di
Posyandu, maupun melakukan kegiatan di ke-lima meja tersebut Budioro, 2001:148.
2.7 Media Pendidikan Kesehatan