Motivasi Ibu dalam Pemanfaatan Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014

(1)

MOTIVASI IBU DALAM PEMANFAATAN POSYANDU BALITA DI WILAYA KERJA PUSKESMAS TEGAL SARI MEDAN

TAHUN 2014

SYAIDAH AZ – ZUHRO 135102102

PROGRAM STUDI D- IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA T.A. 2013/2014


(2)

(3)

(4)

MOTIVASI IBU DALAM PEMANFAATAN POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEGAL SARI MEDAN

TAHUN 2014 ABSTRAK Syaidah Az – zuhro

Latar belakang : Pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan berbasis masyarakat merupakan salah satu pendekatan yang berguna untuk mengatasi masalah yang terkait dengan kesehatan bayi dan balita seperti pemanfaatan posyandu. Hal ini dipengeruhi oleh motivasi ibu untuk membawa balitanya ke posyandu. Motivasi untuk menjadi sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada pada diri individu tersebut ataupun dari luar individu tersebut yang dikenal dengan motivasi internal dan eksternal.

Tujuan penelitian : Mengetahui faktor - faktor yang memotivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu balita di Puskesmas Tegal Sari Medan tahun 2014

Metodologi : Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah Sampel 64 orang dengan metode pengambilan sampel adalah total sampling. Alat pengumpulan data dengan kuesioner. Analisa data digunakan Univariat

Hasil : Hasil penelitian diperoleh mayoritas motivasi internal ibu berdasarkan faktor kebutuhan sebanyak 46 orang (72%), harapan 58 orang (91%) dan tindakan 58 orang (91%). Motivasi eksternal ibu berdasarkan faktor fasilitas 52 orang (81%), lingkungan 50 orang (78%), penghargaan 62 orang (97%).

Kesimpulan : Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa motivasi internal yang paling memotivasi ibu dalam pemanfatan posyandu balita adalah faktor harapan dana tindakan sedangkan motivasi eksternal adalah faktorpenghargaan. Oleh karena itu motivasi ibu perlu untuk memanfaatkan posyandu balita agar kesehatan balitanya dapat di pantau melalu pogam posyandu.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Motivasi Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Di Klinik Nirmala Krakatau Medan Tahun 2014.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang , S.Kep, Ns, MKep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Evi Karota Bukit S.Kp, MNS selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. dr. Rina Amelia MARS selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Dr. dr. Sarma N Lumbanraja, SpOG (K) selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan serta nasihat selama menjalani penyusunan karya tulis ilmiah ini.


(6)

7. Kepala Puskesmas Tegal Sari Medan yang telah memberi izin penelitian mulai dari awal hingga selesainya Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Teristimewa kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan cinta dan kasih sayang serta dukungan moril, materil dan spiritual bagi peneliti selama menempuh pendidikan di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

9. Seluruh teman-teman D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara , yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah. Penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang telah penulis perbuat, baik selama pendidikan di program studi DIV bidan pendidik fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara dan dalam penyusunan karya tulis ilmiah maupun didalam melakukan penelitian. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua.

Medan, Juli 2014


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian... 5

1. Bagi Peneliti ... 5

2. Bagi Instansi Pendidikan ... 5

3. Bagi Tempat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu ... 6

1. Defenisi Posyandu ... 6

2. Tujuan Pokok Posyandu ... 6

3. Sasaran Posyandu ... 7

4. Strata Posyandu ... 8

5. Tugas Kader Posyandu Balita ... 9

6. Manfaat Posyandu ... 11

B. Motivasi ... 11

1. Defenisi motivasi ... 11

2. Teori – teori Motivasi ... 12

a. Teori Abraham Maslow ... 12

b. Teori ERG ... 14

c. Teori Herzberg... 14

d. Teori Skinner ... 15

e. Teori Victor Vroom ... 15

f. Teori Locke ... 16

3. Jenis – jenis Motivasi ... 17

a. Motivasi Internal... 18

1. Kebutuhan ... 18

2. Harapan ... 19

3. Tindakan ... 19

b. Motivasi Eksternal ... 21

1. Fasilitas ... 21

2. Lingkungan... 22

3. Penghargaan ... 22

4. Fungsi Motivasi ... 23

5. Ciri – ciri Motivasi ... 24


(8)

BAB. III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep ... 25

B. Defenisi Operasional ... 26

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel ... 29

1. Populasi ... 29

2. Sampel ... 29

C. Tempat Penelitian ... 30

D. Waktu Penelitian ... 30

E. Etika Penelitian ... 30

F. Alat Pengumpulan Data ... 31

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 32

1. Uji Validitas ... 32

2. Reabilitas ... 33

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 33

I. Rencana Analisis Data ... 34

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keterbatasan Penelitian ... 35

B. Hasil Penelitian ... 35

1. Data Demografi ... 36

2. Motivasi Internal ... 37

2.1Faktor kebutuhan ... 37

2.2FaktorHarapan ... 38

2.3Faktor Tindakan ... 39

3. Motivasi Eksternal ... 41

3.1 Fasilitas ... 41

3.2 Lingkungan ... 42

3.3. Penghargaan ... 43

C. Pembahasan ... 44

1. Motivasi Internal ... 44

1.1 Motivasi Ibu berdasarkan kebutuhan di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 44

1.2Motivasi Ibu berdasarkan harapan di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 46

1.3Motivasi Ibu berdasarkan tindakan di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 47

2. Motivasi eksternal ... 48

2.1Motivasi Ibu berdasarkan fasilitas di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 48

2.2Motivasi Ibu berdasarkan lingkungan di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 49

2.3Motivasi Ibu berdasarkan penghargaan di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 50

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 51


(9)

1. Bagi Masyarakat ... 53 2. Bagi Puskesmas Tegal Sari Medan ... 53 3. Bagi peneliti lain ... 54

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Opersioanal ... 26 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 36 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Kebutuhan di

Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Meadan Tahun 2014... 37 Tabel 5.3 Ditribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Harapan di

Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 38 Table 5.4 Ditribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Tindakan di

Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 49 Tabel 5.5 Ditribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi Internal Ibu

Dalam Pemanfaatan Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 40 Table 5.6 Ditribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Fasilitas di

Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 41 Table 5.7 Ditribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Lingkungan di

Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 42 Table 5.8 Ditribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Penghargaan di

Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 ... 43 Tabel 5.9 Ditribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi Eksternal Ibu


(10)

DAFTAR SKEMA


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar penjelasan kepada responden Lampiran 2 : Lembar persetujuan menjadi responden Lampiran 3 : Lembar persetujuan setelah penjelasan Lampiran 4 : Lembar petunjuk pengisian kuesioner Lampiran 5 : Lembar Kuesioner

Lampiran 6 : Lembar Content Validity Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 8 : Balasan Surat izin penelitian


(12)

MOTIVASI IBU DALAM PEMANFAATAN POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEGAL SARI MEDAN

TAHUN 2014 ABSTRAK Syaidah Az – zuhro

Latar belakang : Pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan berbasis masyarakat merupakan salah satu pendekatan yang berguna untuk mengatasi masalah yang terkait dengan kesehatan bayi dan balita seperti pemanfaatan posyandu. Hal ini dipengeruhi oleh motivasi ibu untuk membawa balitanya ke posyandu. Motivasi untuk menjadi sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada pada diri individu tersebut ataupun dari luar individu tersebut yang dikenal dengan motivasi internal dan eksternal.

Tujuan penelitian : Mengetahui faktor - faktor yang memotivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu balita di Puskesmas Tegal Sari Medan tahun 2014

Metodologi : Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah Sampel 64 orang dengan metode pengambilan sampel adalah total sampling. Alat pengumpulan data dengan kuesioner. Analisa data digunakan Univariat

Hasil : Hasil penelitian diperoleh mayoritas motivasi internal ibu berdasarkan faktor kebutuhan sebanyak 46 orang (72%), harapan 58 orang (91%) dan tindakan 58 orang (91%). Motivasi eksternal ibu berdasarkan faktor fasilitas 52 orang (81%), lingkungan 50 orang (78%), penghargaan 62 orang (97%).

Kesimpulan : Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa motivasi internal yang paling memotivasi ibu dalam pemanfatan posyandu balita adalah faktor harapan dana tindakan sedangkan motivasi eksternal adalah faktorpenghargaan. Oleh karena itu motivasi ibu perlu untuk memanfaatkan posyandu balita agar kesehatan balitanya dapat di pantau melalu pogam posyandu.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Posyandu adalah suatu forum komunikasi, ahli teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Sebagai pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan keluarga, keluarga berencana serta pos kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS). (Mubarak dan CahyatIn, 2009). Posyandu merupakan satu bentuk upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat yang merupakan wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan yang merupakan strategi tepat untuk melakukan pembinaan kelangsungan hidup dan perkembangan.(Depkes RI, 2006)

Pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan berbasis masyarakat secara optimal oleh masyarakat seperti pusat pelayanan terpadu atau posyandu merupakan salah satu pendekatan dan pelayanan kesehatan dasar ditingkat masyarakat yang berguna untuk menemukan dan mengatasi masalah yang terkait dengan kesehatan bayi dan balita. (Depkes RI, 2008). Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak, meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan Incident Mortality Rate (IMR), mempercepat penerimaan NKKBS, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan, dan kegiatan lainnya yang menunjang peningkatan kemampuan hidup masyarakat yang merupakan tujuan dari posyandu.(Mubarak dan Cahyatin, 2009)


(14)

Berdasarkan hal tersebut diharapkan masyarakat ikut berperan serta dalam pencapaian derajat kesehatan sebaik – baiknya. Semua manusia mempunyai hak asasi untuk menentukan standar kehidupan yang adekuat bagi kesehatan dan kesejahteraan keluarganya termasuk sandang, pangan, papan, pelayanan kesehatan dan sosial yang mendapat jaminan ketika tidak mempunyai pekerjaan, mengalami sakit, ketidak mampuan, menjadi janda, lansia atau kekurangan lainnya dalam kehidupan di lingkungannya.(Anderson, 2006).

Untuk mencapai apa yang menjadi hak tersebut seseorang akan termotivasi untuk memenuhi haknya, dimana hal ini tidak terlepas dari naluri manusia yang sangat kuat guna memenuhi sagala kebutuhan fisik maupun psikologisnya. Dalam hal ini peran serta masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan posyandu sangat diharapkan agar dapat menigkatkan derajat kesehatan masyarakat itu sendiri. Motivasi seseorang merupakan kekuatan dasar yang terdapat pada diri seseorang sehingga ia mau bertindak atau berbuat agar tercapai keseimbangan dalam dirinya. Posyandu merupakan kegiatan masyarakat terutama oleh ibu, dalam menjaga kelestarian hidup serta tumbuh kembang anak dan keluarga dengan bantuan lembaga ahli teknologi yang disediakan oleh pemerintah. (Ahmadi, 2009).

Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Sumatera Utara, (2009) hingga tahun 2013 jumlah posyandu di Indonesia yang tersebar di 33 propinsi sekitar 330.000 unit posyandu, jumlah di Sumatera Utara 14.750 unit dengan jumlah sasaran balita sebanyak 1.571.162 jiwa. Jumlah posyandu di kota Medan sebanyak 1.406 unit yang mencakup sekitar 70% lingkungan dari sekitr 2000 lingkungan yang ada di kota Medan. Posyandu yang berada di willayah kerja Puskesmas Tegal Sari Medan pada tahun 2013 sebanyak 27 unit posyandu, dengan jumlah sasaran bayi 1.283 jiwa per


(15)

tahun dan balita 6.712 jiwa per tahun. Dimana setiap unit posyandu ini ditempatkan dekat dengan pemukiman masyarakat agar mudah di jangkau oleh masyarakat.

Namun bila dilihat secara operasional ada beberapa unit posyandu yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat dengan baik khususnya di Puskesmas Tegal Sari Mandala III yang menunjukkan rendahnya angka kunjungan balita ke posyandu disebabkan oleh masih banyak ibu balita yang belum termotivasi untuk membawa balita ke posyandu, hal ini dikarenakan sering ibu beranggapan bahwa setelah anaknya mendapat imunisasi campak balita tidak perlu lagi dibawa ke posyandu. Berdasarkan hasil survey pendahuluan pada tanggal 28 November 2013 didapatkan data kunjungan balita (Januari - Oktober 2013), rata-rata cakupan kehadiran balita dari 15 unit Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Mandala III sebagai berikut pada bulan Januari 2013 sebanyak 102 jiwa, Februari sebanyak 121 jiwa, Maret sebanyak 103 jiwa, April sebanyak 97 jiwa, Mei sebanyak 99 jiwa, Juni sebanyak 126 jiwa, Juli sebanyak 102 Jiwa, Agustus sebanyak 101 jiwa, September sebanyak 98 jiwa, Oktober sebanyak 122 jiwa. Hal ini masih jauh dari jumlah sasaran yang seharusnya yaitu sekitar 7995 per tahun. (Puskesmas Tegal Sari, 2013)

Sementara itu setiap bulannya pemerintah telah menetapkan jumlah kehadiran balita sebanyak 70 – 100 orang balita per unit posyandu. Namun hal ini berbeda dengan jumlah kunjungan yang di dapatkan oleh peneliti dilapangan. Hasil wawancara dan melihat KMS balita dari 5 ibu balita, ibu balita sudah mengetahui manfaat kunjungan ke posyandu tetapi malas datang ke posyandu dengan alasan balitanya sudah mendapatkan imunisasi dasar, balitanya sudah berumur 2 tahun lebih dan karena pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan. Motivasi seseorang untuk menjadi sehat dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang ada pada diri individu tersebut ataupun dari luar individu tersebut. Dimana motivasi yang datang dari dalam


(16)

diri individu itu sendiri merupakan dorongan untuk melakukan suatu kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya yang sering disebut dengan motivasi internal, sedangkan keadaaan yang datang dari luar individu tersebut merupakan dorongan yang di pengaruh oleh orang lain maupun lingkungan sekitar yang disebut dengan motivasi eksternal.(Nasir dan Muhith, 2011)

Berdasarkan rendahnya kehadiran ibu balita pada saat posyandu berlangsung di posyandu wilayah kerja Puskesmas Tegal Sari, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Motivasi Ibu Dalam Pemanfaatan Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah adalah Apakah Motivasi Ibu Dalam Pemanfaatan Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui motivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu balita di wilayah kerja Puskemas Tegal SariMedan.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui motivasi internal ibu dalam pemanfaatan posyandu balita di

wilayah kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014.

b. Untuk mengetahui motivasi eksternal ibu dalam pemanfaatan posyandu balita di wilayah kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014.


(17)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diberikan pada penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan dukungan dengan cara memotivasi ibu dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang telah di sediakan oleh pemerintah sehingga dapat meningkatkan kesehatan balita. 2. Bagi Instansi Pendidikan

Sebagai bahan informasi tentang pelaksanaan posyandu dan menambah kepustakaan D- IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara.

3. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan masukan dan informasi tentang motivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu balita di wilayah kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun2014.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A.Posyandu

1. Defenisi Posyandu

Posyandu adalah suatu forum komunikasi, ahli teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini (Mubarak dan Cahyatin, 2009). Posyandu merupakan suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja puskesmas (Munijaya, 2004). Posyandu merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana yang di kelola oleh masyarakat, diselenggarakan oleh kader yang dilatih dibidang kesehatan dan Keluarga Berencana (KB), di mana anggotanya berasal dari PKK, tokoh masyarakat dan pemudi. (Zulkifli 2003).

Sedangkan penjabaran dalam Depkes RI (2006) bahwa posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehata Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Sedangkan Menurut Rusmi (2002), posyandu merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat dan untuk masyarakat dan posyandu terdiri dari posyandu balita dan posyandu lansia.

2. Tujuan Pokok Posyandu

Tujuan pokok posyandu adalah mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak, meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR (Incident


(19)

Mortality Rate), mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS), meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan, dan kegiatan- kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat (Mubarak dan Cahyatin, 2009).

Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakt dilakukan dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan letak geografis. Meningkatkan dan membina peran serta masyarakat dalam rangka ahli teknologi untuk usaha kesehatan masyarakat (Wahyuningsih, dkk, 2009)

3. Sasaran Posyadu

Sasaran dalam pelaksanaan posyandu yaitu bayi berusia kurang dari 1 tahun, anak balita usia 1 sampai 5 tahun, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, serta wanita usia subur. (Mubarak dan Chayati, 2009). Bayi kurang dari 1 tahun sering disebut juga masa postneonatal dengan rentang usia 29 hari sampai 11 bulan. Dimana pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan yang berlangsung secara terus menerus, terutama meningkatnya fungsi system saraf. Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi yaitu mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan penuh, diperkenalkan pada makanan pendamping ASI sesuai umur, imunisasi sesuai jadwal dan mendapatkan pola asuh yang sesui (Nasir dan Muhith, 2011).

Balita atau masa anak di bawah 5 tahun dengan rentang usia 12 sampai 59 bulan. Pada masa ini kecepatan pertumbuhan menurun dan terdapat kemajuan perkembangan motorik kasar dan motorik halus serta fungsi ekskresi balita. Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada balita akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya. Pemberian makanan tambahan yang sesuai dengan pertumbuhan bayi


(20)

dan mendapatkan pemeliharaan yang baik dari oang dapat meningkatkan kesehatan balita. (Nasir dan Muhith, 2011).

Pada kelompok wanita yang masih aktif dalam usia repoduksi merupakan sasaran dari program posyandu. Selama masa kehamilan diharapakan ibu dan janin sehat guana meningkatkan kualitas hidup manusia secara umum. Terjadinya kehamilan merupakan pertemuana antara sperma dan ovum, dan hasil konsepsi ini berlangsung sampai 9 bulan 10 hari atau 40 minggu. Pemeriksaan rutin yang dilakukan oleh ibu hamil pada sarana pelayanan kesehatan yang tersedia dapat menekan angka kematian ibu yang mengalami komplikasi selama kehamilan (Prawirohrjo, 2009).

Masa nifas dimulai dari kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat reproduksi kembali normal seperti keadaan sebelum hamil, yang berlangsung antara 6 sampai 8 minggu. Setiap ibu nifas sebaiknya mendapatkan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, cara menyusui yang baik dan benar, dan perawatan bayi. Informasi ini bisa didapatkan ibu dari puskesmas maupun posyandu yang ada di tempat ibu tinggal (Wahyuningsih, dkk, 2009).

Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang berada pada usia 15 tahun sampai 49 tahun. Pelayan reproduksi pada WUS akan meningkatka kualitas sumber daya manusia, karena periode ini terdiri dari pra konsepsi, konsepsi, pra kelahiran, pra pubertas atau remaja dan masa reproduksi. Hal ini dapat kita lihat dengan kemampua wanita memanfaatkan alat reproduksinya dengan meminimalkan resiko yang ada (Wahyuningsih, dkk, 2009)


(21)

4. Strata Posyandu

Menurut Wahyuningsih, dkk (2009) starata posyandu terdiri dari 4 strata yang terdiri dari posyandu pratama (warna merah), posyandu madya (warna kuning), posyandu purnama, dan posyandu mandiri (warna biru). Posyandu pratama merupakan posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya masih belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. Artinya kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi. Posyandu madya (warna kuning) posyandu pada tingkat madya dapat melaksankan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun dengan rata – rata jumlah kader 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan utamanya (KIA, Gizi, Imunisasi) masih rendah yaitu kurang dari 50% .

Posyandu Purnama dilaksanakan dengan frekuensi lebih dari 8 kali per tahun, jumlah rata – rata kader 5 orang atau lebih dan cakupan 5 program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan bahkan mungkin sudah ada dana sehat yang masih sederhana. Posyandu Mandiri (warna biru) berararti posyandu sudah mampu melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat telah menjangkau lebih dari 50 KK.

5. Tugas kader posyandu balita

Pada setiap pelaksanaan posyandu kader mempunyai tugas yang telah di tetapkan oleh puskesmas sebelumnya, diamana tugas kader sebelum buka posyandu adalah menyiapkan alat penimbangan bayi, KMS, alat peraga, alat ukur, zat besi, vitamin A, vaksin untuk imunisasi, dan oralit. Mengundang dan menggerakkan masyarakat dengan memberitahukan ibu – ibu untuk datang keposyu. Menghubungi pokja – pokja posyandu dan menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor desa


(22)

dengan meminta mereka untuk memastikan apakah petugas sektor bisa hadir pada buka posyandu. Melaksanakan pembagian tugas dan menentukan pembagian tugas di antara kader posyandu baik untuk persiapan maupun pelaksanaan posyandu (Mubarak dan Chayatin, 2009).

Tugas kader pada saat buka posyandu dkenal dengan 5 meja,dimana setiap meja di kerjakan oleh 1 orang kader posyandu.adapun tugas meja I posyandu antara lain Pendaftaran bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur. Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur, menuliskan nama balita pada KMS dan secarik kertas yang diselipkan pada KMS serta menuliskan nama ibu hamil pada buku register ibu hamil. Tugas kader posyandu pada meja II antara lain penimbangan balita , ibu hamil, dan mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang akan dipindahkan pada KMS (Mubarak dan Chayatin, 2009).

Tugas kader posyandu pada meja III terdiri dari pengisian KMS kemudian memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari secari kertas ke dalam KMS. Tugas kader posyandu pada meja IV setelah diketahui berat badan anak yang naik atau tidak, ibu hamil dengan resiko tingi, dan PUS yang belum mengikuti KB. Penyuluhan kesehatan, menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat badan yang digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu,bayi balita dan memberikan penyuluhan kepada ibu dengan mengacu pada data KMS anaknya atau hasil pengamatan mengenai masalah yang dihadapi. Pelayanan PMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi, pil KB dan kondom (Mubarak dan Chayatin, 2009).

Tugas kader posyandu pada meja V terdiri dari pemberian imunisasi, pemberian pil tambah darah, vitamin A dan obat – obatan lainnya, pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, pelayanan kontrasepsi IUD dan


(23)

suntik. Tugas kader posyandu setelah buka posyandu yaitu memindahkan catatan dalam kartu menuju sehat ke dalam buku register. Mengevaluasi hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari posyandu pada bulan berikutnya. Kegiatan diskusi kelompok bersama ibu – ibu yang lokasi rumahnya berdekatan. Kegiatan kunjugan rumah dan mengajak ibu – ibu untuk datang keposyandu pada bulan berikutnya.(Mubarak dan Chayatin, 2009)

Prinsip dasar posyandu yaitu dimana terdapat perpaduan antara pelayanan profesional dan nonprofesional (oleh masyarakat), adanya kerja sama lintas program yang baik (KIA, KB, gizi, imunisasi, penanggulangan diare) maupun lintas sektoral (Depkes, Depdagri, dan BKKBN) dimana sasarannya penduduk yang sama (bayi 0 – 1 tahun, balita 1 – 4 tahun, ibu hamil dan pasanga usia subur dengan menggunakan metode pendekatan pengembangan dan Primery Health Care (PHC) (Mubarak dan Chayatin, 2009)

6. Manfaat Posyandu

Beberapa manfaat yang diperoleh dari kegiatan posyandu antara lain tiap program dapat mencapai hasil yang optimal walaupun sumber dayanya terbatas dan dapat diperoleh hingga kearah yang lebih baik. Masyarakat memperoleh pelayanan di satu kesempatan dan satu tempat sekaligus. Dapat menghindari pemborosan waktu. Tingkat partisipasi masyarakat mencapai target yang diharapkan dan cakupan pelayanan dapat diperluas sehingga dapat mempercepat terwujudnya peningkatan kesehatan bayi dan balita serta terwujudnya NKKBS ( Ulfa, 2002)


(24)

B. Motivasi

1. Defenisi Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa Inggris, yakni motivation yaitu maksud ataupun tujuan. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan seseorang yang dapat menimbulkan tingkat konsistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri maupun dari luar individu tersebut (Nasir dan Muhith,2011)

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2003), motivasi diartikan sebuah usaha-usaha yang menyebabkan seseorang bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki. Kekuatan yang datang dari dalam diri maupun luar diri seseorang yang mampu mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumya adalah arti dari motivasi (Uno, 2012)

Menurut Soeroso (2003), motivasi adalah suatu set atau kumpulan perilaku yang memberikan landasan bagi seseorang untuk bertindak dalam suatu cara yang diarahkan kepada tujuan spesifik tertentu (specific goal directed way). Menurut Prayitno dan Amti (2004), motivasi adalah motif yang berkembang pada diri individu yang sewaktu – waktu dapat diaktifkan untuk mendorong terwujudnya suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan pada taraf yang amat tinggi.

Menurut Suarli dan Bahtiar (2009) motivasi adalah karakteristik psikologi manusia yang memberi konstribusi pada tingkat komitmen seseorang termasuk faktor – faktor yang mempengaruhi tingkah laku manusia kedalam tekad tertentu. Mc Donal mendefenisikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri/ pribadi seseorang yang di tandai oleh dorongan efektif dan reaksi – reaksi dalam usaha mencapai suatu tujuan ( Soemanto, 2006)


(25)

2. Teori - Teori Motivasi a. Teori Abrahan Maslow

Hirarki kebutuhan oleh Abraham Maslow mengatakan bahwa seseorang itu akan termotivasi untuk melakukan sesuatu karena adanya kebutuhan yang paling mendasar sampai kebutuhan yang paling tinggi. Dimana kebutuhan merupakan faktor yang menyebabkan adanya motivasi dalam diri seseorang, yang meliputi kebutuhan fisiologis, keamanan dan keselamatan, rasa memiliki, harga diri dan aktualisasi diri (Suarli dan Bahtiar, 2009)

Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow, dimana bila seseorang memiliki beberapa kebutuhan yang belum terpenuhi maka hal yang akan diutamakan adalah kebutuhan fisiologisnya. Sebagai contoh, bila balita ibu belum mendapatkan imunisasi dasar maka ibu akan berusaha untuk memenuhinya dengan datang ke posyandu. Kebutuhan keamana dan keselamatan tercipta bila kebutuhan fisiologis telah terpenuhi maka perhatian akan diarahkan pada keselamatan. Keselamatan itu, termasuk merasa aman dari setiap jenis ancaman fisik maupun kehilanagn, serta merasa terjamin dalam malakukan sesuatu. (Uno, 2011)

Kebutuhan akan cinta kasih, memiliki dan dimiliiki meliputi memberi dan menerima kasih sayang dari orang lain, perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain dan mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok, serta lingkungan sosial. Kebutuhan akan harga diri ini tidak bergantung pada orang lain, ketika semua kebutuhan lain sudah dipuaskan maka seseorang ingin mencapai penuh potensi dan kemampuannya sehingga penghargaan terhadap diri sendiri akan tercipta. Kebutuhan akan aktualisasi diri merupakan kebutuhan tahap terakhir menurut Abraham Maslow dimana kebutuhan ini meliputi kemampuan diri sendiri untuk mengetahui kemampuan diri sampai sejauh mana, belajar memenuhi


(26)

kebutuhan diri sendiri, tidak emosional, mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif dan mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dalam memberikan pemikiran – pemikiran yang positif bagi orang lain. (Mubarak dan Chayatin, 2007).

Dari hal diatas perlu diperhatiakan hal – hal berikut, saat kebutuhan yang satu sudah terpenuhi maka akan timbul kebutuhan lain di waktu yang akan datang. Pemuasan bagi kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik dapat bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya. Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai titik jenuh dalam arti suatu kondisi di mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhannya. (Nasir dan Muhith, 2011)

b. Teori ERG (Existence, Relatednes and Growth) atau teori Keberadaan, Keterkaitan, dan Pertumbuhan.

Oleh Clayton Alderfer mengungkapkan faktor – faktor yang mempengaruhi terbentuknya motivasi antara lain adanya eksistensi, keterkaitan dan pertumbuhan. Sebenarnya teori ini banyak mengadopsi dari teori yang sudah di kemukakan oleh Maslow, sehingga teori ini jarang digunakan. Teori ini dapat disimpulkan bahwa makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu maka makin besar pula keinginan untuk memenuhinya. Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah di puaskan. Hal ini berarti seseorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi objek yang dihadapinya ( Nasir dan Muhith, 2011).

Menurut teori ini, semua kebutuhan itu timbul pada waktu yang sama. Kalau satu tingkat kebutuhan tertentu tidak dapat dipuaskan maka seseorang itu akan melihat kembali ketingkat yang lain sehingga apa yang menjadi kebutuhannya dapat


(27)

terpenuhi. Contoh bila ibu tidak dapat memenuhi kebutuhan pertumbuhan anaknya maka ibu akan berusaha untuk mendapatkan cara yang dapat membantu pertumbuhan anaknya agar sesuai dengan tahap tumbuh kembang balita. Dengan demikian kebutuhan yang tinggi semakin besar apabila kebutuhan yang kecil telah terpenuhi. (Uno, 2011)

c. Teori Herzberg

Teori ini menyatakan bahwa ketidakpuasan dan kepuasan dalam bekerja muncul dalam dua dimensi (kelompok faktor) yang terpisah. Dimana motivasi dan hasil dari motivasi tersebut dapat disesuaikan dengan kepentingan dan tujuan dari motivasi itu sendiri. Lingkungan merupakan hal utama yang perlu dipehatikan sehinggan motivasi dapat terbentuk dengan baik ( Soeroso, 2003). Menurut Herzberg yang termasuk faktor motivasional antara lain pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain, sedangkan yang menjadi faktor higien atau pemeliharaan mencakupa status seseorang, hubungan seseorang dengan orang lain, dan hasil yang didapatkan dari apa yang telah kita lakukan. (Nasir dan Muhith, 2011)

d. Teori Skinner

Teori ini menyatakan bahwa konsekuensi perilaku dimasa lampau mempengaruhi tindakan dimasa depan. Tindakan merupaka respon dan kecenderungan menyebabkan pengulangan perilaku yang didahului oleh penguatan yang dapat dikaitkan dengan adanya stimulus, respon, konsekuensi, dan respon dimasa mendatang. Oleh karena itu, untuk memahami tingkah laku manusia secara


(28)

tuntas, kita harus memahami respon itu sendiri, dan berbagai konsekuensi yang diakibatkan oleh respon tersebut (Uno, 2012).

e. Teori Victor Vroom

Motivasi merupakan akibat dari hasil yang ingin dicapai seseorang dimana cara memilih dan bertindak dari beberapa alternatife perilaku berdasarkan adanya harapan, apakah ada keuntungan dari masing – masing perilaku tersebut atau tidak. Harapan yang ada dapat diperoleh pada saat itu juga dan ada pada masa mendatang. Harapan ini berkaitan dengan keyakinan seseorang mengenai kemungkinan bila suatu perilaku tertentu akan memberikan hasil tertentu pula.(Nasir dan Muhith, 2011).

Vroom mengembangkan sebuah teori yang didasarkan pada apa yang ia gambarkan sebagai kemampuan yang bersenyawa (valence), alat perantara (instrumentally) dan harapan (expectancy). Kemampuan bersenyawa adalah pilihan lebih baik seseorang akan tercapainya suatu hasil tertentu yang dinilai pada suatu batasan yang dapat membantu orang tersebut mencapai hasil – hasil lainnya. Dalam teori ini ada variable lain yang harus diperhitungkan termasuk anggapan orang yang bersangkutan akan nilai imbalan, sejauh mana orang mengharapkan hasil tertentu dan arah tindakannya, jumlah upaya yang dikerjakan, kemampuan, perangai, dan keahlian tertentu yang mempengaruhi cara seseorang melakukan pekerjaan dengan baik dan bagaimana peran seseorang dalam lingkungannya sehingga bagaimana seseorang itu merasa apakah imbalan yang didapatkan sesuai dengan harapan sebelumnya (Uno, 20012).


(29)

f. Teori Locke

Dalam teori ini menyatakan bahwa setiap orang akan menetapkan tujuan dan kemudian bertindak untuk bisa mencapai tujuan tersebut. Orientasi terhadap tujuan tersebut menentukan bagaimana seseorang berperilaku dan bertindak. Dengan adanya tujuan dari seseorang maka secara tidak langsung penghargaan akan sejalan dengan tujuan yang akan dicapai (Suarli dan Bahtiar, 2009). Dalam hal ini berlakulah apa yang dikenal dengan hukum pengaruh yang menyatakan bahwa menusia akan cenderung mengulangi perilaku yang mempuyai konsekuansi yang menguntungkan bagi dirinya dan mengelakkan perilaku yang merugikan bagi dirinya.

Contoh yang sangat sederhana ialah bila ibu balita membawa balitanya ke posyandu sesuai dengan jadwal yang seharusnya maka orang – orang di sekitar ibu maupun para kader posyandu akan memberi pujian pada si ibu. Pujian tersebut berpengaruh pada psikologis ibu dan kesehatan balitanya. Oleh karena itu ibu tersebut menyenangi konsekensi perilakunya tersebut, ia lalu terdorong bukan hanya berusaha lebih tekun, tetapi juga berusaha meningkatkan derajat kesehatan balitanya. (Nasir dan Muhith, 2011)

3. Jenis - jenis motivasi

Jenis motivasi dapat di bagi dalam 2 kelompok dasar yang meliputi motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi internal merupakan motif - motif yang aktif atau berfungsinya motif itu sendiri tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, seperti seoarang ibu akan membawa balitanya untuk datang keposyandu agar balitanya mendapatkan pelayanan kesehatan dasar seperti imunisasi sedangkan motivasi eksternal adalah motif – motif yang aktif karena adanya rangsangan dari luar diri seseorang. (Sadirman, 2011).


(30)

Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang sempurna dalam hal ini para ilmuwan terus – menerus berusaha mencari dan menemukan system motivasi yang terbaik, dalam arti menggabungkan berbagai kelebihan dan model tersebut dalam satu model. Menurut model ini, motivasi seseorang sangat di pengaruhi oleh berbagai faktor, baik itu yang datang dari dalam maupun dari luar diri individu itu sendiri. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya motivasi. Faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi ini merupakan teori kaitan imbalan dengan prestasi dan kepuasan dalam motivasi dengan proses terjadinya motivasi. Sehingga motivasi ini dibagi menjadi motivasi internal dan motivasi eksternal. Dalam teori kaitan imbalan dengan prestasi ada beberapa faktor yang termasuk dalam faktor internal motivasi yaitu persepsi, harga diri, harapan, kebutuhan, tindakan, kepuasan, dan prestasi yang di raih.sedangkan faktor yang mempengaruhi motivasi eksternal antara lain jenis dan sifat kerja (fasilitas dari tempat pekerjaan), organisasi yang mendukung, lingkungan yang kondusif dan imbalan maupun penghargaan dari tempat bekerja.

a. Motivasi internal

Merupakan motif - motif yang aktif atau berfungsinya motif itu sendiri tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Yang termasuk dalam faktor motivasi internal antara lain kebutuhan, harapan dan tindakan.

1. Kebutuhan

Menurut Uno, (2011) kebutuhan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan perkembangan potensi seseorang yang meliputi kebutuhan fisiologis, rasa


(31)

aman, cinta kasih, penghargaan dan aktualisasi diri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kebutuhan merupakan suatu aspek psikologis yang menggerakkan makhluk hidup dalam aktifiasnya dan menjadi dasar atau alasan untuk berusaha, misalnya seorang ibu akan berusaha memenuhi kebutuhan balitanya untuk menjadi balita yang sehat, seperti mengikuti imunisasi, pemberian vitamian A dan penimbangan berat badan balitanya diposyandu dan makanan tambahann yang dapat membantu perkembangan balitanya.

Menurut Mubaraq dan Chayatin, (2009) kebutuhan dasar manusia disusun dalam tingkat kebutuhan yang paling dasar yaitu kebutuhan yang paling mendesak akan lebih di utamakan, sementara kebutuhan yang kurang mendesak di minimumkan atau kurang diperhatikan bahkan dilupakan. Kebutuhan yang ada pada manusia bila tidak dapat terpenuhi oleh diri sendiri dapat di sampaikan kepada orang lain dengan harapan kebutuhan itu akan dapat terpenuhi, misalnya seorang ibu dapat memperoleh infomasi seputar kesehatan balita dengan bertanya pada kader posyandu yang ada dilingkungan tempat tinggal ibu. Ada beberapa hal yang dapat menghambat pemuasan kebutuhan individu antara lain munculnya penyakit, kelelahan,kecemasan, ketakutan dan munculnya informasi yang tidak jelas serta hubungan antar pribadi yang menegangkan.(Uno, 2011)

2. Harapan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) harapan merupakan bentuk dasar kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapat atau suatu kejadian akan berbuah baik diwaktu yang akan datang, dimana motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang ingin dicapai oleh seseorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa uapaya yang dilakukannya akan memberikan apa yang menjadi harapannya


(32)

dimasa mendatang, misalnya bila ibu membawa balitanya rutin ke posyandu untuk terjadi gizi buruk pada balita akan sangat kecil karena kondisi balita akan dapat dipantu setiap bulannya oleh tenaga kesehatan setiap bulannya.

Sedangkan menurut teori Vroom harapan terjadi jika seseorang sangat menginginkan sesuatu dan harapan memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya dan harapan ini bisa berdampak saat ini maupun di masa yang akan datang. Dengan datang ke posyandu untuk mengikuti imunisasi ibu dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi pada balita di masa yang akan datang seperti penyakit TBC, hepatitis, batuk rejan, polio dan campak. (Nasir dan Muhith, 2011)

3. Tindakan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) tindakan adalah tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan yang nyata saat seseorang termotivasi untuk melakukan sesuatu maka tindakan orang tersebut akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya, misalnya dengan menjadi ibu yang tanggap akan kebutuhan anaknya merupakan suatu bukti bahawa pemeliharan terhadap kesehatan bayinya akan terpenuhi.

Tindakan ini disebut juga dengan teori psikoanalitik yang mirip dengan teori insting, tetapi lebih ditekankan pada unsur – unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Bahwa setiap tindakan manusia karena adanya unsur pribadi manusia yakni id dan ego. Hasil yang akan dicapai oleh seseorang merupakan gambaran dari apa yang telah ia lakukan, misalnya dengan datang keposyandu apakah ibu mau memberi makanan tambahan yang telah di beri dari posyandu kepada balitanya dan apakan ibu


(33)

akan membawa balitanya pada bulan berikutnya ke posyandu walaupun hanya untuk menimbang berat badan balita.(Sadirman, 2011)

Tindakan adalah terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan yang memerlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Adapun tingkatan tindakan yaitu persepsi dimana tindakan yang akan diambil dapat dipilih dan dikenal terlebih dahulu, respon terpimpin dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar, mekanisme dimana kebiasaan yang telah dilakukan dengan benar maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga, dan adaptasi yang sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Cara yang paling akurat untuk mengukur tindakan atau perilaku adalah melalui pengamatan (observasi). Namu dapat juga dilakukan melalui wawancara dengan pendekatan recall atau mengingat kembali perilaku yang telah dilakukan oleh responden beberapa waktu yang lalu. Misalnya untuk mengethui apakah pada saat balita demam setelah mengikuti imunisasi ibu mau member obat penurunpanas yang telah di berikan oleh posyandu kepada ibu. (Notoatmodjo, 2007)

b. Motivasi Eksternal

Motivasi eksternal adalah motif – motif yang berfungsi karena adanya dorongan maupun rangsangan dari luar individu itu sendiri. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya motivasi eksternal antara lain adanya fasilitas yang memadai, lingkungan yang kondusif dan penghargaan yang layak oleh masyrakat setempat kepada orang lain. (Nasir dan Muhith, 2011)


(34)

1. Fasilitas

Fasilitas meliputi saran dan prasarana yang berfungsi untuk memberikan kemudahan, kelancaran dalam melakukan dan melaksankan aktifitas seseorang. Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan balita ditingkat masyarakat dilakukan melalui berbagai kegiatan, misalnya posyandu, Bina Keluarga Balita, Kelompok peminat kesehatan ibu dan anak, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Dengan tersedianya fasilitas posyadu yang memadai akan memotivasi ibu untuk membawa balitanya datang ke posyandu. Di posyandu balitan akan mendapatkan imunisasi dasar lengkap, konseling dan deteksi dini serta stimulasi tumbuh kembang balita.(Wahyuningtiyas, 2009)

Fasilitas juga merupakan indikator peran pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien maupun masyarakat yang membutuhkannya. Selanjutnya indikator kecukupan fasilitas dalam melayani masyarakat dapat dilihat pada rasio fasilitas kesehatan per penduduk antara lain rasio puskesmas per penduduk adalah 1/30.000 orang yang berarti puskesmaa melayani sekitar 30.000 orang penduduk. Fasilitas ini dapat dinilai dengan jumlah kunjungan masyarakat dalam menggunakan fasilitas yang telah tersedia.(Mubarak dan Chayatin, 2009)

2.Lingkungan

Lingkungan menurut Nasir dan Muhith lingkungan adalah tempat diman kita tinggal baik internal maupun eksternal yang terdapat pada keluaraga dan masyarakat untuk melestarikan dan mengembangkan hidup bermasyrakat melalui kegiatan mengasuh, mendidik dan mengajar serta memecahkan masalah dalam kehidupan sehari – hari, misalnya dengan kondisi lingkungan yang kondusif ibu akan lebih terbuka untuk membwa balitanya datang keposyandu.


(35)

Lingkungan yang baik akan memberikan optimalisasi potensi bawaan yang positif. Secara garis besar faktor lingkungan dapat dilihat sebelum anak lahir, pada saat persalinan dan setelah anak lahir. Lingkungan sebelum anak lahir meliputi gizi ibu hamil, penyakit infeksi stes dan gangguan hormon. Lingkungan pada saat anak lahir meliputi persalinan lama, perslinan macet dan persalinan dengan letak lintang maupun sungsang.

Lingkungan anak setelah lahir yaitu gizi anak, penyakit infeksi, gangguan hormone, kebersihan dan stimulasi perkembangan anak. Pertumbuhan anak dapat dinilai dengan memantau berat badan, tinggi badan, lingkar kepala. Hal ini dapat kita peroleh di pelayanan posyandu dengan berpedoman pada kalender tumbuh kembang balita. Untuk itu di harapkan dengan lingkungan yang kondusif dapat memotivasi ibu untuk membawa balitanya ke posyandu.

3. Penghargaan

Kebutuhan akan pengakuan orang lain untuk dihargai harus di buktikan dari kemampuan atau prestasi yang dicapai sesorang dalam kehidupannya. Pengembangan diri harus berorientasi pada kesuksesan, baik dalam lingkungan pekerjaan maupun dimasyarakat. John Wereham (1992), yang dikutip oleh Agus Suryana (2005) mengatakan ada beberapa unsur pokok untuk menjadi pribadi yang berkembang secara umum antara lain kemampuan menampilkan pesona yang tepat dari diri kita sendiri, mengelola energi yang baik sehingga kita bisa menjadi orang yang berguna di masyarakat, mempunyai sasaran hidup yang jelas, mampu memikirkan manfaat dan kerugian tentang fenomena hidup yang dialami, adanya kedewasaan emosional dan keteguhan dalam pendirian sehingga tidak terombang – ambing oleh kondisi dan situasi lingkungannya. (Notoatmodjo, 2007)


(36)

Kebutuhan akan penghargaan ini adalah kebutuhan “prestise”dimana semua orang ingin dihargai dari setiap prestasi yang ia peroleh. Penghargaan dapat diperoleh apabila yang dianggapnya layak diterima berdasarkan kualifikasi kepribadian, keterampilan dan pengalamanya. Dalam hal ini menusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang mempuyai konsekuensi menguntungkan bagi dirinya, contohnya ibu akan berusaha untuk menjaga kesehatan anaknya agar keluarga menghargai dan mengakui kemampuan ibu dalam merawat anaknya. Dengan begitu ibu akan terus berusah berbuat sesuatu yang menguntungkan dirinya dan juga keluarganya. Penghargaan atau rekognasi di dalam suatu organisasi bukan hanya dalam bentu materi saja, tetapi juga dalam bentuk nonmateri seperti surat penghargaan, pujian secara lisan, dan perkataan yang baik dari kaderkesehatan kepada pasien merupakan penghagaan yang baik. Pengaruh – pengaruh pemberian pengakuan dalam bentuk penghargaan – penghargaan tesebut akan meningkatkan motivasi ibu dalam mengikuti kegiatan posyandu yang di selenggarakan oleh puskesmas. (Notoatmodjo, 2007)

4. Fungsi Motivasi

Menurut Sadirman (2011) fungsi motivasi dapat diuraikan menjadi 3 bagian antara lain mendorong manusia untuk berbuat,jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang yang akan ddilakukan. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.


(37)

5. Ciri – ciri Motivasi

Untuk melengkapi uraian mengenai makna dan teori motivasi , perlu di kemukakan adanya ciri – ciri motivasi. Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu berbeda dan memiliki ciri – ciri seperti tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam – macam masalah khususnya untuk orang dewasa, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas – tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya dan senang mencari dan memecahakan masalahnya. (Sadirman, 2011)

6. Unsur - unsur Motivasi

Dengan demikian , motivasi terbentuk berkat adanya unsur- unsur dari motivasi itu sendiri yang meliputi, motivasi merupan suatu tenaga dinamis manusia dan munculnya memerlukan rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar diri individu itu sendiri. Motivasi sering kali ditandai dengan perilaku yang penuh emosi. Motivasi merupakan reaksi pilihan dari beberapa alternative dalam pencapaian tujuan. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam diri manusia. (Nasir dan Muhith, 2011)

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang , berupa ketidak puasan, atau ketegangan psikologis dapat timbul karena keinginan untuk memperoleh penghargaan, pengakuan serta berbagai macam kebutuhan. Saat seseorang yang diasumsikan itu mempunyai kebutuhan akan penghargaan dan pengakuan, maka timbullah tujuan untuk memenuhi kebutuhan tersebut ( Soemanto, 2006)


(38)

Kategori Motivasi Ibu Dalam Pemanfaatan Posyandu Balita Di Puskesmas Tegal Sari

• Baik • Cukup • Kurang

BAB III

KERANGKA KONSEP

A.Kerangka Konsep

Kerangka konsep bertujuan untuk mengetahui motivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu balita di wilayah kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014.. Hal ini dapat dilihat dari motivasi ibu, dimana motivasi tersebut terdiri dari dua jenis yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi internal dipengaruhi oleh faktor kebutuhan, harapan dan tindakan. Sedangkan motivasi eksternal dipengaruhi oleh faktor fasilitas, lingkungan dan penghargaan. Untuk memperjelas arah penelitian ini maka dapat digambarkan kerangka konseptual berikut ini.

Skema 3.1. Kerangka Konsep

Motivasi Ibu Dalam Pemanfaatan Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014

Motivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu balita:

• Motivasi Internal - Kebutuhan - Harapan - Tindakan • Motivasi Eksternal

- Fasilitas - Lingkungan - Penghargaan


(39)

B. Defenisi Operasional

3.2. Tabel Variable Penelitian

Motivasi Ibu Dalam Peamnfaatan Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2014

N o Variabel penelitian Defenisi Operasional

Alat ukur Cara ukur Hasil ukur

Skala ukur

1 Motivasi internal

Keinginan yang kuat dari dalam diri seseorang

untuk melakukan hal tertentu yang meliputi kebutuhan,

harapan dan tindakan

- - - -

2 Kebutuhan Hal – hal yang berhubungan dengan keperluan kesehatan balita yang menjadi alasan responden membawa balitanya ke posyandu.

Kuesioner wawancara Baik = 8 – 13 Cukup = 7 – 12 Kurang = 1 – 6

Ordinal

3 Harapan Suatu yang diinginkan oleh responden agar balitanya menjadi sehat dengan datang ke posyandu

kuesioner wawancara Baik = 8 – 13 Cukup = 7 – 12 Kurang = 1 – 6


(40)

No Variable penelitian

Defenisi operasional

Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala ukur

4 Tindakan Suatu perbuatan nyata responden dengan membawa balitanya datang ke posyandu

Kuesioner Wawancara Baik= 8 – 13 Cukup = 7 – 12 Kurang =

1 – 6

Ordinal

5 Motivasi eksternal Keinginan yang datang dari diri seseorang karena dipengaruhi oleh keadaaan sekitar yang meliputi fasilitas, lingkungan, pnghargaan - - - -

6 Fasilitas Ketrsediaan sarana posyandu yang dapat dijangkau dengan mudah oleh responden.

Kuisioner Wawancara Baik = 8 – 13 Cukup = 7 – 12 Kurang = 1 – 6

Ordinal

7. Lingkungan Adanya dukungan masyarakat pada responden menetap dalam memotivasi untuk membawa balitanya ke posyandu

Kuesioner Wawancara Baik = 8 – 13 Cukup = 7 – 12 Kurang = 1 – 6


(41)

No Variable penelitian

Defenisi operasionel

Alat ukur Cara ukur Hasil ukur

Skala ukur

8 Penghargaan Adanya pengakuan orang lain terhadap responden karena sudah membawa balitanya ke Posyandu

Kuesioner Wawancara Baik = 8 – 13 Cukup = 7 – 12 Kurang = 1 – 6


(42)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Desain penelitian ini bersifat deskripti dengan pendekatan cross sectional yang artinya rancangan penelitian ini melakukan pengukuran dan pengamatan pada saat yang bersamaan (sekali waktu) dengan motivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu balita di wilayah kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 (Hidayat, 2010)

B.Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita yang berumur 6 – 59 bulan dan bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Tegal Sari Mandala III Medan. Dimana populasi ini diambil dari 15 unit posyandu yang ada di Tegal Sari Mandala III yaitu lingkungan I 82 jiwa, lingkungan II 110 jiwa, lingkungan III 72 jiwa, lingkungan IV 80 jiwa, lingkungan V 125 jiwa, lingkungan VI 70 jiwa, lingkungan VII 82 jiwa, lingkungan VIII 102 jiwa, lingkungan IX 85 jiwa, lingkungan X 128 jiwa, lingkungan XI 130 jiwa, lingkungan XII 120 jiwa, lingkungan XIII 172 jiwa, lingkungan XIV 103 jiwa , dan lingkungan XV 140 jiwa, jadi jumlah populasi selurunya 1601 jiwa.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu – ibu yang mempunyai balita berumur 6 – 59 bulan, bersedia menjadi responden, dan bertempat tinggal di wilayah kerja Puskemas Tegal Sari Mandala III Medan. Sehubungan dengan keterbatasan waktu yang dimiliki peneliti yang masih mengikuti program study dan praktik lapangan


(43)

Setelah dilakukan penelitian dan penyebaran kuesioner yang dimulai pada bulan Februari - Mei peneliti hanya mendapat 64 orang responden. Oleh karena itu peneliti menggunakan totally sampling dimana sampel yang digunakan adalah sampel yang di temukan pada saat penelitian berlangsung yaitu 64 responden.

C.Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Tegal Sari Mandal III yaitu, lingkungan V, lingkungan IX, lingkungan X dan lingkungan XII dan lingkungan XIV yang terletak di KecamatanTegal Sari Mandala III Medan Denai dan merupakan wilayah kerja Puskesmas Tegal Sari. Adapun pertimbangan dalam penentuan lokasi penelitian ini karena lokasi ini memiliki populasi yang diinginkan, tersedianya sumber sampel yang diharapkan oleh peneliti, biaya dan tenaga serta belum ada penelitian sejenis dengan judul motivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu balita di wilayah kerja Puskesmas Tegal Sari Medan.

D. Waktu Penelitian

Rangkaian pelaksanaan di mulai bulan Februari sampai dengan Mei tahun 2014. Dalam kurun waktu tersebut di lakukan pengambilan dan pengolahan data.

E.Etika Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis meminta izin dari Ketua Pelaksana Program Study D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan mengajukan izin ke Dinas Kesehatan Kota Medan yang diteruskan ke Puskesmas Tegal Sari Medan untuk mendapatkan persetujuan dalam melakukan penelitian.

Lembar persetujuan (informed consent) menjadi responden diberikan kepada calon responden yang diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian


(44)

yang akan dilakukan dan apabila responden menolak untuk diteliti maka tidak akan dipaksakan. Setelah responden memahami maksud dan tujuan peneliti maka responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan tersebut dan dilanjutkan dengan pengisian kuesioner. Dalam lembar kuesioner tidak dituliskan nama responden untuk merahasiakan identitas responden tersebut.

F. Alat Pengumpulan Data

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang disusun oleh peneliti sendiri yang berpegangan pada konsep – konsep dan teori dalam penelitian ini. Kuesioner tersebut terdiri dari dua bagian yaitu kuesioner data demografi dan kuesioner mengenai faktor – fator yang mempegaruhi motivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu balita.Kuesioner data demografi terdiri dari umur, suku , agama, pendidikan dan jumlah anak. Instrument yang kedua adalah kuesioner tentang motivasi ibu sebanyak 30 pernyataan yang di bagi menjadi 2 kelompok pernyantaan, dengan kelompok pernyataan pertama berisikan mengenai motivasi internal sebanyak 15 pernyataan yaitu kebutuhan 5 pernyataan, harapan 5 pernyataan dan tindakan 5 pernyataan. Kelompok pernyataan kedua motivasi eksternal sebanyak 15 pernyataan yaitu fasilita 5 pernyataan, lingkungan 5 pernyataan, dan harapan 5 pernyataan.

Penilaian variable dalam penelitian ini menggunakan pengukuran skala Likert dimana bila pernyataan di jawab sangat setuju maka nilainya 4, setuju nilainya 3, tidak setuju nilainya 2, sangat tidak setuju nilainya 1. Sebelum menentukan baik, cukup, kurang pada motivasi internal dan motivasi eksternal responden dalam pemanfaatan posyandu balita terlebih dahulu di tentukan panjang kelas. Nilai tertinggi yang di peroleh responden pada satu bagian pernyataan yaitu 20 sedangkan


(45)

nilai rendahnya 5. Hasil ukur untuk motivasi di kategorikan baik, cukup dan kurang (Hidayat, 2007)

Untuk mendapatkan kiteria tersebut digunakan perhitungan sebagai berikut:

P = ������� �����

��������� �����

Keterangan

P = Panjang kelas interval

Rentang = nilai tertinggi – nilai terendah Banyaknya kelas = Jumlah kategori

Menentukan skor terbesar = 5 X 4 = 20 dan skor terkecil 5 X 1 = 5 Menentukan nilai entang (R)

Rentang = skor terbesar – skor terkecil = 20 – 5 = 15

Menentukan nilai panjang kelas (i) = P = �������

������ �����

=

15

3

= 5

1. Baik : apabila 13 - 18 jawaban benar 2. Cukup : apabila 7 - 12 jawaban benar 3. Kurang : apabila 1 – 6 jawaban benar

G.Uji Validitas dan Reabilitas 1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan suatu instrument penelitian. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mngukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variable yang diteliti secara tepat


(46)

(Arikunto, 2007). Uji validitas dilakukan secara conten validity kepada orang yang dianggap ahli hal ini dilakukan oleh Ibu Febrina Oktavinola Kaban, SST, M.keb pada tanggal yang sebelumnya sudah dikionsultasikan dengan dosen pembimbing dan skor CVI nya adalah 0,79

2. Realibilitas

Realibilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti sejauh mana alat tersebut tetap konsisten bila dilakukan beberapa kali pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang sama. (Notoatmodjo, 2005). Uji reabilitas ini diujikan bersamaan pada saat dilakukan penyebaran kuesioner kepada reponden di puskesmas Tegal Sari Medan. Skor korelasi dari uji reabilitas diperoleh nilai koefisien alpha crombak dan selanjutnya akan dinilai dengan menggunakan komputerisasi. Hasil penilai uji reabilitasnya adalah 0.84

H. Prosedur Pengumpulan data

Pengumpulan data di lakukan dengan cara sebagai berikut yang pertama adalah peneliti menyerahkan lembar kuesioner kepada calon responden dengan meminta persetujuan (inform consent) ibu, apabila ibu setuju untuk menjadi responden maka responden akan menandatangani lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Peneliti menjelaskan bagaiman cara mengisi jawaban dari kuesioner yang di berikan. Agar pengumpulan data berjalan dengan cermat dan teliti, peneliti akan mengawasi atau mendampingi responden pada saat pengisian kuesioner. Setelah responden selesai menjawab kuesioner yang dibagikan selanjutnya peneliti mengumpulkan kembali lembar kuesioner tersebut. Setelah kuesioner terkumpul maka data akan di olah kembali


(47)

Pengolahan data dilakukan dengan cara komputerisasi. Menurut Hastono (2007) ada empat tahapan dalam pengolahan data yang harus dilalui yaitu a) Editing memeriksa kelengkapan data yang sudah terkumpul, bila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam pengumpulan data akan diperbaiki dengan memeriksanya dan melakukan pendataan ulang.b) Coding merupakan kegiatan merubah data berbetuk huruf atau memberi tanda atau kode tertentu pada data yang tercatat dalam kuesioner. c) Processing adalah memperoses data agar data yang sudah di entry dapat di analisis, dilakukan dengan meng – entry data dari kuesioner ke paket program computer. d) Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak.

I. Analisa Data

Semua data terkumpul dilakukan analisa data kembali dengan memeriksa data kuesioner apakah jawaban sudah lengkap atau benar (editing ). Kemudian data diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan kedalam table. Entry data dalam computer dan dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning yakni memeriksa semua data yang telah dimasukkan kedalam program computer guna menghindari terjadinya kesalahan.

Analisa data dalam penelitian ini adalah univariat dan bersifat deskriptif. Semua variabel dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan komputer untuk menghitung frekuensi dan persentasenya. Dari pengolahan data deskriptif, data yang bersifat kategori disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentase. (Hastono, 2009)


(48)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu peneliti hanya menguraikan gambaran tentang motivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu balita di Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 dimana setiap variable yang diteliti pada saat yang bersamaan dengan menggunakan desain studi cross sectional, hasil penelitian ini hanya dapat menguraikan tentang kehadiran ibu yang datang ke posyandu saja, sementara itu ibu yng tidak hadir pada saatposyandu berlangsung tidak dapat di ketahui motivasinya dalam pemanfaatan posyandu balita. Dalam hal ini peneliti juga mengalami kendala dalam mendapatkan sejumlah sampel penelitian yang diharapakan menjadi subjek dikarenakan pada saat posyandu berlangsung ibu yang datang ke posyandu tidak sesuai dengan prediksi jumlah atau lebih sedikit dari jumlah yang diperkirakan pada saat posyandu berlangsung.

B. Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian yang berjudul Motivasi Ibu Dalam Pemanfaatan Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014, kuesioner diberikan kepada 64 orang responden yang mempunyai balita dan hasil tersebut dapat dilihat pada tabel demografi yang meliputi karakteristik responden dan tabel motivasi yang meliput i motivasi internal dan motivasi eksternal sebagai berikut


(49)

1. Data Demografi

Hasil penelitian terhadap 64 orang responden dapat dilihat hasil data demografi yang meliputi karakteristik responden sebagai berikut yaitu mayoritas ibu yang memanfaatkan posyandu balita di Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 berada pada pada umur < 30 tahun sebanyak 54 orang (85%) dan pada usia > 30 tahun sebanyak 10 orang (15%) , sedangkan berdasarkan pendidikan ada pada tingkat pendidikan SMA sebanyak 35 orang (54%), Perguruan Tinggi 14 orang (21%), sementara itu mayoritas pekerjaan ibu ialah Ibu Rumah Tangga sebanyak 25 orang (39%), wiraswasta 18 orang (28%) dan ibu yang memiliki anak dengan jumlah satu orang maupun dua orang 42 orang (64%) dan minoritas pada ibu dengan jumlah anak ≥ 3 yaitu 10 orang (17%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.1 sebagai beikut:

Tabel 5.1

Karakteristik Distribusi Frekuensi Responden Ibu balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 n = 64

Karakteristik Frekuensi Persentase

Umur

< 30 tahun > 30 tahun

54 10 85 15 Pendidikan SMP SMA PT 15 35 14 24 55 21 Pekerjaan Pegawai swasta PNS Wiraswasta IRT 13 8 18 25 21 12 28 39 Jumlah anak Dua Tiga > Tiga

42 12 10 64 19 17


(50)

2. Motivasi Internal

2.1 Faktor Kebutuhan

Distribusi frekuensi dan persentase motivasi ibu berdasarkan faktor harapan dalam pemanfaatan posyandu balita di Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden Motivasi Ibu Dalam Pemanfaatan Posyandu Balita Berdasarkan Faktor Kebutuhan di Wilayah Kerja Puskesmas

Tegal Sari Medan Tahun 2014 n = 64

Dari penelitian yang dilakukan terhadap 64 responden dapat diperoleh hasil dari faktor kebutuhan yaitu mayoritas responden menjawab setuju dimana ibu mau datang keposyandu untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan balitanya sebanyak 44 orang (68%) dan ibu datang keposyandu agar balitanya mendapatkan vitamin A yang akan di berikan pada usia 6 bulan berjumlah 29 orang (45%). Sedangkan pada jawaban minoritas setelah mendapatkan makanan tambahan dari posyandu kenaikan berat badan dan tinggi badan balita sesuai dengan buku KMS yang dimiliki oleh balita tersebut.

No Pernyataan

SS n (%) S n (%) TS n (%) STS n (%)

1. Ibu ke posyandu untuk mendapatkan

imunisasi dasar lengkap sesuai jadwal.

37 (42)

27 (58)

0 0

22. Ibu ke posyandu untuk mendapatkan vitamin

A pada usia balita 6 bulan.

29 (45) 34 (53) 1 (2) 0

3. Di posyandu ibu mendapatkan makanan

tambahan seperti bubur susu.

8 (13) 29 (45) 23 (36) 4 (6)

4. Ibu ke posyandu untuk mendapatkan

informasi kesehatan balita.

16 (25) 44 (69) 4 (6) 0

55. Setelah mendapatkan PMT di posyandu BB

dan TB balita sesuai dengan KMS.

6 (10) 34 (53) 19 (28) 5 (9)


(51)

2. 2. Faktor Harapan

Distribusi frekuensi dan persentase motivasi ibu berdasarkan faktor harapan dalam pemanfaatan posyandu balita di Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Responden Motivasi Ibu Dalam Pemanfaatan Posyandu Balita Berdasarkan Faktor Harapan di Wilayah Kerja Puskesmas

Tegal Sari Medan Tahun 2014 n = 64

N0 Pernyataan SS

n (%) S n (%) TS n (%) STS n (%) 6. Setelah mendapatkan imunisasi dasar

lengkap, balita tidak akan mudah terjangkit infeksi seperti Polio, TBC, Campak dan Hepatitis.

33 (51)

31 (49)

0 0

7. Setelah mendapatkan vitamin A, ibu berharap agar balitanya terhindar dari rabun senja maupun kebutaan.

39 (61) 24 (37) 1 (2) 0

8. Setelah mendapatkan makanan tambahan dari posyandu ibu berharap gizi balitanya dapat terpenuhi.

5 (8) 40 (62) 14 (22) 5 (8) 9. Informasi mengenai pertumbuhan dan

perkembangan balita yang disampaikan oleh petugas kesehatan sesuai dengan harapan ibu.

9 (14) 43 (67) 12 (19) 0

10. Dengan bertambah berat badan balita sesuai usia balita, ibu berharap kesehatan balta sehat

27 (42)

37 (58)

0 0

Dari penelitian yang dilakukan terhadap 64 responden dapat diperoleh hasil mengenai faktor harapan yaitu mayoritas responden menjawab setuju adalah informasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan balita yang disampaikan oleh petugas kesehatan sesuai dengan harapan ibu berjumlah 43 (67%) orang dan balita yang mendapatkan makanan tambahan dari posyandu ibu berharap gizi balitanya dapat terpenuhi berjumlah 40 (62%) orang.


(52)

2.3. Faktor Tindakan

Distribusi frekuensi dan persentase motivasi ibu berdasarkan faktor tindakan dalam pemanfaatan posyandu balita di Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Responden Motivasi Ibu D alam Pemanfaatan Posyandu Balita Berdasarkan Faktor Tindakan di Wilayah Kerja Puskesmas

Tegal Sari Medan Tahun 2014 n = 64

No Pernyataan SS

n (%) S n (%) TS n (%) STS n (%)

11 Ibu membawa balitanya ke posyandu

sesuai jadwal kunjungan pada buku KMS balita 22 (34) 30 (47) 12 (19) 0

12 Ibu mau memberi makanan tambahan

dari posyandu kepada balitanya.

12 (19) 30 (47) 18 (28) 4 (6)

13 Meskipun pada bulan lalu balita damam

setelah di imunisasi ibu tetap datang ke posyandu pada bulan berikutnya.

21 (33) 41 (64) 2 (3) 0

14 Bila balita demam setelah di imunisasi

ibu mau memberi obat penurun panas dari posyandu

22 (34)

41 0 (64)

0

15 Ibu mau ke posyandu hanya untuk menimbang berat badan balitanya.

11 (17) 46 (72) 7 (11) 0

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 64 responden dapat diperoleh hasil mengenai faktor tindakan yaitu mayoritas responden menjawab setuju adalah bila jadwal imunisasi balita pada bulan berikutnya tidak ada, ibu tetap mau membawa balitanya ke posyandu walaupun hanya untuk menimbang berat badan balitanya, berjumlah 46 (71%) orang dan meskipun pada bulan lalu balita mengalami demam setelah mendapatkan imunisasi ibu tetap mau datang ke posyandu pada bulan berikutnya berjumlah 41 ( 64%) orang sedangkan saat balita demam setelah


(53)

mendapatkan imunisasi ibu mau memberi obat turun panas yang di berikan oleh petugas kesehatan berjumlah 41 (64%) orang.

Dari ke tiga faktor motivasi diatas dapat di uraikan bahwa motivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu balita berdasarkan motivasi internal dikatagorikan baik dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 5. 5

Distribusi Frekuensi Responden Motivasi Internal Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 n = 64

Uraian Baik

n (%)

Cukup n %)

Kurang n (%)

Kebutuhan 46 (72) 18 (28) 0

Harapan 58 (91) 6 (9) 0

Tindakan 58 (91) 6 (9) 0

Dari penelitian yang dilakukan terhadap 64 orang responden maka diperoleh hasil bahwa motivasi internal ibu dalam pemanfaatan posyandu balita di Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 yang terdiri dari tiga faktor yaitu faktor kebutuhan, harapan dan tindakan yaitu ibu yang termotivasi untuk membawa balitanya datang keposyandu berdasarkan faktor kebutuhan dikategorikan baik sebanyak 46 (72%) orang dan dikategorikan cukup sebanyak 18 orang (28%), sedangkan berdasarkan faktor harapan dikategorikan baik sebanyak 58 (91%) orang dan dikategorikan cukup sebanyak 6 orang (9%) dan berdasarkan faktor tindakan dikategorikan baik sebanyak 58 (91%) orang dan dikategorikan cukup sebanyak 6 orang (9%).


(54)

3. Motivasi Eksternal 3.1 Faktor Fasilitas

Distribusi frekuensi dan persentase motivasi ibu berdasarkan faktor fasilitas dalam pemanfaatan posyandu balita di Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Responden Motivasi Ibu D alam Pemanfaatan Posyandu Balita Berdasarkan Faktor Fasilitas di Wilayah Kerja Puskesmas

Tegal Sari Medan Tahun 2014 n = 64

No Pernyataan SS

n (%) S n (%) TS n (%) STS n (%)

16 Lokasi posyandu mudah dijangkau dari

tempat tinggal ibu.

30 (47) 7 (11) 6 (9) 11 (17) 14 (22) 33 (51) 53 (83) 49 (77) 48 (75) 42 (66) 1 (2) 4 (6) 9 (14) 5 (8) 8 (12) 0 0 0 0 0

17 Tempat pelaksanaan posyandu rapi, bersih

dan aman sehingga ibu merasa nyaman saat posyandu dilaksanakan.

18 Kader sebagai fasilisator posyandu

memberikan pelayanan baik kepada ibu saat posyandu diadakan.

19 Posyandu menyediakan tempat tunggu

sebelum mendapatkan pelayanan.

20 Meja kerja posyandu sesuai urutan

kegiatan posyandu

Dari penelitian yang dilakukan terhadap 64 responden dapat diperoleh hasil mengenai faktor fasilitas yaitu mayoritas responden menjawab setuju adalah ibu merasa tempat pelaksanaan posyandu rapi, bersih dan aman sehingga ibu merasa nyaman saat posyandu dilaksanakan berjumlah 53 (88%) orang dan kader sebagai fasilisator posyandu telah memberikan pelayanan yang baik kepada ibu saat posyandu diadakan.berjumlah 49 (77%) orang.


(55)

3.2. Faktor Lingkungan

Distribusi motivasi ibu berdasarkan faktor lingkungan dalam pemanfaatan posyandu balita di Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Responden Motivasi Ibu Dalam Pemanfaatan Posyandu Balita Berdasarkan Faktor Lingkungan di Wilayah Kerja Puskesmas

Tegal Sari Medan Tahun 2014 n = 64

No Pernyataan SS

n (%) S n (%) TS n (%) STS n(%) 21 Masyarakat memberitahukan ibu

dimana posyandu dilaksanakan.

14 (21) 49 (77) 1 (2) 0 22 Masyarakat memberitahukan

kapan jadwal imunisasi di adakan

14 (22) 47 (73) 3 (5) 0 23 Ibu tertarik mengikuti posyandu

setiap bulan karena mendapatkan dukungan dari tetangga dan keluarga ibu 20 (31) 40 (63) 4 (6) 0

24 Ibu diajak oleh tetanganya untuk membawa balitanya ke posyandu.

8 (13) 43 (67) 11 (17) 2 (3) 25 Kegiatan yang diadakan oleh

posyandu mendapat dukungan dari warga sekitar tempat ibu tinggal.

19 (30) 43 (67) 1 (2) 1 (2)

Dari penelitian yang dilakukan terhadap 64 responden dapat diperoleh hasil mayoritas responden menjawab setuju di mana masyarakat di sekitar lingkungan ibu tinggal mau memberitahukan ibu dimana posyandu akan dilaksanakan berjumlah 49 orang (77%) dan masyarakat disekitar lingkungan mau memberitahukan kapan jadwal imunisasi akan diadakan dan kegiatan yang diadakan oleh posyandu mendapat dukungan dari warga sekitar tempat ibu tinggal berjumlah 47 orang (73%).


(56)

3.3. Faktor Penghargaan

Distribusi motivasi ibu berdasarkan faktor penghargaan dalam pemanfaatan posyandu balita di Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel. 8

Distribusi Frekuensi Responden Motivasi Ibu Dalam Pemanfaatan Posyandu Balita Berdasarkan Faktor Penghargaan di Wilayah Kerja Puskesmas

Tegal Sari Medan Tahun 2014 n = 64

No Pernyataan SS

n (%) S n (%) TS n (% TST n (%) 26 Kader memberi pujian kepada ibu terhadap

kenaikan berat badan balita sesuai dengan usia balitanya. 15 (23) 47 (74) 2 (3) 0

27 Keluarga dan masyarakat menghargai kemampuan ibu dalam merawat balitanya.

21 (33) 45 (65) 1 (2) 0 28 Kader dan masyarakat memberi pujian kepada

ibu dengan lengkapnya cakupan imunisasi balitanya. 17 (26) 44 (69) 3 (5) 0

29 Keluarga dan masyarakat memberi pujian kepada ibu saat perkembangan balita sesuai tahapan tumbuh kembang balita.

21 (33)

43 (67)

0 0

30 Masyarakat dan keluarga khususnya suami ibu, memberi pujian kepada ibu dengan kesehatan balitanya yang baik.

40 (63) 23 (34) 2 (3) 0

Dari penelitian yang dilakukan terhadap 64 responden dapat diperoleh hasil mayoritas responden menjawab setuju adalah pernyataan no. 26 Para kader kesehatan memberi pujian kepada ibu terhadap kenaikan berat badan balita yang sesuai dengan usia balitanya berjumlah 47 orang (73%) dan pernyataan no. 27 Keluarga dan masyarakat menghargai kemampuan ibu dalam merawat balitanya berjumlah 45 (65%) orang

Dari ke tiga faktor motivasi diatas dapat di uraikan bahwa motivasi ibu berdasarkan motivasi eksternal dikatagorikan pada tabel berikut:


(57)

Tabel 5. 10

Distribusi Frekuensi Responden Motivasi Internal Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014 n = 64

Uraian Baik

n (%)

Cukup n (%)

Kurang n (%)

Fasilitas 52 (81) 12(19) 0

Lingkungan 50 (14) 78 (22) 0

Penghargaan 62(97) 2 (3) 0

Dari penelitian yang dilakukan terhadap 64 orang responden maka diperoleh hasil bahawa ibu yang termotivasi untuk membawa balitanya datang keposyandu berdasarkan faktor fasilitas dikategorikan baik sebanyak 52 (81%) orang dan dikategorikan cukup sebanyak 12 orang (19%), sedangkan berdasarkan faktor lingkungan dikategorikan baik sebanyak 50 (78%) orang dan dikategorikan cukup sebanyak 14 orang (22%) dan berdasarkan faktor penghargaan dikategorikan baik sebanyak 62 (97%) orang dan dikategorikan cukup sebanyak 2 orang (3%).

B. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian disajikan dengan mengacu pada tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui motivasi ibu dalam pemanfaatan posyandu balita di wilayah kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014. Data tersebut dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam melakukan pembahasan sebagai berikut:

1. Motivasi Internal

1.1. Motivasi Ibu dalam Pemanfaatan Posyandu Balita Berdasarkan Faktor Kebutuhan di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Medan Tahun 2014

Menurut teori Abraham Maslow dalam Suarli dan Bahtiar (2009) mengatakan bahwa seseorang itu akan termotivasi untuk melakukan sesuatu karena adanya kebutuhan yang paling mendasar sampai kebutuhan yang paling tinggi dapat


(58)

di waktu yang akan datang kebutuhan lainnya. Pemuasan bagi kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik dapat bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya. Sebagai contoh, ibu akan berusaha untuk mencari informasi seputar tumbuh kembang balita sampai cara pemberian gizi seimbang yang optimal bagi balitanya.

Berdasarkan penelitian diatas dapat diamati bahwa ibu yang membawa balitanya ke posyandu berdasarkan kebutuhan dikategorikan baik 72%. Menurut peneliti motivasi ibu dikatakan baik karena ibu sudah menyadari betapa pentingnya informasi mengenai pertumbuhan dan pekembangan balitanya, dimana informasi yang di dapat ibu dari posyandu akan menjadi acuan ibu untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang balitanya sesuai tahap tumbuh kembang balita. Hal ini sejalan penelitian yang dilakukan oleh Kurnia yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kebutuhan ibu terhadap posyandu yang di perkuat oleh teori Andeson dalam Setyowati (2001) bahwa salah satu komponen yang mempengaruhi keputusan untuk menggunakan pelayanan kesehatan adalah komponen need dimana faktor kebutuhan keluarga akan pelayanan kesehatan berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan pengobatan. Dengan kata lain melalui posyandu ibu dapat mengetahui perkembangan berat badan dan gizi balitanya. Selain itu keberadaan makanan tambahan, imunisasi dan pelayanan gratis merupakan pemicu kebutuhan tersebut.

Namun berbeda dengan penelitian Tuti (2010) dalam penelitian Kurnia beliau juga menampilkan penelitian yang dilakukan oleh Tuti (2010) yang tidak sejalan dengan penelitian ini bahwa tidak adanya hubungan antara persepsi jenis pelayanan dengan indeks kunjungan dan menunjukkan semakin tidak sesuai jenis pelayanan di posyandu semakin rendah penggunaan posyandu tidak terbukti karena jenis pelayanan yang ada di posyandu cukup sesuai dengan kebutuhan ibu balita. Dimana


(59)

hal ini sejalan dengan program pokok posyandu untuk meningkatkan derajat kesehatan balita dan mencegah angka kesakitan pada balita seperti gizi buruk dan diare. (Wahyuningsih. dkk. 2009)

1.2. Motivasi Ibu Dalam Pemanfaatan Posyandu Balita Berdasarkan Faktor Harapan di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Tahun 2014

Dari hasil penelitian diatas diperoleh bahawa motivasi ibu berdasarkan harapan di kategorikan baik 91% Hal ini menyatakan bahwa ibu yang datang keposyandu dengan harapan baik menunjukkan bahwa harapan ibu yang ingin selalu anaknya tetap sehat dengan bantuan dari penyelenggaraan posyandu dapat di dorong oleh kebutuhan bayi yaitu pemenuhan imunisasi dasar lengkap, pementauan tumbuh kembang balita dan gizi sehat pada balitanya. Apa yang menjadi program pokok dari posyandu merupakan hasil dari apa yang seharusnya di dapatkan balita pada saat penyelenggaraan posyandu. Dimana informasi seputar kesehatan balita menjadi prioritas utama ibu untuk datang ke posyandu.

Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saragih (2008) dimana harapan ibu yang membawa balitanya datang keposyandu dikategoikan kurang yaitu 72 %, bahwa harapan ibu untuk menjadikan balitanya sehat bukan semata – mata dengan mendatangi posyandu secara rutin. Menurut Victor Vroom dalam Uno (2012) motivasi merupakan akibat dari hasil yang ingin dicapai seseorang dimana cara memilih dan bertindak dari beberapa alternative perilaku berdasarkan adanya harapan, apakah ada keuntungan dari masing – masing perilaku tersebut atau tidak. Harapan ini berkaitan dengan keyakinan seseorang mengenai kemungkinan bila suatu perilaku tertentu akan memberikan hasil tertentu pula.


(60)

Dalam teori ini ada variable lain yang harus diperhitungkan termasuk anggapan orang yang bersangkutan akan nilai imbalan, sejauh mana orang mengharapkan hasil tertentu dan arah tindakannya, jumlah upaya yang dikerjakan, kemampuan, perangai, dan keahlian tertentu yang mempengaruhi cara seseorang melakukan pekerjaan dengan baik dan bagaiman peran seseorang dalam lingkungannya sehingga bagaimana perasaanya dengan imbalan yang didapatkannya di lingkungannya.

(Ahmadi, 2009)

1.3 Motivasi Ibu Dalam Pemanfaatan Posyandu Balita Berdasarkan Faktor Tindakan di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Tahun 2014

Menurut teori Skinner dalam Uno (2012) tentang motivasi tindakan merupakan respon dan kecenderungan yang menyebabkan pengulangan perilaku yang didahului oleh penguatan yang dapat dikaitkan dengan adanya stimulus, respon, konsekuensi, dan respon dimasa mendatang, hal ini menunjukkan bahwa ibu yang memiliki tindakan baik dipengaruhi oleh kebutuhan dan harapan ibu terhadap kesehatan balitanya. Oleh karena itu, untuk memahami tingkah laku manusia secara tuntas, kita harus memahami respon itu sendiri, dan berbagai konsekuensi yang diakibatkan oleh respon tersebut sehingga tindakan yang dsilkan suatu perbuatan yang baik, contoh bila ibu mau membawa balitanya keposyandu dapat dilihat tindakan nyata ibu yang didorong oleh sikap ibu itu sendiri.

Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa responden memiliki tindakan baik 91%. Hal ini dapat dilihat dari tindakan ibu yang tetap mau membawa balita untuk datang ke posyandu meskipun jadwal imunisasi pada bulan berikutnya tidak. Ibu datang ke posyandu untuk menimbang balitanya dimana tindakan ibu ini dapat menilai sejauh mana pertumbuhan balitanya dari bulan ke bulan, yang dapat


(1)

(2)

(3)

(4)

Lampiran 9

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

NAMA : SYAIDAH AZ - ZUHRO

NIM : 135102102

JUDUL KTI : MOTIVASI IBU DALAM PEMANFAATAN POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEGAL SARI MEDAN TAHUN 2014

NAMA PEMBIMBING : EVI KAROTA BUKIT S.Kp.MNS

NIP : 19671215200032001

NO TANGGAL MATERI ANJURAN ATAU

SARAN

PARAF

1 2 November 2013 Konsul Judul Buat Latar Belakang 2 10 November 2013 Bab I Perbaikan Latar Belakang

& Rumusan Masalah 3 21 November 2013 Bab I,II Perbaikan Referensi dan

Kerangka Konsep 4 03 Desember 2013 Bab II Tinjauan Pustaka Dalam

Bentuk Narasi 5 06 Desember 2013 Bab III Perbaikan Kerangka

Konsep,Populasi, Tempat Penelitian

6 07 Desember 2013 Bab III, dan Bab IV

Perbaiakan Definisi

Operasional dan Instrumen 7 10 Desember 2013 Bab III dan Bab

IV

Perbaikan Alat Pengumpulan Data 8 28 Desember 2013 Bab III dan Bab

IV

Perbaiakn Desain Penelitian, Alat Pengumpulan Data 9 30 Desember 2013 Bab IV Validitas dan Reliabilitas

Analisis Data 10 04 Januari 2013 Bab IV &

Kuesioner

Validitas ,Reliabilitas dan Kuesioner

11 4 Juni 2014 BAB

I,II,III,IV,V,VI

Perbaikan latar belakang, pebaikan tabel distribusi dan frekuensi

12 6 Juni 2014 BAB I, III, IV,V,VI

Metode penelitian, tabel definsi operasional


(5)

13 10 Juni 2014 BAB III, dan VI Revisi skema kerangka konsep, waktu penelitian 14 12 Juni 2014 BAB V dan VI Buat pembahasan sesuai

dengan tabel, tambahan pembahasan tentang jawaban responden yang mayoritas

15 14 Juni 2014 BAB V dan VI Buat dasar penelitian bandingkan dengan penelitian orang lain 16 17 Juni 2014 BAB V, dan VI Perbaikan kesimpulan dan

saran sesuikan dengan manfaat penelitian, perbaikan abstrak 17 24 Juni 2014 BAB V, dan VI Perbaikan absrak, dasar

penelitian, hasil penelitian 18 27 Juni 2014 BAB I-VI,

abstrak


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

Nama :Syaidah Az - zuhro

Tempat / Tanggal Lahir : Tarutung, 09 Desember 1986

Agama : Islam

Nama Ayah : Abdul Rachman Panggabean Nama Ibu : Syahmiati Siregar

Anak Ke : 3 dari 8 bersaudara

Alamat : Jln D.I. Panjaitan No. 67 Tarutung

II. PENDIDIKAN

Tahun 1992 - 1993 : TK Al – falah Tarutung Tahun 1993 - 1999 : SD Negeri 173104 Tarutung Tahun 1999 - 2002 : SLTP N Negeri 2 Tarutung Tahun 2002 - 2005 : SMA Negeri 1 Tarutung

Tahun 2005 - 2008 :Akademi Kebidanan Kebidanan Harapan Mama Medan

Tahun 2013 - 2014 : D – IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara Medan