Kemanfaatan Angkutan Barang Terminal Angkutan Barang
10 11.
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Kota Denpasar. Adapun tujuan dioperasikannya terminal angkutan barang kargo tersebut, adalah :
Untuk mewujudkan penyelenggaraan angkutan barang yang efektif dan efisien Untuk mengurangi beban lalu lintas Kota Denpasar
Terminal sebagai pusat informasi produsen dan konsumen dan membatasi pembangunan gudang di dalam kota
Untuk mengurangi persaingan tarif angkutan barang dan menciptakan lapangan kerja Terminal sebagai penunjang PAD Pendapatan Asli Daerah.
Selain itu, terdapat beberapa langkah-langkah yang dilakukan untuk mendukung operasional terminal barang, sehingga nantinya dapat mewujudkan sistem transportasi nasional yang handal,
berkemampuan tinggi, menigkatkan mobilitas manusia, barang dan jasa, guna mendukung pengembangan wilayah untuk mewujudkan wawasan nusantara yaitu:
Pengendalian aktifitas di dalam lingkungan kerja dan daerah pengawasan terminal barang Penertiban angkutan barang di jalan
Pembinaan pemilik gudang. Sarana dan prasarana pada terminal angkutan barang sangat perlu disediakan, ini berguna untuk
memberikan pelayanan bagi pengguna jasa terminal. Sarana dan prasarana ini harus dijaga agar tetap mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi pengguna jasa terminal itu sendiri.
Adapun sarana dan prasarana pada terminal angkutan barangkargo Denpasar antara lain :
1 Luas terminal keseluruhan
: 2 Ha
2 Luas bangunan lantai 1
: 1.050 m
2
3 Luas bangunan lantai 2
: 1.050 m
2
4 Luas bangunan lantai 3
: 1.050 m
2
5 Luas areal yang diaspal
: 8.268 m
2
6 Luas gedung A
: 630 m
2
7 Luas gedung B
: 630 m
2
8 Luas jembatan timbang
: 1.156 m
2
, dengan kapasitas : 60 ton 9
Bengkelperawatan kendaraan :
260 m
2
10 Ruang tunggu awak kendaraan
: 80 m
2
11 Kantin
: 50 m
2
12 Genset
: 28 m
2
13 Pos jaga 1
: 7 m
2
14 Pos jaga 2
: 2.2 m2
15 Pos jaga 3
: 10 m
2
16 Tempat suciPadmasana
: 65 m
2
17 Akses jalan masuk terminal
: 1 km, dengan lebar : 14 m
11 18
Daya tampung kendaraan besar :
50 unit 19
Kendaraan roda-4 patoli :
1 unit 20
Kendaraan roda-2 patroli :
4 unit 21
Kendaraan roda-2 Adm. :
1 unit
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Denpasar, 2012
Lokasi terminal barang ini sangat strategis karena berada pada pintu masuk barat kota Denpasar yang merupakan akses kendaraan angkutan Pulau Jawa, baik itu angkutan orang maupun barang
dengan berbagai jenis komoditas perdagangan. Akses utama bagi lalu lintas kendaraan untuk masuk ke lokasi Terminal Kargo Uma Anyar adalah Jalan kargo Permai Jalan Gunung
Galunggung dan Jalan Raya Sempidi yang merupakan jalur utama menuju pelabuhan Gilimanuk. Dengan selesainya pembangunan WRR
Western ring road
yang melingkar di kawasan sebelah barat kota Denpasar, maka akses menuju terminal barang dari arah Kuta
Kabupaten Badung menjadi lebih mudah. Seperti yang sudah diketahui bahwa kawasan Kuta merupakan kawasan wisata dan pusat kerajinan terutama meubel antik yang banyak melakukan
kegiatan eksport yang dikirim melalui moda angkutan darat ke Surabaya sebelum dikirim ke luar negeri.
Dari gambaran di atas, maka lokasi terminal barang ini sangat strategis dengan tingkat aksesibilitas yang cukup tinggi, sehingga di pandang sangat menguntungkan dan memberikan
kemudahan bagi masyarakat sebagai pelaku jasa tradisional dan juga angkutan barang dari luar Pulau Bali melalui moda angkutan darat. Karena itu dari sudut lokasi maka terminal kargo ini
cukup strategis bila dikembangkan menjadi terminal barang yang lebih representatif. 2.4 Beban Lebih Over Loading
Berdasarkan survey asal tujuan transportasi nasional ATTN 2001 dan 2006, hamper 83 pergerakan barang di Indonesia terjadi di pulau Jawa, 10 di pulau Sumatera, dan sisanya
terdistribusi di bagian timur kepulauan Indonesia. Dari pergerakan total barang tersebut ternyata 90 dilakukan dengan moda darat jalan, 7 dengan moda laut, dan sisanya dengan moda lain
seperti kereta api, pesawat terbang, dan angkutan sungai dan penyeberangan. Kurangnya perhatian terhadap pergerakan barang dengan moda laut dan kereta api, terutama disebabkan
oleh kurangnya ketersediaan prasarana dan sarana serta lemahnya sistem dan regulasi, maka pergerakan barang melalui jalan masih merupakan pilihan yang dianggap lebih efisien. Pilihan
ini tentu berpengaruh terhadap beban lalu lintas di jalan raya dan mempercepat tingkat kerusakan jalan, apalagi dengan masih diberikannya toleransi terhadap muatan truk untuk melebihi tonase
yang diizinkan. Padatnya lalu lintas angkutan barang dengan truk, terutama pada jalur lintas pantura di pulau Jawa dengan rata-rata 70 unit truk besarjam Kompas, 2 Agustus 2004 dan
Jalur Lintas Timur di Sumatera yang rata-rata 500 truk besarhari Kompas, 29 Mei 2006, membuat proses terjadinya kerusakan jalan menjadi lebih cepat, selain beberapa faktor penyebab
lainnya seperti cuaca dan kegagalan konstruksi.
12 Tidak bisa dipungkiri memang bahwa jalan mempunyai peran yang sangat strategis, bukan hanya
dalam bidang angkutan orang dan barang, melainkan juga dalam bidang sosial, ekonomi, budaya, dan hankam. Hal ini dapat dilihat dari besarnya tuntutan agar jalan yang dilewati memberikan
kenyamanan dan keselamatan bagi pergerakan. Namun dalam kenyataannya, kondisi jalan mengalami penurunan sesuai dengan bertambahnya umur, apalagi jika dilewati oleh truk-truk
dengan muatan yang cenderung berlebih. Jembatan timbang yang seharusnya merupakan tempat untuk mengukur apakah truk barang bermuatan lebih atau tidak, sejak otonomi daerah banyak
dimanfaatkan untuk menaikkan pendapatan asli daerah Media Indonesia, 4 Agustus 2004. Berdasarkan organda, pungutan liar terhadap angkutan jalan raya, terutama truk-truk yang
mengangkut barang mencapai 18 trilliun rupiah per tahun Liputan 6 pagi SCTV Rabu 21 Maret 2007, memang pungutan resmi dari pergerakan barang melalui moda jalan ini yang mencapai 50
trilliun rupiah pertahun. Jika dilakukan banding maka biaya pemeliharaan dan perbaikan jalan yang hanya 5.1 trilliun untuk tahun 2006, adalah jumlah yang tidak sampai 30 persen dari nilai
pungutan tidak resmi pungli dan hanya 10 dari pungutan resmi yang dialokasikan oleh pemerintah.
13 2.5 Peraturan Kunci Tentang Angkutan Barang di Jalan di Indonesia
Peraturan InstitusiLembaga Bertanggung
Jawab Isi Yang Relevan
Angkutan Barang di Jalan
1. Undang Undang No.
22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan.
2. Peraturan
Pemerintah No.41 Tahun 1993 Tentang
Angkutan Jalan.
3. Peraturan
Pemerintah No.44 Tentang Kendaraan
dan Pengemudi
4. Keputusan Menteri
Perhubungan No.KM 69 Tahun
1993 Tentang Penyelenggaraan
Angkutan barang di Jalan.
Departemen Perhubungan Direktorat jenderal Perhubungan
Darat. Difinisi kendaraan bermotor
untuk penggunaan umum; Difinisi jaringan jalan untuk
kendaraan angkuan umum.
Pengelolaan angkutan jalan, termasuk jenis perijinan dan
angkutan barang.
Uji berkala dan pendaftaran kendaraan.
Ijin usaha angkutan dan wilayah operasional truk
barang.
Jalan 1.
Undang Undang No.38 Tahun 2004
Tentang Jalan 2.
Peraturan Pemerintah No.34
Tahun 2006 Tentang Jalan.
3. Keputusan Menteri
Perhubungan No.KM 65 Tahun
1993 Tentang Prasarana Jalan.
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga.
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga.
Departemen Perhubungan Direktorat jenderal Perhubungan
Darat. Pengelolaan jalan peraturan,
pengelolaan, pembangunan dan pengawasan jalan dan
tingkat kewenangan.
Pemeliharaan dan pengawasan jalan.
Pelaksanaan jembatan timbang.
.
14
BABA III
METODOLOGI
3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah wilayah kota Denpasar, meliputi terminal kargo dan ruas jalan
utama sebagai gerbang masukkeluar angkutan barang Jalan Prof. IB Mantra, Jalan HOS Cokroaminoto dan Jalan Pelabuhan Benoa.
3.2 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah volume lalu lintas kedua arah dengan metode pencacahan
lalu lintas secara manual traffic counting. Dari data tersebut akan dicari prosentase kendaraan barang terhadap total volume lalu lintas dan tingkat pelayanan jalan.
3.3 Kerangka Fikir
15 3.4 Pendekatan Analisis
Skenario Pengembangan Angkutan Barang
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Wilayah Studi
4.1.1 Jumlah dan Perkembangan Penduduk Kota Denpasar
Tabel 4.1 Jumlah dan perkembangan penduduk Kota Denpasar 2009 -2013
Indikator 2009
2010 2011
2012 2013
Jumlah Penduduk jiwa 628.276
649.768 788.589
804.926 833.900
Laju Pertumbuhan Penduduk
- 3,418
2,072 3,599
Pertumbuhan rata-rata per tahun
Sumber : Kota Denpasar Dalam Angka BPS,2014
4.1.2 Kepemilikan Kendaraan Barang
Tingkat kepemilikan kendaraan barang Kota Denpasar tahun 2009 sampai 2013 adalah seperti ditunjukkan pada tabel 4.2. Terlihat bahwa tingkat pertumbuhan kepemilikan kendaraan
barang terbesar yaitu pada tahun 2010-2011 dengan tingkat kepemilikan kendaraan barang sebesar 6,714.
Tabel 4.2 Kepemilikan Kendaraan Truk di Kota Denpasar Tahun 2009-2013
No. Tahun
Kepemilikan Kendaraan Truk
unit Tingkat
Pertumbuhan Keterangan
1 2009
675 -
2 2010
700 3,703
3 2011
747 6,714
4 2012
777 4,016
5 2013
790 1,673
Pertumbuhan Rata - Rata 4,026
Sumber : Kota Denpasar Dalam Angka BPS,2014
17 Tingkat kepemilikan kendaraan barang Kota Denpasar tahun 2009 sampai 2013 adalah seperti
ditunjukkan pada tabel 4.3. Terlihat bahwa tingkat pertumbuhan kepemilikan kendaraan barang terbesar yaitu pada tahun 2011-2012 dengan tingkat kepemilikan kendaraan barang sebesar
6,114. Tabel 4.3 Kepemilikan Kendaraan Pickup di Kota Denpasar Tahun 2009-2013
No. Tahun
Kepemilikan Kendaraan
Pick up
unit Tingkat
Pertumbuhan Keterangan
1 2009
665 -
2 2010
696 4,661
3 2011
736 5,747
4 2012
781 6,114
5 2013
827 5,889
Pertumbuhan Rata – Rata
5,602
Sumber : Kota Denpasar Dalam Angka BPS,2014