42
c. Usaha Menengah
Apabila memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 lima ratus juta rupiah sampai Rp10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah
sampai dengan Rp50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah. d.
Usaha Besar Apabila memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 10.000.000.000,00
sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 50.000.000.000,00 lima
puluh milyar rupiah. Daniati dan Suhairi 2006 ukuran size perusahaan dapat diukur dengan
menggunakan total aktiva, penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran
perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan tersebut. Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari besar kecilnya
modal yang digunakan, total aktiva yang dimiliki, atau total penjualan yang diperolehnya.
2.9.2 Pengaruh Size terhadap Kelengkapan Pengungkapan Wajib Laporan
Keuangan
Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangannya. Perusahaan yang berukuran besar cenderung lebih banyak
mengungkapkan butir-butir laporan keuangannya karena mereka memiliki lebih
43
banyak informasi yang dapat diungkapkan. Perusahaan yang berukuran besar juga diduga mempunyai karyawan ahli berkualitas yang lebih memahami tentang
pengungkapan laporan keuangan. Menurut Fitriyani 2001 dalam Working Paper Simposium Nasional Akuntansi IV secara umum perusahaan besar
mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil karena menyangkut berbagai hal yaitu:
a. Menurut Jensen dan Meckling 1976 teori keagenan yang menyatakan bahwa
perusahaan besar memiliki biaya keagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil. Pengungkapan informasi yang lebih banyak akan
mengurangi biaya keagenan tersebut. b.
Perusahaan besar menghadapi biaya politis yang lebih besar daripada perusahaan yang lebih kecil dan merupakan perusahaan yang banyak disorot
oleh publik secara umum. Mengungkapkan lebih banyak informasi merupakan bagian dari upaya untuk menjadikan akuntabilitas publik.
c. Singhui and Desay 1971 dan Buzby 1975 menyatakan perusahaan kecil
pada umumnya berada pada persaingan yang lebih ketat dengan perusahaan lain, dengan mengungkapkan jati dirinya kepada pihak eksternal dapat
membahayakan posisinya dalam persaingan sehingga perusahaan kecil cenderung untuk tidak melakukan pengungkapan seperti perusahaan besar.
Suripto 1999 menyatakan bahwa perusahaan besar mungkin lebih memiliki pemikiran yang luas, skill karyawan yang tinggi, sumber informasi yang
banyak dibandingkan dengan perusahaan kecil. Berdasarkan argumen diatas dapat
44
diharapkan bahwa size perusahaan mempunyai esensi atau pengungkapan yang lebih luas.
Meek dkk 1995 menyatakan variable size perusahaan paling konsisten berpengaruh secara signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela. Buzby
1975 menduga bahwa pada umumnya perusahaan kecil punya keterbatasan dalam melakukan penyampaian pengungkapan secara luas sebagai cermin
keterbatasan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan uraian dan teori diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran size
perusahaan dilihat dari total aktiva berpengaruh positif dengan kelengkapan pengungkapan wajib laporan keuangan koperasi. Semakin besar ukuran koperasi
semakin tinggi tingkat kelengkapan pengungkapan wajib laporan keuangannya, dan semakin kecil ukuran koperasi semakin rendah tingkat kelengkapan
pengungkapan wajib laporan keuangan.
2.10 Penelitian Terdahulu