62
e. Catatan atas laporan keuangan meliputi perlakuan akuntansi, dan
pengungkapan informasi lainnya 3.3.2
Variabel Independen X, terdiri dari :
3.3.2.1 Parisipasi Ekonomi Anggota X
1
Variabel ini menggunakan indikator transaksi usaha koperasi dengan usaha anggota untuk mengetahui kontribusi anggota terhadap koperasi secara
keseluruhan, karena dengan tingginya transaksi yang dilakukan oleh anggota terhadap koperasi, berarti kebutuhan ekonomi anggota terpenuhi karena usaha
koperasi berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraannya.
Transaksi usaha koperasi dengan usaha anggota merupakan perbandingan antara transaksi yang dilakukan anggota kepada koperasi terhadap total transaksi
koperasi. Rumus untuk mencari transaksi usaha koperasi dengan usaha anggota sebagai berikut:
Partisipasi Ekonomi Anggota = si
sahaKopera TransaksiU
a sahaAnggot
TransaksiU X 100
Pengukuran partisipasi anggota dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kriteria Partisipasi Anggota Kriteria
Partisipasi Ekonomi Anggota
Sangat Partisipan 90 - 100
Cukup Partisipan 70 - 89
Kurang Partisipan 50 - 69
Tidak Partisipan partisipan rendah 49
Sumber: Depkop dan UKM
63
3.3.2.3 Likuiditas X
2
, Variabel likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan current ratio CR.
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya.
Indikator-indikator dari current ratio adalah sebagai berikut : a.
Aktiva lancar Aktiva lancar adalah aktiva perusahaan yang berupa kas atau aktiva
yang lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam satu tahun atau dalam siklus kegiatan normal perusahaan jika
melampaui satu tahun. Pos-pos neraca yang masuk dalam perkiraan aktiva lancar adalah kas, investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang dagang,
piutang penghasilan, persediaan, dan biaya dibayar di muka. b.
Utang lancar Utang atau kewajiban lancar adalah kewajiban keuangan perusahaan
yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek satu tahun sejak tanggal neraca. Pos-pos neraca yang masuk ke dalam
perkiraan utang lancar adalah utang dagang, utang wesel, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, utang jangka panjang yang segera jatuh tempo,
pendapatan diterima di muka. Untuk mengukur besarnya current ratio dirumuskan sebagai berikut :
Rasio lancar =
ar AktivaLanc
ar HUTANGLanc
Brigham dan Houston, 2001:80
64
Likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan current ratio karena jumlah persediaan pada KPRI tergolong kecil dan kemungkinan piutang tak tertagih juga
kecil. Oleh karena itu, persediaan dan pitang dimasukkan pengukuran tingkat likuiditas. Menurut Hanafi dan Halim 2005:79, meskipun ada beberapa masalah
dalam penggunaan rasio lancar, serta adanya beberapa hal yang mengakibatkan interpretasi yang sulit, rasio lancar masih banyak digunakan untuk mengukur
likuiditas. Hal ini disebabkan rasio lancar mempunyai kamampuan memprediksi kebangkrutan yang baik.
Ukuran rasio lancar pada KPRI normalnya berkisar pada angka 200 Hanafi dan Halim 2005:80 meskipun tidak ada standar yang pasti untuk
menentukan rasio lancar yang seharusnya. Pengukurannya dapat dikriteriakan bahwa rasio yang normal berkisal 200, maka disumsikan dibawah 200
termasuk kurang likuid dan tidak likuid. Pembagian yang kurang likuid dan tidak likuid dengan membagi 200 menjadi 2, sehingga diperoleh interval 100. Kriteria
likuiditas berdasarkan kententuan tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Kriteria Likuiditas
Kriteria Likuiditas Over Likuid
Likuid Kurang Likuid
Tidak likuid illikuid 300
200 - 300 100 -199
0 - 99
65
3.3.2.4 Leverage X