Kerangka Berpikir KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

mudah didapatkan, ukuran cukup besar dan tubuhnya mudah dipelajari, serta organ-organ lengkap untuk mewakili class mamalia.

2.8 Perubahan Fisiologis Luka Akibat Pemberian Gel Topikal

Pemberian obat berupa gel secara topikal dapat mempercepat penyembuhan luka pasca pencabutan gigi karena dapat menghantarkan efek obat langsung pada daerah luka serta melindungi luka dari infeksi akibat terkena makanan, minuman maupun berbicara. Pemberian gel topikal juga diharapkan dapat menurunkan inflamasi dengan cara meningkatkan sel fibroblast. Sel Fibroblas merupakan bahan dasar pembentukan jaringan parut dan kolagen yang memberikan kekuatan daya rentang pada penyembuhan luka jaringan lunak. Pada saat jaringan mengalami keradangan, maka fibroblas akan segera bermigrasi ke arah luka, berproliferasi dan memproduksi matriks kolagen untuk memperbaiki jaringan yang rusak.

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Luka merupakan suatu keadaan kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi karena paparan suhu, zat kimia, gesekan, tekanan, radiasi dan trauma. Respon tubuh terhadap luka atau trauma dengan proses pemulihan yang kompleks dan dinamis yang menghasilkan pemulihan anatomi dan fungsi secara terus menerus disebut penyembuhan luka. Proses penyembuhan luka adalah suatu proses yang dinamis dan kompleks serta melibatkan beberapa fase yang saling berkelanjutan, saling tumpang tindih dan terprogram dari satu fase ke fase lainnya. Pada manusia, proses penyembuhan luka yang optimal melibatkan beberapa proses yaitu hemostasis yang cepat, inflamasi yang tepat, proses diferensiasi, proliferasi, dan migrasi sel mesenkimal, angiogenesis, pembentukan sel fibroblast dan sintesis kolagen yang berfungsi memberikan kekuatan terhadap jaringan yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Penyembuhan luka terutama didalam rongga mulut dapat berjalan lambat karena proses penyembuhan luka ini terganggu oleh adanya bakteri yang ada didalam rongga mulut. Terhambatnya proses proses penyembuhan luka pasca pencabutan gigi dapat mempengaruhi perawatan gigi pasca pencabutan seperti pembuatan gigi palsu atau pemasangan kawat gigi. Proses penyembuhan luka adalah memperbaiki dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar pada proses perbaikan, yaitu bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan selama proses rekonstruksi jaringan. Pada jaringan lunak yang normal tanpa perlukaan, pemaparan sel fibroblas sangat jarang dan biasanya bersembunyi di matriks jaringan penunjang. Setelah terjadinya luka, fibroblas akan aktif bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka, kemudian akan berkembang proliferasi serta mengeluarkan beberapa substansi antara lain kolagen, elastin, hyaluronic acid, fibronectin dan profeoglycans yang berperan dalam membentuk jaringan baru. Fungsi kolagen yang lebih spesifik adalah membentuk jaringan baru connective tissue matrix dan dengan dikeluarkannnya subtrat oleh fibroblast, memberikan tanda bahwa makrofag, pembuluh darah baru dan juga fibroblas sebagai satu kesatuan unit dapat memasuki kawasan luka. Proses selanjutnya adalah epitelisasi, dimana fibroblas mengeluarkan keratinocyte growth factor KGF yang berperan dalam stimulasi mitosis sel epidermal. Keratinisasi akan dimulai dari pinggir luka dan akhirnya membentuk barrier yang menutupi permukaan luka. Dengan sintesa kolagen oleh fibroblas, pembentukan lapisan dermis ini akan disempurnakan kualitasnya dengan mengatur keseimbangan jaringan granulasi dan dermis. Untuk membantu jaringan baru tersebut menutup luka, fibroblas akan merubah strukturnya menjadi myofibroblast yang mempunyai kapasitas melakukan kontraksi pada jaringan. Fungsi kontraksi akan lebih menonjol pada luka dengan defek luas dibandingkan dengan defek luka minimal. Fase akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan kolagen telah terbentuk, terlihat proses kontraksi dan akan dipercepat oleh berbagai growth factor yang dibentuk oleh makrofag dan platelet. Pemberian obat-obatan kimia baik secara oral atau topikal diberikan untuk mempercepat proses penyembuhan luka pasca pencabutan. Selain obat-obatan kimia, penelitian tentang obat-obatan berbahan dasar herbal banyak dikembangkan untuk dapat mempercepat proses penyembuhan luka sehingga dapat membantu tenaga kesehatan yang berada didaerah yang terpencil. Salah satunya obat-obatan berbahan dasar herbal yang diteliti adalah ekstrak daun jambu biji. Berdasarkan uji fitokimia daun jambu biji memiliki kandungan flavonoid yang tinggi, antosianin, tanin dan vitamin B dan C. Flavonoid memiliki efek sebagai antiinflamasi dan antioksidan. Efek antiinflamasi flavonoid adalah dengan menghambat jalur lipooksigenase dan siklooksigenase didalam biosentesis metabolit asam arakhidonat sebagai salah satu mediator inflamasi. Asam arakhidonat diubah menjadi prostaglandin dan leukotrien yang memiliki efek kemotaktik terhadap sel-sel inflamasi. Dasar pemikiran pemberian ekstrak daun jambu biji secara topical untuk meningkatnya jumlah fibroblast dan kolagen didalam ekstrak daun jambu biji terdapat kandungan quersetin, vitamin C dan zat besi Zn yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka dengan cara meningkatkan jumlah fibroblast, pembentukan kolagen. Beberapa jenis cidera seperti terbakar, luka, dan bisul kulit biasanya menghasilkan superoksida dan peroksidasi lipid melalui aktivasi neutrofil. Oleh karena itu, obat-obatan yang menghambat peroksidasi lipid diyakini untuk meningkatkan jumlah serat fibril kolagen, meningkatkan kekuatan serat kolagen, meningkatkan sirkulasi darah, mencegah kerusakan sel dan sintesis DNA. Peningkatan jumlah fibroblast dan serat kolagen lebih baik dilihat di bawah pengaruh beberapa ekstrak herbal, karena obat-obatan herbal mengandung zat antioksidan yang tinggi. Dengan demikian, intervensi ke dalam salah satu dari fase ini dengan obat herbal akhirnya dapat meningkatkan jumlah fibroblast dan serat kolagen dalam proses penyembuhan luka.

3.2 Konsep Penelitian