commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Untuk menjalankan pemerintahan dan pembangunan di suatu negara, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut berasal dari
berbagai sumber antara lain berasal dari usaha BUMN, barang-barang yang dikuasai pemerintah, denda-denda, harta atau warisan yang ditinggalkan pada
negara, hibah, wasiat dan pajak. Kontribusi penerimaan pajak terhadap penerimaan negara semakin
meningkat dari tahun ke tahun seiring menurunnya peranan minyak dan gas bumi terhadap penerimaan negara. Hal itu dikarenakan minyak dan gas bumi
sumber kekayaan alam yang mempunyai keterbatasan yaitu tidak dapat diperbaharui dan harga jual dari sumber tersebut sering tidak menentu di pasar
dunia. Oleh karena itu, diperlukan sumber penerimaan negara yang lain untuk membiayai pengeluaran negara. Maka, sangat tepat jika pemerintah
mengandalkan penerimaan pajak sebagai sumber penerimaan negara yang utama seperti halnya negara-negara maju lainnya.
Sebagai salah satu sumber penerimaan negara yang sangat potensial, sektor Pajak merupakan pilihan yang sangat tepat, selain karena jumlahnya
yang relatif stabil, pajak merupakan gambaran partisipasi aktif dari masyarakat dalam membiayai pembangunan. Sehingga diharapkan dapat
mengurangi ketergantungan bangsa Indonesia dari sumber dana yang berasal dari pinjaman luar negeri. Untuk meningkatkan peran pajak sebagai sumber
penerimaan negara, Pemerintah telah melakukan reformasi pajak “tax reform”
commit to user
yang mulai dilakukan sejak tahun 1983. dan telah mengalami beberapa kali perubahan terakhir pada tahun 2007 dan 2008.
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang- undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal balik
kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum Mardiasmo, 2003.
Dalam bukunya yang berjudul Perpajakan Indonesia Waluyo, 2007 sistem pemungutan pajak dibagi atas 3 macam, yaitu:
1. Official Assesment System Merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pemungut pajak fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar pajak yang terutang oleh sesesorang.
2. Self Assesment System Merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. 3. With Holding System
Merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan
untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Dalam pelaksanaannya peningkatan penerimaan negara di sektor pajak
tergantung terhadap besar kecilnya Surat Pemberitahuan SPT tahunan yang dilaporkan ke KPP. Untuk meningkatkan penerimaan SPT, KPP Pratama
Karanganyar secara bertahap meningkatkan segala bentuk pelayanan.
commit to user
Sistem perpajakan di Indonesia menganut azas self assessment system. Pada dasarnya Self assessment system, wajib pajak diberi kepercayaan dan
tanggung jawab sepenuhnya untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan surat pemberitahuan SPT yang terutang. Sedangkan fiskus berperan dalam
penyuluhan dan koreksi terhadap kesalahan yang dilakukan oleh wajib pajak. Pemberian kepercayaan yang sangat besar ini sepatutnya perlu diimbangi
dengan pengawasan yang memadai agar kepercayaan ini tidak dilalaikan atau disalahgunakan oleh wajib pajak. Pengertian kepada wajib pajak mengenai
prosedur perpajakan akan meningkatkan kesadaran wajib pajak, sehingga wajib pajak dapat mengetahui kapan ia mendaftarkan diri untuk memperoleh
NPWP. Setelah wajib pajak memperoleh NPWP maka akan timbul kewajiban–kewajiban yaitu wajib pajak melaporkan SPT tahunan, dan
melakukan pembayaran pajak tepat pada waktunya. Untuk melaksanakan pajak tersebut, maka sistem perpajakan harus
terus menerus disempurnakan, pemungutan pajak diinsentifkan, aparat perpajakan harus semakin mampu dan bersih. Untuk itu masyarakat wajib
pajak sebagai subjek Pajak harus dibina dan diarahkan agar mau dan mampu memenuhi kewajiban perpajakan sebagai pelaksanaan kewajiban perpajakan.
Sebagai bentuk kewajibanya tersebut dalam melaporkan penghasilan wajib pajak selama setahun diperlukan SPT. Sedangkan SPT itu sendiri adalah surat
yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan, perhitungan, pembayaran pajak yang terutang, dan menyampaikan SPT tahunan. Wajib pajak orang
pribadi melakukan pengisisan SPT dengan benar, lengkap, jelas beserta
commit to user
lampiran-lampirannya dan harus disampaikan sesuai dengan batas waktu yang telah menurut ketentuan peraturan perundang-undangan.
Surat Pemberitahuan SPT berfungsi untuk mengawasi penerimaan pajak dari para wajb pajak. Untuk memaksimalkan penerimaan pajak, maka
dibutuhkan kesadaran dari masyrakat dalam melaporkan SPT tersebut. Selain itu juga dibutuhkan penanganan dari pihak KPP dalam melayani dan memberi
pengarahan kepada Wajib pajak. Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai bagaimana penerimaan
SPT tahunan di KPP Pratama Karanganyar dari gambaran umum tersebut, maka penulis ingin mengangkat tugas akhir dengan judul “EVALUASI
PENERIMAAN SPT TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TAHUN 2008-2009 DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA
KARANGANYAR ”.
B. Rumusan Masalah