Evaluasi penerimaan SPT tahunan wajib pajak orang pribadi tahun 2008-2009 di kantor pelayanan pajak Pratama Karanganyar ahmat

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

EVALUASI PENERIMAAN SPT TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TAHUN 2008-2009 DI KANTOR PELAYANAN PAJAK

PRATAMA KARANGANYAR

Tugas Akhir

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan

Oleh:

AHMAT SALEH NANDA M F3407010

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(2)

commit to user

ii ABSTRACT

EVALUASI PENERIMAAN SPT TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TAHUN 2008-2009 DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA

KARANGANYAR

AHMAT SALEH NANDA MARWANTO F3407010

Tax is a duty contribution to the country that must be payed by personal or corporation who had compulsed characteristic based on legislative, with no retaine directly and used to country necessary for wealthy citizen.

The purpose of this research is to know how is the income of annual SPT in KPP Pratama of Karanganyar. Beside that, the purpose of this research is to know the effort that done by KPP Pratama of Karangnyar to increase the consciousness of personal tax payer in reporting income tax.

This research was taken by interview method, observation and literature method. Based on the result of this research, the annual SPT income in KPP Pratama of Karanganyar in year 2009 has increased until the income tax also raised.

The researcher gives some suggestion to raising the information and service that hoping can increase the income of reporting annual SPT personal tax payer in KPP Pratama of Karanganyar for the next year.


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user


(4)

commit to user


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

§ Janganlah kamu mudah putus asa. Mencoba memang lambat, dan akan selalu ada penghalang. Maka janganlah pernah kalah olehnya. (Penulis) § Jangan berbicara tentang sesuatu yang tidak kita ketahui dan jangan

berbicara tentang semua yang kita ketahui. (M. Tjahjanto)

§ Kalau bisa kerjakan itu sekarang mengapa harus menunggu sampai datangnya esok. (Penulis)

§ Jangan mengharap kesenangan dalam berjuang. (Penulis)

§ Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak. (Aldus Huxley)

§ Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik. (Evelyn Underhill)

Karya ini dipersembahkan kepada: o Allah SWT

o Orang Tua ku tercinta o Adik tersayang

o Sahabat-sahabatku yang selalu membantuku o Pembimbing, dosen, dan staf pengajar o Almamaterku


(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan bimbingannya yang dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “ EVALUASI PENERIMAAN SPT TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TAHUN 2008-2009 DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KARANGANYAR” dengan baik.

Penulisan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar sarjana Ahli Madya Progam Studi DIII Akuntansi Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan dan kemampuan yang penulis miliki. Penulisan Tugas Akhir ini tidak akan berhasil tanpa adanya kerjasama serta bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu melimpahkan karunia-Nya dengan memberikan kemudahan bagi penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini. 2. Bapak Ibuku, Bpk Sunarno dan Ibu Sadinem serta kakak dan adik-adik

tercinta yang telah memberikan motivasi serta doa yang tak pernah ternilai. 3. Bapak Prof. DR. Bambang Sutopo, M. Com., Ak, selaku Dekan Fakultas


(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

4. Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Bapak Sri Suranta, SE, MSi, Ak, BKP, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Keuangan Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Bapak Drs. Eko Arief., Msi.,Ak, selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir, yang telah memberikan arahan serta bimbingannya.

7. Bapak Anis Widjajanto, SE., Ak selaku dosen pembimbing akademik, yang telah membantu penulis dalam menempuh masa perkuliahan.

8. Bapak Joko Martono, selaku Kepala KPP Pratama Karanganyar yang telah memberikan izin bagi penulis untuk melaksanakan kegiatan penelitian tugas akhir.

9. Bapak FG Sri Suratno, selaku Kepala KP2KP Sragen yang telah memberikan izin magang kepada penulis.

10. Seluruh staff dosen DIII Akuntansi Perpajakan UNS yang telah mentransfer ilmunya kepada penulis.

11. Om Suwar, Mas Adnan, Mas Ikhsan yang selau jadi panutan.

12. Orang yang teristimewa bagi penulis Arienda Auliya Perdhana yang selalu mengobarkan semangat.

13. B6060FES q yang selalu menemani ku ke mana pun.

14. Cah kost “Cahaya Asri”. Bangkit Ontoseno, Eckomon, Ahmad, Fungky, Tegar, Sandri, Wibi, yang selalu memberikan dorongan semangat bagi penulis.


(8)

commit to user

viii

15. Teman-teman terbaikku Akuntansi Perpajakan angkatan 2007 yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.

16. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Dengan segala kerendahan dan kesadaran hati, penulis menyadari bahwa tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik dari semua pihak sangat diharapkan untuk menyempurnakan. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, Juli 2010


(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

ABSTRACT... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN.……... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan... 5

D. Manfaat... 5

E. Metode Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pajak... 9

B. Fungsi Pajak... 10

C. Syarat dan Teori-teori Yang Mendukung Pemungutan Pajak...………... 10


(10)

commit to user

x

D. Asas-asas Pemungutan Pajak………... 12

E. Tarif Pajak……… 13

F. Wajib Pajak dan Kewajiban Perpajakan……….. 14

G. Surat Pemberitahuan (SPT)……….. 15

BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian... 19

B. Pembahasan Masalah... 32

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan... 44

B. Saran... 45 DAFTAR PUSTAKA


(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel II.1. Batas waktu pembayaran dan pelaporan SPT Tahunan... 18 Tabel III. 1 Wilayah Kerja KPP Pratama Karanganyar Wilayah/Lokasi

Administrasi Tahun... 21 Tabel III.2. Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Karanganyar tahun 2005 s/d 2009... 35 Tabel III.3 Rincian Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi

di KPP Pratama Karanganyar tahun 2008-2009... 36 Tabel III.4 Presentase penerimaan SPT tahunan orang pribadi di KPP

Pratama Karanganyar berdasarkan WP terdaftar tahun

2008-2009... 37 Tabel III.5 Realisasi penerimaan pajak penghasilan pasal 25/ 29 badan dan


(12)

commit to user

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar III.1 Denah Lokasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar...20 Gambar III.2 Struktur Organisasi di KPP Pratama Karanganyar...25 Gambar III.3 Grafik penerimaan SPT tahunan wajib pajak orang pribadi di


(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pernyataan Lampiran 2. Memo

Lampiran 3. Surat Permohonan Magang Lampiran 4. Surat Izin Magang

Lampiran 5. Surat Keterangan Menyelesaikan Magang Lampiran 6. Lembar Penilaian Magang


(14)

commit to user

ii

ABSTRACT

EVALUASI PENERIMAAN SPT TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TAHUN 2008-2009 DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA

KARANGANYAR

AHMAT SALEH NANDA MARWANTO F3407010

Tax is a duty contribution to the country that must be payed by personal or corporation who had compulsed characteristic based on legislative, with no retaine directly and used to country necessary for wealthy citizen.

The purpose of this research is to know how is the income of annual SPT in KPP Pratama of Karanganyar. Beside that, the purpose of this research is to know the effort that done by KPP Pratama of Karangnyar to increase the consciousness of personal tax payer in reporting income tax.

This research was taken by interview method, observation and literature method. Based on the result of this research, the annual SPT income in KPP Pratama of Karanganyar in year 2009 has increased until the income tax also raised.

The researcher gives some suggestion to raising the information and service that hoping can increase the income of reporting annual SPT personal tax payer in KPP Pratama of Karanganyar for the next year.


(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Untuk menjalankan pemerintahan dan pembangunan di suatu negara, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut berasal dari berbagai sumber antara lain berasal dari usaha BUMN, barang-barang yang dikuasai pemerintah, denda-denda, harta atau warisan yang ditinggalkan pada negara, hibah, wasiat dan pajak.

Kontribusi penerimaan pajak terhadap penerimaan negara semakin meningkat dari tahun ke tahun seiring menurunnya peranan minyak dan gas bumi terhadap penerimaan negara. Hal itu dikarenakan minyak dan gas bumi sumber kekayaan alam yang mempunyai keterbatasan yaitu tidak dapat diperbaharui dan harga jual dari sumber tersebut sering tidak menentu di pasar dunia. Oleh karena itu, diperlukan sumber penerimaan negara yang lain untuk membiayai pengeluaran negara. Maka, sangat tepat jika pemerintah mengandalkan penerimaan pajak sebagai sumber penerimaan negara yang utama seperti halnya negara-negara maju lainnya.

Sebagai salah satu sumber penerimaan negara yang sangat potensial, sektor Pajak merupakan pilihan yang sangat tepat, selain karena jumlahnya yang relatif stabil, pajak merupakan gambaran partisipasi aktif dari masyarakat dalam membiayai pembangunan. Sehingga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan bangsa Indonesia dari sumber dana yang berasal dari pinjaman luar negeri. Untuk meningkatkan peran pajak sebagai sumber penerimaan negara, Pemerintah telah melakukan reformasi pajak “tax reform”


(16)

commit to user

yang mulai dilakukan sejak tahun 1983. dan telah mengalami beberapa kali perubahan terakhir pada tahun 2007 dan 2008.

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2003).

Dalam bukunya yang berjudul Perpajakan Indonesia (Waluyo, 2007) sistem pemungutan pajak dibagi atas 3 macam, yaitu:

1. Official Assesment System

Merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemungut pajak (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar (pajak yang terutang) oleh sesesorang.

2. Self Assesment System

Merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. 3. With Holding System

Merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

Dalam pelaksanaannya peningkatan penerimaan negara di sektor pajak tergantung terhadap besar kecilnya Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan yang dilaporkan ke KPP. Untuk meningkatkan penerimaan SPT, KPP Pratama Karanganyar secara bertahap meningkatkan segala bentuk pelayanan.


(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Sistem perpajakan di Indonesia menganut azas self assessment system. Pada dasarnya Self assessment system, wajib pajak diberi kepercayaan dan tanggung jawab sepenuhnya untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan surat pemberitahuan (SPT) yang terutang. Sedangkan fiskus berperan dalam penyuluhan dan koreksi terhadap kesalahan yang dilakukan oleh wajib pajak. Pemberian kepercayaan yang sangat besar ini sepatutnya perlu diimbangi dengan pengawasan yang memadai agar kepercayaan ini tidak dilalaikan atau disalahgunakan oleh wajib pajak. Pengertian kepada wajib pajak mengenai prosedur perpajakan akan meningkatkan kesadaran wajib pajak, sehingga wajib pajak dapat mengetahui kapan ia mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP. Setelah wajib pajak memperoleh NPWP maka akan timbul kewajiban–kewajiban yaitu wajib pajak melaporkan SPT tahunan, dan melakukan pembayaran pajak tepat pada waktunya.

Untuk melaksanakan pajak tersebut, maka sistem perpajakan harus terus menerus disempurnakan, pemungutan pajak diinsentifkan, aparat perpajakan harus semakin mampu dan bersih. Untuk itu masyarakat wajib pajak sebagai subjek Pajak harus dibina dan diarahkan agar mau dan mampu memenuhi kewajiban perpajakan sebagai pelaksanaan kewajiban perpajakan. Sebagai bentuk kewajibanya tersebut dalam melaporkan penghasilan wajib pajak selama setahun diperlukan SPT. Sedangkan SPT itu sendiri adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan, perhitungan, pembayaran pajak yang terutang, dan menyampaikan SPT tahunan. Wajib pajak orang pribadi melakukan pengisisan SPT dengan benar, lengkap, jelas beserta


(18)

commit to user

lampiran-lampirannya dan harus disampaikan sesuai dengan batas waktu yang telah menurut ketentuan peraturan perundang-undangan.

Surat Pemberitahuan (SPT) berfungsi untuk mengawasi penerimaan pajak dari para wajb pajak. Untuk memaksimalkan penerimaan pajak, maka dibutuhkan kesadaran dari masyrakat dalam melaporkan SPT tersebut. Selain itu juga dibutuhkan penanganan dari pihak KPP dalam melayani dan memberi pengarahan kepada Wajib pajak.

Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai bagaimana penerimaan SPT tahunan di KPP Pratama Karanganyar dari gambaran umum tersebut, maka penulis ingin mengangkat tugas akhir dengan judul “EVALUASI PENERIMAAN SPT TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TAHUN 2008-2009 DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KARANGANYAR ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan gambaran umum objek penelitian di atas maka penulis mengambil perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerimaan SPT tahunan orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar dan bagaimana dampaknya terhadap penerimaan pajak penghasilan?

2. Apa saja hambatan sehubungan dengan penyampaian SPT tahunan pajak penghasilan orang pribadi di KPP Pratama Karanganyar?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan KPP Karanganyar untuk meningkatkan penerimaan SPT?


(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui seberapa besar penerimaan SPT tahunan di KPP Pratama Karanganyar dan dampaknya terhadap penerimaan pajak penghasilan

2. Untuk mengetahui upaya dan hambatan yang yang dihadapi KPP Pratama Karanganyar dalam meningkatkan penerimaan SPT Tahunan Orang pribadi.

3. Untuk mengetahui upaya yang telah dilakukan KPP Pratama Karanganyar untuk meningkatkan penerimaan SPT.

D. Manfaat

Dengan hasil penelitian ini penulis mengharapkan dapat memberi manfaat seluas-luasnya kepada semua pihak. Adapun manfaat yang ingin diambil dari penelitian ini adalah:

1. Dapat memberi pengetahuan kepada penulis tentang hal-hal perpajakan. 2. Memberikan informasi kepada pembaca sehubungan dengan penerimaan

SPT di KPP Pratama Karanganyar

3. Sebagai bahan referensi pihak lain yang membutuhkan

4. Bagi objek penelitian, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan di kantor KPP Pratama untuk meningkatkan pelayanan bagi wajib pajak sehubungan dengan pelaporan SPT tahunannya


(20)

commit to user E. Metode Penelitian

Metode-metode yang digunakan dalam penelitian adalah dengan mengumpulkan keterangan dan informasi yang diperlukan guna penyusunan Tugas Akhir.

1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karangayar. Hal yang ingin dikaji yaitu mengenai besarnya penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan di KPP Pratama Karanganyar tersebut. 2. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis data

Jenis data yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah :

1) Data Kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar

2) Data Kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka atau data kuantitatif yang diangkakan.

b. Sumber Data berasal dari:

1) Data Primer yaitu data yang didapat melalui (observasi) pengamatan dan wawancara secara langsung di lapangan atau penulis bertanya langsung kepada karyawan mengenai data dari objek yang diteliti yang berhubungan denagan penerimaan SPT di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar.

2) Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur, makalah, Undang-Undang Perpajakan yang berlaku, atau sumber-sumber


(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

lainnya yang dituangkan dalam bentuk laporan, selebaran dan lain-lain

3. Teknik Pengumpulan Data

Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis, yaitu: a. Metode Penelitian Kepustakaan

Penulis mempelajari dan mengumpulkan informasi dari berbagai literatur seperti peraturan perundang-undangan perpajakan dan peraturan pelaksananya serta buku-buku dan diktat yang berkaitan dengan bahasan dalam penulisan ini.

b. Metode Observasi

Penulis mengamati dan mengumpulkan data serta informasi yang berkaitan secara langsung di lapangan, yaitu di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanagnyar.

c. Metode Wawancara

Penulis melakukan wawancara atau tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak di KPP Pratama Karanganyar mengenai informasi yang dibutuhkan.

d. Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Metode Deduksi

Metode deduksi adalah metode penarikan simpulan dengan cara menentukan terlebih dahulu simpulan yang didapat kemudian menjabarkan faktor-faktor (masalah) yang mempengaruhi simpulan tersebut.


(22)

commit to user 2) Metode Induksi

Metode induksi adalah metode penarikan simpulan dengan cara terlebih dahulu menjabarkan faktor-faktor (masalah-masalah) yang diperoleh dari uraian bab yang ada kemudian menarik simpulan dari faktor-faktor tersebut.


(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pajak

Pajak merupakan kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Undang-Undang No 28 tahun 2007).

Menurut N.J.Feldmann, “Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontra-prestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum (Burton dan Wirawan, 2001).

Sedangkan pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof.Dr.P.J.A.Andriani yang telah diterjemahkan oleh R.Santoso Brotodiharjo, SH dalam buku “Pengantar Ilmu Hukum Pajak” (1991:2) “Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiyayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan” (Waluyo,2007).

Dari definisi-definisi pajak di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pajak adalah iuran pada negara yang dipungut pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang dapat dipaksakan, tanpa


(24)

commit to user

mendapat kontraprestasi yang langsung dapat ditujukan dan untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah.

Dan dapat disimpulkan juga bahwa pajak memiliki unsur-unsur :

a. Iuran dari rakyat kepada negara, yang berarti bahwa yang berhak memungut pajak hanyalah negara dan iuran tersebut berupa uang (bukan barang).

b. Berdasarkan Undang-undang, bahwa pajak yang dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan Undang-Undang serta aturan pelaksanannya.

c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari Negara yang secara langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

B. Fungsi Pajak

Menurut Suandy (2002) ada dua fungsi pajak yaitu:

a. Fungsi Budgetair/ Financial yaitu memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas negara, dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran-pengeluran negara.

b. Fungsi Regulerend/ fungsi mengatur yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur masyarakat baik dalam bidang ekonomi, sosial maupun politik dengan tujuan tertentu.

C. Syarat dan Teori-teori Yang Mendukung Pemungutan Pajak

Syarat agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka harus memenuhi syarat sebagai berikut:


(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

1. pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan)

2. pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-undang (syaratyuridis) 3. tidak mengganggu kestabilan perekonomian suatu daerah atau negara

(syarat ekonomis)

4. pemungutan pajak harus efisien (syarat finansiil)

5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana dan mudah di aplikasikannya Teori yang menjelaskan atau memberikan justifikasi pemberian hak kepada negara untuk memungut pajak. Teori tersebut antara lain :

1. Teori asuransi 2. Teori kepentingan 3. Teori daya pikul 4. Teori bakti

5. Teori asas daya beli

Pembagian pajak dapat dilakukan berdasarkan golongan, wewenang, pemungutan, maupun sifatnya. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Pembagian pajak berdasarkan golongan, pajak yang dapat dibagi menjadi dua yaitu:

a. Pajak langsung adalah pajak yang bebannya harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain.

b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan atau digeser kepada pihak lain sehingga sering disebut sebagai pajak tidak langsung.


(26)

commit to user

2. Pembagian pajak berdasarkan wewenang pemungutannya, pajak dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Pajak Pusat/ Pajak Negara adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya dilakukan oleh Departemen Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak.

b. Pajak Daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya adalah pada pemerintah daerah yang pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah.

3. Pembagian pajak berdasarkan sifatnya, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Pajak subyektif adalah pajak yang memperhatikan kondisi atau keadaan wajib pajak.

b. Pajak obyektif adalah pajak yang pada awalnya memperhatikan obyek yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar, kemudian baru mencari subyeknya baik orang pribadi maupun badan

D. Asas-Asas Pemungutan Pajak

Untuk mencapai tujuan pemungutan pajak perlu memegang teguh asas-asas pemungutan dalam memilih alternatif pemungutannya. Dalam pemungutan pajak hendaknya berdasarkan pada: (Waluyo, 2007)

1. Equity

Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu pajak dikenakan kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak sesuai dengan manfaat yang diterima.


(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2. Certainty

Penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-wenang. Oleh karena itu, Wajib Pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti besarnya pajak yang terutang, kapan harus bayar, serta batas waktu pembayaran.

3. Convenience

Kapan Wajib Pajak harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-saat yang tidak menyulitkan Wajib Pajak.

4. Economy

Secara ekonomi bahwa biaya pemungutan dan biaya pemenuhan kewajiban pajak bagi Wajib Pajak diharapkan seminimum mungkin, demikian pula beban yang dipikul Wajib Pajak.

E. Tarif Pajak

Menurut Mardiasmo (2008) ada empat tarif pajak yaitu:

1. Tarif sebanding/ proposional yaitu tarif berupa persentase yang tetap,terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang proposional terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak.

2. Tarif tetap yaitu tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap. a. Tarif progresif yaitu persentase tarif yang digunakan semakin besar

bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar.

b. Tarif degresif yaitu persentasi tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar.


(28)

commit to user F. Wajib pajak dan Kewajiban Perpajakan

1. Pengertian Wajib Pajak

Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.

2. Nomor Pokok Wajib Pajak

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada WP sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban Wajib Pajak. Wajib Pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP, Wajib Pajak Orang Pribadi yang wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP adalah:

a. Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas,

b. Orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, yang memperoleh penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) wajib mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan berikutnya,

c. Wanita kawin yang dikenakan pajak secara terpisah, karena hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim atau dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta,

d. Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu yang mempunyai tempat usaha berbeda dengan tempat tinggal, selain wajib


(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

mendaftarkan diri ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggalnya, juga diwajibkan mendaftarkan diri ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha.

3. Kewajiban yang harus dilaksanakan oleh wajib pajak setelah memperoleh NPWP

a. Kewajiban sehubungan dengan Pajak Penghasilan (PPh), b. Kewajiban sehubungan dengan Pajak Pertambahan,

c. Nilai/Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN & PPnBM), d. Pembukuan/Pencatatan.

4. Kewajiban Wajib Pajak sehubungan dengan Pajak Penghasilan: a. SPT Masa,

b. SPT Tahunan (Badan/Orang Pribadi/Pasal 21),

c. Pelunasan utang pajak yang tercantum dalam "Surat Ketetapan Pajak” dan surat keputusan lainnya.

G. Surat Pemberitahuan (SPT) 1. Pengertian SPT

Pengertian SPT (Surat Pemberitahuan Pajak) menurut Undang-Undang no 16 tahun 2000 Pasal 1 poin 10 yaitu surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan atau pembayaran pajak, objek pajak atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Waluyo, 2007)


(30)

commit to user 2. Fungsi SPT

Adapun fungsi SPT (Surat Pemberitahuan Pajak) dapat dilihat dari subjek pajaknya yaitu wajib pajak pribadi, pengusaha kena pajak atau pemotong / pemungut pajak, antara lain:

Fungsi SPT (Surat Pemberitahuan Pajak) bagi wajib pajak penghasilan a. Sarana melapor dan mempertanggung jawabkan perhitungan pajak

yang sebenarnya terutang.

b. Melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu tahun pajak atau bagian tahun pajak.

c. Melaporkan pembayaran dari pemotongan atau pemungut tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain satu masa pajak, sesuai peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Fungsi SPT (Surat Pemberitahuan Pajak) bagi pengusaha kena pajak a. Sarana melapor dan mempertanggung jawabkan perhitungan jumlah

Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang sebenarnya terutang.

b. Melaporkan pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran. c. Melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan

dan atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan dengan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.


(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

3. Pengisian dan Penyampaian SPT

Wajib pajak harus mengambil sendiri formulir SPT pada Kantor Pelayanan Pajak setempat (dengan menunjukkan NPWP) dan mengisi formulir SPT dengan benar, jelas,dan lengkap serta mendatangani sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Pengisian formulir SPT yang tidak benar yang mengakibatkan pjak yang tertutang kurrang dibayar, akan dikenakan sanksi perpajakan.

SPT yang telah diisi diserahkan kembali di Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan dalam batas waktu yang bersangkutan dalam batas waktu yang ditetapkan, dan meminta bukti penerimaan SPT. Apabila SPT dikirim melalui PT Pos Indonesia harus dilakukan secaara tercatat, dan bukti serta taggal pengiriman dianggap sebagai tanda bukti dan tanggal penerimaan.

4. Pembayaran dan Pelaporan

Setelah melakukan pendaftaran dan mendapatkan NPWP, Wajib Pajak mempunyai kewajiban untuk menghitung dan membayar pajak yang selanjutnya melaporkan pajak terutangnya dalam bentuk Surat Pemberitahuan (SPT). Batas waktu pembayaran dan pelaporan SPT masa dan SPT tahunan adalah sebagai berikut :


(32)

commit to user Tabel 2.1

Batas waktu pembayaran dan pelaporan SPT Tahunan

No Jenis SPT Batas waktu Pembayaran Batas Waktu Pelaporan Masa

1 PPh Pasal 21/26 Tgl 10 bulan berikut setelah masa pajak berakhir

20 hari setelah masa pajak berakhir

2 PPh Pasal 25 Tgl 15 bulan berikut setelah masa pajak berakhir

20 setelah masa pajak berakhir

Tahunan

1 PPh OP Tgl 25 bulan ketiga setelah

berakhirnya tahun atau

bagian tahun pajak

Akhir bulan ketiga setelah berakhirnya tahun atau bagian tahun pajak

2 PBB 6 (enam) bulan sejak tanggal

diterimanya SPPT

-

3 BPHTB Dilunasi pada saat terjadinya

perolehan hak atas tanah dan atau bangunan

-

Apabila dalam menghitung dan membayar pajak tersebut ditemukan ketidakbenaran dalam pengisian SPT atau karena ditemukannya data fiskal berdasarkan hasil pemeriksaan yang tidak dilaporkan oleh WP, Direktorat Jenderal Pajak akan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) kepada WP tersebut.


(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar KPP Pratama Karanganyar merupakan pecahan dari KPP Surakarta berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor:55/PMK.01/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang perubahan atas peraturan menteri keuangan nomor:132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata kerja Instansi Ertikal Direktorat Jendral Pajak, diberitahukan bahwa kode wilayah KPP Pratama Karanganyar yang sebelumnya 526 (KPP Surakarta) menjadi 528, misalnya NPWP nomor : 01.000.000.0-526.000 yang semula kode wilayah KPP Surakarta berhubung berada diwilayah KPP Pratama karanganyar maka otomatis NPWP berubah menjadi nomor:01.000.000.0-528.000. Pada awal berdirinya, KPP Pratama Karanganyar menggunakan fasilitas kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Surakarta. Sehubungan digunakannya kantor tersebut sebagai kantor wilayah DJP Jawa Tengah II pada bulan Januari 2007 maka untuk sementara waktu kegiatan operasional KPP Pratama Karanganyar dipindahkan ke Kantor pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (Karikpa) Surakarta. Pada akhir bulan Desember 2007 KPP Pratama Karanganyar pindah dari Karikpa Surakarta ke Gedung Megaria Jalan Raya palur karena banjir bandang sungai bengawan Solo yang mengakibatkan sebagian besar dokumen hanyut terbawa air banjir. Maka dari itu untuk menjaga keamanan dan


(34)

commit to user

kenyamanan dalam melakukan segala aktifitas kini KPP Pratama Karanganyar telah menjadi lembaga perpajakan yang independent.

2. Tempat Kedudukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar sekarang berkedudukan di Jl. KH. Samanhudi No.7 Komplek Perkantoran Cangakan, Karanganyar.

Gambar III.1 Denah Lokasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar

3. Wilayah Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar Wilayah kerja KPP Pratama Karanganyar meliputi 2 kabupaten, yaitu:

a. Kabupaten Karanganyar terdiri dari 16 kecamatan. b. Kabupaten Sragen terdiri dari 20 kecamatan.


(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Tabel III.1

WILAYAH KERJA KPP PRATAMA KARANGANYAR WILAYAH/LOKASI ADMINISTRASI TAHUN 2008

NO WILAYAH

LUAS WILAYA

H

JUMLAH PENDUDU

K

JUMLAH KK

(ha) NON MISKIN

I

KABUPATEN KARANGANYA

R

77,370 844,489 215,432

II KABUPATEN

SRAGEN 94,155 863,914 258,977

J U M L A H 171,525 1,708,403 474,409 (sumber : Seksi Waskon Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar)

4. Tujuan dan fungsi didirikannya KPP Pratama Karanganyar a. KPP Pratama Karanganyar memiliki tujuan sebagai berikut:

1) Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya wajib pajak.

2) Untuk menggali potensi fiskal dan meningkatkan penerimaan pajak.

3) Untuk memberi kepercayaan yang lebih besar kepada wajib pajak dalam rangka pelaksanaan kewajiban perpajakan.

4) Untuk memberikan penilaian pembinaan wajib pajak yang dapat dilakukan dengan berbagai uapaya antara lain dengan memberikan penyuluhan pengetahuan tentang perpajakan baik melalui media masa maupun penerangan langsung.


(36)

commit to user

5) Untuk menunjang perkembangan dan mempercepat terwujudnya kepatuhan wajib pajak, khususnya di wilayah atau daerah wewenang KPP Pratama Karanganyar.

b. Fungsi dari didirikannya KPP Pratama Karanganyar adalah:

1) Pengumpulan dan pengolahan data, penyejian informasi perpajakan, pengamat potensi perpajakan dan ekstensifikasi wajib pajak.

2) Penelitian dan penatausahaan SPT, SPM, serta berkas wajib pajak. 3) Pengawasan pembayaran masa PPh, PPN, PPnBM, dan pajak tidak

langsung.

4) Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, penyelesaian keberatan, penatausahaan, banding dan penyelesaian restitusi pajak PPh, PPN, PPnBM.

5) Pemeriksaan sederhana dan penerapan sanksi perpajakan. 6) Penerbitan Surat Ketetapan Pajak.

7) Pembetulan Surat Ketetapan Pajak. 8) Pengurangan Sanksi Pajak.

9) Penyuluhan dan pelayanan konsultasi pajak. 10) Pelaksanaan administrasi KPP.


(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

5. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak a. Visi Dirjen Pajak

Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi, yang bercirikan sebagai berikut:

1) Aparat berintegritas tinggi dan profesional.

2) Memiliki kinerja tnggi dan setara dengan kinerja instansi perpajakan negara maju.

3) Kepuasan masyarakat atas kinerja pelayanan secara menyeluruh. 4) Kewibawaan yang tinggi di mata masyarakat domestik dan

internasional.

5) Memiliki tingkat efektivitas dan efisiensi pemungutan pajak yang tinggi.

b. Misi Dirjen Pajak

Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan undang-undang perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien dengan batasan-batasan sebagai berikut:

1) Tingkat tax ratio, coverage ratio, dan complience ratio ratio yang tinggi.


(38)

commit to user

3) Kebijaksanaan perpajakan netral dan non distortion.

4) Mampu mendukung kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi, sosial, dan politik.

5) Cost of Collection rendah. 6. Struktur Organisasi

Struktur organisasi di KPP Pratama Karanganyar terdiri dari kepala kantor, bendaharawan, subbag umum, seksi pelayanan, Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI), Seksi ekstensifikasi, seksi penagihan, seksi pemeriksaan, Seksi Waskon I, Seksi Waskon II, Seksi Waskon III, Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) wilayah Sragen, dan Kelompok Jabatan Fungsional Pemeriksa. Total jumlah pegawai per 1 Juli 2008 adalah 92 orang dengan rincian satu orang kepala kantor (eselon III), delapan kepala seksi (eselon IV), satu orang kepala KP2KP Sragen, 22 Account Representative, tiga Pemeriksa, dua orang jurusita pajak dan 55 orang pelaksana. Dari 55 orang pelaksana tersebut 13 orang di sub bagian umum, 10 orang di seksi pelayanan, sembilan orang di seksi PDI, empat orang di seksi penagihan (jurusita tidak termasuk), enam orang di seksi ekstensifikasi, dan tiga orang di seksi pemeriksaan.

Setelah modernisasi perpajakan, struktur organisasi yang terdapat di KPP Pratama Karanganyar sebagaimana yang terdapat pada KPP Pratama lainnya adalah:


(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Gambar III.2

STRUKTUR ORGANISASI DI KPP PRATAMA KARANGANYAR (sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar)

7. Deskripsi Jabatan

Berikut ini merupakan deskripsi jabatan di KPP Pratama Karanganyar:

a. Kepala Kantor

Kepala kantor bertugas mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan operasional pelayanan perpajakan berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan, untuk meningkatkan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.

b. Sub Bagian umum

1) Penerimaan, pemrosesan, penatausahaan, dokumen masuk KPP.

Kepala Kantor Joko Martono Kasi Pelayanan: Tri Suharno Kasi Penagihan: Puji Harsiwi Kasub bagian Umum:

Iswardono Kasi Ekstensifikasi: R. Cahya Herlambang Fungsional pemeriksa Kasi Pemeriksaan: Busro Haryono Kasi PDI: Djarwanto KP2KP Sragen: FG Sri Suratno

Kasi Waskon I: Burhan

Fadjar II: Syah Reza

Emil III: Zul Azra


(40)

commit to user 2) Penyampaian dokumen di KPP.

3) Penyusunan RKAKL lapran berkala KPP, laporan tahunan, laporan/daftar realisasi anggaran belanja.

4) Penerimaan inventaris dari rekaan/pihak lain. 5) Penutupan buku kas umum, dan lain-lain. c. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

1) Pemrosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi PDI. 2) Penatausahaan alat keterangan.

3) Penyusunan rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak , perkembangan ekonomi, dan keuangan.

4) Pembentukan dan pemanfaatan bank data. 5) Pembuatan dan penyampain SPh kirim.

6) Penatausahaan penerimaan PBB Non-Elektrronik. 7) Pembuatan Laporan Penerimaan PBB/BPHTB. 8) Penyelesaian bagi hasil penerimaan PBB. d. Seksi Pelayanan

1) Penatausahaan surat, dokumen, dan laporan WP pada TPT

2) Pendaftaran NPWP dan pengukuhan PKP serta penghapusan NPWP dan pencabutan PKP.

3) Perubahan identitas WP.

4) Pemindahan WP dan PKP di KPP lama dan KPP baru. 5) Penerimaan dan pengolahan SPT Tahunan dan Masa.

6) Permohonan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan PPh.


(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

7) Penenerbitan Surat Teguran untuk SPT Masa PPN. 8) Penerbitan Surat Teguran untuk SPT Tahunan PPh. 9) Penelitian hasil keluaran SPPT/STTS/DHKP/DHR. 10) Permohonanan pencetakan salinan SPPT/SKP/STP. 11) Peminjaman atau pengiriman berkas.

12) Permohonan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang US Dollar.

13) Pemberitahuan penggunaan norma penghitungan. 14) Penerbitan SKP.

15) Penatausahaan dokumen masuk di pelayanan dan dokumen WP. 16) Penyisihan anak berkas WP yang masa /tahun pajaknya lebih dari

10 tahun (kadaluwarsa). e. Seksi Pemeriksaan

1) Pemrosesan dan penatausahaaan dokumen masuk di seksi pemeriksaan.

2) Penyelesaian SPT tahunan PPh lebih bayar.

3) Penyelesaian permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM).

4) Penyelesaian permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak pertambahan nilai (PPN) untuk selain WP patuh.

5) Penyelesaian usulan pemeriksaan.

6) Penyelesaian usulan pemeriksaan bukti permulaan. 7) Pengamatan oleh KPP.


(42)

commit to user

9) Penatausahaan laporan hasil pemeriksaan dan nota hitung. f. Seksi Ekstensifikasi

1) Pemrosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi ekstensifikasi.

2) Pendaftaran Objek Pajak baru dengan penelitian kantor dan lapangan.

3) Penerbitan himbauan ber-NPWP. 4) Pencarian data potensi perpajakan.

5) Pelaksanaan Penilaian individual objek PBB. 6) Pembuatan DBKB.

7) Pembentukan /Penyempurnanan ZNT/NIR. 8) Pemeliharaan data objek dan Subjek PBB.

9) Penyelesaian mutasi sebagaian dan atau seluruhnya objek dan subjek PBB.

10) Penyelesaian permohonan penundaan pengembalian SPOP. 11) Penyelesaian permohonan surat keterangan NJOP.

12) Penerbitan daftar nominatif usulan SP3 SPL ekstensifikasi. g. Seksi Pengawasan dan Kosultasi

1) Pemrosesan dan penatausahaan dokumen masuk di seksi pengawasan dan konsultasi.

2) Penerbitan SPMKP, SPMIB, SKBKBN/SKBKBT/STB, SKP PBB, teguran pengembalian SPOP, surat himbauan SPT.


(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

4) Penerbitan SPMKP/SPMIB yang rusak/salah (yang sudah atau belum diterbitkan).

5) Penyelesaian permohonan WP.

6) Pembuatan SPMKP/SPMIB yang hilang.

7) Penyelesaian pemindahbukuan dan pemindahbukuan ke KPP lain. 8) Penyelesaian pembetulan STB/SKBKB/SKBKBT secara jabatan. 9) Pelaksanaan putusan gugatan/banding.

10) Penyelesaian penghitungan lebih bayar.

11) Penentuan kembali tanggal jatuh tempo pembayaran PBB. 12) Pemberian bimbingan kepada WP.

13) Menjawab surat yang berkaitan dengan konsultasi teknis perpajakan bagi WP.

14) Layanan permintaan perubahan metode penilaian persediaan. 15) Penetapan WP patuh.

16) Pemutakhiran profil WP. 17) Pelaksanaan ekualisasi. 18) Pengusulan PKP fiktif.

19) Penatausahaan SK pembetulan dari seksi pengawasan dan konsultasi.

20) Penatausahaan SKK/PB/pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak dan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi di seksi pengawasan dan konsultasi.

21) Penyusunan estimasi penerimaan pajak ber-NPWP.


(44)

commit to user

Seksi Waskon I membawahi 14 kecamatan, antara lain: 1) Kecamatan Karangpandan.

2) Kecamatan Karanganyar. 3) Kecamatan Kebakramat. 4) Kecamatan Tasikmadu. 5) Kecamatan Mojogedang. 6) Kecamatan Sidoharjo. 7) Kecamatan Tangen. 8) Kecamatan Gemolong. 9) Kecamatan Mondokan. 10) Kecamatan Sumberlawang. 11) Kecamatan Tanon.

12) Kecamatan Kalijambe. 13) Kecamatan Masaran.

14) Kecamatan Sambung Macan.

Seksi Waskon II membawahi 9 kecamatan, antara lain:

1) Kecamatan Jaten. 2) Kecamatan Matesih. 3) Kecamatan Jatipuro. 4) Kecamatan Gondang. 5) Kecamatan Jenar. 6) Kecamatan Sukodono. 7) Kecamatan Kedawung. 8) Kecamatan Sragen.


(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

9) Kecamatan Tawang Mangu.

Seksi Waskon III membawahi 13 kecamatan, antara lain:

1) Kecamatan Colomadu. 2) Kecamatan Gondangrejo. 3) Kecamatan Kerjo.

4) Kecamatan Jatiyoso. 5) Kecamatan Jumantono. 6) Kecamatan Plupuh. 7) Kecamatan Sambirejo. 8) Kecamatan Ngrampal. 9) Kecamatan Ngargoyoso. 10) Kecamatan Karang Malang. 11) Kecamatan Jumapolo. 12) Kecamatan Miri. 13) Kecamatan Gesi. h. Seksi Penagihan

1) Membuat surat teguran dan surat paksa. 2) Menerbitkan surat sita.

3) Membuat laporan surat paksa.

4) Membuat berita acara pelaksanaan sita. 5) Melaksanakan lelang.


(46)

commit to user

6) Menerima dan mentatausahakan daftar pengantar SPT/SKP/PBk dari seksi pelayanan dan kemudian merekamnya.

7) Menatausahakan surat masuk dan surat keluar. 8) Melakukan konfirmasi data tunggakan pajak. 9) Mencetak surat teguran.

10) Melakukan validasi tunggakan awal wajib pajak.

11) Mentatausahakan kartu pengawasan tunggakan pajak dan STP/SKP ketetapan wajib pajak.

12) Pengarsipan berkas tunggakan wajib pajak.

B. Pembahasan Masalah

Untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pajak, maka diperlukan kerjasama yang baik antara instansi perpajakan dengan Wajib Pajak. Pihak instansi berupaya untuk meningkatkan pelayanan demi kenyamanan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, sedangkan bagi Wajib Pajak diperlukan kesadaran mengenai kewajiban dalam melaporkan pajak penghasilannya. Salah satu kewajiban menjadi Wajib Pajak adalah mengisi Surat Pemberitahuan dengan lengkap, yaitu memuat seluruh unsur yang harus dilaporkan dalam surat pemberitahuan, baik yang berkaitan dengan objek pajak dan bukan objek pajak, benar dalam perhitungan dan penerapan ketentuan perpajakannya, serta kesesuaian penulisan informasi yang di berikan wajib pajak dengan keadaan yang sebenarnya, dan jelas yaitu melaporkan sumber dari objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam surat pemberitahuan, serta menandatanganinya dan melaporkan surat pemberitahuan


(47)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

ke kantor Direktorat Jendral Pajak dalam jangka waktu yang telah ditetapkan yaitu paling lama tiga bulan setelah akhir tahun pajak.

Pelaporan surat pemberitahuan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut:

1. Disampaikan langsung oleh wajib pajak melalui TPT,

2. Disampaikan melalui KPP/KP4 (Account Representative atau pelaksana), 3. Disampaikan melalui kurir khusus,

4. Disampaikan melalui jasa pos,

5. Disampaikan melalui tim khusus melalui kerjasama dengan pemerintah daerah,

6. Cara lain yang dianggap efektif, misal drop box dan MTU (Mobile Tax Unit).

Cara-cara tersebut dilakukan agar dapat memudahkan wajib pajak dalam melaksankan kewajibannya di bidang perpajakan, serta dalam rangka meningkatkan kesadaran wajip pajak dalam melaporkan SPT tahunannya.

1. Bagaimanakah penerimaan SPT di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar dan bagaimana dampaknya terhadap penerimaan pajak penghasilan?

Salah satu kewajiban perpajakan bagi Wajib Pajak adalah melaporkan jumlah pajak terutangnya dalam sauatu tahun pajak. Dasar munculnya kewajiban pajak ini adalah kepemilikan NPWP. Setiap Warga Negara Indonesia yang memiliki NPWP wajib melaporkan pajak terutangnya baik untuk Orang Pribadi ataupun badan usaha. Sarana pelaporan pajak terutang adalah Surat Pemberitahuan (SPT).


(48)

commit to user

Berdasarkan pasal 3 ayat (1) dan (1a) Undang-undang KUP dijelaskan bahwa setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPT dalam Bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf latin, Angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan. Dalam rangka memberikan pelayanan dan kemudahan kepada Wajib Pajak, formulir Surat Pemberitahuan disediakan pada kantor-kantor Direktorat Jenderal Pajak dan tempat-tempat lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak yang diperkirakan mudah terjangkau oleh Wajib Pajak. Disamping itu, Wajib Pajak juga dapat mengambil Surat Pemberitahuan dengan cara lain, misalnya dengan mengakses situs Direktorat Jenderal Pajak untuk memperoleh formulir Surat Pemberitahuan tersebut. Namun, untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, dan memudahkan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajaknya (dalam hal ini pelaporan surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan), Direktur Jenderal Pajak dapat mengirimkan Surat Pemberitahuan kepada Wajib Pajak sehingga diharapkan kesadaran wajib pajak akan meningkat. Kemudian atas dasar kesadaran wajib pajak tersebut, diharapkan penerimaan pajak juga akan meningkat. Berikut ini adalah daftar wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar.


(49)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tabel III.2

Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar tahun 2005 s/d 2009

Tahun WP OP Terdaftar Persentase peningkatan

2005 18.454 -

2006 20.712 12,24%

2007 29.764 43,70%

2008 30.815 3,53%

2009 36.356 17,98%

(sumber: Seksi Pelayanan/SIDJP)

Dapat kita lihat dari data di atas terjadi peningkatan jumlah WP Orang Pribadi baru tiap tahunnya. Tahun 2006 sebesar 12,24%, tahun 2007 sebesar 43,70%, tahun 2008 sebesar 3,53%, tahun 2009 sebesar 17,98%, peningkatan pada tahun 2007 cukup besar dikarenakan pada bulan November 2007 Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar yang semula menjadi satu dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta mulai beroperasi sendiri. Dengan demikian, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar dapat memaksimalkan peningkatan jumlah wajib pajak terdaftar.

Untuk mengolah data dan menghitung presentase peningkatan jumlah wajib pajak tiap tahunnya adalah sebagai berikut:

% 100 sebelumnya TH terdaftar OP WP sekarang TH terdaftar OP WP -sebelumnya TH terdaftar OP WP x


(50)

commit to user

Untuk mengetahui besarnya penyampaian SPT tahunan tiap tahunnya. Penulis menggunakan perhitungan sederhana untuk mengolah data yang ada, yaitu membandingkan antara jumlah wajib pajak yang menyampaikan surat pemberitahuan tahunan dengan jumlah wajib pajak orang pribadi terdaftar. Dari perhitungan tersebut akan diperoleh persentase penerimaan SPT berdasarkan wajib pajak orang pribadi yang terdafatar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar.

Berikut ini adalah daftar penerimaan surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar:

Tabel III.3

Rincian Penerimaan SPT Tahunan Wajib Pajak Penghasilan Orang Pribadi di KPP Pratama Karanganyar tahun 2008-2009

Tahun Nihil Kurang Bayar Lebih Bayar Jumlah

2008 10.044 2.111 27 12.182

2009 26.112 2.324 39 28.475

(Sumber: Seksi Pengolahan Data dan Informasi/SIDJP)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penerimaan surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan pada tahun 2008 sebesar 12.182. Pada tahun 2009 menjadi sebesar 28.475, jumlah penerimaan surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan naik sebesar 16.293, dalam persentase sebesar 133,75%, nilai ini didapat dari:

% 100 2008 OP PPh SPT Penerimaan 2008 -2009 OP PPh Tahunan SPT Penerimaan x


(51)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Tabel III.4

Presentase Penerimaan SPT Tahunan Orang Pribadi di KPP Pratama Karanganyar berdasarkan WP Terdaftar tahun 2008 dan 2009

Tahun Wajib Pajak OP Terdaftar

Penerimaan SPT Tahunan

Presentase penerimaan SPT

2008 30.815 12.182 39,53%

2009 36.356 28.475 78,32%

Berdasarkan data yang diperoleh di atas, jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang melaporkan/menyampaikan SPT Tahunannya pada tahun 2008 mencapai angka 12.182 atau sebesar 39,53% dari jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar. Kemudian pada tahun 2009 mencapai angka 28.475 atau sebesar 78,32% dari jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar. Pada tahun 2009 terjadi kenaikan penerimaan SPT tahunan di KPP Pratama Karanganyar sebesar 38,79%

Penerimaan SPT tahunan berdasarkan Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar tersebut dapat diperoleh dari perhitungan dengan rumus, sebagai berikut:

Sedangkan, penerimaan SPT tahunan orang pribadi di atas tampak pada grafik dibawah ini:

% 100 Terdaftar pribadi Orang Pajak Wajib tahunan SPT Penerimaan x


(52)

commit to user Gambar III.3

Grafik Penerimaan Surat PemberitahuanTahunan Wjain Pjak Orang Pribadi di KPP Pratama Karanganyar

0% 20% 40% 60% 80% 100%

2008 2009

penerimaan spt berdasarkan wp terdaftar di KPP Pratama Karanganyar

39,53 %

78,32%

Berdasarkan grafik di atas, dapat kita lihat bahwa dari tahun 2008 ke tahun 2009 pelaporan surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan mengalami kenaikan yang besar. Dengan adanya kenaikan tingkat kepatuhan wajib pajak atas pelaporan surat pemberitahuan pajak tahunan penghasilan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar diharapkan penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar juga akan meningkat.

Peningkatan penerimaan Surat Pemberitahuan tersebut berpengaruh terhadap penerimaan pajak penghasilan pasal 25/29 orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar. Pada tahun 2008 penerimaan pajak penghasilan pasal 25/29 orang pribadi sebesar Rp2.135.053.661 dan tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar Rp2.401.448.190, atau mengalami kenaikan sebesar 12,47%. Peningkatan penerimaan pajak tersebut dapat kita lihat pada tabel berikut ini:


(53)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tabel III.5

Realisasi Penerimaan Pajak Pengahsilan Pasal 25/29 Badan dan Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar

Keterangan 2008 ( Rp ) 2009 ( Rp )

PPh Pasal 25/29 Badan 36.227.625.327 48.271.901.497 PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi 2.135.053.661 2.401.448.190

J U M L A H 38.362.678.998 51.062.994.090

(Sumber: Seksi Pengolahan Data dan Informasi)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25/29 untuk wajib pajak badan dan wajib pajak orang pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar tahun 2009 mengalami peningkatan. Yang semula Rp38.362.678.998 pada tahun 2008, menjadi Rp51.062.994.090 pada tahun 2009. Nilai tersebut mengalami kenaikan sebesar Rp12.700.315.092 atau sebesar 33,11%. Nilai ini didapat dari membandingkan selisih antara penerimaan pada tahun 2008 dan 2009 dengan penerimaan pada tahun 2008.

Kenaikan penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar =

Atau jika menggunakan nilai adalah sebagai berikut:

% 100 2008 PPh tahun Pajak Penerimaan 2008 -2009 PPh tahun Pajak Penerimaan Selisih x % 11 , 33 % 100 78.998 Rp38.362.6 78.998 Rp38.362.6 -94.090 Rp51.062.9 = x


(54)

commit to user

Kenaikan penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25/29 menunjukkan bahwa penerimaan tersebut dipengaruhi oleh banyaknya Surat Pemberitahuaan tahunan yang dilaporkan oleh wajib pajak. Dengan meningkatnya kesadaran wajib pajak dalam melaporkan SPT maka penerimaan pajak pun akan naik.

2. Apa saja hambatan sehubungan dengan penyampaian SPT tahunan pajak penghasilan orang pribadi di KPP Pratama Karanganyar? a. Pendidikan yang rendah.

Rendahnya pendidikan masyarakat tentang pajak menjadi salah satu faktor yang menghambat dalam hal pembayaran pajak. Masyarakat merasa dirugikan atas kewajiban perpajakan yang dikenakan terhadap penghasilan karena mereka yang terdaftar sebagai wajib pajak harus menyerahkan sebagian hartanya. Padahal penghasilan yang mereka peroleh adalah penghasilan yang didapat dari kerja keras mereka. Untuk itulah mereka merasa enggan untuk membayarkannya. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuaan mereka tentang perpajakan yang sebenarnya digunakan sebagai membiayai pengeluaran negara, pembangunan, dan fasilitas umum yang nantinya akan dinikmati oleh masyarakat itu sendiri.

b. Kurangnya kesadaran WP dalam menyampiakan SPT

Setelah melakukan pendaftaran dan mendapatkan NPWP, Wajib Pajak akan timbul kewajiban perpajakan untuk menghitung dan membayar pajak, yang selanjutnya melaporkan pajak terutangnya dalam bentuk SPT. Namun, kebanyakan masyarakat tidak menyadari


(55)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

kewajiban tersebut setelah mereka memperoleh NPWP. Dan kemudian mereka akhirnya tidak melakukan kewajiban mereka yaitu menyampaikan SPT

c. Inisiatif dari Wajib Pajak kurang

Hal ini dapat terjadi karena raspon wajib pajak dalam mendapatkan informasi perpajakan kurang. Wajib pajak cenderung menyampaikan Surat pemberitahuan (SPT) tahunan pada hari-hari mendekati batas akhir bulan pelaporan, sehingga kebanyakan dari mereka harus berdesak-desakan dengan wajib pajak lainya. Belum lagi formulir SPT yang harus dikembalikan karena belum memenuhi syarat atau kurang pengisian, maka perlu diadakannya pembetulan untuk memenuhi kurangnya syarat tersebut yang akibatnya tidak jarang SPT tersebut disampaikan melebihi batas waktu yang telah ditentukan.

3. Bagaimana upaya yang dilakukan KPP Karanganyar untuk meningkatkan penerimaan SPT?

a. Melalui Peningkatan Efektivitas Penyuluhan

Sesuai dengan tugas pokok fungsi KPP Pratama Karanganyar untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi , telah disusun beberapa program yang telah disiapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak seperti peningkatan frekuensi penayangan iklan layanan masyarakat baik melalui media cetak maupun media elektronik. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi, peningkatan kepatuhan dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat sasaran karena media ini (cetak maupun elektronik) merupakan sarana yang tepat bagi


(56)

commit to user

masyarakat umum untuk mengetahui informasi tentang perpajakan, sehingga Wajib Pajak dapat mengetahui kapan harus memenuhi kewajiban perpajakannya.

b. Memperluas Cakupan Penyuluhan

Penyuluhan merupakan sarana yang sangat penting untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Agar penyuluhan itu berhasil, maka KPP Pratama Karanganyar melakukan penyuluhan berdasarkan lapisan masyarakat karena Wajib Pajak Orang Pribadi terdiri dari berbagai latar belakang yang berbeda. Oleh karena itu, dalam melakukan penyuluhan harus melihat profesi setiap Wajib Pajak, seperti penyuluhan yang diberikan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi dari kalangan Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai Kantor Swasta akan berbeda dengan Wajib Pajak Orang Pribadi dari kalangan pengusaha. Selain itu, penyuluhan untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai usaha juga akan dilihat berdasarkan jenis usahanya.

c. Meningkatkan Efektivitas Kehumasan

Fungsi kehumasan dalam meningkatkan kepatuhan kewajiban perpajakan adalah untuk menjelaskan peranan dan manfaaat pajak kepada masyarakat. Peran ini bermuara pada terinformasikannya pelaksanaan tugas Direktorat Jenderal Pajak kepada Wajib Pajak dan masyarakat luas, sehingga pemberitaan yang seimbang akan terwujud, yang pada gilirannya membuat citra positif terhadap Direktorat jenderal Pajak. Dengan demikian, masyarakat tidak akan berpikiran negatif jika berhubungan dengan pemenuhan kewajiban perpajakan


(57)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

dan dengan sendirinya masyarakat akan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap pajak.

d. Memasukkan Aspek Perpajakan dalam Materi Pendidikan

Penanaman pengetahuan tentang perpajakan secara dini merupakan langkah yang tepat untuk meningkatkan kepatuhan terhadap kewajiban perpajakan. Misalnya pihak Direktorat Jenderal Pajak melakukan kerjasama dengan pihak sekolah minimal taraf SMA diharapkan dapat memberikan gambaran pajak secara umum serta tata cara pemenuhan kewajiban perpajakan sehingga ketika mereka menjadi seorang Wajib Pajak memiliki citra positif terhadap pajak dan mengetahui apa yang menjadi hak dan kewajibannya sebagai Wajib Pajak. Dengan demikian, akan tercipta masyarakat sadar dan peduli pajak.


(58)

commit to user

44

BAB I V

KESI MPUL AN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis tentang penerimaan Surat Pemberitahuaan (SPT) tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar tahun 2008-2009, maka dapat disimpulkan:

1. Dari data penerimaan SPT di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar dapat kita simpulkan bahwa kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya masih rendah. Hal itu dapat dilihat dari penerimaan SPT tahunan WP Orang Pribadi yang hanya mencapai 39,53% dari separuh Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Karanganyar. Namun, pada tahun 2009 kesadaran wajib pajak dalam menyampaikan SPT tahunan sudah mengalami peningkatan yaitu sebesar 38,79% yang semula 39,53% pada tahun 2008 menjadi 78,32% pada tahun 2009.

2. Sebagian masyarakat yang memiliki kewajiban perpajakan yang bertempat tinggal jauh dari pusat kota/tempat pembayaran (kantor pos, Bank Persepsi dan tempat-tempat tertentu yang sudah diberi wewenang oleh Direktorat Jenderal Pajak) mengalami kesulitan dalam pembayarannya. Dengan demikian, Wajib Pajak mengalami kendala dalam melakukan pembayaran pajak terutangnya sehingga masih ada masyarakat yang tidak melaporkan SPT Tahunannya.


(59)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

3. Keterbatasan petugas dalam memberikan bantuan pelayanan penyuluhan tentang tata cara pengisian SPT ke daerah-daerah yang jauh dari pusat kota membuat Wajib Pajak mengalami kesulitan dalam pengisian SPT sehingga pada akhirnya membuat Wajib Pajak malas untuk melaporkan pajak terutangnya.

4. Kurangnya informasi mengenai syarat apa saja yang dibutuhkan dalam melaporkan SPT. Misalnya, untuk para pensiunan harus melampirkan daftar gaji mereka selama satu tahun sedangkan kebanyakan dari mereka tidak mengerti harus mendapatkannya dimana. Hal seperti inilah yang sering menghambat wajib pajak untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan tahunannya.

5. Belum optimalnya pengawasan dan penegakkan hukum kepada Wajib Pajak dalam hal kewajibannya melaporkan SPT.

B. Saran

Berdasarkan dari hasil kesimpulan yang menjelaskan tentang kendala dan masalah yang dihadapi baik Wajib Pajak maupun petugas dalam pelaksanaan pelaporan SPT Tahunan, maka penulis memberikan saran yang diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi dalam melaporkan SPT Tahunan. Saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan penyuluhan kepada Wajib Pajak. Dalam melakukan penyuluhan, petugas harus melihat profesi setiap Wajib Pajak, seperti penyuluhan yang diberikan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi dari


(60)

commit to user

kalangan Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai Kantor Swasta akan berbeda dengan Wajib Pajak Orang Pribadi dari kalangan pengusaha.

2. Penulis memberikan saran kepada semua pihak yang berwenang di Direktorat Jenderal Pajak agar pada masa yang akan datang pelayanan dan pembayaran dalam sistem administrasi perpajakan dapat dipermudah yaitu antara lain di kantor pos tiap kecamatan, tidak hanya di kantor pos besar sehingga Wajib Pajak tidak mengalami kesulitan dalam hal pembayaran pajak terutangnya.

3. Sebaiknya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar meningkatkan kerja sama dengan Pemerintah Kota Karanganyar dalam memberikan Pelayanan pelaporan dan konsultasi Surat Pemberitahuan yaitu dalam menyampaikan SPT bisa dilakukan di kantor kecamatan atau bila perlu di kantor kelurahan, jadi wajib pajak tidak merasa disusahkan pergi ke KPP yang berada di pusat kota sehingga akan menggiatkan Wajib Pajak untuk melaporkan Surat Pemberitahuan. Sebaiknya pelayanan dan konsultasi perpajakan juga dapat dilakukan dengan menggunakan Mobile Tax Unit (MTU).

4. Account Representative (AR) harus lebih optimal dalam melakukan pengawasan dan penegakkan hukum tanpa pandang bulu, sehingga Wajib Pajak akan patuh dalam melaporkan SPT Tahunannya. Dengan demikian, maka akan terwujud masyarakat sadar dan peduli pajak.


(1)

commit to user

kewajiban tersebut setelah mereka memperoleh NPWP. Dan kemudian mereka akhirnya tidak melakukan kewajiban mereka yaitu menyampaikan SPT

c. Inisiatif dari Wajib Pajak kurang

Hal ini dapat terjadi karena raspon wajib pajak dalam mendapatkan informasi perpajakan kurang. Wajib pajak cenderung menyampaikan Surat pemberitahuan (SPT) tahunan pada hari-hari mendekati batas akhir bulan pelaporan, sehingga kebanyakan dari mereka harus berdesak-desakan dengan wajib pajak lainya. Belum lagi formulir SPT yang harus dikembalikan karena belum memenuhi syarat atau kurang pengisian, maka perlu diadakannya pembetulan untuk memenuhi kurangnya syarat tersebut yang akibatnya tidak jarang SPT tersebut disampaikan melebihi batas waktu yang telah ditentukan.

3. Bagaimana upaya yang dilakukan KPP Karanganyar untuk

meningkatkan penerimaan SPT?

a. Melalui Peningkatan Efektivitas Penyuluhan

Sesuai dengan tugas pokok fungsi KPP Pratama Karanganyar untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi , telah disusun beberapa program yang telah disiapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak seperti peningkatan frekuensi penayangan iklan layanan masyarakat baik melalui media cetak maupun media elektronik. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi, peningkatan kepatuhan dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat sasaran karena media ini (cetak maupun elektronik) merupakan sarana yang tepat bagi


(2)

commit to user

masyarakat umum untuk mengetahui informasi tentang perpajakan, sehingga Wajib Pajak dapat mengetahui kapan harus memenuhi kewajiban perpajakannya.

b. Memperluas Cakupan Penyuluhan

Penyuluhan merupakan sarana yang sangat penting untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Agar penyuluhan itu berhasil, maka KPP Pratama Karanganyar melakukan penyuluhan berdasarkan lapisan masyarakat karena Wajib Pajak Orang Pribadi terdiri dari berbagai latar belakang yang berbeda. Oleh karena itu, dalam melakukan penyuluhan harus melihat profesi setiap Wajib Pajak, seperti penyuluhan yang diberikan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi dari kalangan Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai Kantor Swasta akan berbeda dengan Wajib Pajak Orang Pribadi dari kalangan pengusaha. Selain itu, penyuluhan untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai usaha juga akan dilihat berdasarkan jenis usahanya.

c. Meningkatkan Efektivitas Kehumasan

Fungsi kehumasan dalam meningkatkan kepatuhan kewajiban perpajakan adalah untuk menjelaskan peranan dan manfaaat pajak kepada masyarakat. Peran ini bermuara pada terinformasikannya pelaksanaan tugas Direktorat Jenderal Pajak kepada Wajib Pajak dan masyarakat luas, sehingga pemberitaan yang seimbang akan terwujud, yang pada gilirannya membuat citra positif terhadap Direktorat jenderal Pajak. Dengan demikian, masyarakat tidak akan berpikiran negatif jika berhubungan dengan pemenuhan kewajiban perpajakan


(3)

commit to user

dan dengan sendirinya masyarakat akan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap pajak.

d. Memasukkan Aspek Perpajakan dalam Materi Pendidikan

Penanaman pengetahuan tentang perpajakan secara dini merupakan langkah yang tepat untuk meningkatkan kepatuhan terhadap kewajiban perpajakan. Misalnya pihak Direktorat Jenderal Pajak melakukan kerjasama dengan pihak sekolah minimal taraf SMA diharapkan dapat memberikan gambaran pajak secara umum serta tata cara pemenuhan kewajiban perpajakan sehingga ketika mereka menjadi seorang Wajib Pajak memiliki citra positif terhadap pajak dan mengetahui apa yang menjadi hak dan kewajibannya sebagai Wajib Pajak. Dengan demikian, akan tercipta masyarakat sadar dan peduli pajak.


(4)

commit to user

44

BAB I V

KESI MPUL AN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis tentang penerimaan Surat Pemberitahuaan (SPT) tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar tahun 2008-2009, maka dapat disimpulkan:

1. Dari data penerimaan SPT di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Karanganyar dapat kita simpulkan bahwa kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya masih rendah. Hal itu dapat dilihat dari penerimaan SPT tahunan WP Orang Pribadi yang hanya mencapai 39,53% dari separuh Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Karanganyar. Namun, pada tahun 2009 kesadaran wajib pajak dalam menyampaikan SPT tahunan sudah mengalami peningkatan yaitu sebesar 38,79% yang semula 39,53% pada tahun 2008 menjadi 78,32% pada tahun 2009.

2. Sebagian masyarakat yang memiliki kewajiban perpajakan yang bertempat

tinggal jauh dari pusat kota/tempat pembayaran (kantor pos, Bank Persepsi dan tempat-tempat tertentu yang sudah diberi wewenang oleh Direktorat Jenderal Pajak) mengalami kesulitan dalam pembayarannya. Dengan demikian, Wajib Pajak mengalami kendala dalam melakukan pembayaran pajak terutangnya sehingga masih ada masyarakat yang tidak melaporkan SPT Tahunannya.


(5)

commit to user

3. Keterbatasan petugas dalam memberikan bantuan pelayanan penyuluhan tentang tata cara pengisian SPT ke daerah-daerah yang jauh dari pusat kota membuat Wajib Pajak mengalami kesulitan dalam pengisian SPT sehingga pada akhirnya membuat Wajib Pajak malas untuk melaporkan pajak terutangnya.

4. Kurangnya informasi mengenai syarat apa saja yang dibutuhkan dalam melaporkan SPT. Misalnya, untuk para pensiunan harus melampirkan daftar gaji mereka selama satu tahun sedangkan kebanyakan dari mereka tidak mengerti harus mendapatkannya dimana. Hal seperti inilah yang

sering menghambat wajib pajak untuk menyampaikan Surat

Pemberitahuan tahunannya.

5. Belum optimalnya pengawasan dan penegakkan hukum kepada Wajib

Pajak dalam hal kewajibannya melaporkan SPT.

B. Saran

Berdasarkan dari hasil kesimpulan yang menjelaskan tentang kendala dan masalah yang dihadapi baik Wajib Pajak maupun petugas dalam pelaksanaan pelaporan SPT Tahunan, maka penulis memberikan saran yang diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi dalam melaporkan SPT Tahunan. Saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan penyuluhan kepada Wajib Pajak. Dalam melakukan

penyuluhan, petugas harus melihat profesi setiap Wajib Pajak, seperti penyuluhan yang diberikan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi dari


(6)

commit to user

kalangan Pegawai Negeri Sipil atau Pegawai Kantor Swasta akan berbeda dengan Wajib Pajak Orang Pribadi dari kalangan pengusaha.

2. Penulis memberikan saran kepada semua pihak yang berwenang di

Direktorat Jenderal Pajak agar pada masa yang akan datang pelayanan dan pembayaran dalam sistem administrasi perpajakan dapat dipermudah yaitu antara lain di kantor pos tiap kecamatan, tidak hanya di kantor pos besar sehingga Wajib Pajak tidak mengalami kesulitan dalam hal pembayaran pajak terutangnya.

3. Sebaiknya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karanganyar meningkatkan kerja sama dengan Pemerintah Kota Karanganyar dalam memberikan Pelayanan pelaporan dan konsultasi Surat Pemberitahuan yaitu dalam menyampaikan SPT bisa dilakukan di kantor kecamatan atau bila perlu di kantor kelurahan, jadi wajib pajak tidak merasa disusahkan pergi ke KPP yang berada di pusat kota sehingga akan menggiatkan Wajib Pajak untuk melaporkan Surat Pemberitahuan. Sebaiknya pelayanan dan konsultasi perpajakan juga dapat dilakukan dengan menggunakan Mobile Tax Unit (MTU).

4. Account Representative (AR) harus lebih optimal dalam melakukan pengawasan dan penegakkan hukum tanpa pandang bulu, sehingga Wajib Pajak akan patuh dalam melaporkan SPT Tahunannya. Dengan demikian, maka akan terwujud masyarakat sadar dan peduli pajak.


Dokumen yang terkait

Evaluasi Penyuluhan dalam Upaya Meningkatkan Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

4 114 58

Analisis Data Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

3 68 66

Pelaksanaan Pengawasan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

1 59 110

Tatacara Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

0 55 56

Pelaksanaan Pembayaran dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

0 64 63

Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

1 37 70

EVALUASI TINGKAT KEPATUHAN PELAPORAN SPT TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TAHUN 2008 DI KANTO

0 6 57

PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN(SPT)TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) WAJIB PAJAK BADAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KARANGANYAR.

0 0 14

EVALUASI TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM PELAPORAN SPT TAHUNAN PPh TAHUN PAJAK 2013-2014 DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SLEMAN.

0 0 1

ANALISIS KESALAHAN DALAM PENGISIAN SPT TAHUNAN PPH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PALEMBANG ILIR BARAT TAHUN 2011

0 0 7