Sejarah dan Pengertian Dokumentasi

commit to user 16 Rumusan mengenai tugas dan fungsi Humas pemerintah sampai sekarang ini belum tercipta. Di berbagai departemen dan lembaga non departemen tidak ada keseragaman. Jadi belum ada standarisasi di kalangan humas – humas pemerintah, misalnya tugas Humas Departemen Negeri berdasarkan Keputusan Mendagri No. 213 tahun 1978 adalah sebagai berikut : 12 1. Melakukan hubungan timbal balik antara Departemen Dalam Negeri dengan lembaga – lembaga pemerintah, masyarakat umum dan organisasi – organisasi politik di pusat dan di daerah. 2. Melaksanakan hubungan dengan satuan organisasi di lingkungan Depdagri untuk memberikan pengertian dan penerangan tentang kebijakan dan kegiatan Depdagri serta kegiatan pemerintah. 3. Menilai pendapat, sikap dan kegiatan masyarakat terhadap kabijakan Depdagri. 4. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan untuk memperoleh pengertian dan keyakinan, partisipasi masyarakat terhadap kebijakan dan kegiatan Depdagri. 5. Melaksanakan investasi dan dukumentasi pemberitaan dan peristiwa, penerbitan, serta melaksanakan penyebarluasan bahan – bahan informasi mengenai tugas dan fungsi Departemen Depdagri. 6. Melaksanakan pembinaan teknis dan hubungan fungsional dengan unit – unit pelaksana informasi serta komunikasi dalam lingkungan pemerintah daerah. 7. Mengelola, mengembangkan dan membina perpustakaan Depdagri.

E. Sejarah dan Pengertian Dokumentasi

Dokumentasi dengan suatu dokumen mempunyai pengertian yang berbeda, baik dari aspek kegiatan ataupun bentuknya. Akan tetapi, dari keduanya tersebut mempunyai hubungan yang teramat erat. Dokumentasi pertama kali diperkenalkan oleh Pa ul Otlet dalam suatu ceramahnya pada 12 F.Rachmadi. op.cit.hal 81 commit to user 17 Inter na tional Economic Conference pada tahun 1985. Istilah dokumentasi juga muncul dalam karyanya Pa ul Otlet Tr aite de documenta tion pada tahun 1934. Dokumentasi berkaitan dengan suatu kegiatan khusus berupa pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan penyebarluasan suatu informasi. Dan dokumen adalah segala sesuatu yang tertulis, tercetak, ataupun terekam, misalnya seperti surat, cek, saham, film, micr o film , dan sebagainya. Dokumentasi biasa diartikan sebagai kumpulan catatan hasil kerja. Kita mengenal berbagai bentuk dokumentasi. Yang akan kita bahas disini, adalah dokumentasi video dan foto. Yaitu kumpulan catatan rekaman hasil kerja dalam bentuk video gambar dan suara, dan foto gambar. Fotografi jurnalistik muncul dan berkembang di dunia sudah lama sekali, tetapi lain halnya dengan di Indonesia, foto pertama yang di buat oleh seorang warga negara Indonesia terjadi pada detik-detik ketika bangsa ini berhasil melepaskan diri dari belenggu rantai penjajahan. Alex Mendur 1907- 1984 yang bekerja sebagai kepala foto kantor berita Jepang Domei, dan adiknya sendiri Frans Soemarto Mendur 1913-1971, mengabadikan peristiwa pembacaan teks Proklamasi kemerdekaan republik Indonesia dengan kamera Leica, dan pada saat itulah pada pukul 10 pagi tanggal 17 Agustus 1945 foto jurnalis Indonesia lahir. Definisi fotografi dapat diketahui dengan menyimpulkan ciri-ciri yang melekat pada foto yang dihasilkan. 1. Ciri-ciri foto jurnalistik : a. Memiliki nilai berita atau menjadi berita itu sendiri. commit to user 18 b. Melengkapi suatu beritaartikel. c. Dimuat dalam suatu media. Sebuah foto dapat berdiri sendiri, tapi jurnalistik tanpa foto rasanya kurang lengkap, mengapa foto begitu penting? Karena foto merupakan salah satu media visual untuk merekammengabadikan atau menceritakan suatu peristiwa. 1. Nilai suatu foto ditentukan oleh beberapa unsur : a. Aktualitas. b. Berhubungan dengan berita. c. Kejadian luar biasa. d. Promosi. e. Kepentingan. f. Human Interest. g. Universal. 2. Foto jurnalistik terbagi menjadi beberapa bagian : a. Spot news : Foto-foto insidential tanpa perencanaan. ex : foto bencana, kerusuhan, dll. b. General news : Foto yang terencana ex : foto SU MPR, foto olahraga. c. Foto Feature : Foto untuk mendukung suatu artikel. d. Esai Foto : Kumpulan beberapa foto yang dapat bercerita. Pemotretan atau pengambilan foto untuk keperluan dokumentasi perusahaan seringkali merepotkan. Mulai dari terbatasnya kesempatan untuk mendapatkan momen-momen yang tepat, kendala mengoperasikan kamera dan commit to user 19 lain sebagainya. Hal-hal inilah yang membuat foto-foto dokumentasi perusahaan jika dipandang secara artistik masih kurang bila dibandingkan dengan jenis-jenis pemotretan lainnya. Namun kemajuan teknologi sekarang ini, bahkan dengan kamera saku digital sekalipun, kita bisa mendapatkan hasil foto sebagus hasil fotografer profesional. Teknologi terus mengalami perkembangan, khususnya teknologi kamera untuk keperluan fotografi. Dari fotografi analog yang mengandalkan film, sekarang fotografi sudah beralih ke penggunaan kamera digital. Penggunaan kamera digital yang praktis tidak lagi membuat pemotret kehilangan momen-momen yang tepat. Dan dengan mengoptimalkan kemampuan kamera saku digital sekalipun, kita bisa mendapatkan hasil foto sebagus hasil fotografer profesional. Contohnyna saat memotret, tampilkan objek utama dalam foto bila yang di foto orang banyak, usahakan anggota tubuh tiap orang harus terlihat utuh, tidak ada yang terpotong. Selain itu, ekspresi wajah tiap-tiap orang juga dapat terlihat jelas. Cara ini dikenal degnan komposisi foto genaral. Pengambilan foto secara bervariasi agar dapat menghasilkan karya foto yang lebih menarik. Jangan memandang objek dari sudut saja, jangan malas berpindah tempat, bergeraklah ke samping, belakang, atas atau bawah dari objek tersebut. Gunakan jarak yang berbeda antara kemera dan objek. Public Relations sebgai seorang fotografer harus mampu bekerja dengan teknik dan peralatan kerja yang dimilikinya secermat mungkin. Semua pekerjaan harus dilakukan dengan ketelitian yang optimal, kelalaian atau commit to user 20 ketidaktahuan akan langsung memengaruhi hasil foto. Hal ini memang tidak bisa dipelajari dalam waktu singkat, perlu usaha dan kerja keras. Tetapi percayalah, tidak ada usaha yang sia-sia. Pengalaman yang akan mengajarkannya kepada PR bagaimana bekerja dengan kamera digital yang efektif. Bagaimana menghadapi berbagai kondisi pemotretan, termasuk kondisi lingkungan dan cahaya yang kurang menguntungkan. Melalui pengalamannya, PR akan paham caranya memilih dan menata berbagai objek di alam menjadi suatu hasil foto yang menawan untuk menjadi sebah dokumentasi. Karena kemampuan utama untuk menjadi seorang fotografer adalah memahami pencahayaan optimal. Kemampuan ini merupakan hal paling pokok dan penting dalam fotografi. Kemampuan lain yang harus dimiliki adalah kepekaan artistik dalam waktu yang cukup panjang, harus dipelajari secara bertahap. Dari hal yang paling mudah, komposisi yang kompleks, hingga penampilan objek yang cenderung abstrak, agar dapat melihat suatu objek dari sudut pandang yang paling menarik. Maka apabila seorang PR yang sedang mencari bahan untuk dokumentasi sebaiknya selalu membawa kamera kemanapun, karena tidak tahu momen atau hal yang akan ditemui nantinya. Karena dengan banyak melihat suatu objek maka wawasan seorang PR juga akan semakin kaya untuk menumbuhkan potensi diri. Batasan sukses atau tidaknya sebuah foto jurnalistik tergantung pada persiapan yang matang dan kerja keras bukan pada keberuntungan. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ada foto yang merupakan hasil dari “ being in the commit to user 21 right pla ce a t the r ight time ”. Tetapi seorang JurnalisPublic Relations Fotografer profesional adalah seorang yang melakukan riset terhadap subjek, mampu menetukan peristiwa potensial dan foto seperti apa yang akan mendukungnya antisipasi. Itu semua sangat penting mengingat suatu moment yang baik hanya berlangsung sekian detik dan mustahil untuk diulang kembali. Etika, empati, nurani merupakan hal yang amat penting dan sebuah nilai lebih yang ada dalam diri PR fotografer foto. Seorang JurnalisPRFotografer foto harus bisa menggambarkan kejadian sesungguhnya lewat karya fotonya, intinya foto yang dihasilkan harus bisa bercerita sehingga tanpa harus menjelaskan orang sudah mengerti isi dari foto tersebut dan tanpa memanipulasi foto tersebut. Salah satu kelebihan fotografi adalah mampu merekam peristiwa yang aktual dan membentuk sebuah citra di dalamnya. Sehingga fotografi dapat berfungsi sebagai alat komunikasi visual dimana oleh orang-orang PR dapat digunakan sebagai bahan publisitas yang bermanfaat. Fotografi juga dapat menciptakan dan memvisualkan secara jelas buah pikiran dan tulisan-tulisan yang dibuat oleh seorang PR ketika membuat artikel-artikel tertentu.

F. Fotografi untuk humas