Artefak di Bidang Kebudayaan yang Berbau Kolonial di Masyarakat Madura dalam Cerpen Indonesia

34

1. Artefak di Bidang Kebudayaan yang Berbau Kolonial di Masyarakat Madura dalam Cerpen Indonesia

Berdasar penelitian yang telah dilakukan, ditemukan artefak di bidang kebudayaan yang berbau kolonial di masyarakat Madura dalam Cerpen Indonesia. Artefak kebudayaan yang berbau kolonial dalam cerpen tersebut memiliki fungsi terhadap tokoh-tokohnya. Adapun jenis fungsi tersebut disesuaikan dengan tema cerita. Bentuk artefak kebudayaan tersebut yaitu celurit yang memiliki fungsi sebagai hiasan di dalam rumah, dan simbol keagungan yang menunjukkan sifat kekerasan epistemologi “Barat” terhadap “Timur” dengan menunjukkan bias dan kekuasaan; lencak yang artinya lincak. Beberapa uraian tersebut selanjutnya akan disajikan dalam bentuk tabel seperti di bawah ini. Tabel 1. Artefak di Bidang Kebudayaan yang Berbau Kolonial dalam Cerpen Indonesia Bentuk Artefak Kebudayaan yang Ditemukan Varian Bentuk Artefak Judul Cerpen Celurit Sebagai simbol keagungan: artefak ini menunjukkan sifat kekerasan epistemologi “Barat” terhadap “Timur” dengan menunjukkan bias dan kekuasaan. “Arek Lancor”, “Eppak”, “Carok” dan “Air Mata Raona” Lincak Sebagai tempat tidur “Arek Lancor” dan “Eppak” 35 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa artefak di bidang kebudayaan dan berbau kolonial dari empat cerpen di atas didominasi oleh celurit. Dua cerpen dengan judul “Eppak” karya Mahwi Air Tawar dan “Arek Lancor” karya Muna Masyari ditemukan artefak di bidang kebudayaan dan berbau kolonial yaitu lincak. Berdasarkan tabel tersebut, celurit menjadi pokok gagasan yang lebih banyak disinggung dalam keempat cerpen di atas. Keberadaan celurit melihat banyaknya respons seorang pengarang ke dalam sebuah cerita fiksi tentu memiliki banyak tafsir atas sejarah dan wujud-wujud keberadaannya di masyarakat. Respons tersebut tidak berangkat dari kekosongan gagasan seorang pengarang Damono, 2015:1—sebagaimana yang dibincangkan dalam Pengantar Sosiologi Sastra karya Sapardi Djoko Damono. Tidak menutup kemungkinan, para pengarang memiliki banyak asumsi kreatif mengenai celurit, Madura dan masyarakat di dalamnya.

2. Identitas Budaya Madura dalam Cerpen Indonesia