Penelitian yang Relevan IDENTITAS BUDAYA MADURA DALAM CERPEN INDONESIA.

25 sudah disebutkan di muka, objek penelitian ini berupa empat buah cerpen dari pengarang yang berbeda. Tema utama yang diangkat dalam cerpen-cerpen tersebut relatif sama, yaitu peran celurit dalam mengatasi permasalahan kehidupan sosial. Persoalan fenomena sosial yang dimaksud, di dalam sejarah, celurit difungsikan sebagai bentuk perlawanan terhadap penguasa. Tetapi oleh Belanda, celurit disalahfungsikan untuk menciptakan stereotip buruk terhadap Sakerah sebagai pemilik sah pertama celurit.

D. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang mengkaji tentang Madura melalui objek karya sastra pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian pertama berjudul Karakter Orang Madura dalam Kumpulan Cerpen “Mata Blater” karya Mahwi Air Tawar oleh Ita Nur Andriana mahasiswa Universitas Negeri Jember. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Mata Blater mengekspresikan karakter dari orang Madura. Karakter tersebut terekpresi pada tema, toko-tokoh, alur dan latar cerpen. Karakter tersebut meliputi pembawaan menjaga wibawa, tegas, pemberani, sederhana, setia, menjaga nama baik, tanggap, pekerja keras, dan religius, sikap dan perilaku meliputi menjunjung harga diri, memiliki rasa keadilan, memiliki sifat hormat, sopan dan santun, keras, berhati-hati dalam menyikapi kabar bohong, dan suka bersenang-senang, dan etos kerja sangat giat bekerja keras dengan berusaha, ikhtiar dan sabar. 26 Penelitian kedua berjudul Simbolisme Budaya Madura dalam Kumpulan Cerpen “Ojung” karya Edi AH Iyubenu Tinjauan Semiotika Peirce oleh Suliman mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk simbolisme budaya Madura dalam Kumpulan Cerpen Ojung karya Edi AH Iyubenu terdapat pada cerpen “Pingpilu”, “Ojung”, dan “Ssst, Taneyan Lanjang”. Makna simbolisme budaya Madura dalam Kumpulan Cerpen Ojung karya Edi AH Iyubenu hampir mempunyai makna yang sama dan tidak ada bedanya dengan kebudayaan Madura yang sebenarnya. Tetapi tidak semua makna yang ada pada budaya Madura muncul dalam Kumpulan Cerpen Ojung, dan fungsi simbolisme budaya Madura dalam Kumpulan Cerpen Ojung Karya Edi AH Iyubenu juga mempunyai fungsi yang sama dengan kebudayaan yang ada di Madura. Akan tetapi tidak semua fungsi yang ada dalam budaya Madura muncul dalam Kumpulan Cerpen Ojung. Penelitian ketiga berjudul Dinamika Sosial Keagamaan Masyarakat Madura Berdasar Novel “Orang Madura Tak Mati Lagi” karya Edi AH Iyubenu oleh Ach. Mukhlis mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Melalui analisis tersebut, hasil penelitian yang diperoleh bahwa agama dan budaya telah memberikan solusi bagi konflik sosial, baik secara struktural maupun kultural. Dua jalan tersebut akan membuat masyarakat tersadarkan oleh kondisi keberagamannya yang membentuk budaya beragama dan laku sosialnya secara intens. Agama Islam mempunyai peran penting bagi 27 pembentukan karakter masyarakat Madura dalam interaksi sosial yang lebih inspiratif. Penelitian keempat berjudul Aspek Religiusitas Masyarakat Madura dalam Kumpulan Cerpen “Karapan Laut” karya Mahwi Air Tawar Kajian Sosiologi Sastra karya Deni Purbo Kastono. Penelitian ini menunjukkan, Pertama, aspek religiusitas masyarakat Madura dalam Kumpulan Cerpen Karapan Laut terbagi atas lima aspek: 1 dimensi keyakinanideologik; 2 dimensi praktik agamaperibadatan; 3 dimensi pengalaman; 4 dimensi pengetahuan agama, dan; 5 dimensi konsekuensi. Dengan demikian, penelitian terhadap cerpen “Arek Lancor” karya Muna Masyari, “Eppak” karya Mahwi Air Tawar, “Carok” karya Fandrik Ahmad dan “Air Mata Raona” karya Budi Maryono ini merupakan penelitian yang orisinal dan pertama menggunakan teori pascakolonial Edward W. Said. 28 BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian