BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan zaman, sistem pendidikan di Indonesia juga mengalami perkembangan. Pemerintah selalu mengupayakan hal yang terbaik
demi kemajuan bangsa dan negara, khususnya pendidikan. Perkembangan pendidikan ini ditunjukkan dengan adanya perubahan kurikulum yang semula
KTSP menjadi kurikulum 2013. Dengan adanya perubahan kurikulum, pembelajaran bahasa di sekolah
juga mengalami perubahan yang pada mulanya merupakan mata pelajaran wajib menjadi mata pelajaran lintas minat. Peserta didik berhak menentukan atau
memilih untuk mengikuti beberapa mata pelajaran yang sesuai dengan keinginannya. Namun, pada kenyataannya meskipun pembelajaran bahasa Prancis
telah menjadi mata pelajaran lintas minat yang telah dipilih peserta didik sendiri, banyak peserta didik yang mengikuti hanya karena tidak ada lagi kelas lintas minat
lain yang tersisa. Peserta didik kurang berminat dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di kelas, dikarenakan pembelajaran yang dilakukan guru
cenderung monoton dan membosankan. Sehingga banyak peserta didik yang memilih untuk absen atau tidak hadir dalam kegiatan belajar mengajar.
Terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan di kelas tidak luput dari usaha guru dalam melakukan pembelajaran. Cara guru mengajar
1
serta bahan ajar yang digunakan. Selama ini dalam proses pembelajarannya, guru membagikan materi berupa kertas fotokopian. Hal ini
sungguh tidak efektif, karena peserta didik cederung hanya bisa menunggu dibagikannya lembaran materi yang baru. Peserta didik juga tidak bisa
mengembangkan atau mengggali lebih dalam lagi ilmu yang didapatkan. Peserta didik cenderung ‘stuck’ atau terjebak pada materi pembelajaran yang hanya
diberikan dilembaran kertas fotokopian tersebut. Selain itu, dalam pembelajaran bahasa Prancis di kelas, guru cenderung hanya memfokuskan pembelajaran tata
bahasa tanpa mengimbanginya dengan aspek kebahasaan yang lain, seperti mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Sehingga peserta didik hanya
pandai dalam penulisan kebahasaannya tanpa mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
SMAN 6 Malang adalah salah satu sekolah menengah ke atas yang memberikan
pelajaran Bahasa Prancis sebagai pembelajaran lintas minat. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran tersebut, beliau
mengatakan bahwa selama ini hanya memberikan lembaran materi berupa kertas fotokopian sebagai bahan ajar yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar
di dalam kelas. Karena merasa lembaran fotokopian tidak lagi efektif dalam penggunaannya, beliau mulai membuat inovasi bahan ajar berupa modul yang
baru diperuntukkan kelas X, serta baru dipergunakan selama satu semester. Modul adalah suatu unit yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu
rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumusukan secara khusus dan jelas. Karena modul yang
digunakan baru dipergunakan dan dibuat selama satu semester, maka banyak unsur-unsur yang belum sesuai dengan kaidah pembuatan modul yang
seharusnya. Hal ini dibuktikan peneliti dari hasil analisis awal mengenai unsur- unsur yang terdapat di dalam modul tersebut, antar lain belum tercantumnya latar
belakang pembuatan modul, tujuan pembelajaran, peta kompetensi, saran cara penggunaan modul, uji kompetensi, glosarium, dan lampiran.
Berdasarkan analisis awal yang dilakukan ,
peneliti mencoba untuk mengembangkan bahan ajar modul yang telah ada sebelumnya, serta
mengembangkan pembelajaran lain yang tidak hanya terfokus pada tata bahasa saja, namun juga difokuskan pada empat keterampilan bahasa yang lainnya, yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Menurut Moonagusta via Herwim, 2013:2 dalam penelitiannya menyatakan bahwa penggunaan bahan ajar
modul dapat meningkatkan kemampuan membaca, menulis dan berhitung.
B. Identifikasi Masalah