baik yang terjadi merupakan pencemaran nama baik biasa atau pencemaran nama baik yang dilakukan melalui media elektronik. Tahap
mengklasifikasikakn perkara harus dilakukan secara tepat agar tidak terjadi kekeliruan menerapkan hukum.
Upaya penanggulangan tindak pidana pencemaran nama baik melalui media elektronik merupakan bentuk perlindungan terhadap
kepentingan hukum individu. Kepentingan hukum individu meliputi
11
. : a. Jiwa manusia leven;
b. Keutuhan tubuh manusia lyf; c. Kehormatan seseorang eer;
d. Kesusilaan zede; e. Kemerdekaan pribadi persoonlyke vryheid;
f. Harta bendakekayaan vermogen
2.4 TEORI HUKUM TERKAIT PENGATURAN UU ITE
Dalam skripsi ini penulis mengkaitkan beberapa toeri hukum yang menurut penulis berhubungan dengan pengaturan UU ITE yakni.
1. Teori Perlindungan Hukum
11
Satochid Kartanegara, Kumpulan Catatan Kuliah Hukum Pidana II, disusun oleh Mahasiswa PTIK Angkatan V, Tahun 1954-1955, hal., 275-276.
Teori perlindungan hukum merupakan salah satu teori yang sangat penting untuk dikaji, karena fokus kajian ini pada perlindungan hukum
yang diberikan kepada masyarakat. Masyarakat yang disasarkan pada teori ini, yaitu masyarakat yang berbeda posisi yang lemah, baik secara
ekonomis maupun lemah dari aspek yuridis . Secara gramatikal, perlindungan adalah tempat berlindung, atau hal
perbutan memperlindungi. Pengertian perlindungan dalam konsep ini difokuskan kepada: Tujuan, pihak yang melindungi korban, dan sifatnya
Tujuan dari perlindungan adalah memberikan rasa aman bagi korban. Rasa aman adalah bebas dari bahaya, bebas dari gangguan,
tenteram, tidak merasa takut atau khawatir terhadap sesuatu hal. Sementara itu yang berhak memberikan perlindungan adala
12
. Pihak keluarga, advokad, lembaga sosial, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dan pihak
lainnya Sifat perlindungan dibagi menjadi dua macam, yaitu;
1. Perlindungan sementara
2. Adanya perintah pengadilan
Perlindungan sementara adalah:
12
Salim dan erlies septiana nurbani, Penerapan TeoriHukum Pada Penelitian Thesis dan Disertasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014, hal., 261.
“perlindungan yang langsung diberikan oleh kepolisian danatau lembaga sosial atau pihak lain, sebeum dikeluarkannya penetapan
perintah perlindungan dari pengadilan ”
13
. Disamping rumusan itu, dalam pasal 1 angka 1 Peraturan Pemrintah
Nomor 2 Tahun 2002 tentang Tata Cara Perlindungan terhadap korban dan saksi dalam pelanggaran Hak AsasI Manusia yag berat telah disajikan rumusan
perlindungan. Perlindungan adalah: “suatu bentuk pelayanan yang wajib dilaksanakan oleh aparat penegak
hukum atau aparat keamanan untuk memberikan rasa aman baik fisik maupun mental, kepada korban dan saksi, dari ancaman, gangguan, teror
dan kekerasan dari pihak manapun yang diberikan pada tahap penyelidikan, penyidik, penuntutan, dan atau pemeriksaan di sidang
pengadilan”
14
. Namun dalam kenyataannya dalam kasus yang dialami Prita sepertinya
para penegak hukum megesampingkan teori perindungan hukum ini yang mana dalam perlindungan hukum dijelaskan agar penegak hukum memberikan
perlindungan hukum bagi mereka yang membuthkan bantuan namun dalam kasus yang dialami oleh Prita teori ini tidak diterapkan sama sekali melainkan
memberatkat Prita atas perbuatannya.
13
Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
14
Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
2.5 PEMAPARAN KASUS