SEMESTER GANJIL Berkaitan dengan ayat di atas, ‘Aisyah -radhiyallahu ‘anha- pernah bertanya kepada
Rosulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- apakah mereka itu yang dimaksud dalam ayat diatas adalah orang-orang yang meminum khamr, berzina, dan mencuri?.Rosulullah
menjawab, “Bukan Wahai putri Ash-Shiddiq. Justru mereka adalah orang-orang yang melakukan shoum, sholat, dan bershodaqah, dan mereka khawatir tidak akan diterima
amalannya. Mereka itulah orang-orang yang bergegas dalam kebaikan.” [HR. At- Tirmidzi dari Aisyah].
D. TAUBAT 1. Pengertian Taubat
Taubat secara bahasa berarti ”kembali”, secara istilah, taubat berarti kembali ke jalan yang benar dengan didasari keinginan yang kuat dalam hati untuk tidak kembali
melakukan dosa-dosa yang pernah dilakukan sebelumnya.
Sebagai manusia biasa,bukan malaikat ataupun nabi yang memilki sifat ma’shum terjaga dari perbuatan dosa,secara langsung atau tidak langsung, sengaja atau tidak sengaja,
kerap kali akan bersinggungan dengan yang namanya kesalahan atau dosa. . Baik kesalahannya sebagai makhluk individu yang berhubungan langsung dengan
Allah,maupun sebagai makhluk sosial yang berhubungan dengan anak Adam yang lain. Untungnya, sebagai seorang muslim diberi jalan selebar-lebarnya oleh Allah untuk
memperbaiki kesalahan itu melaui sebuah pintu yang disebut dengan taubat. Dalam sebuah hadis disebutkan :
نـوبساوقـتقـلا نـيئـاطقـخـليا رسييخـوـ ءةاطقـخـ مـدـآ ينـبـ لقسكس مـلقـسـوـ هـييلـعـ هسلقـلا ىلقـصـ هـلقـلا لسوسسرـ لـاقـ لـاقـ سةنـأـ نيعـ dari Anas dia berkata; Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Semua bani
Adam pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang salah adalah yang segera bertaubat.H.R. Ibnu Majjah dari Anas
Karenanya, Allah memerintahkan untuk bertaubat kepada semua umat manusia yang telah melakukan dosa. Allah berfirman :
SEMESTER GANJIL ”Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan
taubatan nasuhaa taubat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke
dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia;
sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami
cahaya Kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Allah adalah Dzat yang maha Menerima Taubat, sebagaimana Ia telah memproklamirkannya dalam Q.S. an-Nashr:3. Tidak ada satu dosapun yang tidak
diampuni oleh Allah kecuali syirik atau mempersekutukaNnya, sebagaimana firmanNya :
”Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari syirik itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”.Q.S. an-Nisa :48
Nah, jelaskan bahwa Allah itu maha Pengampun?. Maka, sudah seharusnyalah kita menyegerakan diri untuk bertaubat kepadaNya dari segala dosa. Taubat dengan sebenar-
benarnya taubat atau semurni-murninya taubat, yang biasa disebut dengan ”taubatan nasuha”. Rasulullah s.a.w. pernah bersabda yang artinya:“ Hai manusia bertobatlah
kepada Allah dan mintalah ampunan kepadaNya. Sesungguhnya aku sendiri bertobat dalam sehari 100 kali.” HR.Muslim. Betapa manusia termulia yang mendapat jaminan
surga,bahkan surga tidak akan dibuka sebelum beliau masuk, bertaubat 100 kali dalam sehari semalam. Lantas bagaimana dengan kita?,manusia biasa yang tidak pernah luput
melakukan dosa dalam keseharian kita?. Berapa kalikah kita bertaubat sehari semalam?,atau minimal berapa kalikah kita beristighfar dalam sehari semalam?.
2. Jenis dan syarat taubat
Di atas telah dijelaskan bahwa manusia adalah makhluk individu dan juga makhluk sosial. Artinya,dia tidak terlepas dari berbuat salah yang berhubungan dengan Tuhan dan
berbuat salah yang berhubungan dengan sesama manusia. Karenanya, jenis dan syarat taubat dibagi menjadi dua yaitu :
a. Taubat menyangkut dosa terhadap Allah
Imam Nawawi mengatakan bahwa ada 3 tiga syarat dalam melaksanakan taubat yang wajib dilakukan oleh setiap muslim atas dosa yang dilakukan apabila maksiat itu di
antara manusia dengan Allah dan tidak berhubungan dengan hak sesama manusia haqqul adami, maka ada 3 tiga syarat:
1 Meninggalkan perilaku dosa itu sendiri 2 Menyesali perbuatan maksiat yang telah dilakukan.
3 Berniat tidak melakukannya lagi selamanya.
Apabila tidak terpenuhi ketiga syarat di atas, maka tidak sah taubatnya.