65
kelas VII SMP Negeri 1 Naman teran memiliki resiliensi yang sangat rendah dengan kata lain anak kelas VII SMP Negeri 1 Naman teran ini
tidak memiliki daya lentur ketika mendapatkan tekanan sehingga mereka sangat membutuhkan bantuan dari oranglain untuk berkembang secara
optimal. Prinsip dasar keterampilan resiliensi menurut Reivich and Shatte
yang pertama adalah manusia dapat berubah, maka hasil dari penelitian ini bukan semata-mata anak pasca bencana tidak mampu memiliki resiliensi,
melainkan anak pasca bencana jika diberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan memiliki dorongan dari diri individu itu
sendiri maka mereka akan memiliki keterampilan resiliensi itu sendiri. Hal ini sesuai dengan perkataan filsafat Jhon Locke dan Jean Rousseau yang
berkata bahwa manusia bahwa manusia bukanlah korban dari leluhur masa lalunya.
2. Item
– item Resiliensi
Berdasarkan hasil penelitian, di dapatkan data yang menunjukkan bahwa terdapat 3 butir item terindikasi sangat rendah. Ketiga item
tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
66
Tabel 4.3 Item-item Resiliensi siswa yang termasuk dalam kategori sangat rendah
Aspek Indikator
No Item Skor
Pencapaian Reacing Out
Berani untuk mengoptimalkan
kemampuan 16
Saya merasa nyaman ketika saya memiliki
teman untuk bertanggung jawab atas suatu situasi
68
Regulasi Emosi
Emotion Regulation
Fokus pada masalah yang ada
31 Saya sulit memahami apa
alasan di balik reaksi yang ditunjukkan orang
lain. 88
Kemampuan Menganalisis
Masalah Casual
Analysis Tidak
menyalahkan orang lain atas
kesalahan yang diperbuat
1 Ketika mencoba untuk
memecahkan masalah, saya bergantung pada
perasaan saya dan menggunakan solusi
pertama yang muncul dari benak saya.
89
Terdapat beberapa penjelasan mengenai ketiga item tersebut sehingga terindetifikasi rendah berdasarkan aspek-aspek resiliensi
menurut Reivich and Shatte.Berikut penjelasan yang dijabarkan sesuai dengan aspek yang terendah.
Pertama, aspek Pencapaian Reacing Out, artinya siswa belum mampu untuk mengoptimalkan kemampuan dirinya. Reivich and Shatte
2002 memaparkan bahwa resiliensi merupakan kemampuan untuk meningkatkan aspek positif dalam hidup. Rendahnya aspek Pencapaian
Reacing Out ini menandakan bahwa siswa belum meningkatkan aspek positif dalam dirinya, siswa juga belum memiliki tujuan dan makna hidup
serta mampu melihat gambaran hidup dimasa depan. Kedua, aspek Regulasi Emosi Emotion Regulation, artinya
siswa belum mampu untuk fokus pada masalah yang dimiliki. Siswa
67
cendrung mengalihkan pikirannya sehingga tidak cepat untuk menemukan jalan keluar atas apa yang sedang dihadapinya. Siswa yang
tidak memiliki Regulasi Emosi yang baik cendrung lari dari masalah dan tidak memiliki kepercayaan diri untuk menghadapi masalah. Contohnya,
menyalahkan orang lain sebagai penyebab dari masalah yang dihadapinya.
Ketiga, Kemampuan Menganalisis Masalah Casual Analysis, artinya siswa tidak mampu untuk mencari kejelasan dari suatu masalah
yang dihadapinya dan tidak mampu menganalisis masalah. Siswa tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri sehingga anak tidak mandiri
dan bergantung pada orang lain.
3. Usulan Modul Meningkatkan Resiliensi