Kerangka Pikir TINJAUAN PUSTAKA

Dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat profitabilitas yang tinggi sehingga jika laba pada periode mendatang diperikirakan turun drastic dapat diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya. 3. Income maximization Dilakukan pada saat laba menurun. tindakan atas income maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. 4. Income smoothing Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relative stabil.

2.3. Kerangka Pikir

2.3.1. Pengaruh antara Asimetri Informasi dengan Manajemen Laba

Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana manajemen perusahaan memiliki lebih banyak informasi tentang kondisi perusahaan dibandingkan dengan informasi yang dimiliki investor. Teori keagenan menggambarkan perusahaan sebagai focus titik temu hubungan keagenan antara pemilik perusahaan principal dan manajemen perusahaan agent dan berusaha memberi suatu pemahaman perilaku organisasional dengan mengungkapkan bagaimana pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan keagenan dalam perusahaan berusaha untuk memaksimalkan utilitas usaha mereka. Usaha maksimalisasi utilitas ini mendorong timbulnya konflik kepentingan antara pemilik principal dan manajemen agent, karena setiap pihak berusaha memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya melalui kontrak kompensasi. Teori keagenan mengimplikasikan bahwa manajemen berusaha memasimalkan kesejahteraan, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menyempurnakan kinerja melalui peningkatan pendapatan dengan segera, namun bukan dengan usaha dalam rentang waktu yang lama sesuai dengan proses yang wajar. Hal ini tentu saja bertentangan dengan kepentingan pemegang saham, perilaku tersebut terjadi karena manajer dalam hal ini memiliki informasi yang lebih lengkap mengenai laba dibandingkan dengan pihak luar. Keberadaan asimetri informasi dianggap sebagai penyebab manajemen laba. Ketika informasi asimetri tinggi, perusahaan tersebut dapat memanipulasi laba sebelum laporan keuangan diaudit tanpa khawatir akan terdeteksi. Oleh karena itu, semakin tinggi informasi asimetri yang terjadi, semakin besar kecenderungannya bahwa perusahaan tidak akan dimonitor secara efektif seperti pada perusahaan dengan asimetri informasi yang rendah. Semakin besar risiko dan prospek pertumbuhan investasi perusahaan maka semakin kecil tingkat manajemen laba. Ini disebabkan karena asimetri informasi akan terjadi pada perusahaan dengan tingkat perumbuhan investasi yang tinggi pula. Sedangkan semakin besar perusahaan, semakin besar pula tingkat manajemen laba.

2.3.2. Pengaruh antara Ukuran Perusahaan dengan Manajemen Laba

Teori yang melandasi pengaruh antara ukuran perusahaan dengan manajemen laba adalah signaling theory. Teori ini dengan asimetri informasi yang dapat terjadi, apabila salah satu pihak mempunyai sinyal informasi yang lebih lengkap daripada pihak lain. [Rahmawati, 2007] Ukuran perusahaan mempengaruhi manajemen laba karena sesuai dengan teori sinyal diatas, pihak manajemen tidak menyampaikan semua informasi yang dimilikinya secara penuh sehingga terjadi asimetri informasi. Disamping itu adanya anggapan manajer selama ini masih percaya bahwa para pemakai laporan keuangan masih mendasarkan penilaiannya mengenai perusahaan pada nilai total aktiva. Para manajer yang mengelola perusahaan besar akan termotivasi untuk melakukan tindakan tersebut dengan tujuan untuk menimbulkan kesan yang lebih baik mengenai perusahaannya kepada para pemakai laporan keuangan. Ukuran perusahaan yang sering digunakan adalah nilai aktiva perusahaan. Nilai aktiva dipakai sebagai ukuran perusahaan karena selama ini masih terdapat Compounding Effect yang timbul karena persahaan yang besar selalu diidentikkan dengan nilai aktiva yang besar pula. Keadaan ini membuat manajer termotivasi untuk melakukan manajemen laba karena manajer percaya bahwa para pemakai laporan keuangan masih mendasarkan salah satu penilaiannya mengenai perusahaan pada angka nilai aktiva. Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka dapat dibuat gambar diagram kerangka pikir sebagai berikut : Gambar 1. 1 Diagram Kerangka Pikir Asimetri Informasi X1 Ukuran Perusahaan X2 Manajemen Laba Y Uji Statistik Regresi Linier Berganda

2.4. Hipotesis

Dokumen yang terkait

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, UKURAN PERUSAHAAN, DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Pada Perusahaan LQ 45yang Terdaftar di BEI)

0 4 20

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI MANAJER DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

4 23 74

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI dan UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA ( STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI.

0 1 8

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP Pengaruh Asimetri Informasi Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur di BEI).

1 1 17

PENDAHULUAN Pengaruh Asimetri Informasi Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik Manajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur di BEI).

0 0 7

PENGARUH DER, NPM, ROA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG GO PUBLIK DI BEI.

0 2 92

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE OPERASI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTEK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 90

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIK DI BEI

0 0 23

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE OPERASI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 22

PENGARUH DER, NPM, ROA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG GO PUBLIK DI BEI

0 0 23