Oleh karena itu perusahaan harus dapat mengetahui posisi keuangannya dengan cara menganalisis serta dapat menginterprestasikan posisi keuangan
tersebut melalui penggunaan beberapa rasio keuangan yang dapat menjelaskan keadaan perusahaan.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas maka penulis memilih judul tugas akhir ini “ANALISA LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PP. LONDON
SUMATERA INDONESIA Tbk MEDAN”.
1.2 Perumusan Masalah
Masalah adalah suatu kenyataan yang tidak seharusnya terjadi karena menyimpang dari rencana, standar, kebiasaan dan menuntut suatu tindakan.
Perumusan masalah merupakan langkah awal yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum sampai pada tahap pembahasan. Tujuannya adalah agar penelitian
dapat lebih terarah dan dapat mencapai sasaran yang diinginkan. Sesuai dengan penelitian pendahuluan yang dilakukan penulis, maka diperoleh masalah-masalah
yang dihadapi perusahaan yaitu : 1.
Bagaimana sebenarnya keadaan keuangan PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk. Medan bila di lihat dari analisis rasio-rasio keuangan?
2. Bagaimana perkembangan yang telah dicapai perusahaan pada tahun
2012 bila di bandingkan dengan tahun 2011?
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui keadaan keuangan PT. PP London Sumatera Indonesia
Tbk. Medan bila dilihat dari analisis rasio-rasio keuangan b.
Untuk mengetahui perkembangan yang telah dicapai perusahaan pada tahun 2012 bila dibandingkan dengan tahun 2011
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi atas kebijakan yang telah dibuat di masa lalu dan juga sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
kebijakan pada masa yang akan datang. b.
Bagi Penulis 1
Merupakan sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diterima penulis selama berada di bangku perkuliahan.
2 Guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada
Fakultas Ekonomi Program Diploma III. Jurusan Keuangan, Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
4
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Sejalan dengan perkembangan sejarah perjuangan bangsa, baik masa penjajahan Belanda, Jepang, sampai pada kemerdekaan dan pembangunan saat
ini, perusahaan perkebunan di Indonesia khususnya Sumatera Utara yang di kenal dengan daerah perkebunannya mengalami banyak perkembangan. Berbagai
perusahaan perkebunan mengambil kesempatan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada.
Kesempatan ini diambil oleh Horrison dan Crossfield Ltd, yang berdiri sejak tahun 1884 di London dan beroperasi di Indonesia pada tahun 1906. Pada
mulanya perusahaan ini bekas hak concessie berdasarkan perjanjian antara Zelfbestuur Deli dengan beberapa perusahaan Rubber Company Ltd, yang di
syahkan residen Sumatera Timur. Dalam rangka konversi Undang-Undang Pokok Agraria UU No. 5 Tahun 1960 hak concessie tersebut di konversi menjadi Hak
Guna Usaha sebagaimana di tegaskan dalam Surat Menteri Agraria tanngal 1 Maret 1962 No. Ka. 1371.
Pada tahun 1962-1963 perusahaan ini memperluas bidang usahanya dengan mengadakan penggabungan diantara perusahaan perkebunan Inggris yang
memiliki beberapa kebun di Sumatera Utara. Dengan adanya penggabungan ini terbentuklah PT. PP. London Sumatera Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk didirikan dengan akte pendirian No. 93 tanggal 18 Desember dihadapan notaris Raden Kardiman di Jakarta dan
naskah No. 20 tanggal 9 September 1963 yang di buat dihadapan notaris yang sama.
Kemudian timbul pergolakan kibat adanya perubahan situasi antar pemerintah Indonesia dengan pemerintah Inggris. Pemerintah Indonesiia berniat
mengambil alih pengurusan perusahaan dan menyerahkannya kepadda bangsa Indonesia. Pengambil alihan ini segera dilaksanakan pada tanggal 22 Januari
1964 yang pengurusannya berada dalam penguasaan dan Pengawasan Perkebunan Asing Republik Indonesia BPPARI dan perkebunan ini diganti namanya
menjadi PT. PP. Dwikora I dan II. Kemudian berdasarkan ketetapan Presiden No. 6 tahun 1967, diadakan
suatu perjanjian antara pemerintah Republik Indonesia dengan Horrison dan Crossfield Ltd. Dan anak perusahaannya. Persetujuan perjanjian ini berlaku mulai
tanggal 20 Maret 1968. Maksud dan tujuan dari persetujuan ini adalah : a.
Pengembangan hak milik penguasaan dan pengusahaan dari pemerintah Republik Indonesia kepada Horisson dan Crossfield terhadap perkebunan
yang pernah di kelola. b.
Melakukan kerjasama untuk kepentingan bersama dalam hal perkebunan karet dan kelapa sawit dan proyek pertanian lainnya serta proyek-proyek
pangan yang mungkin dilaksanakan oleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Terwujudnya perjanjian ini juga didasarkan atas pertimbangan : a.
Instruksi Presiden Kabinet No. 28U1996 dan semua peraturan lain yang bertalian dengan pengembalian perusahaan asing di Indonesia.
b. Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 mengenai penanaman modal asing dan
semua peraturan lain mengenai penanaman modal asing di Indonesia. Dengan adanya perjanjian ini maka kepemilikan dan penguasaan
perusahaan tersebut oleh pemerintah Republik Indonesia dikembalikan kepada pemiliknya semula Horisson dan Crossfield Ltd. Pada tanggal 1 April 1968 dan
diganti kembali namanya menjadi PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk. Dalam perjanjian itu disebutkan tentang hak-hak eksploitasi termasuk menguasai
dan menjual hasil produksi dan hak untuk menanam semua jenis tanaman . Pada tanggal 21 November 1991, PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk
melakukan merger dengan beberapa perusahaan di bawah ini : 1.
PT. Nagodang Plantation Company 2.
PT. Sibulan Plantation Company 3.
PT. Perusahaan Perkebunan Bajue Kidoel 4.
PT. Perusahaan Perkebunan Sulawesi
Keempat perusahaan ini menggabungkan namanya menjadi PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk.
Status PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk adalah perusahaan Penanaman Modal Asing PMA berdasarkan surat Ketua Badan Koordinasi
Penanaman Modal Tanggal 12 November 1991 No. 794IIIPMA1991.
Universitas Sumatera Utara
Pada tanggal 27 Juli 1994, kepemilikan saham PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk sepenuhnya di ambil oleh Pan London Sumatra Plantation dengan
komposisi saham 100. Dikarenakan krisis moneter yang melanda Indonesia menyebabkan komposisi saham mengalami beberapa kali perubahan. Pada tahun
1998 kepemilikan saham PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk adalah Pan London Sumatra Plantation dengan komposisi saham sebesar 47, 32
Commerzbank SEA Ltd. Singapura sebesar 5,83 dan sisanya sebesar 46,94 dimiliki oleh masyarakat.
Sejak tahun 1996, perusahaan ini menjadi perusahaan yang Go Public. Dengan demikian PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk telah di tuntut untuk
menjalankan aktivitasnya secara lebih profesional lagi. Untuk menjalankan usahanya PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk
telah memperpanjang Hak Guna Usaha yaitu terhitung tanggal 1 Januari 2004.
2.2 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan 2.2.1 Visi