Analisa Laporan Keuangan PT. Astra Internasional TBK-Auto 2000

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

ANALISA LAPORAN KEUANGAN

PT. ASTRA INTERNASIONAL TBK-AUTO 2000

MEDAN

SKRIPSI MINOR

DIAJUKAN OLEH:

M. ASYARI SYAHAB

052101087

DIPLOMA III KEUANGAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk

Menyelesaikan Pendidikan Pada Program

Studi Diploma III

Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

(3)

8

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat ALLAH s.w.t atas segala rahmat dan karunianya yang telah diberikan kepada penulis, serta do’a dan restu dari kedua orang tua yang selalu menyertai penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini Yang berudul “ANALISA LAPORAN KEUANGAN PT. ASTRA INTERNASIONAL TBK-AUTO 2000” yang dimaksudkan sebagai syarat untuk menyelesaikan program Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan yang baik ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, dan dengan hati yang tulus penulis menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Papa Mama tercinta T. Said Hasan dan Syarifah Umay Banin yang telah banyak berkorban baik moral maupun materil dan selalu memberikan dorongan semangat, restu serta pengorbanan yang begitu besar demi keberhasilan penulis.

2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, SE, MS selaku Ketua Jurusan D III Keuangan.

4. Bapak Syafrizal H.Situmorang, SE,Msi selaku Sekretaris Jurusan D III Keuangan.

5. Bapak Fadli, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi minor ini.

6. PT. ASTRA INTERNASIONAL TBK-AUTO 2000 yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan riset, serta


(4)

7. Bapak dan Ibu dosen selaku staff pengajar dan seluruh staff Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu dan mendidik selama masa perkuliahan.

8. Buat anak-anak D III Keuangan khususnya stambuk 2005 Sonny (the special one), Gonti (kapannya kau punya pacar Gon), Iqbal, Danil,Aji, Risto, Pi’i, pokoknya semua anak-anak Grup B dan semua anak D III yang tidak bisa disebutkan namanya terima kasih atas pertemanannya selama ini.

9. Buat Saudara – saudaraku yang tersayang kak Nana, Bang Cicik, Kak Ita, Bang Reza, Bang Rama, dan Keponakanku yang lucu – lucu Abib, Rifa, Nabilla.

10.My honey bunny sweety Debbie Emalia Fransiska yang tak henti- hentinya mendampingi, serta memberikan semangat.

11.Buat semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas bantuannya.

Untuk menyelesaikan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin agar mencapai hasil yang sempurna dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2009 Penulis


(5)

10

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Metodologi Penelitian ... 3

BAB II PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000 ... 6

A. Sejarah Perusahaan... 6

B. Struktur Organisasi ... 7

C. Laporan Keuangan ... 14

C.1 Pengertian Manajemen Keuangan ... 14

C.2 Pengertian Laporan Keuangan ... 15

C.3 Bentuk-bentuk Laporan Keuangan ... 17

C.4 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan ... 22

C.5 Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 28

C.6 Metode dan Teknik Analisa ... 29

D. Rasio Keuangan ... 31

BAB III ANALISIS DAN EVALUASI ... 50

A. Analisis Rasio Likuiditas ... 51


(6)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 57 A. Kesimpulan ... 57 B. Saran ... 57


(7)

12

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Laporan Laba (Rugi) Periode 1 Januari-31 Desember 2006 ... 24 Tabel 2.2 Laporan Laba (Rugi) Periode 1 Januari-31 Desember 2007 ... 25 Tabel 2.3 Neraca per 31 Desember 2006 dan 2007 ... 26


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Struktur Organisasi ... 9


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan keuangan memberikan gambaran mengenai perkembangan usaha suatu perusahaan. Perkembangan perusahaan ini sangat penting untuk diketahui oleh berbagai pihak sebagai dasar untuk mengambil keputusan.

Laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang kondisi keuangan suatu perusahaan dari hasil usahanya akan menjadi semakin berarti jika dianalisa lebih lanjut. Sifat dan analisa yang dilakukan tergantung dari kepentingan pihak pemakai.

Pihak yang menggunakan informasi dari laporan keuangan terdiri dari pihak intern dan ekstern, yaitu para pemilik perusahaan, pihak manajemen, para kreditur, investor, pemerintah dimana perusahaan tersebut berdomisili, karyawan perusahaan dan serikat pekerjanya, serta masyarakat umum. Masing-masing pihak tersebut mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dalam menganalisis data keuangan suatu perusahaan. Karenanya, dalam melakukan analisis data keuangan suatu perusahaan, sifat analisis dan informasi yang dibutuhkan tergantung pada kebutuhan para pemakai dan masalah yang tercakup. Melihat peranan penting dari analisis laporan keuangan sebagai masukan dari pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil keputusan berkenaan dengan kegiatan pengelolaan perusahaan,


(10)

Rasio Laporan Keuangan Untuk Menilai Keadaaan Keuangan PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000”.

B. Perumusan Masalah

Mengingat luasnya masalah yang terdapat dalam menganalisis laporan keuangan, penulis merasa perlu merumuskan masalah dalam pembuatan skripsi ini sehingga jelas dan mudah dimengerti. Dalam pembahasan skripsi ini masalah yang dirumuskan yaitu:

• Bagaimana perkembangan keuangan PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000 pada tahun 2006 dan 2007, dengan menggunakan analisis laporan keuangan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah:

1. Untuk mengetahui keadaan keuangan PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000.

2. Untuk menerapkan Teori Analisis Laporan Keuangan yang diperoleh di perkuliahan

3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan di bidang keuangan pada PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000.


(11)

3

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi perusahaan, dapat dijadikan bahan masukan mengenai manfaat penggunaan analisis ratio keuangan ini.

2. Bagi penulis, dapat dijadikan bahan studi perbandingan antara kenyataan dan teori.

3. Bagi peneliti lainnya,untuk dapat memberikan masukan atas perencanaan operasi mendatang.

D. Metodologi Peneliltian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif. Menurut Husein (2002:32) ”Metode Deskriptif merupakan metode analisis dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyajikan, menganalisis, dan mengklarifikasikan serta menginterprestasikan sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai pengumpulan data, penyusunan dan analisis data untuk mengetahui gambaran umum objek yang diteliti”.

Dalam rangka penulisan skripsi ini maka digunakan dua macam teknik pengumpulan data, yaitu :

1. Penelitian Pustaka

Penelitian ini dilakukan dengan memperlihatkan data-data yang tersedia di dalam perpustakaan, yaitu dengan cara membaca buku-buku, majalah-majalah, serta literatur-literatur lainnya.


(12)

2. Penelitian Lapangan

Penelitian ini dilakukan dengan mengunjungi perusahaan, dalam hal ini PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000 guna memperoleh data yang diperlukan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Wawancara

Wawancara adalah tindakan melakukan tanya jawab dengan pihak perusahaan berkaitan dengan masalah yang akan ditulis.

b. Pengamatan

Pengamatan adalah tindakan mengamati kegiatan perusahaan secara langsung.

Jenis dan Sumber Data

Dari pengumpulan data di atas akan diperoleh dua macam data, yaitu : 1. Data primer

Data yang diperoleh langsung dari perusahaan baik hasil tanya jawab maupun pengamatan.

2. Data sekunder

Data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan di perusahaan. Kemudian kedua macam data tersebut diolah dan dianalisa serta disajikan dalam bentuk tertulis dengan tabel dan grafik dari perusahaan. Kemudian dari hasil pengolahan dan analisa diambil kesimpulan.


(13)

BAB II

PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000

A. SEJARAH PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000

AUTO 2000 adalah jaringan jasa penjualan, perawatan, perbaikan dan penyediaan suku cadang Toyota yang manajemennya ditangani penuh oleh PT. Astra International Tbk.

Saat ini AUTO 2000 adalah main dealer Toyota terbesar di Indonesia, yang menguasai antara 70-80 % dari total penjualan Toyota. Dalam aktivitas bisnisnya, AUTO 2000 berhubungan dengan PT. Toyota Astra Motor yang menjadi agen tunggal pemegang merek (ATPM) Toyota.

AUTO 2000 berdiri pada tahun 1975 dengan nama Astra Motor Sales, dan baru pada tahun 1989 berubah nama menjadi AUTO 2000. AUTO 2000 berkembang pesat karena memberikan berbagai pelayanan yang memudahkan bagi calon pembeli maupun pengguna kenderaan Toyota. Dengan slogan “Urusan Toyota jadi mudah!” AUTO 2000 selalu mencoba menjadi yang terdepan dalam pelayanan. Produk-produk AUTO 2000 yang inovatif seperti THS (Toyota Home Service), Express Maintenance (servis berkala hanya satu jam) dan Express Body Paint (perbaikan body 3 panel dalam 8 jam saja) Booking Service mencerminkan perhatian AUTO 2000 yang tinggi kepada pelanggannya.


(14)

outlet , AUTO 2000 juga memiliki dealer yang tersebar di seluruh Indonesia (disebut indirect), yang totalnya berjumlah 67 outlet. Dengan demikian, terdapat 133 cabang yang mewakili penjualan AUTO 2000 di seluruh Indonesia. 48 Bengkel milik AUTO 2000 merupakan yang terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara. Disamping itu AUTO 2000 juga memiliki 407 Partshop yang menjamin keaslian suku cadang produk Toyota.

.

B. Struktur Organisasi PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000 ”Organisasi merupakan wadah (wahana) bagi sumber daya manusia dan sumber daya alam dalam upaya mencapai suatu tujuan yang ditetapkan sebelumnya” (Syamsudin, 2002:8). Dengan adanya perkembangan dan pertumbuhan menyebabkan tugas dan pekerjaan yang harus diselesaikan oleh atasan yang semakin banyak, sebab masalah yang terjadi dan akan muncul kompleks. Oleh sebab itu, harus dilakukan pembagian tugas dan pekerjaan untuk meringankan beban kerja seorang atasan oleh beberapa orang yang mempunyai kemampuan dalam menjalankan tugas dan pekerjaan tersebut.

Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi yang berbeda-beda sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilakukan. Bentuk struktur organisasi suatu perusahaan hendaknya dibuat dengan terperinci dan memperhatikan hal-hal yang bersifat penting. Di mana struktur organisasi hendaknya dibuat dengan memberikan gambaran yang jelas dan tepat mengenai pembagian tugas dan tanggung jawab antara atasan dan bawahan yang terdapat dalam bidang-bidang yang berkaitan dengan perusahaan. Semakin banyak jenis kegiatan suatu


(15)

7

perusahaan, maka akan semakin kompleks struktur organisasinya dan demikian sebaliknya.

Ada tiga macam bentuk struktur organisasi yang umum digunakan oleh perusaan-perusahaan, antara lain :

1. Strutur organisasi berbentuk fungsional, adalah struktur organisasi yang membentuk suatu fungsi-fungsi tertentu serta dibentuk berdasarkan fungsinya di perusahaan.

2. Struktur organisasi berbentuk garis, adalah strutur organisasi yang membentuk suatu garis lurus, dari jabatan tertinggi hingga terendah.

3. Strutur organisasi berbentuk lini, adalah struktur organisasi yang membentuk lini atau bagian-bagian tertentu.

Struktur organisasi yang terdapat pada PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000 adalah berbentuk fungsional, yakni setiap bagian yang dibentuk berdasarkan fungsi-fungsi terhadap perusahaan. Kantor cabang merupakan suatu profit dan loss yang mana pimpinan berkewajiban mengelola seluruh harta melalui fungsi-fungsi kegiatan perusahaan yang terlihat pada susunan organisasi perusahaan.

Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000 dapat kita lihat sebagai berikut:


(16)

Gambar 1. STRUKTUR ORGANISASI PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000

KOMISARIS

DIRUT

DIREKTUR KEUANGAN /

UMUM

DIREKTUR PEMASARAN

KABAG KEUANGAN

KABAG ADM / UMUM

KABAG PEMASARAN

PIMPINAN PROYEK

AKUNTANSI ADM / UMUM SALES

SITE MANAGER

Sumber : PT. ASTRA INTERNASIONAL,


(17)

Tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap jabatan dalam perusahaan adalah : Komisaris

Tugas dan wewenang Komisaris adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pengawasan atas kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perseroan serta memberikan nasehat kepada direksi.

2. Komisaris baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu dalam jam kerja kantor perseroan berhak memasuki bangunan dalam halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh perseroan dan berhak memeriksa semua pembukuan, serta dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh direksi.

Direktur Utama

Tugas dan wewenang Direktur Utama adalah sebagai berikut :

1. Menentukan arah kebijaksanaan serta menentukan cara kerja sesuai dengan tujuan perusahaan.

2. Mengawasi jalannya operasi perusahaan dan mempertimbangkan, menyetujui serta mengesahkan segala bentuk kegiatan operasi perusahaan dan kegiatan lainnya.

4. Melaporkan hasil usaha dan operasi perusahaan kepada Komisaris Utama.

5. Menerima pertanggung jawaban dari masing-masing bagian yang dibawahinya yakni dari Direktur Keuangan/Umum dan Direktur Pemasaran.


(18)

Direktur Keuangan/Umum

Tugas dan wewenang Direktur Keuangan/Umum adalah sebagai berikut : 1. Menerima pertanggung jawaban dari bagian-bagian yang membawahinya. 2. Menganalisa dan pembukuan secara periodik.

3. Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada staff keuangan dan pembukuan dalam melaksanakan tugasnya.

4. Menerapkan dan meningkatkan disiplin kerja.

5. Menetapkan gaji karyawan yang baru dengan berkonsultasi dengan direktur lainnya.

6. Merencanakan, mempersiapkan dan mengawasi personil-personil bagiannya sehingga mencapai sasaran yang ditentukan perusahaan.

Direktur Pemasaran

Tugas dan wewenang Direktur Pemasaran adalah sebagai berikut :

1. Mengambil keputusan dalam menjalankan strategi pemasaran dengan mengumpulkan data atau saran dan berkomunikasi dengan Direktur Utama. 2. Memonitor dan mempertanggung jawabkan kelancaran kredit mobil.

3. Mengadakan pengawasan terhadap aktivitas kompetitor yang dapat mempengaruhi pemasaran dan mengambil langkah seperlunya.

4. Mengadakan rapat secara periodik yang berkaitan dengan pemasaran minimal sekali dalam sebulan.


(19)

11

Kabag Keuangan

Tugas dan wewenang Kabag Keuangan adalah sebagai berikut : a. Menyerahkan uang penjualan setiap hari ke kasir.

b. Memeriksa kebenaran dari jumlah uang yang diserahkan. Kabag Administrasi / Umum

Tugas dan wewenang Kabag Administrasi/Umum adalah sebagai berikut : a. Mengontrol terhadap catatan waktu hadir dan waktu kerja karyawan.

b. Mengontrol pembayaran biaya-biaya rutin seperti rekening telepon, air, listrik, retribusi sampah, dan lain-lain agar tidak terjadi keterlambatan pembayaran. c. Menjaga keamanan ketekunan dalam berkerja disekitar perusahaan.

d. Menerima pertanggungjawaban dari bawahannya. Kabag Pemasaran

Tugas dan wewenang Kabag Pemasaran adalah sebagai berikut : a. Menyiapkan dokumen pemasaran seperti brosur dan surat pesanan.

b. Mempersiapkan dokumen-dokumen penagihan seperti kwitansi dan sebagainya.

Pimpinan Proyek

Tugas dan wewenang Pimpinan Proyek adalah sebagai berikut : a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan proyek.

b. Menandatangani faktur penerimaan dan pengeluaran barang. c. Mengatur dan mengurus penerimaan dan pengeluaran barang.


(20)

Akuntansi

Tugas dan wewenang Akuntasi adalah sebagai berikut :

a. Memonitor syarat pembayaran, tanggal giro dan nomor AC dari giro yang diterima via salesman.

b. Mencatat transaksi hutang dan piutang dagang.

c. Menyelenggarakan pengarsipan karbon, laoran dan dokumen pembukuan. d. Membantu kabag keuangan membuat laporan mingguan dan bulanan.

Administrasi Umum

a. Melaksanakan pembayaran rekening telepon, air, listrik, dan lainlain.

b. Membantu kabag umum mengontrol jadwal waktunya pemeliharaan mesin seperti AC, mesin fotocopy, komputer, dan lain-lain.

Salesman

a. Menjalin hubungan kerja sama antar bagian perusahaan dan dengan para langganan.

b. Menyediakan laporan yang menjadi kewajibannya untuk diserahkan tepat waktu.

Site Manager

a. Mengadakan konfirmasi atau pencocokan saldo tagihan dan barang baik jumlah maupun jenisnya.

b. Meneliti order barang sehubungan dengan pemasukan barang ke proyek yang ditangani.


(21)

13

C. Laporan Keuangan

C.1 Pengertian Manajemen Keuangan

Dalam suatu perusahaan, peranan dari manajemen keuangan sangat penting. Manajemen Keuangan menurut Abdullah (2001:4) adalah “semua aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin."

Meskipun tugas dan tanggungjawab manajemen keuangan berlainan di setiap perusahaan, namun tugas pokoknya meliputi keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden suatu perusahaan. Dengan demikian tugas pokok manajer keuangan adalah merencanakan untuk memperoleh data dan menggunakan data tersebut untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Menurut Abdullah (2001:23) ”kegiatan penting yang lain dari manajer keuangan menyangkut empat aspek, yaitu:

1. Perencanaan dan peramalan.

2. Keputusan investasi dan pembayaran. 3. Penggunaan dana perusahaan yang efisien. 4. Penggunaan pasar uang dan pasar modal”.


(22)

C.2 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Myer yang diterjemahkan oleh Munawir (2002:7) mengatakan : “Laporan Keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh Akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan)”.

Pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahaan modal. Sebelum menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan sebuah, seorang penganalisa harus mempunyai pengertian yang mendalam mengenai tentang bentuk-bentuk maupun prinsip-prinsip penyusunan laporan keuangan serta masalah yang mungkin timbul dalam penyusunan laporan tersebut. Perusahaan harus mempertimbangkan berbagai hal yang mempengaruhi laporan keuangan perusahaan.

Di mana neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, sedangkan perhitungan (laporan) rugi laba memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan, menunjukkan sumber dan penggunaan dana perusahaan yang digunakan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal, karena penggunaan dana yang telah direncanakan oleh perusahaan, tetapi dalam prakteknya sering diikutsertakan kelompok lain yang sifatnya membantu perusahaan untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut, misalnya laporan perubahan modal kerja, laporan sumber dan penggunaan kas


(23)

15

atau laporan arus kas, laporan sebab-sebab perubahan laba kotor, laporan biaya produksi serta daftar-daftar lainnya.

Menurut Munawir (2002:6) dikatakan bahwa “Laporan Keuangan ialah neraca dan perhitungan rugi laba serta keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara lain laporan sumber dan penggunaan dana-dana.” Untuk perusahaan besar yang terdiri dari banyak pemegang saham, di samping laporan keuangan (finansial), sebaiknya ditambah keterangan-keterangan tentang :

• Kondisi dan faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi. • Usaha-usaha yang lalu, sekarang maupun yang akan datang. • Luasnya produksi.

• Kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan. • Penelitian dan pengembangan.

• Kebijakan mengenai deviden, dan sebagainya.

C.3 Bentuk-bentuk Laporan Keuangan

Sebelum menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan, seorang penganalisa harus mempunyai pengertian yang mendalam tentang bentuk-bentuk maupun prinsip-prinsip penyusunan laporan keuangan serta masalah-masalah yang mungkin timbul dalam penyusunan laporan tersebut. Berikut ini akan disajikan bentuk-bentuk laporan keuangan.


(24)

Tujuan neraca adalah untuk mewujudkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana bukti-bukti ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, neraca sering disebut dengan Balance Sheet”. Neraca terbagi atas tiga bagian utama, yaitu aktiva, hutang dan modal.

• Aktiva

Dalam pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya, misalnya : goodwill, hak paten, hak menerbitkan dan sebagainya.

Menurut Munawir (2002:21) ”aktiva dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dipakai dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal)”.

Penyajian pos-pos aktiva lancar didasarkan pada urutan likuiditasnya, sehingga penyajiannya adalah sebagai berikut :

a. Kas atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan operasi perusahaan. Termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para langganan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand deposit.


(25)

17

b. Investasi jangka pendek

Investasi yang sifatnya sementara (jangka pendek) dengan maksud untuk memanfaatkan uang kas yang untuk sementara belum dibutuhkan dalam operasi.

c. Piutang wesel

Tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu wesel atau perjanjian yang diatur dalam Undang-Undang.

d. Piutang dagang

Tagihan kepada pihak lain (kreditor atau langganan) sebagai akibat adanya penjualan barang dengan secara kredit.

e. Persediaan

Semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih di gudang atau masih belum laku dijual.

f. Hutang penghasilan atau penghasilan yang masih harus diterima.

Penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena perusahaan telah memberikan jasa atau prestasi pihak lain itu belum dinikmati oleh perusahaan pada periode ini melainkan pada periode berikutnya.

Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang (mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan). Yang termasuk aktiva tidak lancar adalah :


(26)

• Saham dari perusahaan lain, obligasi atau pinjaman kepada perusahaan lain.

• Aktiva tetap yang tidak ada hubungannya dengan usaha perusahaan. • Dalam bentuk dana-dana yang sudah mempunyai tujuan tertentu. b. Aktiva tetap

Yaitu kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya nampak atau konkrit. Aktiva tetap dapat berupa :

• Tanah yang diatasnya didirikan bangunan atau digunakan untuk operasi perusahaan.

• Bangunan • Mesin • Inventaris

• Kendaraan dan perlengkapan atau alat-alat lainnya. c. Aktiva tetap tidak berwujud

Yaitu kekayaan perusahaan yang secara fisik tidak nampak, tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan. Yang termasuk aktiva tetap tidak berwujud adalah :

• Hak cipta • Merk dagang • Biaya pendirian • Lisensi


(27)

19

d. Beban yang ditangguhkan

Yaitu menunjukkan adanya pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang (lebih dari satu tahun) atau suatu pengeluaran yang akan dibebankan juga pada periode-periode berikutnya. Yang termasuk beban yang ditangguhkan adalah :

• Biaya pemasaran • Diskonto

• Obligasi

• Biaya pembukaan perusahaan • Biaya penelitian dan sebagainya e. Aktiva lain-lain

Yaitu menunjukkan kekayaan atau aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya, misalnya : gedung dalam proses tanah, tanah dalam penyelesaian, piutang jangka panjang dan sebagainya.

1. Hutang

Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan ke dalam hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang jangka panjang.


(28)

neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang lancar meliputi :

a. Hutang dagang

Yaitu hutang yang timbul karena adanya pembelian barang dengan secara kredit.

b. Hutang wesel

Yaitu hutang yang disertai dengan janji tertulis (yang diatur dengan Undang-Undang) untuk melakukan pembayaran sejumlah tertentu pada waktu tertentu di masa yang akan datang.

2. Modal

Modal adalah merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.

A. Laporan Rugi Laba

Seperti diketahui laporan rugi laba merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, dan rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Menurut Munawir (2002:29) “prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan dalam laporan rugi laba adalah sebagai berikut :

1. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan (penjualan barang dagangan) diikuti dengan harga pokok dari barang yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor.


(29)

21

2. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum dan administrasi.

3. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan, yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi di luar usaha pokok perusahaan.

4. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak”.

C.4 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan

Dalam prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia secara terperinci menjelaskan tentang sifat dan keterbatasan laporan keuangan menurut (Munawir, 2002:10) sebagai berikut:

a. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam pengambilan keputusan ekonomi.

b. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu.

c. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan beberapa pertimbangan.


(30)

mungkin tidak dilakukan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan.

e. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.

f. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakaian laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.

g. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/ transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas).

h. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.

i. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya diabaikan.

Berikut ini adalah laporan keuangan yang terdapat pada PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000 pada tahun 2006-2007.


(31)

23

Tabel 2.1

PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000 (LAPORAN LABA RUGI)

PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2006 ( Dalam Rupiah )

Keterangan 31 Desember 2006

PENGHASILAN

Penjualan 11.650.514.285

I. PEMBIAYAAN

- Beban Tanah 283.440.000

- Beban Bangunan 668.000.000

- Beban Prasarana Pendukung 156.480.000 - Beban Overhead Proyek 33.009.600

Total Pembiayaan 1.140.929.600

Laba Kotor 10.509.584.685

II. BEBAN OPERASI

- Beban Penyusutan 44.393.800

- Beban Pemasaran 32.340.188

- Beban Gaji 200.000.000

- Beban Konsumsi 80.000.000

- Beban Telpon 30.041.460

- Beban Perjalanan Kerja 40.000.000

- Beban Promosi 21.000.000

- Beban Pemeliharaan 10.000.000

- Beban Serba Serbi 8.000.000

Total Beban Operasi 465.775.448


(32)

Tabel di atas menjelaskan tentang laporan Laba Rugi PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000 periode 1 Januari – 31 Desember 2006. Dalam tabel tersebut kita dapat melihat Penghasilan serta Pengeluaran Perusahaan, yang terdiri dari Pembiayaan serta Beban. Berikutnya akan ditunjukkan Laporan Laba Rugi PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000 periode 1 Januari – 31 Desember 2007, dan kemudian kita akan dapat menganalisa Laporan Laba Rugi tersebut.


(33)

25

Tabel 2.2

PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000 (LAPORAN LABA RUGI)

PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2007 ( Dalam Rupiah )

Keterangan 31 Desember 2007

PENGHASILAN

Penjualan 12.063.142.857

I. PEMBIAYAAN

- Beban Tanah 354.300.000

- Beban Bangunan 835.000.000

- Beban Prasarana Pendukung 195.600.000 - Beban Overhead Proyek 41.262.000

Total Pembiayaan 1.426.162.000

Laba Kotor 10.636.980.857

II. BEBAN OPERASI

- Beban Penyusutan 55.492.250

- Beban Pemasaran 40.425.235

- Beban Gaji 250.000.000

- Beban Konsumsi 100.000.000

- Beban Telpon 35.000.000

- Beban Perjalanan Kerja 42.000.000

- Beban Promosi 25.000.000

- Beban Pemeliharaan 20.000.000 - Beban Serba Serbi 10.551.826

Total Beban Operasi 578.469.311


(34)

Analisis laporan keuangan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seorang manager keuangan untuk mengetahui adanya hambatan-hambatan atau masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil untuk operasi perusahaan di masa yang akan datang. Berikut akan disajikan mengenai Neraca PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000 per 31 Desember 2006 dan 2007.


(35)

27

Tabel 2.3

PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000 NERACA

PER 31 DESEMBER 2006 dan 2007 ( Dalam Rupiah )

Keterangan 2007 2006

AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan Setara Kas Piutang Lain - lain Persediaan

Jumlah Aktiva Lancar

Aktiva Tetap

Tanah dan Bangunan Inventaris Kantor Kendaraan

Jumlah Aktiva Tetap

Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku Aktiva Tetap

Aktiva Lain – lain Biaya Pra Operasi Amortisasi

Jumlah Aktiva Lain – lain Total Aktiva 95.578.922 6.076.573.000 45.993.771.435 52.165.923.357 251.500.000 76.669.000 257.000.000 585.169.000

( 55.492.250 ) 529.676.750 - - - - 52.695.600.107 194.358.908 359.829.000 43.073.550.000 43.627.737.908 251.500.000 76.669.000 257.000.000 585.169.000

( 54.380.000 ) 530.389.000 - 1.836.411.892 - - 45.409.769.808


(36)

Keterangan 2007 2006 Kewajiban Jangka Pendek

Uang Muka Penjualan Hutang Lain – lain

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek

Kewajiban Jangka Panjang Bank BTN (Kredit KYG) Hutang Pemegang Saham

Jumlah Kewajiban Jangka Panjang

Modal

Modal Disetor dibagi atas 8.000 lembar saham @ Rp. 1.000.000 dan telah disetor sebesar

Laba tahun berjalan

Jumlah Modal Total Kewajiban dan Modal

4.665.452.993 4.930.700.000 9.596.152.993 7.520.000.000 34.525.935.568 42.045.935.568 8.000.000.000 10.058.511.546 18.058.511.546 69.700.599.707 5.415.560.000 21.198.800 5.436.758.800 5.880.000.000 33.732.560.000 39.612.560.000 8.000.000.000 10.043.809.237 18.043.809.237 63.093.128.030

Pada Neraca di atas tertera jumlah aktiva lancar pada tahun 2006 sebesar Rp. 43.627.737.908, dan tahun 2007 sebesar Rp. 52.165.923.357. Jumlah aktiva tetap pada tahun 2006 Rp. 585.169.000 dan tahun 2007 tetap yakni Rp. 585.169.000. Nilai buku aktiva tetap Rp. 530.389.000 pada tahun 2006, serta tahun 2007 sebesar Rp. 529.676.750. Sehingga total aktiva pada tahun 2006 adalah Rp. 45.409.769.808, dan tahun 2007 totalnya Rp. 52.695.600.107.


(37)

29

C.5 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan bersangkutan. Agar data keuangan tersebut akan lebih berarti maka laporan keuangan itu harus dianalisa. Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan, faktor yang paling utama yang perlu diperhatikan oleh penganalisa adalah sebagai berikut :

a. Likuiditas, adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi.

b. Solvabilitas, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya.

c. Rentabilitas atau profitability, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

d. Stabilitas usaha, adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil.

C.6 Metode dan Teknik Analisa

Analisa-analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan-hubungan dari tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan


(38)

Analisa horisontal adalah analisa dengan mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat sehingga akan diketahui perkembangannya. Analisa vertikal adalah apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan”.

D. Rasio Keuangan

D.1 Pengertian Analisis Ratio Keuangan

Mengadakan analisa hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan adalah merupakan dasar untuk dapat mengetahui kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan laporan keuangan yang diperbandingkan, termasuk data tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam jumlah rupiah, persentase serta trendnya, penganalisa menyadari bahwa beberapa rasio secara individu akan membantu dalam menganalisa dan menginterpretasikan posisi keuangan suatu perusahaan. Analisis rasio adalah suatu analisa yang menggunakan rasio atau perbandingan antara dua macam data keuangan guna mengetahui kondisi dan prestasi dari sebuah perusahaan.

Analisis rasio seperti halnya alat-alat analisa yang lain adalah "future oriented”, oleh karena itu penganalisa harus mampu untuk menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu ini dengan faktor-faktor-faktor-faktor di masa yang akan datang yang mungkin akan mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan.

Tujuan tiap penganalisa pada umumnya adalah untuk mengetahui tingkat rentabilitas dan likuiditas dari perusahaan yang bersangkutan, oleh karena itu angka-angka rasio pada dasarnya juga dapat digolongkan antara lain:


(39)

31

1. Rasio-rasio likuiditas 2. Rasio-rasio solvabilitas 3. Rasio-rasio rentabilitas D.2 Macam-macam Rasio Keuangan

1. Ratio Likuiditas

Menurut Munawir (2002:70) ”rasio likuiditas yaitu rasio yang digunakan untuk menganalisa dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, dan sangat membantu manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan, serta penting bagi kredit jangka panjang dan pemegang saham untuk mengetahui prospek dari deviden dan pembayaran bunga di masa yang akan datang”.

Suatu perusahaan dikatakan mempunyai posisi keuangan yang kuat apabila mampu :

a. Memenuhi kewajiban-kewajibannya tepat pada waktunya, yaitu pada saat ditagih (kewajiban keuangan terhadap pihak ekstern). b. Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi yang normal

(kewajiban keuangan terhadap pihak intern). c. Membayar bunga dan deviden yang dibutuhkan. d. Memelihara tingkat kredit yang menguntungkan.

e. Memenuhi kewajiban-kewajibannya tepat pada waktunya, yaitu pada saat ditagih (kewajiban keuangan terhadap pihak ekstern). f. Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi yang normal


(40)

Beberapa rasio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa dan menginterpretasikan data dalam analisis posisi keuangan jangka pendek (likuiditas) yaitu :

a) Cash Ratio

Yang dimaksud dengan cash ratio adalah perbandingan antara jumlah kas ditambah dengan efek terhadap pasiva lancar.

Jumlah Kas + Efek

Cash Ratio = --- x 100% Pasiva Lancar

b) Quick Ratio

Quick ratio yaitu perbandingan antara aktiva lancar (tidak termasuk persediaan) dengan hutang lancar yang merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir sebagai uang kas, walaupun kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid daripada piutang.

Aktiva Lancar - Jumlah Persediaan

Quick Ratio = --- x 100% Passiva Lancar

c) Working Capital to Total Asset Ratio

Working Capital to Total Asset Ratio yaitu perbandingan antara aktiva lancer dikurangi pasiva lancer terhadap total aktiva.

Aktiva Lancar – Passiva Lancar

Working Capital = --- x 100% Total Aktiva


(41)

33

2. Laverage Ratio

Laverage Ratio yaitu rasio yang digunakan untuk menganalisa dan menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban keuangan yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang, baik dalam keadaan perusahaan masih berjalan dalam keadaan perusahaan dilikuidasi.

Suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya. Sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil daripada jumlah hutangnya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan insolvabel.

Rasio-rasio keuangan yang termasuk dalam Laverage Ratio, antara lain: a. Debt Ratio

Debt Ratio yaitu perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Total Hutang

Debt Ratio = --- Total Aktiva

b. Long Term Debt to Equity

Long Term Debt to Equity yaitu perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.

Hutang Jangka Panjang Long Term Debt to Equity = --- Modal Sendiri


(42)

Total Pasiva Debt to Equity Ratio = ---

Modal Sendiri d. Time Interest Earning Ratio

Time Interest Earning Ratio yaitu perbandingan antara total pasiva dengan total aktiva.

Total Pasiva Time Interest Earning Ratio = ---

Modal Sendiri

3. Profitability Ratio

Profitability Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur profit yang diperoleh dari modal-modal yang digunakan untuk operasi perusahaan, atau rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Beberapa rasio profitabilitas antara lain :

a. Ratio operating income dengan operating assets.

Profitability suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut (operating assets).

Ratio operating income dengan operating assets ini mencerminkan keuntungan yang diperoleh tanpa mengingat darimana sumber modal dan menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan dalam melaksanakan sehari-hari, dan sangat berguna untuk membandingkan antara dua perusahaan atau lebih yang memiliki struktur permodalan yang berbeda atau untuk membandingkan perusahaan yang sama untuk dua periode yang berbeda, karena dengan demikian


(43)

35

maka akan diketahui earning power atau return on investment dari perusahaan yang bersangkutan.

Rasio yang rendah menunjukkan kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:

1. Adanya over investment dalam aktiva yang digunakan untuk operasi dalam hubungannya dengan volume penjualan yang diperoleh dengan aktiva tersebut.

2. Merupakan cermin rendahnya volume penjualan dibandingkan dengan ongkos-ongkos yang diperlukan.

3. Adanya inefisiensi dalam produksi, pembelian dan pemasaran. 4. Adanya kegiatan ekonomi yang menurun.

Pendapatan sebelum pajak

ROA = --- x 100% Total aktiva

b. Turnover dari Operating Assets Ratio

Merupakan rasio antara jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi terhadap jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tersebut. Dengan rasio ini dapat diketahui tentang sampai seberapa jauh suatu aktiva telah dipergunakan di dalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan berapa kali operating assets berputar dalam suatu periode tertentu, biasanya, biasanya satu tahun.

Rasio perputaran dari operating assets ini mempunyai kelemahan-kelemahan, antara lain :


(44)

2. Tingkat penjualan yang diperoleh kemungkinan sekali dipengaruhi oleh berbagai faktor di luar kemampuan perusahaan untuk diatasi.

Untuk menghindari kelemahan-kelemahan tersebut di atas, maka turnover ini dapat dihubungkan dengan tingkat profit margin, yang diperoleh dengan cara membagi laba yang diperoleh dengan total penjualan netto.

Laba bersih

Net profit margin = --- x 100% Total pendapatan operasional

Laba kotor

Gross profit margin = --- x 100% Total pendapatan

c. Return On Investment

Return on investment (ROI) merupakan teknik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan, dan dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh. Rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut.

Besarnya return on investment dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :

1. Turn over dari operating assets, yaitu tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi.

2. Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam prosentase dan jumlah penjualan bersih, dimana profit margin


(45)

37

ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya.

Kegunaan atau keuntungan dari return on investment adalah : a. Mempunyai sifat yang menyeluruh.

b. Dapat dibandingkan efisiensi penggunaan modal dengan perusahaan lain yang sejenis.

c. Dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan yang dilakukan oleh bagian lain, yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan.

d. Dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

Sedangkan kelemahan-kelemahan dari return on investment adalah :

a. Sukar untuk membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis karena praktek akuntansi yang digunakan oleh masing-masing perusahaan berbeda-beda.

b. Fluktuasi nilai dari uang.

Laba bersih

Return on investment (ROI) = --- x 100% Total aktiva

Laba bersih

Return onequity = --- x 100% Jumlah ekuitas


(46)

1) Rasio likuiditas

Jumlah Kas + Efek

a. Cash Ratio = --- x 100% Pasiva Lancar

b.

Keterangan: dalam rasio cepat setiap tahunnya ada kenaikan yang tahun 2006 dari 0,10% di tahun 2007 menjadi 0,64%.

c. Working Capital to Total Asset Ratio . 0,009 %

% 100 2007 0,03 % % 100 2006 = = = = x Rp. 9.596.152.993 Rp. 95.578.922 Tahun

x Rp. 5.436.758.800 Rp. 194.358.908 Tahun % 100 x lancar Passiva persediaan jlh lancar Aktiva

Quick ratio = −

0,64 % % 100 Rp. 45.993.771.435 Rp. 52.165.923.357 2007 0,10 % 100 2006 = − = = − = x Tahun x Rp 5.436.758.800 Rp 43.073.550.000 Rp 43.627.737.908 Tahun Rp 9.596.152.993 % % 100 x aktiva Total lancar Passiva lancar Aktiva capital


(47)

39

2) Rasio Leverage ( Leverage Ratio )

a. Debt Ratio

Total Hutang Debt Ratio = ---

Total Aktiva 45.049.318.800 Tahun 2006 = ---

45.409.769.808 = 0,99

51.642.088.661 Tahun 2007 = ---

52.695.600.107

= 0,98

b. Long Term Debt to Equity Ratio

Hutang Jangka Panjang Long Term Debt to Equity Ratio = ---

Modal Sendiri 39.612.560.000 Tahun 2006 = ---

19.650.514.285 = 2,01 0,81 % % 100 2007 0,82 % 100 % 2006 = − = = − = x Tahun x Tahun Rp. 43.627.737.908 Rp. 5.436.758.800

Rp. 46.049.318.800 3

Rp. 52.165.923.357 Rp. 9.596.152.993 Rp. 52.695.600.107


(48)

c. Debt to Equity Ratio

Total Passiva

Debt to Equity Ratio = --- Modal

63.093.128.030 Tahun 2006 = ---

19.650.514.285 = 3,21

69.700.599.707 Tahun 2007 = ---

20.063.142.857 = 3,47

d. Time Interest Earned Ratio

Total Pasiva Time Interest Earned Ratio = ---

Total Modal Sendiri 63.093.128.030 Tahun 2006 = ---

8.000.000.000 = 7,88

69.700.599.707 Tahun 2007 = ---

8.000.000.000 = 8,71


(49)

41

3) Rasio Aktivitas ( Activity Ratio ) a. Total Asset Turn Over

b. Fixed Asset Turn Over

c. Inventory Turn Over

1 kali x aktiva Total penjualan Total over turn asset

Total =

. 0,02 x 1 kali 2007 0,02 x 1 kali 2006 = = = = x Rp 69.700.599.707 Rp 2.063.142.857 Tahun x Rp 63.093.128.030

Rp 1.650.514.285 Tahun 1 kali tan x lancar aktiva l operasiona pendapa Total over turn asset

Fixed =

. 3,52 x 1 kali 2007 2,82 x 1 kali 2006 = = = = x Rp 585.169.000

Rp 2.063.142.857 Tahun

x Rp 585.169.000

Rp 1.650.514.285 Tahun 1 kali x persediaan Jumlah Total penjualan over turn


(50)

d. Rata-rata Periode Penjualan `

e. Perputaran Piutang

. 0,04 x 1 kali 2007 0,03 x 1 kali 2006 = = = = x Rp 45.993.771.435

Rp 2.063.142.857 Tahun

x Rp 43.073.550.000

Rp 1.650.514.285 Tahun hari x Tahun hari x Tahun 9.125 hari 1 . 0,04 x 365 2007 1 0,03 x 365 2006 = = 12.166 hari = = 1

tang x

Jumlah piutang penjualan Total

g piu

Perputaran =

kali x Tahun kali x Tahun 0,33 x 1 . 6.076.573.000 2.063.142.857 2007 1 359.829.000 1.650.514.285 2006 = = 4,58 x = = hari x over turn Investasi hari penjualan periode rata


(51)

43

f. Rata-rata Periode pengumpulan Piutang

g. Working Capital Turn Over

a. Profitability Ratio

a. Return on Asset (ROA)

hari x Perputaran Piutang hari periode rata

Rata − = 365 1

hari hari x Tahun hari x 4,58 x Tahun 1.106 1 . 0,33 x 365 2007 1 365 2006 = =

79 hari = = 1 x lancar passiva lancar aktiva Total penjualan capital Working − = 1 2007 0,04 1 2006 = − = = − = x Tahun x Rp 43.627.737.908

Rp 1.650.514.285 Tahun

Rp 5.436.758.800

Rp 2.063.142.857

Rp 52.165.923.357 Rp 9.596.152.993 0,05 % 100 x pajak sebelum pendapatan


(52)

b. Net Profit Margin

Laba Kotor c. Gross Profit Margin = ---

Total Pendapatan 10.509.584.685 Tahun 2006 = ---

11.609.514.285 = 0,90

10.636.980.857 Tahun 2007 = ---

12.063.142.857 = 0,88 . 0,02 2007 0,03 2006 = = = = Rp 52.695.600.107 Rp 636.980.857 Tahun

Rp 46.049.318.800 Rp 509.584.685 Tahun

% 100

arg x

l operasiona pendapatan Total bersih Laba in m profit

Net =

. 0,03 2007 0,02 2006 = = = = Rp 2.063.142.857 Rp 53.511.546 Tahun

Rp 1.650.514.285 Rp 42.809.237 Tahun


(53)

45

d. Return on Investment (ROI)

e. Return on Equity (ROE)

. 0,001 2007 0,0009 2006 = = = = Rp 52.695.600.107 Rp 53.511.546 Tahun

Rp 46.049.318.800 Rp 42.809.237 Tahun . 0,05 2007 0,04 2006 = = = = Rp 1.053.511.546 Rp 53.511.546 Tahun

Rp 1.000.000.000 Rp 42.809.237 Tahun % 100 x aktiva Total bersih Laba ROI = % 100 x ekuitas Jumlah bersih Laba ROE =


(54)

Salah satu tujuan dari perusahaan adalah memperoleh laba. Dengan diperolehnya laba, perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan juga dapat mengembangkan perusahaan yang baik dalam bentuk kuantitasnya (operasional perusahaan) maupun dalam bentuk kualitasnya (pelayanan terhadap konsumen), berikut ini akan disajikan rasio-rasio tersebut dalam bentuk tabel yaitu :

Tabel 3.1

PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000 Rasio Perbandingan

Tahun 2006 dan 2007

No. Keterangan 2006 2007

01

Liquidity Ratio

a. Cash Ratio 0.03 % 0.009 %

b. Quick Ratio 0.10 % 0.64 %

c. Working Capital to Total Asset Ratio

0.82 % 0.81 %

02. Leverage Ratio

a. Debt Ratio 0.99 0.98


(55)

47

No. Keterangan 2006 2007

c. Debt to EquityRatio d. Time Interest Earned Ratio

3.21 7.88

3.47 8.71

03. Activity Ratio

a. Total Asset Turn Over 0.02 x 0.02 x b. Fixed Asset Turn Over 2.82 x 3.52 x c. Inventory Turn Over 0.03 x 0.04 x

d. Rata-rata Periode Penjualan 12166 hari

9125 hari e. Perputaran Piutang 4.58 x 0.33 x

f. Rata-rata Periode

pengumpulan Piutang 79 hari 1106

hari g. Working Capital Turn

Over 0.04 x 0.05 x

04. Profitability Ratio

a. Return on Asset ( ROA ) 0.01 % 0.02 % b. Net Profit Margin

c. Gross Profit Margin

0.02 % 0.90

0.03 % 0.88 d. Return on Investment (

ROI )

0.0009 %

0.001 % e. Return on Equity ( ROE ) 0.04 % 0.05 %


(56)

A. Analisa Rasio Likuiditas (Ratio Liquidity)

1. Cash Ratio

Dari laporan keuangan perusahaan selama periode 2006-2007 menunjukkan tendensi penurunan cash ratio dengan penurunan sebesar 0.021 %. Hal ini menunjukkan gejala kurang mampunya cash ratio dengan baik dalam menjamin atau memenuhi setiap Rp. 1,- hutang lancar.

2. Quick Ratio

Quick Ratio PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000 pada tahun 2006 adalah 0.10 %, sedangkan pada tahun 2007 sebesar 0.64 %. Yang bahwa setiap tahun berturun berarti kemampuan membayar kewajiban lancar perusahaan dalam setiap Rp. 1,- aktiva lancar yang lebih likuid selama periode akuntansi mengalami penurunan.

3. Working Capital to Total Asset

Working capital to total asset ratio tahun 2006 adalah 0.82 % artinya likuiditas dari total asset dan komposisi modal kerja ( netto ) adalah sebesar 0.82 %, dan pada tahun 2007 working capital to total asset adalah 0.81 % artinya likuiditas dari total asset dan komposisi modal kerja ( netto ) adalah sebesar 0.81 %.


(57)

49

B. Analisa Rasio Laverage (Leverage Ratio)

1. Debt Ratio

Berdasarkan tabel rasio diatas terlihat bahwa selama periode tahun 2006-2007 debt ratio PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000 mengalami penurunan mdari 0.99 menjadi 0.98.

2. Long Term Debt to Equity Ratio

Dari tabel diatas diketahui kondisi likuiditas perusahaan meningkat dimana pada tahun 2006 long term debt to equity ratio adalah 0.87, sedangkan tahun 2007 adalah 0.79 .

3. Debt to Equity Ratio

Pada tahun 2006 debt t equity ratio sebesar 1.05, sedangkan pada tahun 2007 adalah 1.01. Pada tahun 2007 rasio ini mengalami penurunan 0.04.

4. Time Interest Earned Ratio

Pada tahun 2006 time interest earned ratio sebesar 1.16, kemudian pada tahun 2007 turun menjadi 1.13.

C. Analisa Rasio Aktivitas (Activity Ratio) 1. Total asset Turn Over

Total asset turn over pada tahun 2006 adalah 0.3 x yang artinya dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva rata-rata dalam satu tahun


(58)

0.4 x yang artinya dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva rata-rata dalam satu tahun berputar 0.4 x atau setiap Rp. 1,- aktiva selama setahun dapat menghasilkan revenue sebesar Rp. 0.4.

2. Fixed Asset Turn Over

Fixed asset turn over pada PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000 pada tahun 2006 seperti terlihat pada tabel diatas mengalami kenaikan sebesar 0.7 x berarti kemampuan aktiva tetap perusahaan dalam setiap rupiahnya meningkat sebesar 0.7 x hal ini dapat dikatakan perbandingan ini mempunyai kondisi yang cukup baik. Dimana dengan modal yang tertanam dalam setiap rupiah aktiva tetap menghasilkan perputaran pendapatan Rp. 0.7.,-.

3. Inventory Turn Over

Inventory turn over tahun 2006 adalah 0.03 x yang artinya dana yang tertanam dalam inventory berputar rata-rata Rp. 1,96,- dalam setahun. Pada tahun 2007 inventory turn over adalah 0.04 x yang artinya dana yang tertanam dalam inventory berputar rata-rata adalah Rp. 0.04,-. Maka dapat dikatakan inventory turn over pada tahun 2006 pada PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000 lebih baik dibandingkan dengan tahun 2006

4. Rata-rata Periode Penjualan

Pada tahun 2006, periode rata-rata penjualan ialah 12.166 hari, sedangkan pada tahun 2007 periode rata-rata penjualan adalah 9.125 hari.


(59)

51

5. Perputaran Piutang

Pada tahun 2006 perputaran piutang adalah sebesar 4.58 x, yang artinya dalam satu tahun, rata-rata dana yang tertanam dalam piutang 4.58 x. Sedangkan pada tahun 2007 perputaran piutang adalah 0.33 x.

6. Rata-rata periode Pengumpulan Piutang

Average collection period tahun 2006 adalah 79 hari artinya piutang dikumpulkan rata-rata 79 hari sekali. Sedangkan pada tahun 2007 . 7. Working Capital Turn Over

Pada tahun 2006 dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 0.04 x dalam setahun. Sedangkan pada tahun 2007 dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 0.05 x.

D. Analisa Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

1. Return on Asset ( ROA )

Pada tahun 2006 return on Asset perusahaan adalah 0.01 %, artinya setiap satu rupiah aktiva mampu menghasilkan keuntungan sebelum bunga dan pajak sebesar Rp. 0.01. Pada tahun 2007 return on asset perusahaan meningkat menjadi 0.02 %.

2. Net Profit Margin

Tahun 2006 net profit margin perusahaan adalah 0.02 %, artinya setiap satu rupiah penjualan menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp.


(60)

3. Return on Investment ( ROI )

Tahun 2006 return on investment perusahaan adalah 0.0009 %. Sedangkan pada tahun 2007 return on investment meningkat menjadi 0.001 %, artinya setiap satu rupiah modal dapat menghasilkan Rp. 0.001 laba sesudah pajak.

4. Return on Equity ( ROE )

Pada tahun 2006 return on equity pada perusahaan adalah 0.04 %. Sedangkan pada tahun 2007 return on equity perusahaan adalah 0.05 %, artinya setiap satu rupiah modal sendiri menghasilkan keuntungan netto sebesar Rp. 0.05 yang tersedia bagi pemilik perusahaan.


(61)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari analisa dan evaluasi yang telah dilakukan pad bab III terdahulu maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:

1. Perkembangan likuiditas pada perusahaan menunjukkan penurunan, disini terlihat tingkat keamanan (Margin of Safety) kredit jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutanag-hutang tersebut kurang baik.

2. Perkembangan rentabilitas pada perusahaan menunjukkan kenaikan, disini terlihat cukup baiknya sistem perencanaan pada perusahaan. Baik itu dari segi pendapatan operasi maupun biaya-biaya operasi.

3. Perusahaan sudah mampu menggunakan seluruh kekayaannya secara produktif sehingga berakibat pada besarnya keuntungan yang diperoleh dalam setiap periode bila dibandingkan dengan aktiva yang digunakan. 4. Perusahaan belum bekerja secara efisien dalam mengelola modal yang

terdapat di dalam perusahaan sehingga tidak terjadi pemborosan, dan jika dilihat secara keseluruhan perkembangan ratio-ratio keuangan perusahaan telah menunjukkan peningkatan sesuai dengan yang diharapkan.


(62)

B. SARAN

Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi terhadap laporan keuangan maka akan dikemukakan beberapa saran yang mungkin berguna bagi pihak-pihak terkait.

Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya perusahaan merencanakan segala kegiatan yang berkaitan dengan pendapatan operasi dan biaya-biaya operasi dengan lebih baik. Demikian juga target yang ingin dicapai perusahaan, hendaknya dalam hal ini perusahaan harus merencanakannya lebih matang.

2. Kebijaksanaan pemakaian dana harus lebih ditingkatkan lagi agar PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000 dapat lebih maju dan berkembang. Selain ini juga penyebab turunnya ratio-ratio harus menjadi perhatian bagi pihak perusahaan yang dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk masa yang akan datang.

3. Perusahaan harus bekerja lebih efisien dalam mengelola modal yang terdapat di dalam perusahaan agar tidak terjadi pemborosan.

4. Semua transaksi yang dilakukan harus dianalisis dengan baik, sebelum dilaksanakan, agar bisa mepertimbangkan kemungkinan yang akan mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan.


(63)

55

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Faisal, 2001, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Cetakan Kelima, Penerbit UMM Press, Malang.

Harahap, Sofyan Syafri, 2001, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Cetakan Keempat, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hernanto, 2003, Akuntansi Keuangan Menengah, Buku Dua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Husein, Umar, 2002, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Cetakan Ketiga, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Jumingan, 2007, Analisa Laporan Keuangan, Cetakan Pertama, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Marom Chairul, 2001, Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Munawir, S. Akuntansi, 2002, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Penerbit BPFE Yogyakarta.

Soemarso, 2004, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Kelima, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Syamsudin, Lukman, 2000, Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Baru, Cetakan Keempat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.


(64)

(1)

5. Perputaran Piutang

Pada tahun 2006 perputaran piutang adalah sebesar 4.58 x, yang artinya dalam satu tahun, rata-rata dana yang tertanam dalam piutang 4.58 x. Sedangkan pada tahun 2007 perputaran piutang adalah 0.33 x.

6. Rata-rata periode Pengumpulan Piutang

Average collection period tahun 2006 adalah 79 hari artinya piutang dikumpulkan rata-rata 79 hari sekali. Sedangkan pada tahun 2007 . 7. Working Capital Turn Over

Pada tahun 2006 dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 0.04 x dalam setahun. Sedangkan pada tahun 2007 dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 0.05 x.

D. Analisa Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

1. Return on Asset ( ROA )

Pada tahun 2006 return on Asset perusahaan adalah 0.01 %, artinya setiap satu rupiah aktiva mampu menghasilkan keuntungan sebelum bunga dan pajak sebesar Rp. 0.01. Pada tahun 2007 return on asset perusahaan meningkat menjadi 0.02 %.

2. Net Profit Margin

Tahun 2006 net profit margin perusahaan adalah 0.02 %, artinya setiap satu rupiah penjualan menghasilkan keuntungan neto sebesar Rp. 0.02. sedangkan pada tahun 2007 net profit margin perusahaan adalah 0.03 %.


(2)

3. Return on Investment ( ROI )

Tahun 2006 return on investment perusahaan adalah 0.0009 %. Sedangkan pada tahun 2007 return on investment meningkat menjadi 0.001 %, artinya setiap satu rupiah modal dapat menghasilkan Rp. 0.001 laba sesudah pajak.

4. Return on Equity ( ROE )

Pada tahun 2006 return on equity pada perusahaan adalah 0.04 %. Sedangkan pada tahun 2007 return on equity perusahaan adalah 0.05 %, artinya setiap satu rupiah modal sendiri menghasilkan keuntungan netto sebesar Rp. 0.05 yang tersedia bagi pemilik perusahaan.


(3)

A. KESIMPULAN

Dari analisa dan evaluasi yang telah dilakukan pad bab III terdahulu maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:

1. Perkembangan likuiditas pada perusahaan menunjukkan penurunan, disini terlihat tingkat keamanan (Margin of Safety) kredit jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutanag-hutang tersebut kurang baik.

2. Perkembangan rentabilitas pada perusahaan menunjukkan kenaikan, disini terlihat cukup baiknya sistem perencanaan pada perusahaan. Baik itu dari segi pendapatan operasi maupun biaya-biaya operasi.

3. Perusahaan sudah mampu menggunakan seluruh kekayaannya secara produktif sehingga berakibat pada besarnya keuntungan yang diperoleh dalam setiap periode bila dibandingkan dengan aktiva yang digunakan. 4. Perusahaan belum bekerja secara efisien dalam mengelola modal yang

terdapat di dalam perusahaan sehingga tidak terjadi pemborosan, dan jika dilihat secara keseluruhan perkembangan ratio-ratio keuangan perusahaan telah menunjukkan peningkatan sesuai dengan yang diharapkan.


(4)

B. SARAN

Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi terhadap laporan keuangan maka akan dikemukakan beberapa saran yang mungkin berguna bagi pihak-pihak terkait.

Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya perusahaan merencanakan segala kegiatan yang berkaitan dengan pendapatan operasi dan biaya-biaya operasi dengan lebih baik. Demikian juga target yang ingin dicapai perusahaan, hendaknya dalam hal ini perusahaan harus merencanakannya lebih matang.

2. Kebijaksanaan pemakaian dana harus lebih ditingkatkan lagi agar PT. ASTRA INTERNASIONAL, Tbk-AUTO 2000 dapat lebih maju dan berkembang. Selain ini juga penyebab turunnya ratio-ratio harus menjadi perhatian bagi pihak perusahaan yang dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk masa yang akan datang.

3. Perusahaan harus bekerja lebih efisien dalam mengelola modal yang terdapat di dalam perusahaan agar tidak terjadi pemborosan.

4. Semua transaksi yang dilakukan harus dianalisis dengan baik, sebelum dilaksanakan, agar bisa mepertimbangkan kemungkinan yang akan mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Faisal, 2001, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Cetakan Kelima, Penerbit UMM Press, Malang.

Harahap, Sofyan Syafri, 2001, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Cetakan Keempat, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hernanto, 2003, Akuntansi Keuangan Menengah, Buku Dua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Husein, Umar, 2002, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Cetakan Ketiga, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Jumingan, 2007, Analisa Laporan Keuangan, Cetakan Pertama, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Marom Chairul, 2001, Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Munawir, S. Akuntansi, 2002, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Penerbit BPFE Yogyakarta.

Soemarso, 2004, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Kelima, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Syamsudin, Lukman, 2000, Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Baru, Cetakan Keempat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.


(6)