22
- Tidak menyebabkan korosi pada bahan logam yang dipakai pada mesin
pendingin. -
Tidak dapat terbakar atau meledak jika bercampur dengan minyak pelumas, udara dan sebagainya.
- Mempunyai titik didih dan tekanan kondensasi yang rendah.
- Mempunyai kalor laten penguapan yang besar, agar kalor yang diserap
evaporator besar. -
Mempunyai konduktifitas termal yang tinggi. Secara khusus sifat dari refrigeran R-134a adalah:
- Tidak mudah terbakar.
- Tidak merusak lapisan ozon.
- Tidak beracun, berwarna, dan berbau.
- Memiliki kestabilan yang tinggi.
-
Be
risi zeolite yang dapat menghilangkan uap air
.
Gambar 2.18 Refigeran R-134a
2.1 Tinjauan Pustaka
Anwar, K 2010, melakukan penelitian mengenai efek beban pendingin terhadap kinerja sistem mesin pendingin meliputi kapasitas refrigerasi, koefisien
prestasi dan waktu pendinginan. Metode yang digunakan adalah metode
23
eksperimental dengan variasi beban pendingin. Beban pendingin yang diperoleh dengan menempatkan bola lampu 60, 100, 200, 300 dan 400 watt di dalam ruang
pendingin. Pengambilan data dilakukan secara langsung pada unit pengujian mesin pendingin. Data dianalisis secara teoritis berdasarkan data eksperimen
dengan menentukan kondisi refrigeran pada setiap titik siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan beban pendingin menghasilkan koefisien
prestasi sistem pendingin berbentuk kurva parabola. Performa optimum pada pengujian selama 30 menit diperoleh pada bola lampu 200 watt dengan COP
sebesar 2,64. Marindho 2014 telah melakukan pengujian kinerja HFC-134a refrigerant
pada AC mobil sistem percobaan statis dengan variasi kecepatan motor. Pengujian unjuk kerja AC mobil static experiment menggunakan refrigerant
HFC134a dengan variasi kecepatan motor, sistem pengkondisian udara yang digunakan saat ini pada mobil adalah sistem kompresi uap. Penelitian ini
dilakukan dengan menguji HFC134a pada sistem AC mobil. Putaran kompresor dengan menggunakan variasi kecepatan motor pada 840 rpm, 1400 rpm, 1680
rpm, dan 1960 rpm. Hasil dari penelitian ini digunakan untuk memperoleh data unjuk kerja dari AC mobil. Berdasarkan analisa data dan pembahasan dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut semakin tinggi putaran kompresor maka COP akan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya. Pada putaran 840 rpm dapat
menghasilkan COP aktual = 3,509, pada putaran 1400 rpm dapat menghasilkan COP aktual = 3,139 pada putaran 1680 rpm dapat menghasilkan COP aktual 2,803
pada putaran 1960 rpm dapat mnghasilkan COP aktual = 2,635. Wilis,GR 2013, melakukan penelitian terhadap penggunaan refrigeran R22
dan R134a pada mesin pendingin. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan variasi refrigeran, yaitu dengan menggunakan refrigeran
R22 dan R134a. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan. Pertambahan beban berpengaruh pada naiknya kerja kompresi tetapi
tidak diiringi kenaikan kapasitas evaporasi yang signifikan sehingga COP yang dihasilkan tiap penambahan beban mengalami penurunan. Penggunaan refrigeran