22 -
Bushman gurun Kalahari, Afrika Selatan -
Veddoid pedalaman Sri Langka, Sulawesi Selatan -
Polynesian kepulauan Micronesia dan Polynesia -
Ainu di pulau Hokkaido dan Karafuto Jepang Seiring dengan perubahan sosial yang terjadi, perbedaan
masyarakat ras akhirnya makin lama makin kompleks karena masyarakat semakin terbuka, baik secara budaya, sosial, maupun
geografis.
2. Diferensiasi Etnik
Kalau konsep ras didasarkan pada persamaan ciri fisik, maka konsep golongan etnik atau suku bangsa didasarkan pada persamaan
kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat 1996:165, konsep yang tercakup dalam istilah suku bangsa adalah suatu golongan manusia
yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan, serta kesadaran dan identitas tadi seringkali dikuatkan oleh kesatuan
atau persamaan bahasa. Para ahli sosiologi menggunakan istilah kelompok etnik untuk
menyebutkan setiap bentuk kelompok yang secara sosial dianggap berada dan telah mengembangkan subkultur sendiri. Dengan kata lain,
suatu kelompok etnik adalah kelompok yang diakui oleh masyarakat dan oleh kelompok etnik itu sendiri sebagai suatu kelompok yang
tersendiri. Istilah etnik dengan demikian bukan hanya menyangkut kelompok-kelompok ras, melainkan juga menyangkut kelompok-
kelompok lain yang memiliki asal-muasal yang sama, dan mempunyai kaitan satu dengan yang lain dalam segi agama, bahasa, kebangsaan,
asal daerah atau gabungan antara faktor yang satu dengan faktor yang lainnya.
Dalam suatu negara seringkali terdapat beberapa kelompok etnik yang berbeda. Di Indonesia, setidaknya terdapat lebih dari 300 etnik
dengan bahasa dan identitas kultural yang berbeda-beda. Menurut Skinner beberapa etnik yang tergolong paling besar diantaranya,
Jawa, Sunda, Madura, Minangkabau, Bugis, Batak, Bali, dan Sumbawa Nasikun, 2004:44. Keberadaan kelompok etnik tersebut
23 tidak selamanya permanen dan bahkan sering kali hilang karena
adanya interseksi. Interseksi adalah persilangan atau pertemuan keanggotaan
suatu kelompok sosial dari berbagai seksi
,
baik berupa suku, agama, jenis kelamin, kelas sosial, dan lain-lain dalam suatu masyarakat
Soekanto, 1985. Interseksi dapat berbentuk asimilasi dan amalgamasi. Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang
disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru Soekanto, 2002: 80. Suatu asimilasi
ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-
usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.
Sedangkan yang dimaksud dengan amalgamasi adalah
pembauran biologis antara kelompok manusia yang masing-masing memiliki ciri-ciri fisik yang berbeda sehingga keduanya menjadi satu
rumpun. Amalgamasi merupakan pembauran biologis dua kelompok manusia yang masing-masing mempunyai ciri fisik berbeda, sehingga
keduanya menjadi serumpun Horton dan Hunt, 1999:62. Amalgamasi merupakan faktor paling menguntungkan bagi lancarnya proses
asimilasi Soekanto, 2002:84. Di berbagai negara akibat globalisasi dan proses keterbukaan, kecenderungan terjadinya asimilasi dan
amalgamasi makin lama makin meningkat.
3. Diferensiasi Agama