Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran dengan Field Trip

106

b. Situs Sosial Budaya

Di samping objek-objek studi berupa komunitas-komunitas adat, juga terdapat objek-objek penting yang terkait dengan masalah-masalah sosiologis penting. Di berbagai daerah terdapat beberapa objek yang dapat digunakan sebagai objek studi. Beberapa objek studi tersebut dapat dijadikan sebagai rangkaian dari ”perjalanan lapangan” bersama dengan objek berupa komunitas adat. Beberapa di antara objek situs sosial budaya tersebut antara lain: a. Beberapa pura di Bali, seperti: Pura Besakih, Tanah Lot, Tirta Empul, Kompleks makam Gunung Kawi. b. Di Lombok terdapat situs Gili Trawangan, c. Di Jawa Timur dan Jawa Tengah terdapat beberapa percandian: Sukuh Karanganyar, Borobudur Magelang, Penataran Blitar- Jawa Timur, dll. Objek-objek tersebut terkait dengan masalah-masalah sosiologis penting seperti ritual, pagelaran seni, dll.

3. Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran dengan Field Trip

Pembelajaran dengan metode Field Trip mensyaratkan beberapa prosedur yang harus dilakukan untuk tercapainya tujuan pemebelajaran secara optimal. Beberapa prosedur tersebut adalah: 1. Merumuskan tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran perlu dirumuskan berdasarkan pada KI-KD yang bersangkutan. Di samping itu jika objek studi adalah komunitas-komunitas adat di luar kota yang harus dijalankan dalam waktu yang panjang, maka harus ada perpaduan di antara beberapa KI-KD untuk tercapainya kegiatan secara menyeluruh. 2. Menetapkan lokasi studi Lokasi studi ditetapkan dengan melakukan dialog pada berbagai pihak: siswa, guru, kepala sekolah, dan juga orang tua wali siswa. Hal ini dilakukan untuk menyamakan persepsi terhadap pentingnya kegiatan tersebut dilakukan, termasuk berbagai resiko yang mungkin terjadi, dan pembiayaan yang dibutuhkan. 3. Merencanakan waktu kunjungan Waktu kunjungan harus secara cermit diperhitungkan, sebab hal itu terkait dengan aktifitas di lapangan yang akan mengganggu pelaksanaan kegiatan rutin di sekolah. Di samping itu juga dengan mempertimbangkan waktu- waktu penting di lokasi berkaitan dengan momento-moment penting yang saat itu berlangsung di objek kajian. 4. Mengurus perijinan 107 Perijinan untuk melaksanakan pembelajaran ini harus dilakukan, baik kepada orang tua wali siswa, pengelola objek kajian, pimpinan dari komunitas yang akan dikunjungi, maupun ijin dari pimpinan sekolah. Keperluan ijin itu berkaitan dengan penerimaan komunitas yang bersangkutan terhadap rencana studi, maupun pengetahuan terhadap pantangan dan tabu dari suatu komunitas yang perlu diketahui oleh pendatang yang mengadakan kajian. 5. Melaksanakan pembekalan Sebelum melaksanakan pembelajaran “perjalanan lapangan” ini, para siswa sebaiknya sudah dibekali dengan pengetahuan tentang objek-objek sosial budaya yang akan dikunjungi ataupun komunitas-komunitas adat yang akan dikaji. Pengetahuan awal tentang masalah tersebut akan sangat membantu siswa dalam menemukan sesuatu yang penting hasil improfisasi yang mereka lakukan di lapangan. 6. Mengurus berbagai keperluan fisik logistik, transportasi Berbagai keperluan siswa dan guru selama verada di lapangan perlu dipertimbangkan dengan masak. Dalam hal ini terdapat banyak biro perjalanan yang dapat dimanfaatkan jasanya untuk mendukung dan memudahkan pelaksanaan pembelajaran. 7. Menyusun dan melaksanakan penugasan akademik kepada siswa Kegiatan pembelajaran dengan metode ini sebaiknya tidak terlalu banyak menekankan pada perjalanan wisata, yang hanya dinikamti untuk berswenang-senang, lepas dari masalah akademik. Berbagai persiapan penugasan perlu diberikan dan ditekankan untuk dicari datanya dalam kegiatan lapangan. Pencarian data tersebut sebaiknya dilakukan secara berkelompok, untuk menjaga kekompakan tim maupun untuk pendalaman dan keamanaan dalam mencari narasumber. Tugas-tugas terstruktur disusun dan didialogkan dengan sesama guru tim maupun dengan para siswa. 8. Melaksanakan pembimbingan di lapangan 9. Pelaksanaan kegiatan lapangan seyogyanya mendasarkan pada pemebelajaran siswa aktif, dalam arti bahwa pencarian data dan informasi dilakukan oleh para siswa. Fungsi dan peran guru adalah menjadi fasilitator dan menuntun mereka dari belakang. Namun guru harus selalu waspada dan menyiapkan diri menghadapi segala kemungkinan yang terjadi di lapangan. 108 10. Penugasan pelaporan kegiatan dan penilaian Sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran, maka pelaksanaan kegiatan tersebut juga harus dimintakan pertanggungjawaban akademik, dengan meminta siswa melaporkan hasilnya, dan yang lebih penting untuk mempresentasikan hasil-hasil yang diperoleh dalam diskusi di sekolah kelas.

D. Aktivitas Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Field Trip lebih mengutamakan pengungkapan kembali pengalaman peserta diklat menganalisis, menyimpulkan dalam suasana yang aktif, inovatif dan kreatif, menyenamgkan dan bermakna. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mempelajari materi ini mencakup :

1. Aktivitas individu, meliputi :

 Memahmai dan mencermati materi diklat  Mengerjakan latihan tugas, menyelesaikan masalahkasus pada setiap kegiatan belajar, menyimpulkan  Melakukan refleksi

2. Aktivitas kelompok, meliputi :

 mendiskusikan materi pelathan  bertukar pengalaman dalam melakukan pelatihan penyelesaian masalah kasus  melaksanakan refleksi

E. Latihan Kasus Tugas

1. Buatlah contoh rencana pembelajaran dengan menggunakan metode Field Trip 2. Susunlah penugasan kepada siswa untuk melaksanakan pembelajaran dengan metode Field Trip 3. Susunlah rancangan laporan dan penilaian kegiatan siswa dengan metode tersebut

F. Rangkuman

Pembelajaran dengan metode Field Trip ini memiliki perbedaan hasil yang lebih baik dan lebih melekat pada diri siswa dari pada metode-metode lainnya, karena pengalaman langsung yang mereka rasaka. Namun berbeda dengan pembelajaran yang biasanya dilakukan di dalam kelas, pelaksanaan metode ini mensyaratkan beberapa hal, persiapan yang lebih teknis dan terperinci, pemantauan di lapangan maupun dalam penyusunan laporan kegiatan. Disamping itu hubungan dengan