41
b. Proses
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kegiatan posbindu di Posbindu Sehat Cermat, proses kegiatan ketiga posbindu dilakukan
pada pagi hari. Menurut Kemenkes 2014 tahapan layanan posbindu PTM yaitu, dilakukan dalam 5 meja. Meja 1 registrasipendaftaran,
meja 2 wawancara faktor risiko PTM, meja 3 pengukuran antropometri, meja 4 pemeriksaan tekanan darah, gula darah,
kolesterol, dan lain-lain dan meja 5 konseling dan tindak lanjut. Namun, dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama
jika dalam situasi kondisi tertentu Kemenkes, 2014. Namun, pada pelaksanaannya kegiatan senam tidak dilaksanakan sebelum kegiatan
posbindu dikarenakan senam dilakukan rutin dilakukan setiap minggu di RW masing-masing.
Pertama-tama kader posbindu mengumumkan kegiatan posbindu melalui pengeras suara di masjid agar dapat mengundang
masyarakat untuk
datang ke
posbindu. Kemudian
kader mempersiapkan atau mengatur letak meja, kursi dan alat pemeriksaan
sesuai dengan tahapan meja di setiap posbindu. Sebelum dimulainya kegiatan posbindu diadakan sebuah
penyuluhan kelompok mengenai penyakit tidak menular oleh seorang staff puskesmas atau kader. Materi penyuluhan tersebut berbeda-beda
setiap bulanannya, akan tetapi tidak sesuai dengan masalah dan besaran faktor risiko yang ada di posbindu tersebut. Posbindu ini
memberikan lembar leaflet kepada peserta yang hadir untuk lebih memahami penyuluhan yang diberikan.
Pada meja pertama, peserta melakukan registrasipendaftaran dengan mengisi lembar daftar hadir pengunjung posbindu yang telah
disediakan oleh kader yang ada pada tahap pertama ini, dimana kader bertugas memberikan lembar daftar hadir kepada pengunjung yang
datang, menyiapkan nomor urut dan lembar KMS FR-PTM kepada pengunjung tersebut. Di meja ini juga terdapat sebuah wadah tempat
peserta posbindu memberikan uang secara sukarela untuk kegiatan posbindu tersebut.
42
Pada meja kedua, peserta posbindu melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, IMT dan lingkar perut yang dilakukan oleh
kader, dimana kader bertugas mengukur tinggi badan dan berat badan peserta. Pada tahap ini, pengukuran berat badan menggunakan
timbangan injak dan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise.
Berdasarkan observasi, posbindu ini menggunakan dinding yang telah diberi tanda dengan ketinggian tertentu menggunakan spidol
pada saat pengukuran tinggi badan. Hal ini dikarenakan microtoise yang rusak, sehingga saat melakukan pengukuran tinggi badan, kader
hanya memposisikan peserta ke dinding tersebut dan melihat tinggi badan peserta dengan menggunakan penggaris plastik. Pengukuran
tinggi badan yang dilakukan tidak sesuai dengan tata cara pengukuran tinggi badan menurut Kemenkes 2014. Pengukuran tinggi badan
dilalukan dengan menggunakan microtoise dengan kapasitas ukur 2 meter dan ketelitian 0,1 cm. Sedangkan, lingkar perut diukur
menggunakan pita meter. Kemudian, hasil pengukuran antropometri langsung dicatat kedalam KMS FR-PTM.
Pada meja ketiga, dilakukan pengukuran tekanan darah, gula darah, asam urat dan kolesterol. Namun pengukuran ini dilakukan
sesuai dengan permintaan dari peserta, jika peserta tidak melakukan pengukuran pada tahap ini maka peserta dapat menuju meja
selanjutnya untuk dilakukan pencatatan dan kader atau tenaga kesehatan dari puskesmas dapat langsung memberikan konseling
mengenai kesehatan pasien dimeja kelima. Pada meja keempat, peserta memberikan KMS FR-PTM untuk
dilakukan pencatatan oleh kader. Kemudian, hasil dari KMS FR-PTM tersebut diberikan kembali kepada peserta. Sedangkan, pada meja
kelima, peserta mendapatkan konseling berdasarkan hasil KMS FR- PTM yang dilakukan oleh kader dan rujukan jika dibutuhkan.
Konseling yang dilakukan oleh kader sekitar 3-5 menit sehingga informasi yang diberikan kepada peserta posbindu yang
mengalami obesitas tidak menyuluruh, hanya berupa informasi
43
mengenai diet karbohidrat. Jika ada penyakit lainya maka yang dianjurkan diet untuk penyakit tidak menular tersebut.
Hal ini tidak sesuai dengan tata cara konseling obesitas menurut Kemenkes 2014 yang mengatakan bahwa bila ditemukan
peserta posbindu dengan kegemukan obesitas, maka perlu disarankan untuk menurunkan berat badan dengan cara makan teratur 2 atau 3
kali sehari dengan gizi seimbang, mengurangi makanan yang tinggi kalori, mengurangi makanan berminyak, berlemak, atau bersantan,
konsumsi banyak sayuran dan buah-buahan. Hindari minuman beralkohol, karena merupakan sumber kalori dan berpotensi
menimbukan gangguan kesehatan. Selain itu, juga disarankan untuk melakukan aktivitas fisik atau olahraga selama minimal 30 menit.
Setelah pelaksanaan posbindu selesai, hasil kegiatan posbindu tidak dilaporkan kepada pihak puskesmas. Hal ini dikarenakan kadang
pihak puskesmas tidak datang pada pelaksanaan posbindu dan kadang tidak meminta laporan tersebut untuk dilaporkan.
c. Output