angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama dalam satu kolom dan huruf besar yang sama dalam satu baris menunjukkan perbedaan yang tidak nyata menurut DMRT 5
Bakteri yang berasal dari tanah yaitu Burkholderia sp. T9 pada penelitian
secara in vitro menunjukkan hasil paling baik dalam pelarutan fosfat dibandingkan dengan tiga isolat bakteri koleksi. Tetapi pada penelitian secara in
vivo kemampuan Burkholderia sp. T9 dalam melarutkan fosfat yang terikat
menjadi menurun. Hal ini disebabkan adanya mikrob indigenus yang berasal dari media tanam yang tidak dapat hidup bersinergis Burkholderia sp. T9
sehingga kemampuannya dalam melarutkan fosfat menurun. Sedangkan tiga isolat bakteri
koleksi memiliki keunggulan dalam pengaplikasiannya pada media tanam yaitu diisolasi sebagai antagonis terhadap penyakit sehingga lebih mampu mengatasi
mikrob indigenus.
f. Analisis P Dalam Jaringan Tanaman
Hasil pengamatan P dalam jaringan tanaman sawi sendok pada minggu ke-5 ditunjukkan pada Tabel 11 di bawah ini :
Tabel 11. Pengaruh pemberian isolat bakteri dan variasi dosis pupuk terhadap P dalam jaringan pada minggu ke-5 setelah tanam MST.
Kombinasi Bakteri
Pemupukan Fosfat kgha Rata-rata
50 75
100
Kontrol 1,5 abcdB
1,4 abcdB 1,2 abcdA
1,4 Bacillus subtilis J2
0,8 bcdB 0,8 bcdB
1,3 bcdA 1,0
Pseudomonas aeruginosa P2
0,5 bcdB 1,8 bcdB
1,0 bcdA 1,1
Burkholderia sp. PS4 1,3 abcB
1,9abcB 1,5 abcA
1,5 Burkholderia sp. T9
1,1 bcdB 1,1 bcdB
1,4 bcdA 1,2
J2+P2 0,8 abB
0,6 abB 3,5 abA
1,6 J2+PS4
0,6 bcdB 1,4 bcdB
1,3 bcdA 1,1
J2+T9 1,5 bcdB
0,2 bcdB 1,3 bcdA
1,0 P2+PS4
1,0 abcdB 1,7 abcdB
1,4 abcdA 1,3
P2+T9 0,5 dB
0,7 dB 0,6 dA
0,6 PS4+T9
0,7 dB 0,4 dB
0,8 dA 0,7
J2+P2+PS4 1,0 abcdB
0,7 abcdB 2,1 abcdA
1,3 J2+P2+T9
0,4 bcdB 1,3 bcdB
0,9 bcdA 0,9
P2+PS4+T9 1,3 aB
1,5 aB 3,3 aA
2,0 J2+PS4+T9
0,5 bcdB 0,5 bcdB
1,3 bcdA 0,8
P2+J2+PS4+T9 0,6 bcdB
0,6 bcdB 1,8 bcdA
1,0 Rata-rata
0,9 1,0
1,5
Hasil interaksi perlakuan bakteri dan dosis pemupukan paling baik dalam mempengaruhi P dalam jaringan tanaman sawi sendok diperlihatkan oleh
perlakuan kombinasi bakteri bakteri P2+PS4+T9 dengan dosis 100 kgha yaitu sebesar 3,3. Han dan Lee 2005 melaporkan bahwa mikrob tanah seperti
bakteri Pseudomonas sp. dan Bacillus sp. dapat mengeluarkan asam-asam organik seperti asam formiat, asetat, dan laktat yang bersifat dapat melarutkan bentuk-
bentuk sukar larut. Asam-asam organik yang dikeluarkan oleh bakteri ini dapat membentuk khelat kompleks stabil dengan kation-kation pengikat P di alam
tanah seperti Al
3+
dan Fe
3+
. Khelat tersebut dapat menurunkan reaktivitas ion-ion tersebut sehingga menyebabkan pelarutan fosfat yang efektif sehingga dapat
diserap oleh tanaman.
g. Analisis P Dalam Tanah
Hasil pengamatan P tanah pada minggu ke-5 ditunjukkan pada Tabel 12 di bawah ini :
Tabel 12. Pengaruh pemberian isolat bakteri dan variasi dosis pupuk terhadap P dalam tanah ppm pada minggu ke-5 setelah tanam MST.
Kombinasi Bakteri
Pemupukan Fosfat kgha Rata-rata
50 75
100
Kontrol 6,0 ghC
7,5 ghB 6,8 ghA
6,8 Bacillus subtilis J2
10,4 cdefC 8,9 cdefB
11,6 cdefA 10,3
Pseudomonas aeruginosa P2
6,8 ghC 7,7 ghB
7,8 ghA 7,4
Burkholderia sp. PS4 7,2 fghC
9,8 fghB 8,1 fghA
8,4 Burkholderia sp. T9
4,6 hC 5,7 hB
8,4 hA 6,2
J2+P2 6,9 defC
15,1 defB 8,6 defA
10,2 J2+PS4
8,8 cdefC 14,9 cdefB
7,5 cdefA 10,4
J2+T9 6,8 abcC
5,5 abcB 26,7 abcA
13,0 P2+PS4
6,7 efghC 9,1 efghB
10,3 efghA 8,7
P2+T9 12,3 aC
13,0 aB 20,7 aA
15,3 PS4+T9
5,9 efgC 10,5 efgB
10,6 efgA 9,0
J2+P2+PS4 13,2 bcdeC
8,1 bcdeB 12,6 bcdeA
11,3 J2+P2+T9
13,7 abC 12,6 abB
14,0 abA 13,4
P2+PS4+T9 5,9 efghC
9,6 efghB 10,4 efghA
8,6 J2+PS4+T9
8,1 abcdC 12,0 abcdB
18,3 abcdA 12,8
P2+J2+PS4+T9 10,1 bcdC
15,8 bcdB 11,3 bcdA
12,4 Rata-rata
8,3 10,4
12,1
angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama dalam satu kolom dan huruf besar yang sama dalam satu baris menunjukkan perbedaan yang tidak nyata menurut DMRT 5
Hasil interaksi perlakuan bakteri dan dosis pemupukan paling baik dalam mempengaruhi P dalam tanah diperlihatkan oleh perlakuan kombinasi bakteri
P2+T9 dengan dosis 100 kgha yaitu sebesar 20,7 ppm. Aktivitas pelarut fosfat oleh bakteri tetap tergantung pada lingkungannya, seperti jenis vegetasi,
kelembaban, suhu, aerasi, dan reaksi tanah Supriyo et al., 1992. Taha 1969 mengemukakan bahwa faktor kimia dan fisik tanah, serta vegetasi, rotasi tanaman
dan kondisi lingkungan sangat mempengaruhi keberadaan bakteri. Terjadinya hal tersebut memang tidak terlepas dari fungsi timbal balik antara tanaman dan
mikrob tanah indigenus dan yang terkandung dalam inokulan yang diinokulasikan
pada tanaman. Menurut Hakim et al., 1986 unsur fosfor sangat penting karena
terlibat langsung hampir pada seluruh proses kehidupan, oleh karena itu unsur P diperlukan dalam peningkatan produksi pertanian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN