4-5 tahun Lama Menjadi Anggota Kelompok Budidaya
dioksida dan menggunakan oksigen. Sehingga oksigen yang berdifusi ke kolam berkurang. Pada saat ini adalah saat rawan ikan akan mati mendadak karena
kekurangan oksigen sehingga jika terjadi tingkah ikan mas koki yang mengambang sampai terjadi ikan pingsan. Sehingga responden akan melakukan
pergantian air setengah dari kolam atau menguras seluruh air.
Kegiatan selanjutnya setelah pengecekan keadaan ikan adalah pemberian pakan yang dilakukan rutin setiap hari. Pakan yang diberikan pada ikan mas koki
ada dua jenis yaitu pakan buatan dan pakan alami. Pakan buatan yang diberikan adalah pakan berbentuk pelet apung yang mempunyai kandungan protein 28 .
Pemberian pakan dilakukan tiga kali dalam sehari yaitu jam 07.00, jam 12.00, dan 15.00. Sedangkan jumlah pakan yang diberikan tidak boleh terlalu berlebihan
karena pakan sisa yang tidak termakan akan menjadi racun yang akan membuat ikan sakit. Teknis pemberian pakan yaitu pakan disebar pada setiap kolam sampai
ikan kenyang atau ikan tidak mau mengejar pakan lagi. Pemberian pakan seperti ini agar pemberian pakan efektif.
Pakan alami yang diberikan adalah cacing sutera. Cacing sutera didapatkan dari pencarian pada sungai-sungai kecil yang ada disekitar
pembudidaya. Pembudidaya biasanya membawa cacing sutera sejumlah penuhnya kantong yang dibawa. Cacing yang didapatkan diendapkan dan dipisahkan dari
kotoran yang menempel agar ikan yang memakan tidak terkena racun atau kotoran. Pemberian cacing sutera yaitu dua piring setiap kolam yang ditinggalkan
pada kolam dan akan diisi lagi saat cacing yang ada di piring habis. Pemberian cacing sutera akan diberikan sampai ikan dipanen. Cacing sutera berguna untuk
menggemukkan tubuh ikan yang membuat tubuh ikan tampak lebih indah dan tampak lucu sehingga menarik pembeli.
`
Gambar 7 Stok Cacing Sutera Kesehatan Ikan Serta Penanggulangan Hama dan Penyakit
Kesehatan pada produksi ikan sangat penting bagi pembudidaya karena penyakit yang menyerang akan mengurangi jumlah dan kualitas ikan. Selain itu
keberadaan hama dalam budidaya ikan juga berdampak negatif sehingga harus ditanggulangi. Responden di Tugu Mina Asri melakukan pencegahan sebelum
penyakit dan hama menyerang tetapi dalam bulan-bulan tertentu karena keadaan alam yang kurang mendukung ikan selalu diserang penyakit bahkan sampai
sekarang belum bisa menanggulangi hal ini.
Siklus Bulan penyakit atau bulan paceklik di Tulungagung adalah bulan agustus selain itu bulan Januari dan Februari dilihat dari gambar 1. Hal ini
ditunjukkan dengan penurunan produksi yang drastis pada bulan ini. Pada bulan ini produksi ikan sangat menurun sekali karena keadaan alam yang ekstrim akibat
pergantian musim sehingga terjadi perbedaan suhu siang dan malam yang sangat besar menyebabkan imun dalam tubuh ikan berkurang. Berikut adalah gambar 5
yaitu gambar grafik produksi ikan mas koki tiap bulan selama satu tahun di Kabupaten Tulungagung. Yang akan menunjukkan penurunan produksi di bulan
tertentu.
Keadaan ikan mati ini sebelumnya mengalami bengkak perut sehingga ikan berenang terbalik mengambang di air, sirip merah-merah dan badan luka
bercak merah. Ikan yang sudah terkena penyakit parah susah untuk diselamatkan. Penyakit yang terjadi pada bulan packlik biasa disebut haratan oleh responden.
Untuk masalah karena cuaca dan iklim hal ini tidak bias diatasi karena diluar kemampuan manusia sehingga pembudidaya mengurangi jumlah produksi.
Untuk mencegah datangnya penyakit dan hama responden mengecek keadaan ikan setiap hari di kolam yaitu pada saat pagi dan sore saat memberikan
pakan ke ikan. Reponden berkeliling kolam mengamati tanda-tanda ikan yang sedang tidak sehat. Ikan yang tidak sehat terlihat dari nafsu makan berkurang,
tidak normal berenangnya, ikan mengambang di permukaan, ikan berkumpul di pojok kolam atau ikan menggesek-gesekan badannya ke dinding kolam. Jika
sudah ada tanda-tanda ikan tidak sehat maka ikan yang diduga sakit lagsung disendirikan atau jika penyakit terjangkit di seluruh ikan maka akan dilakukan
penggantian air kolam dan pengobatan.
Pengobatan untuk menanggulangi penyakit dan parasit berbeda yaitu dengan kimia atau obat-obatan atau mekanis. Untuk penyakit seperti bercak
merah, fin root sirip rusak, dan white spot responden mengobati dengan cara pemberian antibiotik dengan merk elbaju. Jika ikan terserang parasit yang sering
menyerang ikan koki di Tulungagung adalah jenis Argulus dan lernaea bentuk seperti kutu yang menempel pada sirip dan badan ikan. Argulus mengisap darah
ikan sehingga ikan akan merasa tidak nyaman dan menggesekan badannya di dinding kolam. Ikan koki yang terserang parasit argulus dan lernea dapat di
hilangkan dengan diambil dengan tangan tetapi jika ikan yang terserang hampir seluruh kolam maka diberikan obat pestisida Basa. Pestisida Basa akan
membunuh kutu yang menempel pada ikan koki.
Pemanenan
Rata -rata responden melakukan panen ikan koki selama 3-4 bulan satu kali panen. Semua Responden melakukan panen pada saat pagi hari yaitu antara
jam 06.00-09.00. Panen dilakukan pagi hari di kolam karena jika dilakukan siang hari maka sinar dilakukan dengan benar karena pemanenan yang tidak benar akan
mengurangi kualitas dan kesehatan pada ikan koki.
Panen ikan koki yang dilakukan responden dilakukan dengan cara sederhana dan tradisional. Sebelum melakukan proses panen terlebih dahulu
kolam dikurangi airnya dengan menggunakan mesin pompa. Air dibuang sampai ikan yang ada di kolam mudah untuk diambil setelah itu ikan ditangkap dengan
menggunakan alat serok. Penyerokan ikan ikan harus dilakukan perlahan -lahan karena jika dilakukan dengan sembarangan akan mengurangi kualitas dan
kesehatan ikan. Ikan yang dipanen dengan sembarangan akan terdapat luka-luka pada tubuhnya nantinya akan membuat ikan terinfeksi menyebabkan kematian.
Kualitas berkurang yang disebabkan pemanenan yang tidak benar yaitu patahnya sirip atas ikan koki dan cacat pada tubuh ikan koki. Setelah diambil dari kolam
ikan koki yang dipanen dikumpulkan pada jaring yang dipasang di kolam lain untuk memudahkan penyortiran. Responden tidak melakukan sortir pada saat
setelah panen karena pembeli atau pengumpul yang melakukan akan melakukan penyortiran.
Pemasaran
Pemasaran adalah ujung tombak dari kegiatan budidaya ikan hias mas koki karena tujuan dari budidaya adalah keuntungan. Sehingga penjualan dan harga
yang lebih dari biaya-biaya budidaya sangat diharapkan bagi responden. Dalam hal pemasaran ikan hias mas koki pada responden tidak ada ditemui dalam
masalah penjualan. Ikan mas koki hasil produksi tidak pernah susah dalam penjualan. Pasar yang meminta ikan hias mas koki di Tulungagung masih besar
dan penawarannya masih kecil karena produksinya masih terbatas.
Gambar 8 Alur Tataniaga Ikan Hias Mas Koki Pokdakan Tugu Mina Asri Responden menjual ikan hias mas koki kepada pembeli yang datang.
Pedagang pengumpul yang sering datang untuk mengambil ikan hias mas koki responden sedangkan lainnya sangat jarang yaitu penghobi yang datang langsung
untuk memilih ikan yang layak ikut kontes. Penjualan produksi responden dibeli di tempat atau kolam dengan sekaligus dibeli semua. Sedangkan harga dibeli
dengan harga sama kecuali yang benar-benar ikan yang tidak memenuhi standar seperti cacat dan ukuran yang terlalu kecil. Sedangkan pembayaran diberikan
langsung setelah ikan sudah dibungkus atau maksimal seminggu setelah ikan dibawa tanpa menanggung resiko kematian setelah ikan ditampung oleh
pedagang. Kelompok Budidaya Tugu Mina Asri bekerja sama dengan salah satu
pengumpul besar Tulungagung yaitu Bapak Yullius. Kerja samanya adalah Kelompok Tugu Mina Asri dipersilahkan untuk mensuplai ikan hias mas koki
kepada Bapak yullius sedangkan beliau akan memberikan bantuan indukan- indukan bermutu dan berkualitas tinggi serta sesuai permintaan pasar.
Pemasaran Ikan hias mas koki hasil produksi Kabupaten Tulungagung dapat bersaing dengan produksi dari daerah lain. Ikan Tulungagung dapat
bersaing karena harga yang ditawarkan di daerah pemasaran lebih murah dari harga daerah lain. Sehingga untuk pedagang kios-kios luar kota lebih mencari
ikan hias mas koki yang berasal dari Tulungagung agar mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Walaupun beradasarkan wawancara ikan mas koki memiliki
kekurangan pada kemampuan bertahan hidup atau mudah mati saat di penampungan. Hal ini dinilai wajar karena ikan mas koki sebelumnya melalui
perjalanan jauh sehingga keadaan ikan berkurang. Berikut daftar harga beli suplier dari daerah yang memproduksi Ikan mas Koki.
Tabel 9 Harga Beli Ikan Mas Koki PT MMN Berdasarkan Daerah Produksi 2012 No
Nama Daerah
Ukuran Harga Rata-Rata Rp
1 Tulungagung
2,5 cm 2000
5 cm 4000
8 cm 17500
2
Sumedang 2,5 cm
2500 5 cm
6000 8 cm
25000
3 ParungDepok
2,5 cm 2500
5 cm 6000
8 cm 25000
4
Jakarta 2,5 cm
3500 5 cm
6000 8 cm
35000 Sumber : PT Mitra Mina Nusantara 2011
Berikut diatas ini tabel 8 adalah harga beli pedagang dari petani oleh pedagang di setiap daerah sentra pembudidaya ikan hias mas koki diterima di daerah Jakarta.
Terlihat bahwa harga ikan hias mas koki produksi pembudidaya ikan hias mas koki yang berasal dari Tulungagung masih lebih murah dari daerah sentra
pembudidaya ikan hias mas koki. Selain harga berbeda tiap daerah mempunyai persepsi pedagang pembeli yang berbeda pula. Persepsi kualitas pembeli
berdasarkan daerah yaitu untuk ikan mas tulungagung mempunyai kualitas bagus baik warna dan bentuk badan tetapi mempunyai kelemahan bahwa ikan pertama
kali datang banyak yang sakit dan mati karena perjalanan pengiriman yang panjang membuat ikan menjadi sakit. Ikan Koki Sumedang mempunyai kualitas
yang bagus dari warna, warna yang dipunyai lebih cerah dan mencolok tetapi ikan ini memiliki kekurangan di jambul dan bentuk badan, hal ini dikarenakan dalam
proses pembesaran untuk membentuk badan di daerah sumedang susah mencari cacing sutera. Sedangkan Depok dan Parung mempunyai kualitas buruk karena
cara budidaya yang asal-asalan dan tidak melakukan seleksi breeding.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI IKAN MAS KOKI KELOMPOK TUGU MINA ASRI
Analisis Fungsi dan Model Penduga Produksi Ikan Mas Koki
Hasil wawancara responden yang berdasarkan kepada seluruh populasi seluruh anggota Pokdakan Tugu Mina Asri yang membudidayakan ikan mas koki
yang ditetapkan nilai survival rate ikan mas koki sebagai variable dependen Y. Sedangkan variable independen Xi yaitu kepadata tebar X
1
, tenaga kerja X
2
, lama budidaya X
3
, obat-obatan X
4
, pakan cacing sutera X
5
, dan pakan pellet X
6
. Data yang disusun ini untuk menggambarkan hubungan antara faktor-faktor produksi yang digunakan dengan output yang dihasilkan. Untuk menduga
parameter dalam persamaan Cobb-Douglas maka terlebih dahulu diubah ke dalam bentuk double logaritma natural Ln.
Berdasarkan hasil output model penduga fungsi produksi eksponensial yanmg diajukan untuk responden di Pokdakan Tugu Mina Asri. Pemodelan yang
terbentuk dari hasil olahan diperoleh koefisien determinasi terkoreksi R
2
sebesar 0,772 . Angka tersebut mempunyai arti bahwa 77 persen keragaman produksi ikan
mas koki dapat dijelaskan oleh faktor-faktor produksi yang digunakan dalam model. Sisanya 33 persen dijelaskan oleh variable lain yang tidak terdapat dalam
model.
Berdasarkan hasil perumusan model variable independen pakan alami cacing sutera dihilangkan dari pemodelan hal ini dikarenakan adanya indikasi
bahwa terdapat korelasi antara jumlah pakan cacing sutera dengan variable independen yang lain sehingga dalam software SPSS versi 20 variabel ini
dihilangkan secara otomatis agar tidak mengganggu fungsi yang terbentuk. Model fungsi produksi hasil pengolahan data adalah sebagai berikut :
Ln Y = -0.242 - 0.133 ln X
1
+ 0.026 ln X
2
+ 0.042 ln X
3
- 0.052 ln X
4
-0.059 ln X
5
-0.133 ln X
6
Keterangan : Y
: Nilai Survival Rate
X
1
= kepadatan tebar ekorm X
2
= tenaga kerja HOK X
3
= lama budidaya hari X
4
= obat-obatan ml X
5
= pakan cacing sutra tubifex liter X
6
= pakan buatan pellet kg Untuk menguji tingkat kelayakan fungsi produksi berdasarkan data yang
didapatkan harus diuji berdasarkan asumsi OLS. Yaitu multikolineritas, homoskedastisitas, dan normalitas error Siagian 2002 dalam Alpian 2010.
Analisis multikolineritas dapat dilihat dari nilai VIF Variance Inflation Factors. Nilai VIF yang lebih besar dari 10 menunjukkan bahwa ada multikolineritas pada
model yang diuji. Berikut adalah hasil pengolahan dari output analisis :
Nilai VIF yang tertera dalam lampiran 8 menunjukkan tidak adanya angka yang melebihi nilai 10 sehingga tidak ada multikolineritas pada setiap independent
Pengujian normalitas error yaitu menggunakan grafik P-plot dengan melihat dengan kasat mata titik-titik menyebar di sekitar garis peluang normal dan
mengikuti garis tersebut, maka residual pada model regresi tersebut terdistribusi secara normal. Untuk mempastikan pengujian normalitas maka digunakan uji
Kolmogorov Smirnov
.
Gambar 9 Hasil Uji Kenormalan P-Plot Berdasarkan gambar grafik diatas bahwa terlihat titik-titik menyebar di sekitar
garis peluang normal dan mengikuti garis tersebut, maka residual pada model regresi tersebut terdistribusi secara normal. Untuk meyakinkan hasilnya maka
digunakan uji Kolmogorov Smirnov. Dengan hipotesis H0 : sisaan menyebar normal ; H1 : sisaan menyebar tidak normal. Kaidah penolakan H0 yaitu p-value
alpha 5. Berikut hasil uji Kolmogorov Smirnov pada lampiran Berdasarkan tabel diketahui bahwa p-value = 0,974 alpha 5, maka terima H dengan
artinya sisaan menyebar normal pada taraf nyata 5 sehingga dpat disimpulkan sisaan menyebar normal.
Uji heterokedastisitas menguji model regresi apakah terjadi ketidaksamaan ragam dari residual sisaan pada satu pengamatan ke pengamatan lain. Model
yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
Gambar 10 Hasil Uji Scaterplot Gambar diatas menunjukkan penyebaran titik-titik tidak membentuk pola atau
acak menyebar, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heterokedastisitas pada model.
Analisis Elastisitas Produksi Ikan Mas Koki
Berdasarkan data Tabel 10 dibawah ini dapat dilihat bahwa nilai koefisien faktor, nilai t hitung dan nilai p-value. Menurut tabel diatas faktor-faktor produksi
yang digunakan dalam usaha budidaya ikan hias mas koki berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 99 persen, 95 persen. Nyata pada selang kepercayaan 99
persen bearti bahwa factor produksi tersebut berpengaruh signifkan terhadap produksi ikan mas koki sebesar 99 persen. Faktor yang berpengaruh nyata adalah
Padat tebar dengan selang kepercayaan 99 persen, Luas kolam dan Obat-obatan berpngaruh nyata pada selang kepercayaan 95 persen.
Analisis Elastisitas Produksi Ikan Hias Mas Koki
Pada fungsi Cobb-Douglas, besaran koefisien regresi merupakan nilai elastisitas produksinya berdasarkan variable tersebut. Menurut hasil analisis yang
didapatkan pengaruh masing-masing variable independen terhadap variable dependen adalah sebagai berikut :.
Padat Tebar X1
Padat tebar pada hasil analisis fungsi produksi Cobb-Douglas berpengaruh nyata dengan koefisien positif sebesar -0,133 pada selang kepercayaan 99 persen.
Pengertiannya adalah pada selang kepercayaan 99 persen menggambarkan bahwa setiap ada penambahan padat tebar pada budidaya sebesar satu persen maka
survival rate
atau nilai ikan yang bertahan hidup pada mas koki akan menurun sebesar 0,133 dengan asumsi ceteris paribus.
Padat tebar pada keadaan lapang di responden Pokdakan tugu Mina Asri berbeda-beda pada setiap responden. Perbedaan ini dikarenakan beberapa alasan
responden yaitu diantaranya adalah kemampuan untuk membeli benih ikan, keyakinan bahwa dengan padat tebar yang tinggi akan memperlambat
pertumbuhan ikan, kepadatan tebar yang tinggi dapat menghasilkan ikan lebih banyak untuk dipanen, kepadatan tinggi meningkatkan beban biaya produksi, dan
kepadatan tinggi membuat tinggi resiko terserang penyakit. Setiap kepadatan tebar rendah maupun tinggi mempunyai kekurangan dan kelebihan tertentu tetapi
semakin besar kepadatan yang terjadi adalah penurunan survival rate atau nilai ikan yang bertahan yang bearti bahwa rata-rata padat tebar pada level yang sudah
terlalu padat sehingga pada saat pembesaran ikan mengalami kematian karena adanya persaingan yang ketat.
Tenaga Kerja X2
Tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan pembesaran ikan mas koki responden di Pokdakan Tugu Mina Asri menggunakan tenaga kerja dalam
keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Karena hanya tiga orang saja yang menggunakan tenaga kerja luar keluarga maka penghitungan tenaga kerja
ditotalkan berdasarkan jumlah tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Penjumlahan ini untuk memenuhi syarat membuat Ln dari setiap data
sebab tidak boleh ada data yang nilainya nol.
Hasil uji parameter parsial, variable tenaga kerja tidak berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95 yang berarti adalah terima H0 atau tidak sesuai
dengan hipotesis. Variabel ini memiliki nilai koefisien 0,26. Karena hasil pengujian tidak berpengaruh nyata maka penambahan atau pengurangan jumlah
tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap survival rate atau nilai ikan yang bertahan hidup. Hal ini diduga terjadi di keadaan lapang karena waktu yang
dihabiskan untuk merawat dan segala kegiatan ikan hias hanya diperlukan waktu sedikit dan rata-rata waktu yang digunakan hampir sama walaupun jumlah yang
dihasilkan berbeda. Lama Budidaya X3
Lama Budidaya yang dilakukan oleh responden berbeda-beda, hal ini dikarenakan adanya anggapan bahwa semakin lama ikan mas koki dipelihara
maka ikan akan bertambah ukuran dan mempunyai harga yang mahal. Sehingga ada petani yang memperpanjang lama budidaya dan ada juga yang memperpendek
lama budidaya yang dikarenakan alas an memerlukan uang lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Berdasarkan hasil analisis bahwa pada selang
kepercayaan 95 yang bearti terima H0 yaitu jumlah hari lama budidaya ikan mas koki tidak berpengaruh pada survival rate atau nilai ikan yang bertahan hidup
pada kegiatan budidaya responden. Obat-obatan X4
Berdasarkan hasil pengujian parameter variabel penggunaan obat-obatan pada fungsi produksi ikan hias mas koki Pokdakan Tugu Mina Asri berpengaruh
nyata pada selang kepercayaan 99. Koefisien dari variabel obat-obatan adalah bernilai negatif dengan nilai 0,052 . Nilai ini menunjukkan bahwa jika terjadi
penambahan sebesar satu persen pada penggunaan obat-obatan maka akan menurunkan nilai survival rate atau nilai ikan yang bertahan hidup sebesar 0,052
asumsi keadaan ceteris paribus.
Penggunaan obat-obatan menurunkan produksi ikan hias mas koki dari responden hal ini berdasarkan penelusuran di lapang karena penggunaan jenis
obat yang belum benar. Penggunaan obat pada responden ialah untuk mengatasi
kutu ikan yang menempel pada badan ikan atau Argulus.sp. Penggunaan obat yang digunakan pada responden yaitu menggunakan obat pertisida pada tanaman
merk BASSA. Walaupun penggunaan obat pestisida ini bisa membunuh kutu yang menempel pada ikan, karena memang bukan diperuntukkan untuk hewan
penggunaan yang salah dapat mengakibatkan kematian pada ikan. Bahkan penyuluh yang mendampingi menghimbau untuk tidak menggunakan pestisida
tersebut karena selain berbahaya untuk ikan juga dapat mencemari air yang dibuang tapi penggunaan pestisida ini untuk ikan tetap dipercaya responden untuk
digunakan. Penggunaan pestisida ini dipercaya responden dapat membersihkan kutu yang menempel pada badan sehingga pembeli akan lebih puas karena
keberadaan kutu dapat melukai badan dan membuat infeksi pada luka. Pakan Alami Cacing Sutera X5
Responden menggunakan pakan alami yaitu cacing sutera untuk meningkatkan nafsu makan dan menggemukkan ikan supaya lebih bongsor.
Sehingga semua responden menggunakan input ini agar ikan lebih sehat. Berdasarkan hasil pengujian variable penggunaan pakan alami cacing sutera pada
ikan mas koki pada selang kepercayaan 95 tidak berpengaruh kepada nilai survival rate
atau nilai ikan yang bertahan hidup pada kegiatan budidaya responden. Pakan cacing sutera tidak berpengaruh pada jumlah ikan yang
bertahan hidup dikarenakan porsi yang diberikan kepada ikan jumlahnya tepat sehingga tidak mengotori air yang akan membunuh ikan yang dibudidayakan.
Pakan pelet X6
Pakan utama yang digunakan untuk membesarkan ikan mas koki responden Pokdakan Tugu Mina Asri adalah pakan pellet. Pakan ini umum
digunakan responden, menggunakan merk yang sama karena mempunyai perjanjian terhadap salah satu pabrik produksi pelet tersebut. Pelet yang
digunakan adalah tipe apung. Berdasarkan hasil pengujian variabel pakan pelet berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95 persen. Sehingga terima H1 atau
sesuai dengan hipotesis. Variabel pakan pelet mempunyai nilai koefisien 0,133. Jadi setiap ada penambahan jumlah pakan pellet pada budidaya sebesar satu
persen maka survival rate atau nilai ikan yang bertahan hidup pada mas koki akan meningkat sebesar 0,133 dengan asumsi ceteris paribus
Berdasarkan keadaan lapang pakan pelet yang mempengaruhi jumlah ikan yang bertahan pada kegiatan produksi. Pakan pelet berpengaruh untuk
pertumbuhan dan ketahanan daya tahan tubuh ikan. Hal ini dikarenakan semua responden paham dan mengerti teknis pemberian dan jumlah pemberian pakan
pelet. Sehingga kandungan mineral dan vitamin pada pakan diserap baik oleh ikan yang meningkatkan kekebalan daya tahan tubuh ikan yang meninkatkan jumlah
survival rate
pada ikan.
Analisis Skala Usaha Return to Scale
Penjumlahan dari koefisien fungsi produksi Cobb-Douglas dapat menunjukkan skala ekonomi usaha Return to Scale. Berdasarkan model fungsi
produksi diperoleh nilai elastisitas produksi total responden Pokdakan Tugu Mina Asri adalah sebesar -0,52 Bearti besaran elastisitas lebih kecil dari 1 dikatakan
skala usaha menaik decreasing return to scale, ini berarti bahwa dengan menambah penggunaan semua faktor produksi ikan hias mas koki sebesar 1
persen, maka pengurangan produksi sebesar -0,52. Kegiatan usaha budidaya ikan hias mas koki pada Pokdakan Tugu Mina Asri bersifat tidak efisien karena
pengurangan output yang bertahan hidup pada kegiatan produksi berada pada skala return to scale..
PENDAPATAN USAHABUDIDAYA IKAN MAS KOKI KELOMPOK TUGU MINA ASRI
Keragaan Usahabudidaya Ikan Hias Mas Koki Tugu Mina Asri Penggunaan input
Semua input yang digunakan dalam budidaya ikan hias mas koki dalam Kelompok Budidaya ikan Tugu Mina Asri dapat dilihat Tabel berikut ini :
Tabel 10 Penggunaan Input Produksi Usahabudidaya Ikan hias Mas Koki di Kelompok Tugu Mina Asri Tulungagung Tahun 2011
No Input Produksi
Jumlah Satuan
1 Luas Kolam
7.200 m
2
2
Benih ikan mas koki 96.750
Unit
3
Pakan pelet 7.250
Kg
4
Cacing sutera 2.900
Liter
5 Obat
64 Liter
6
Tenaga Kerja 939
HOK
7
Listrik Pompa air 7.810.000
Rupiah
8
Serokan 20
Unit
9 Hapa
9 Unit
10
Ember 19
Unit
11
Pompa 18
Unit
12 Selang
170 M
Sumber: Data Kelompok Budidaya Tugu Mina Asri 2012 1.
Bibit Jenis ikan hias yang dibudidayakan Kelompok Tani Tugu Mina Asri
adalah ikan mas koki dengan berbagai jenis varian antara lain rancu, demekin, oranda dan mutiara. Petani responden memilih jenis ikan koki untuk
dibudidayakan yaitu karena sudah sejak jaman dahulu dan memang sudah turun- temurun bahwa koki sangat cocok dibudidayakan di daerah Kelompok Tugu Mina
Asri di Kecamatan Boyolangu Tulungagung. Ikan mas koki di Kabupaten sudah menjadi ciri khas dan unggulan produk perikanan non konsumsi. Ikan mas koki
mempunyai keunggulan yaitu daya tahan terhadap kematian yang besar dibandingkan ikan hias lain. Kecepatan pertumbuhan yang cepat dengan
parameter air yang ada di Tulungagung.
Biaya yang dikeluarkan petani responden untuk membeli bibit yaitu per ekornya adalah Rp 400,00 dengan usia bibit 1 bulan. Bibit semua dibeli dari
kelompok Tugu Mina Asri yang berasal dari pengumpulan hasil pemijahan petani- petani anggota. Hasil penjualan akan digunakan menjadi pendapatan dari
kelompok tani. Jumlah yang dibeli oleh respoden yaitu sesuai luas kolam yang dipunyai biasanya dalam 100 m
2
diperlukan 1000 benih ikan hias mas koki. Dalam pengamatan jumlah tebar rata2 yang dilakukan pada semua responden
sudah sesuai standar budidaya yang digunakan kelompok Tugu Mina Asri.
Sedangkan jenis ikan mas koki yang dipilih yaitu sesuai yang disediakan atau yang ada di kelompok Tugu Mina Asri. Benih dengan jenis berbeda, tidak
masalah untuk dibesarkan karena dari segi harga penjualan rata-rata sama hanya ukuran yang membedakan harga jualnya.
2. Pakan Pakan yang digunakan responden dalam kegiatan membesarkan ikan mas
koki adalah pakan buatan dan pakan alami. Pakan buatan yang digunakan responden yaitu pellet apung merk Matahari Sakti. Semua anggota kelompok
pembudidaya responden memakai pellet dengan merk Matahari Sakti dengan kandungan protein 28 semua karena ada perjanjian kerja sama antara Tugu
Mina Asri bersama pabrik merk tersebut yang isinya adalah kelompok pembudidaya membeli produk pakan ini dengan imbal balik akan dibantu dalam
kegiatan kelompok budidaya dan didampingi untuk mengatasi masalah-masalah dalam budidaya seperti penanganan penyakit, permasalahan modal, teknologi
terbaru serta penyuluhan. Selain alasan kerja sama, responden memilih merk tersebut karena pakan merk Matahari Sakti lebih murah dari pakan merk pesaing
yaitu Cargill, Shinta, dll. Harga pakan tersebut adalah Rp 210.000,00 per karung dengan isi 30kg pakan pellet apung. Walaupun lebih murah merk pakan buatan
yang dipilih responden ternyata sangat baik untuk pertumbuhan ikan koki tidak kalah dari merk-merk pakan pesaing.
Pemberian pakan buatan pada responden yaitu tiga kali setiap hari yaitu setiap pagi jam 07.00 ; 12.00 ; 17.00 . Total waktu yang dihabiskan untuk
memberikan pakan ikan di seluruh kolam yaitu setengah jam. Rata-rata 10 menit setiap menyebarkan pakan setiap luasan lahan. Tidak banyak waktu yang
dihabiskan karena hanya menyebarkan pakan membagi pakan sesuai jumlah ikan yang ada. Pemberian pakan buatan tidak boleh berlebihan karena sisanya akan
mengotori dan dapat menjadi racun bagi ikan koki.
Jumlah pakan yang digunakan selama tahun 2011 adalah 7.250 kg untuk 17 responden yang membudidayakan ikan mas koki. Rata-rata ikan mas koki yang
dibesarkan responden pada tahun 2011 membutuhkan 10 gr per ekor sampai ikan dipanen. Sedangkan pakan dibeli oleh responden dari kelompok budidaya karena
lebih dekat dari tempat tinggal selain itu Tugu Mina Asri menyediakan pinjaman pakan yang dapat ditukar dengan benih hasil budidaya atau panen ikan mas koki.
Pakan alami yang digunakan responden adalah cacing sutera. Cacing sutera didapatkan dengan cara mencari di sungai sekitar rumah pembudidaya.
Para responden mencari cacing sutera pagi hari yaitu setelah memberi makan dan mengecek keadaan ikan. Mereka membutuhkan 2 jam untuk menangkap cacing
sutera sesuai yang diperlukan. Tiap tiga hari responden mencari cacing sutera di sungai hal ini untuk menjaga keberadaan cacing sutera agar tidak habis karena
pengambilan yang berlebihan. Responden menceritakan bahwa jadwal pengambilan cacing sutera sudah dijadwalkan sehingga sampai diadakan
penelitian tidak ada keluhan hilangnya cacing sutera di sungai. Mencari cacing sutera di sungai dengan jadwal yang telah disepakati ternyata menjadikan waktu
untuk berkomunikasi antar pembudidaya ikan hias. Sehingga informasi tentang hias diketahui pada saat tersebut.
Responden anggota Pokdakan Tugu Mina Asri menghabiskan cacing sutera sebanyak 2900 liter pada 2012 dengan konsumsi 0,04 liter per ikan.
Sebagian besar responden mencari cacing sutera sehingga biaya digolongkan pada
biaya yang diperhitungkan sedangkan responden yang membeli cacing langsung dari pedagang digolongkan biaya tunai karena biaya langsung dikeluarkan oleh
responden.
3. Obat-obatan Untuk mengatasi penyakit dan hama yang menyerang ikan koki responden
menggunakan obat-obatan bahan kimia. Yang digunakan pada anggota Pokdakan Tugu Mina Asri adalah nama dagang BASA yaitu obat pembasmi hama dalam
kegiatan pertanian. Walaupun untuk pertanian ternyata responden mengakui bahwa cara ampuh mengatasi hama dan parasit pada ikan koki adalah
menggunakan bahan kimia BASA. Cairan kimia ini sebenarnya tidak diperbolehkan digunakan oleh penyuluh-penyuluh budidaya di Tulungagung
karena bahan logam yang ada di cairan tersebut akan terakumulasi di badan bahayanya jika ikan tersebut dimakan hewan lain sehingga dapat menggangu
kesehatan tangga makanan diatasnya. Tapi karena efeknya cepat dan harganya yang murah responden tetap menggunakan cairan kimia tersebut. Satu kaleng
isinya setengah liter dengan harga Rp 24000,00. Sedangkan pada tahun 2011responden menghabiskan total sejumlah 64 liter.
Gambar 11 Pestisida Merk BASSA 4. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah suatu yang penting dalam kegiatan usaha pembesaran ikan mas koki karena segala kegiatannya diperlukan tenaga kerja untuk
menjalankannya. Pada kegiatan responden pada anggota pokdakan menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Sebagian besar tenaga
yang digunakan adalah tenaga kerja dalam keluarga penjelasan responden adalah karena waktu yang diperlukan hari-hari untuk kegiatan budidaya ikan koki hanya
sedikit sehingga tidak diperlukan tenaga kerja luar keluarga. Tidak ada penggunaan tenaga kerja wanita pada responden. Pekerjaan yang meghabiskan
waktu dalam budidaya adalah kegiatan menyiapkan kolam, menebar ikan, memberi pakan, mengecek keadaan ikan, dan pemanenan.
5. Alat-alat usahabudidaya yang digunakan Alat yang digunakan responden dalam kegiatan usahabudidaya adalah
serokan, pompa, hapa atau jaring, ember dan pipa atau selang. Alat-alat yang
digunakan oleh responden adalah milik sendiri. Biasanya alat-alat ini selalu dipakai untuk kegiatan berulang kali setiap musim budidaya sampai alat tersebut
rusak atau tidak bias terpakai lagi. Untuk membuat umur ekonomis dari alat-alat yang digunakan maka responden merawat dengan baik dan menjaga dalam
penggunaannya.
Biaya penyusutan peralatan dimasukkan dalam biaya yang diperhitungkan karena penyusutan peralatan pertanian ini dihitung dengan menggunakan metode
garis lurus straight line method dengan asumsi peralatan setelah umur teknis tidak dapat dijual kembali dan tidak dapat digunakan kembali.
Penerimaan Usahabudidaya
Penerimaan usahatani didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani Soekartawi et al, 1986. Penerimaan usahatani terdiri
dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai merupakam penerimaan langsung yang diterima oleh pembudidaya dalam bentuk uang tunai
dari hasil pembesaran ikan hias mas koki. Sedangkan penerimaan non tunai merupakan penerimaan yang diperoleh pembudidaya tidak dalam bentuk uang
tunai melainkan dalam stok hasil pembesaran misalnya dalam responden yaitu ikan yang disisihkan dan disiapkan untuk indukan. Penerimaan usahabudidaya
ikan hias mas koki di responden Kelompok Budidaya Ikan Tugu Mina Asri adalah harga penjualan yang dikalikan dengan jumlah panen yang terjual dengan ukuran
rata-rata panen dari tiga inchi sampai tiga koma lima inchi dengan harga jual rata Rp 3300,00.
Jumlah benih yang dihasilkan rata-rata menghasilkan 4757 ekor, dengan
harga rata-rata panen per responden nilai total pendapatan pembudidaya ikan koki di Pokdakan Tugu Mina Asri pada tahun 2011 adalah Rp 270.516.500,00.
Pengeluaran Usahabudidaya
Pengeluaran usahabudidaya merupakan biaya yang dikeluarkan responden untuk mengadakan input dalam menjalankan kegiatan usahabudidaya.
Pengeluaran dalam usaha budidaya digolongkan menjadi dua yaitu biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Pengeluaran atas biaya tunai adalah biaya yang
dikeluarkan pembudidaya secara tunai dari kegiatan usahabudidaya sampai panen yang terjual kepada pembeli. Sedangkan biaya diperhitungkan adalah biaya yang
dikeluarkam oleh pembudidaya secara tidak tunai misalnya adalah tenaga kerja dalam keluarga, biaya sewa lahan, dan penyusutan alat-alat pembenihan.
Biaya tunai dalampembesaran ikan mas koki digunakan unutuk membayar benih, pakan buatan, cacing sutera beli, obat-obatan, transportasi, iuran
kelompok budidaya, tenaga kerja, dan listrik untuk pompa. Besar nilai yang dikeluarkan untuk biaya tuani oleh responden anggota Pokdakan Tugu Mina Asri
Tulungagung pada tahun 2011 adalah Rp 110.340.250,00.
Biaya diperhitungkan Pokdakan Tugu Mina Asrimeliputi penyusutan kolam, penyusutan peralatan, tenaga kerja dalam keluarga, sewa lahan, cacing sutera
tangkap sehingga jumlah total 50.582.000 . Pada kegiatan budidaya ikan hias mas koki di Kelompok Budidaya input-input ini tidak dipikirkan bahwa seharusnya
dikeluarkan tetapi karena dikerjakan dengan tenaga sendiri maka biaya ini tidak
dikeluarkan. Walaupun biaya-biaya yang harusnya dibebankan kepada pembudidaya ini tidak dikeluarkan tetapi ini sebenarnya dikonversi menjadi
pendapatan sendiri karena pembayaran yang harusnya dikeluarkan tidak dikeluarkan dan jika saat panen margin atau pengurangan dengan penerimaan
biaya yang dikeluarkan akan menjadi besar.
Antara biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan pada Pokdakan Tugu Mina Asri dijadikan biaya total sebesar Rp 161.192.500 ,00. Biaya tunai merupakan
bagian 68 persen dari biaya tunai sedangkan biaya diperhitungkan merupakan bagian 32 persen dari biaya total. Biaya diperhitungkan yang tidak dimasukkan ke
beban biaya akan meningkatkan selisih antara penerimaan dan biaya yang dikeluarkan sehingga penadapatan yang diterima akan semakin besar.
Tabel 11 Pengeluaran UsahaBudidaya Pembesaran Ikan Mas Koki di Pokdakan Tugu Mina Asri Tulungagung Tahun 2011
No Input Produksi
Jumlah Biaya A
Biaya tunai 110.340.250,00
1 Pakan Buatan
50.748.250
2 Beli Cacing sutera
1.050.000
3
Obat 3.070.000
4
Biaya Benih 37.422.000
5
Transportasi 4.200.000
6
Tenaga Kerja Luar keluarga 4.000.000
7
Iuran Kelompok Tani 2.040.000
8
listrik Pompa 7.810.000
B Total Biaya Tunai
110.340.250 C
Biaya Diperhitungkan 50.852.250
1
Penyusutan alat a. Kolam
21.600.000 b. Peralatan
9.585.000
2
Tenaga kerja dalam keluarga 1.698.500
3
Sewa Lahan 7.810.000
4
Cacing sutera tangkap 10.158.750
D Total Biaya Diperhitungkan
50.852.250 E
Total Biaya 161.192.500
Sumber : Kelompok Budidaya Tugu Mina Asri 2011
Pendapatan Usahabudidaya
Pendapatan usahabudidaya merupakan selisih dari penerimaaan usahabudidaya dengan pengeluaran pada kegiatan usahabudidaya. Pendapatan
usahabudidaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai adalah penerimaan yang
berasal dari pengurangan dari biaya yang dikeluarkan langsung. Jadi biaya tunai yang didapatkan oleh responden Pokdakan Tugu Mina Asri sejumlah Rp
160.176.250,00. Sedangkan pendapatan atas biaya total yaitu berasal dari
penerimaan yang dikurangi dari biaya total. Biaya total adalah total biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Nilai Pendapatan atas biaya total adalah Rp
190.324.000,00.
Berikut ini Tabel mengenai penerimaan, biaya dan pendapatan usahabudidaya pembesaran ikan mas koki di Pokdakan Tugu Mina Asri.
Tabel 12 Rata-rata Penerimaan, Biaya Dan Pendapatan Usahabudidaya Pembesaran Ikan Mas koki Tahun 2011
No Komponen
Nilai A
Penerimaan 270.516.500
B Biaya Tunai
110.340.250 C
Biaya Diperhitungkan 50.852.250
D
Biaya Total 161.192.500
E Pendapatan Atas Biaya Tunai
160.176.250 F
Pendapatan Atas Biaya Total 109.324.000
Sumber : Kelompok Budidaya Tugu Mina Asri 2011
Analisis RC Rasio
Analisis RC rasio adalah indikator suatu kegiatan usahatani antara layak atau tida layak. Yaitu dikatakan layak apabila nilai RC rasio lebih dari satu dan
dikatakan tidak layak apabila kurang dari satu. RC rasio dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu RC rasio atas biaya tunai RC rasio atas biaya total.
Penelitian Pada responden Pokdakan Tugu Mina Asri didapatkan nilai RC atas biaya tunai dari usaha budidaya pembesaran ikan mas koki adalah 2,45 yang
artinya adalah setiap satu rupiah yang dikeluarkan atas biaya tunai akan memeberikan penerimaan 2,45. Sedangkan nilai RC rasio atas biaya total yaitu
bernilai 1,68 yaitu setiap satu rupiah yang dikeluarkan atas biaya total akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,68.
Saat biaya yang diperhitungkan ini dimasukkan dalam komponen biaya ternyata biaya ini mengurangi nilai RC rasio yang besar dari nilai 2,45 menjadi
1,68. Nilai RC rasioyang dihasilkan atas biaya tunai dan biaya total adalah 2,45 dan 1,68 hal ini menunjukan bahwa usahabudidaya ikan mas koki menguntungkan
untuk diusahakan karena memiliki RC rasio yang bernilai lebih dari satu. Berikut tabel 14 yang menunjukkan perbedaaan RC rasio berdasarkan biaya tunai dan
biaya total.
Tabel 13 Rata-rata Penerimaan , Biaya dan RC Rasio Usahabudidaya
No Komponen
Nilai A
Penerimaan 270.516.500
B
Biaya Tunai 110.340.250
C
Biaya Diperhitungkan 50.852.250
D
Biaya Total 161.192.500
E RC Atas Biaya Tunai
2,45 F
RC Atas Biaya Total 1,68
Sumber :
Kelompok Budidaya Tugu Mina Asri 2011
Nilai RC rasioyang dihasilkan atas biaya tunai dan biaya total adalah 2,45 dan 1,68 hal ini menunjukan bahwa usahabudidaya ikan mas koki menguntungkan
untuk diusahakan karena memiliki RC rasio yang bernilai lebih dari satu. Perbedaan yang besar antara nilai RC rasio atas biaya tunai dan biaya total
menunujukkan layak tetapi hal ini menunjukkan bahwa usaha pembesaran ikan hias mas koki responden sangat tergantung pada biaya yang diperhitungkan.
Walaupun biaya diperhitungkan dimasukkan dalam biaya total, nilai RC rasio masih diatas satu sehingga dalam keadaan semua biaya dikeluarkan kegiatan
budidaya ikan koki di Pokdakan Tuggu Mina Asri layak karena masih menguntungkan.
Peran Kelompok Budidaya Ikan Hias a. Syarat Masuk Anggota
Pembudidaya ikan hias mas koki yang ada di Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung memiliki pembudidaya yang menjadi aggota kelompok
tani dan ada yang tidak bergabung. Pembentukan Kelompok Budidaya Ikan Hias Tugu Mina Asri dimulai pada tahun 2006 dengan jumlah anggota awal yaitu
2006. Kelompok tugu Mina Asri aktif dalam kegiatan yang diadakan pemerintah serta sering mengikuti perlombaan dan mulai tahun 2007, kelompok pembudiaya
ini mendapatkan penghargaan. Sehingga pada tahun 2012 anggota bertambah menjadi 20 orang yang semuanya aktif dalam semua kegiatan budidaya ikan hias.
Berdasarkan hasil dari wawancara anggota pembudidaya ikan hias mas koki Tugu Mina Asri berpendapat sangat mudah karena tidak ada syarat khusus
untuk menjadi anggota. Anggota mempunyai alasan sukarela menjadi anggota karena ingin berbagi dan saling berdiskusin untuk mengembangkan jenis dan
cara budidaya ikan hias mas koki.
Anggota pembudidaya ikan hias Tugu Mina Asri tidak hanya membudidayakan ikan hias mas koki. Rata-rata pembudidaya membudidayakan
ikan hias lain selain ikan hias mas koki dan ada juga pembudidaya yang hanya membudiayakan ikan hias lain. Alasannya adalah agar panennya lebih beragam
dan mendapatkan panen tambahan dari jenis lain.