2. 2 Analisa Data Geolistrik BAB IV ANALISIS DATA

52

4. 2. 2 Analisa Data Geolistrik

A. Dasar dan Metoda Pengukuran Pengukuran geolistrik yang dilaksanakan menggunakan metoda pengukuran Resistivitas Konfigurasi Schlumberger dengan resolusi Vertical Electric Sounding VES dengan panjang bentang pengukuran rata-rata sejauh 400 meter. Dalam pelaksanaan pengukuran geolistrik, tahanan jenis arus listrik bolak-balik berfrekuensi rendah dialirkan ke dalam bumi melalui elektrode arus dan distribusi potensial yang dihasilkan akan diukur melalui elektoda potensial. Konfigurasi Schlumberger seperti pada Gambar 4.1, jarak elektroda diatur sehingga r1= R2 = a-12 b dan r2 = R1 = a + ½ b, dimana a adalah jarak titik pusat elektroda arus dan b adalah jarak antara kedua elektroda potensial. Gambar 4. 1 Skema susunan elektroda konfigurasi Schlumberger Pelaksanaan di lapangan digunakan sistem Sounding untuk mendapatkan gambaran litologi secara vertikal di bawah titik pengukuran, sedangkan penyebaran secara lateral suatu satuan litologi dapat diperoleh dengan korelasi satu titik sounding terhadap titik sounding lainnya. Jarak elektroda potensial P1 – P2 dimulai dari 13 jarak elektroda arus C1 – C2. selanjutnya pengukuran dilakukan hanya dengan memindahkan elektroda arus sampai suatu jarak dimana hasil ukur beda potensial P1 – P2 sudah kecil, P1 – P2 dilebarkan secara bertahap sesuai dengan yang telah ditentukan sehingga kurva yang diperoleh memenuhi kurva standar yang ada. B. Interprestasi Data dalam Pendugaan Lapisan Prinsip utama pengukuran Geolistrik akan menghasilkan suatu tahanan jenis yang akan berubah nilainya sesuai lapisan tanah tersebut. Jadi pendugaan litologi suatu lapisan tanah dapat diperlihatkan melalui perubahan tahanan jenis yang merupakan nilai tahanan C1 P1 P2 b a a C2 R2 R1 53 terhadap aliran arus listrik Ω m. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya harga tahanan jenis meliputi : • Jenis material : semakin mudah menghantarkan arus listrik, semakin kecil tahanan jenisnya. • Kandungan air dalam batuan : semakin banyak kandungan air dalam batuan, maka semakin kecil tahanan jenisnya. • Porositas batuan : semakin besar porositas batuan semakin kecil tahanan jenisnya karena makin banyak air yang terkandung. • Sifat kimiawi air : ion ion Na + dan Cl - akan mudah menghantarkan arus listrik, sehingga tahanan jenisnya semakin kecil. Dari data lapangan yang dihasilkan, diolah dan selanjutnya dilakukan interprestasi dengan cara menyamakan lengkung Curve Matching terhadap kurva baku yang telah dikeluarkan oleh Schlumberger. Penyamaan lengkung ini dilakukan untuk menentukan parameter tahanan jenis secara matematis pada suatu model perlapisan batuan. Berdasarkan nilai tahanan jenis untuk setiap lapisan, dilakukan interprestasi jenis litologi dan kemungkinan merupakan lapisan pembawa air dengan mempertimbangkan dari data- data geologi. Demikian pendugaan lapisan tanah atau jenis batuan dengan korelasi terhadap tahanan jenis Todd,1980 yang diperlihatkan dalam Gambar 4.2. Clay Soft shale Hard shale Tilt Sand Sandstone Porous limestone Dense limestone Resistivity, ohm meter Ω m Gambar 4. 2 Pendugaan Jenis Batuan dengan Korelasi Tahanan Jenis Ω m 10 -1 10 10 1 10 2 10 3 10 4 10 5 10 6 54 Pembagian interval nilai tahanan jenis di Gombel Lama dapat dilihat tabel 4.7 : Tabel 4. 7 Tabel Prediksi Jenis Batuan Pengukuran Geolistrik di Lokasi Penelitian Titik Batas Pendugaan Tebal Lapisan m Nilai Tahanan Jenis Ω m Prediksi Jenis Batuan GL - 3 0.00 – 1.80 90.00 Breksi 1.80 – 4.50 9.00 Lempung kepasiran 4.50 – 11.80 2.25 Lempung 11.80 – 13.20 1.17 Lempung 13.20 – 27.50 2.24 Batu Lempung GL – 4 0.00 – 1.45 105 Breksi 1.45 – 3.80 10.50 Lempung kepasiran 3.80 – 6.60 3.90 Lempung 6.60 – 9.50 1.40 Lempung 9.50 – 27.00 21.60 Batu lempung Sumber : Hasil Uji Lapangan PT. Selimut Bumi Adhi Cipta Dari analisa data hasil pengujian boring dan geolistrik, maka dapat diprediksi profil lapisan tanah di lokasi penelitian.

4. 2. 3 ANALISA DATA TANAH DI LABORATORIUM