Kasus K1 Dinamika Populasi Mangsa-Pemangsa

Pada saat penondimensionalan model, diketahui bahwa dengan sebanding dengan lamanya waktu pencarian oleh pemangsa A. Sedangkan secara tidak langsung menyatakan tingkat predasi, dengan s menyatakan laju pertumbuhan intrinsik pemangsa, h adalah jumlah mangsa yang dibutuhkan oleh satu pemangsa, dan m adalah predasi maksimal yang dapat dilakukan oleh pemangsa. Sehingga tingginya tingkat predasi terhadap mangsa direpresentasikan dengan kecilnya nilai dari parameter . Jadi, pada proses simulasi diperlihatkan pengaruh lamanya waktu pencarian dan tingkat predasi yang masing-masing direpresentasikan oleh a dan untuk penggambaran dinamika populasi mangsa-pemangsa.

4.3.1 Kasus K1

Pada kasus pertama, pemangsa dihadapkan pada waktu pencarian yang lama dengan kondisi parameter adalah a + δ 1. Nilai parameter yang diambil adalah 0.15 dan 0.99 serta nilai awal yaitu 0.1 dan 0.1 masing-masing per satuan populasi. Pada subkasus yang pertama diperlihatkan pengaruh tingkat predasi yang tinggi dengan . Titik tetap pada subkasus ini adalah 0.06575,0.98633 dengan matriks Jacobi diperoleh nilai eigen 0.0788+0.37I dan 0.0788-0.37I, karena kedua nilai eigen merupakan bilangan kompleks yang bernilai negatif juga nilai β px, dengan px = 0.062 sehingga jenis kestabilan titik tetap 0.06575,0.98633 adalah spiral stabil Gambar 4a. Pada subkasus yang ke dua diperlihatkan pengaruh tingkat predasi yang rendah dengan . Titik tetap pada subkasus ini adalah 0.91973,0.15328 dengan matriks Jacobi . Diperoleh nilai eigen 0.86420 dan 0.1668, karena kedua nilai eigen bernilai real negatif juga β px, di mana px = 0.48 sehingga jenis kestabilan titik tetap 0.91973,0.15328 adalah simpul stabil Gambar 4b. a b Gambar 3 Dinamika populasi mangsa dan pemangsa dengan tingkat predasi yang a tinggi dan b rendah pada K1. Gambar 3a memperlihatkan bahwa di awal waktu populasi mangsa mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan populasi pemangsa. Pertumbuhan populasi mangsa yang cepat akan menyuplai kebutuhan konsumsi pemangsa dengan segera. Selanjutnya, populasi mangsa menyusut drastis ketika Keterangan: : Mangsa : Pemangsa populasi pemangsa mulai berkembang yang kemudian mengalami proses osilasi sebelum kedua populasi tersebut stabil menuju ke suatu nilai. Gambar 3b juga memperlihatkan bahwa di awal waktu populasi mangsa akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan populasi pemangsa. Perbedaannya adalah perbandingan antara populasi mangsa dan pemangsa, di mana pada Gambar 3a diperlihatkan populasi pemangsa lebih banyak dari pada populasi mangsa, sedangkan pada Gambar 3b diperlihatkan bahwa populasi pemangsa tidak pernah melebihi populasi mangsa. Berdasarkan persamaan 4.3, diketahui bahwa perbandingan antara parameter terhadap parameter δ adalah setara dengan perbandingan populasi mangsa terhadap populasi pemangsa saat ekuilibrium. Jadi, ketika tingkat predasi yang tinggi melebihi rasio laju pertumbuhan pemangsa terhadap mangsa, populasi mangsa menjadi lebih sedikit dikarenakan populasi mangsa berkurang dengan drastis seiring bertambahnya populasi pemangsa yang memiliki tingkat predasi yang tinggi. Sebaliknya, populasi pemangsa menjadi lebih sedikit di saat tingkat predasi yang rendah dan dengan waktu pencarian yang lama sehingga populasi mangsa terus bertambah banyak dengan sumber daya yang terbatas. a b Gambar 4 Bidang fase a untuk Gambar 3a dan b untuk Gambar 3b. Pada Gambar 4 diberikan ilustrasi bidang solusi di sekitar titik tetap di mana pada kedua subkasus tersebut kedua populasi stabil menuju suatu nilai. Pada bagian a diperlihatkan bahwa jenis kestabilan titik tetap pada kondisi tingkat predasi yang tinggi adalah spiral stabil. Sedangkan pada kondisi tingkat predasi yang rendah adalah simpul stabil. Perubahan nilai parameter β yang menjadi besar menyebabkan perubahan jenis kestabilan titik tetap dari jenis spiral stabil menjadi simpul stabil.

4.3.2 Kasus K2