PERANAN PENGURUS MA’HAD AL-QALAM TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK SISWA DI MAN 3 KOTA MALANG
i
PERANAN PENGURUS MA’HAD AL
-QALAM
TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK SISWA
DI MAN 3 KOTA MALANG
SKRIPSI
Oleh :
Azalia Nita Nur Pratiwi Siswandini
Nim. 201110010311040
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
2015
(2)
ii
PERANAN PENGURUS MA’HAD AL
-QALAM
TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK SISWA
DI MAN 3 KOTA MALANG
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S-1)
Oleh :
Azalia Nita Nur Pratiwi Siswandini
Nim. 201110010311040
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
2015
(3)
iii
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang,
dan diterima untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Pada Tanggal : 2 Mei 2015
Dewan Penguji Tanda Tangan
1.Drs.Faridi, M.Si 2.H.N Taufiq, M.Ag 3.Drs.Agus Purwadi, M.Si 4.Dra.Romlah, M.Ag
Mengesahkan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Malang Dekan,
(4)
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
PERANAN MA’HAD AL
-QALAM
TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK SISWA
DI MAN 3 KOTA MALANG
SKRIPSI
Oleh :
Azalia Nita Nur Pratiwi Siswandini
Nim. 201110010311040
(5)
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi Jurusan Tarbiyah fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang tanpa ada suatu halangan dan hambatan yang berarti.
Allhamdulillah, akhirnya skripsi yang berjudul : “PERANAN PENGURUS MA’HAD AL-QALAM TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK SISWA DI
MAN 3 KOTA MALANG” ini dapat terselesaikan. Dengan selesainya karya tulis ini tentunya tak lepas dari peran serta semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.
Selanjutnya dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kepada Ibunda saya (Zumaroh) dan ayah saya (Ahmad Nurhan) yang selalu
memberikan motivasi serta do’a yang tiada henti demi kesuksesan saya
2. Drs. Faridi, M.Si, dan Bapak H.N Taufiq, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk dapat
memberikan arahan, saran, bimbingan, do’a serta motivasi kepada penuli
3. Para dosen pengajar di Jurusan Tarbiyah Fakultas Agama Islam yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis
4. Kepada kepala sekolah MAN 3 Kota Malang ibu Binti Maqsudah, serta
kepada Ma’had Al-Qalam bapak Gunawan yang telah mengizinkan penuli untuk melakukan penelitian
(6)
vi
5. Terucap terima kasih juga untuk Hendrik Ardiansyah yang sudah membantu, memotivasi, menyemangati dan memberika do’a dalam penyusunan skripsi ini
agar selesai pada waktunya
6. Terima kasih juga untuk saudari-saudariku penghuni kost 42B ( Rosita, NurFadilah, Irma Dahlia dan Putri ) yang selalu memberikan semangat sehingga penulis selalu semangat dalam mengerjakan skripsi
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu hingga selesainya tugas akhir kuliah (Skripsi).
Dengan segala keterbatasan penguasaan pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari jika skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunannya. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan skripsi ini.
Akhirnya dengan penuh harap kepada Allah SWT. Semoga skripsi yang sederhana ini dapat menjadi penulisan penelitian yang bermanfaat bagi penulis khusunya dan bagi orang yang merindukan kebenaran.
Malang, 2 April 2015 Penulis
Azalia Nita Nur P.S
(7)
vii
DAFTAR ISI
Halaman judul ...i
Lembar persetujuan...ii
Lembar pengesahan ... iii
Motto...iv
Persembahan ...v
Pernyataan Keaslian Tulisan...vi
Abstrak ...vii
Transliterasi... viii
Kata Pengantar ...ix
Daftar Isi ...xii
Daftar Tabel ...xv
Daftar Lampiran...xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan Masalah ...7
C. Tujuan Penelitian ...7
D. Manfaat Penelitian ...7
E. Batasan Istilah ...9
F. Sistematika Penulisan ...11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kontribusi Ma’had 1. Pengertian Ma’had...14
2. Peran Ma’had...16
3. Sistem Pendidikan Pesantren ...17
B. Pengembangan akhlak dan Ruang Lingkupnya 1. Pengertian Akhlak... 19
2. Pembentukan Akhlak ... 24
3. Membentuk Akhlak pada Anak ... 31
4. Tujuan Pembentukan Akhlak... 32
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak... 34
6. Pendidikan Akhlak... 36
7. Teori Pendidikan Akhlak ... 37
(8)
viii BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ...42
B. Sumber Data...44
C. Teknik Pengumpulan Data...45
D. Teknik Analisa Data...46
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Latar Belakang Objek Penelitian 1. Letak Geografis Ma’had Al-Qalam MAN 3 Kota Malang ... 49
2. Sejarah Berdirinya Ma’had Al-Qalam MAN 3 Kota Malang... 50
3. LandasanFilosofis Ma’had Al-Qalam... 52
4. Nilai-nilai Dasar Ma’had Al-Qalam ... 52
5. Struktur Kepengurusan Ma’had Al-Qalam MAN 3 Kota Malang.. 53
6. Visi dan Misi Ma’had Al-Qalam MAN 3 Kota Malang ... 57
7. Tujuan dan Program Pembelajaran Ma’had Al-Qalam MAN 3 Kota Malang... 60
8. Faktor Pendukung Proses Pembelajaran Ma’had Al-Qalam MAN 3 Kota Malang... 61
9. Peraturan dan Tata Tertib Ma’had Al-Qalam MAN 3 Kota Malang... 64
B. Penyajian dan Analisa Data 1. Materi yang diajarkanoleh Ma’had Al-Qalam ...68
2. Bentuk akhlak (perilaku) santri...70
3. Peranan Ma’had Al-Qalam terhadap pembentukan akhlak santri ...71
4. Langkah yang digunakan Ma’had Al-Qalam terhadap pembentukan akhlak santri ...73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 81
B. Saran ... 82
DAFAR PUSTAKA... 83 DAFTAR LAMPIRAN
(9)
ix
DAFTAR TABEL
Tabel I ... 46
Tabel II... 59
Tabel III ... 60
Tabel IV ... 71
(10)
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I... Lampiran II ... Lampiran III ... Lampiran IV... Lampiran V ... Lampiran VI...
(11)
xi
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan, (2001), Metode Penelitian Sosial Format-format Kuantitatif dan Kualitatif.Surabaya: Airlangga University Press Darmadi Hamid. (2009).Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung:
Alfabeta.
Halim, Wahidin. (2006).Piagam Akhlakul Karimah. Jakarta:PENDULUM Idrus, Muhammad. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial:Pendekatan
Kualitatif dan Kuantitatif.Yogyakarta: Erlangga
Khozin, (2006), Jejak-jejak pendidikan Islam di Indonesia (rev. ed.). Malang: UMM Press
Majid, Abdul, Andayani Dian. (2012). Pendidikan Karakter Perspektif Islam.Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA
Majid, Nurcholish. (1997). Bilik-Bilik pesantren: sebuah Potret Perjalanan.Jakarta: Paramadina
Moleong, Lexy J. (2013). Metodologi penelitian kualitatif (rev. ed). Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA
Qodir, Zuly. (2003).Ada Apa Dengan Pesantren.Bantul : Pondok Edukasi Raharjo, M, Dawam. (1983). Pengulatan Dunia Pesantren Membangun
dari Bawah,Jakarta : LP3ES
Rofiq, Ahmad. (2005). Pemberdayaan Pesantren: menuju kemandirian, dan profesionalisme santri dengan metode daurah kebudayaan. Pustaka Pesantren Bekerja sama dengan Yayasan Katanta Bangsa Salim, Peter & Salim, Yenny. (1991). Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer.Jakarta : Modern English Press
Sanjaya, Rizki. (2012). Syarat Informal untuk Penelitian, diakses pada tangga 6 Februari 2015 dari
http://rizkimasbox.blogspot.com/2012/11/syarat-informan-untuk-penelitian-bahasa.html
Soekanto, Soerjono. (2002). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo.
Sukmadinata, Syaodih, Nana. (2007). Metode penelitian pendidikan. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA
(12)
xii
Taufiqurrochman. (2010). IMAM AL-JAMI’AH: Narasi Indah Perjalanan
Hidup dan Pemikiran Prof. Dr. H. Imam Suprayogo. Malang : UIN MALIKI PRESS
http://www.man3malang.com/mahad/mengapa-mahad-bukan-asrama/, diakses pada tanggal 12 Februari 2015
Wilda Nengsih. (2012). Langkah Pembentukan Moral pada Anak, diakses pada tanggal 10 Maret 2015 dari
http://wildanengsih12.blogspot.com/2012/12/perkembangan-moral-remaja_9.html
Peran dan Fungsi Pondok Pesantren. Diakses pada tanggal 11 Maret 2015 dari http://maraqitcabangbayan.blogspot.com/2013/01/peranan-dan-fungsi-pondok-pesantren.html
Tujuan Pendidikan Pondok Pesantren.diakses pada tanggal 11 Maret 2015 diakses dari http://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/8173-tujuan-pendidikan-pondok-pesantren.html
Usman Uzer Muh, Setiawati Lilis. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.Bandung:Remaja Rosdakarya
Zurqoni, Dr. (2013).Menakar Akhlak Siswa: Konsep & Strategi Penilaian Akhlak Mulia Siswa.Jakarta:AR-RUSS MEDIA
(13)
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Zaman modern merupakan zaman dimana dunia tanpa batas dan dunia yang sering kali menggoda moral seseorang untuk bertindak semaunya. Tidak sedikit tingkah laku seseorang melanggar aturan/norma-norma yang berlaku di masyarakat. Sehingga mengakibatkan banyak kecemasan, ketegangan dan ketakutan di kalangan masyarakat.
Berdirinya Madrasah Aliyah Negeri 3 (MAN 3) Kota Malang yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Menteri Agama pada tangga 2 Desember 1946 no.1142/BH.A, disertai dengan
berdirinya Ma’had Al-Qalam. Hal tersebut dikarenakan siswa siswi MAN 3 Kota Malang banyak yang berasal dari luar kota.
Berdirinya Ma’had Al-Qalam menuntut tanggung jawab yang lebih berat tentang bagaimana mendesain pola pembinaan bagi para penghuninya. Mengacu pada fenomena yang terjadi di lingkungan pendidikan, maka ada dua alternatif pola pembinaan, yaitu: 1. pola
pembinaan asrama dan 2. pola pembinaan ma’had.
Jika memilih pola pembinaan asrama, secara garis besar pihak madrasah hanya bertanggung jawab menyediakan tempat tinggal yang layak, makan dan minum yang cukup, serta pengawalan akademik dan
(14)
2
ibadah yang intens. Sedangkan jika memilih pola pendidikan ma’had,
maka di samping harus menyediakan tiga unsur di atas, pihak madrasah
juga harus mendesain kurikulum ma’had yang berbasis pesantren.1
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa selama ini
ma’had memang selalu mengikuti kurikulum dari madrasah. Namun berbeda dengan ma’had yang akan menjadi tempat penelitian ini, ma’had
tersebut sudah menggunakan kurikulum tersendiri yang serupa dengan kurikulum pesantren secara umum.
Dengan adanya ma’had di madrasah, diharapkan menjadi satu nilai
lebih dalam membimbing dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam proses belajarnya selama di madrasah, sehingga kegiatan
di ma’had tersebut dapat menunjang dan mencapai kesuksesannya,
menyiapkan bekal bagi mereka dalam menghadapi kemajuan globalisasi, serta membantu memecahkan berbagai persoalan di masyarakat sesuai dengan apa yang telah dipelajari.
Sebagai contoh, Ma’had Aly Sunan Ampel yang dirintis dan
dikembangkan oleh UIN Maliki Malang sejak tahun 2000, nama
lengkapnya adalah Ma’had Sunan Ampel Al-Aly . disebut ma’had dan
bukan asrama atau bukan pondok pesantren karena memiliki maksud tersendiri. Jika disebut asrama dikhawatirkan melahirkan kesan bahwa bangunan itu hanya semata-mata rumah kost. Juga tidak disebut pondok
1
http://www.man3malang.com/mahad/mengapa-mahad-bukan-asrama/, diakses pada tanggal 12 Februari 2015
(15)
3
pesantren tapi ma’had untuk membedakan dengan pondok pesantren pada
umumnya.2
Dalam lingkungan pesantren para santri diajarkan untuk memiliki
sikap yang baik, baik dalam lingkup keluarga maupun masyarakat. Ma’had
bukan hanya mengajarkan etika dan moral melainkan juga mempelajari tentang ilmu-ilmu agama secara luas, sehingga para santri tidak hanya memiliki sifat yang baik namun juga mengetahui dasar atas segala yang dilakukannya.
Madjid Dawam Rahardjo menyatakan bahwa tujuan pendidikan pesantren berada sekitar terbentuknya manusia yang memiliki kesadaran setinggi-tingginya akan bimbingan agama Islam, yang bersifat menyeluruh, dan diperlengkap dengan kemampuan setinggi-tingginya untuk mengadakan response terhadap tantangan-tantangan dan tuntutan-tuntutan hidup, dalam konteks ruang dan waktu yang ada: Indonesia dan dunia abad sekarang.3
Sebagai lembaga pendidikan Islam ma’had dalam merumuskan
tujuan atau cita-citanya selalu merujuk pada nilai- nilai yang bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah, baik itu rumusan dalam bentuknya yang tertulis maupun yang disampaikan secara lisan oleh kyainya.
2
Taufiqurrochman, IMAM AL-JAMI’AH : Narasi Indah Perjalanan Hidup dan pemikiran
prof. Dr. H Imam Suprayogo, (Malang:2010), Hal 176
3
M.Dawam Rahardjo, pengulatan Dunia Pesantren Membangun dari Bawah, (Jakarta:1983), Hal.15
(16)
4
Ajaran agama yang ditekuni di pesantren adalah berfungsi dalam pengembangan tugas moral.4 Pesantren dianggap sebagai benteng nilai-nilai dasar di masyarakat terhadap pengaruh budaya asing, merubah sikap yang buruk menjadi baik, mengajarkan pendidikan agama yang luas sehingga santri dapat berinteraksi dengan masyarakat dengan baik sesuai dengan akidah serta moral yang telah diajarkan oleh pesantren.
Tujuan umum pengembangan pesantren adalah membina warga negara agar berkepribadian muslim dengan ajaran-ajaran agama Islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut dalam semua segi kehidupannya serta menjadikannya sebagai orang yang berguna bagi agama, masyarakat, dan negara.5
Secara khusus tujuan pembinaan dan pengembangan pesantren oleh pemerintah adalah :
1. Mendidik siswa/santri menjadi anggota masyarakat, seorang muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT. Berakhlak mulia, memiliki kecerdasan, keterampilan dan sehat lahir batin sebagai warga negara yang ber-pancasila.
2. Mendidik siswa/santri menjadi manusia muslim dan kader-kader ulama serta mubaligh yang berjiwa ikhlas, tabah, tangguh, memiliki semangat wiraswasta serta mengamalkan
syari’at Islam secara utuh dan dinamis.
3. Mendidik siswa/santri untuk memperoleh kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan bangsa dan negara.
4. Mendidik para santri, agar dapat menjadi tenaga-tenaga penyuluh pembangun makro, regional dan nasional.
4
NurCholish Majid, Bilik-bilik Pesantren, (1997), Hal.106
5
Tujuan Pendidikan Pondok Pesantren, diakses pada tanggal 11 Maret 2015 dari http://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/8173-tujuan-pendidikan-pondok-pesantren.html
(17)
5
5. Mendidik para santri, agar menjadi tenaga-tenaga yang cakap serta terampil dalam berbagai sector pembangunan mental spiritual.
6. Mendidik para santri, agar dapat member bantuan untuk meningkatkan kesejahteraan dalam rangka usaha pembangunan masyarakat Indonesia.6
Kedudukan akhlak dalam Islam sangat penting. Konsep akhlakpun tidak semata-mata hanya mengatur hubungan sesama manusia saja namun juga hubungan manusia kepada Allah SWT, hubungan manusia kepada sesamanya serta hubungan manusia kepada makhluk lainya. Oleh sebab itu Allah SWT mengutus rasulullah SAW untuk menyempurnakan akhlak manusia.
Pendidikan moral tidak hanya berpengaruh dalam lingkungan ber-masyarakat saja, namun dalam lingkungan sekolah juga sangat berpengaruh untuk kelangsungan proses belajar mengajarnya serta interaksi yang baik antar sesama teman sebayanya.
Perkembangan zaman yang semakin hari semakin banyak permasalahan moral yang ditimbulkan khususnya terhadap remaja, tidak
terkecuali santri Ma’had Al-Qalam MAN 3 Kota Malang diantaranya masalah bertengkar, mengucapkan kata-kata kotor, menentang dan memusuhi orang tua. Perilaku tersebut tidak layak jika dimiliki oleh remaja yang bermoral.
Usaha untuk menanggulangi kemerosotan moral itu telah banyak dilakukan, baik oleh lembaga keagamaan, pendidikan, sosial dan instansi
6
(18)
6
pemerintah. Namun hasil pembendungan arus yang berbahaya itu belum tampak, bahkan yang terjadi semakin banyak. dimana mana dekadensi moral semakin menjadi jadi tidak saja terbatas kepada kota besar, akan tetapi telah menjalar sampai ke pelosok tanah air.
Suksesnya upaya dalam pembentukan moral tergantung pada pelaksanaan serta faktor-faktor yang menunjang pelaksanaan tersebut, karena segala sesuatu dapat berjalan dengan baik dan lancar atas dukungan serta kerjasama yang terjadi antara penerap dan objek yang dituju.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengenali lebih dalam tentang
peranan yang digunakan oleh Ma’had Al-Qalam dalam pembentukan akhlak siswa MAN 3 Kota Malang, dengan terjun langsung ke lapangan. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat melihat langsung realitas yang
dilakukan Ma’had Al-Qalam dalam pembentukan akhlak siswa, sehingga akan didapatkan pengetahuan dan fakta baru tentang pembentukan moral
bagi siswa terutama dalam lingkungan ma’had. Oleh karena itu, di sini
peneliti mengambil judul penelitian PERANAN PENGURUS MA’HAD
AL-QALAM TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK SISWA DI MAN 3 KOTA MALANG.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka muncul masalah penelitian, yakni :
(19)
7
a. Bagaimanakah peranan Pengurus Ma’had Al-Qalam terhadap pembentukan akhlak siswa MAN 3 Kota Malang ?
b. Bagaimanakah pelaksanaan peranan Pengurus Ma’had Al-Qalam terhadap pembentukan akhlak siswa MAN 3 Kota Malang ?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan penelitian ini sejalan dengan rumusan masalah yaitu :
a. Untuk mendeskripsikan peranan Pengurus yang di gunakan Ma’had
Al-Qalam terhadap pembentukan akhlak siswa MAN 3 Kota Malang b. Untuk mendeskripsikan bagaimana bentuk pelaksanaan Peranan
Pengurus Ma’had Al-Qalam terhadap pembentukan akhlak siswa MAN 3 Kota Malang
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti
Sebagai suatu pengalaman pertama dalam penelitian lapangan guna menambah wawasan yang luas khususnya dalam Peranan
Ma’had Al-Qalam Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa di MAN 3 Kota Malang.
(20)
8 2. Bagi Ma’had Al-Qalam
Penelitian ini dapat membantu para pembina Ma’had Al-Qalam untuk mengetahui akhlak atau moral para santri yang sudah dibina di
Ma’had Al-Qalam serta mengetahui perubahan yang telah di alami oleh para santri.
3. Bagi peneliti lainya
Hasil penelitian ini untuk dijadikan salah satu sumbangan
pemikiran bagi kalangan para pembina ma’had maupun bagi para guru
sekolah untuk dijadikan sebagai bahan kajian mengenai pembentukan
akhlak siswa atau santri di Ma’had Al-Qalam MAN 3 Kota Malang.
E. Batasan Istilah
1. Pengertian Peranan
Peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilakukan. Sedangkan peran adalah sesuatu yang diharapkan dimiliki oleh orang yang memiliki kedudukan dalam masyarakat.7
Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajibanya sesuai dengan kedudukannya, maka lembaga dapat menjalankan suatu peranan. Peranan yang melekat pada diri sesorang harus dibedakan
7
Peter Salim, Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press), 1991, Hal 1132
(21)
9
dengan posisi dalam pergaulan masyarakat. Posisi seseorang dalam masyarakat merupakan unsur statis yang menunjukan tempat individu pada organisasi masyarakat.8
Pentingnya peranan adalah bahwa hal tersebut mengatur perilaku seseorang pada batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain, sehingga orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya.
Peranan yang di maksud dalam penelitian ini adalah peranan
Ma’had Al-Qalam yang berfungsi sebagai pembimbing dalam pembentukan moral siswa siswi MAN 3 Kota Malang.
2. Pengertian Ma’had Al-Qalam
Secara sekilas, penamaan ma’had untuk membangun tempat
tinggal siswa adalah dikarenakan ingin memberikan kesan yang
berbeda. Menurut Taufiqurrochman “asrama” berkonotasi hanya sebagai tempat pindah tidur bagi mahasiswanya. Tidak juga dinamakan
dengan “pondok pesantren (ponpes)”.9
Ma’had Al-Qalam adalah lembaga pendidikan dibawah naungan MAN 3 Kota Malang yang bertujuan untuk mengantarkan santri memiliki kemantapan aqidah, kehusu’an ibadah, dan keluhuran akhlak,
sehingga terbentuk generasi madani yaitu generasi dalam rangka mengemban tugas sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
8
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta:2002), Hal.269
9
Taufiqurrochman, IMAN AL-JAMI’AH: Narasi Indah Perjalanan Hidupdan Pemikiran Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, (Malang:2010), Hal.169
(22)
10
Melihat definisi ma’had di atas, maka batasan pembahasan ma’had
akan lebih jelas. Yaitu hanya berpaku pada ma’had yang berada di
bawah naungan MAN 3 Kota Malang. 3. Pengertian Pembentukan Akhlak
Pembentukan adalah proses dan cara membentuk, pembentukan parlemen. Bentuk berarti bangun, gambaran, atau wujud suatu benda. Pembentuk adalah orang yang membentuk.10
Akhlak merupakan kondisi internal jiwa seseorang yang dapat melahirkan perbuatan tertentu.11 Perbutan tersebut dilakukan secara wajar tidak direkayasa, berpotensi untuk dilakukan secara berulang kali, didasari oleh kesadaran dan kehendak individu yang bersangkutan.
Moral emotologinya sama dengan “etika”, sekalipun bahasa
asalnya berbeda. Moralitas dari bahasa latin moralis mempunyai arti
yang sama pada dasarnya dengan “moral”, hanya ada nada lebih
abstrak yang artinya segi moral adalah suatu perbuatan atau baik buruknya. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.12
Sedangkan moral adalah ajaran atau pendidikan mengenai baik buruknya perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya.13
10
Ibid.Hal 184
11
Zurqoni, Menakar Akhlak Siswa, (Jakarta:2013), hal.30
12
K.Bertens, Etika, (Jakarta : 1993), Hal.7
13
Peter Salim, Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press), 1991, Hal 995
(23)
11
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa pembentukan moral adalah suatu cara untuk membangun kepribadian siswa dalam
membentuk sikap baik yang harus dilakukan dalam lingkungan ma’had
maupun lingkungan masyarakat.
F. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan ini dapat terselesaikan dengan baik dan mudah dipahami maka penelitian ini perlu disusun secara sistematis. Oleh sebab itu, penelitian ini dibagi menjadi lima bab, yang mana pembahasannya dibagi menjadi berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini bertujuan untuk mengantarkan pembahasan penelitian secara menyeluruh. Pembahasan pada bab ini mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dibahas tentang gambaran umur tentang peranan ma’had
dan konsep pembentukan moral.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini meliputi pendekatan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data/informan, teknik analisa data dan hasil penelitian.
(24)
12 BAB IV HASIL PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang penyajian data dari hasil penelitian yang didapatkan selama proses penelitian berlangsung beserta analisisnya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini merupakan bab penutup, penulis mengemukakan kesimpulan umum dari penelitian ini secara keseluruhan dan saran-saran yang berkaitan dengan penelitian ini. Kemudian diakhiri dengan daftar pustaka sebagai rujukan.
(1)
a. Bagaimanakah peranan Pengurus Ma’had Al-Qalam terhadap pembentukan akhlak siswa MAN 3 Kota Malang ?
b. Bagaimanakah pelaksanaan peranan Pengurus Ma’had Al-Qalam terhadap pembentukan akhlak siswa MAN 3 Kota Malang ?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan penelitian ini sejalan dengan rumusan masalah yaitu :
a. Untuk mendeskripsikan peranan Pengurus yang di gunakan Ma’had
Al-Qalam terhadap pembentukan akhlak siswa MAN 3 Kota Malang b. Untuk mendeskripsikan bagaimana bentuk pelaksanaan Peranan
Pengurus Ma’had Al-Qalam terhadap pembentukan akhlak siswa MAN 3 Kota Malang
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti
Sebagai suatu pengalaman pertama dalam penelitian lapangan guna menambah wawasan yang luas khususnya dalam Peranan
Ma’had Al-Qalam Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa di MAN 3 Kota Malang.
(2)
2. Bagi Ma’had Al-Qalam
Penelitian ini dapat membantu para pembina Ma’had Al-Qalam untuk mengetahui akhlak atau moral para santri yang sudah dibina di
Ma’had Al-Qalam serta mengetahui perubahan yang telah di alami oleh para santri.
3. Bagi peneliti lainya
Hasil penelitian ini untuk dijadikan salah satu sumbangan
pemikiran bagi kalangan para pembina ma’had maupun bagi para guru
sekolah untuk dijadikan sebagai bahan kajian mengenai pembentukan
akhlak siswa atau santri di Ma’had Al-Qalam MAN 3 Kota Malang.
E. Batasan Istilah 1. Pengertian Peranan
Peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilakukan. Sedangkan peran adalah sesuatu yang diharapkan dimiliki oleh orang yang memiliki kedudukan dalam masyarakat.7
Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajibanya sesuai dengan kedudukannya, maka lembaga dapat menjalankan suatu peranan. Peranan yang melekat pada diri sesorang harus dibedakan
7
Peter Salim, Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press), 1991, Hal 1132
(3)
dengan posisi dalam pergaulan masyarakat. Posisi seseorang dalam masyarakat merupakan unsur statis yang menunjukan tempat individu pada organisasi masyarakat.8
Pentingnya peranan adalah bahwa hal tersebut mengatur perilaku seseorang pada batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain, sehingga orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya.
Peranan yang di maksud dalam penelitian ini adalah peranan
Ma’had Al-Qalam yang berfungsi sebagai pembimbing dalam pembentukan moral siswa siswi MAN 3 Kota Malang.
2. Pengertian Ma’had Al-Qalam
Secara sekilas, penamaan ma’had untuk membangun tempat
tinggal siswa adalah dikarenakan ingin memberikan kesan yang
berbeda. Menurut Taufiqurrochman “asrama” berkonotasi hanya sebagai tempat pindah tidur bagi mahasiswanya. Tidak juga dinamakan
dengan “pondok pesantren (ponpes)”.9
Ma’had Al-Qalam adalah lembaga pendidikan dibawah naungan MAN 3 Kota Malang yang bertujuan untuk mengantarkan santri memiliki kemantapan aqidah, kehusu’an ibadah, dan keluhuran akhlak,
sehingga terbentuk generasi madani yaitu generasi dalam rangka mengemban tugas sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
8
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta:2002), Hal.269
(4)
Melihat definisi ma’had di atas, maka batasan pembahasan ma’had
akan lebih jelas. Yaitu hanya berpaku pada ma’had yang berada di
bawah naungan MAN 3 Kota Malang. 3. Pengertian Pembentukan Akhlak
Pembentukan adalah proses dan cara membentuk, pembentukan parlemen. Bentuk berarti bangun, gambaran, atau wujud suatu benda. Pembentuk adalah orang yang membentuk.10
Akhlak merupakan kondisi internal jiwa seseorang yang dapat melahirkan perbuatan tertentu.11 Perbutan tersebut dilakukan secara wajar tidak direkayasa, berpotensi untuk dilakukan secara berulang kali, didasari oleh kesadaran dan kehendak individu yang bersangkutan.
Moral emotologinya sama dengan “etika”, sekalipun bahasa
asalnya berbeda. Moralitas dari bahasa latin moralis mempunyai arti
yang sama pada dasarnya dengan “moral”, hanya ada nada lebih
abstrak yang artinya segi moral adalah suatu perbuatan atau baik buruknya. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.12
Sedangkan moral adalah ajaran atau pendidikan mengenai baik buruknya perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya.13
10
Ibid.Hal 184
11
Zurqoni, Menakar Akhlak Siswa, (Jakarta:2013), hal.30
12
K.Bertens, Etika, (Jakarta : 1993), Hal.7
13
Peter Salim, Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press), 1991, Hal 995
(5)
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa pembentukan moral adalah suatu cara untuk membangun kepribadian siswa dalam
membentuk sikap baik yang harus dilakukan dalam lingkungan ma’had
maupun lingkungan masyarakat. F. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan ini dapat terselesaikan dengan baik dan mudah dipahami maka penelitian ini perlu disusun secara sistematis. Oleh sebab itu, penelitian ini dibagi menjadi lima bab, yang mana pembahasannya dibagi menjadi berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini bertujuan untuk mengantarkan pembahasan penelitian secara menyeluruh. Pembahasan pada bab ini mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dibahas tentang gambaran umur tentang peranan ma’had
dan konsep pembentukan moral.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini meliputi pendekatan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data/informan, teknik analisa data dan hasil penelitian.
(6)
BAB IV HASIL PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang penyajian data dari hasil penelitian yang didapatkan selama proses penelitian berlangsung beserta analisisnya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini merupakan bab penutup, penulis mengemukakan kesimpulan umum dari penelitian ini secara keseluruhan dan saran-saran yang berkaitan dengan penelitian ini. Kemudian diakhiri dengan daftar pustaka sebagai rujukan.