1.83 Corporate Social Responsibility Performance Assessment, Case Study Santos (Madura Offshore) Pty Ltd, Jawa Timur Province.

60 Madura Offshore Pty Ltd terhadap stakeholders eksternal perusahaan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan disusun berdasarkan analisis resiko lingkungan. Identifikasi Resiko Resiko yang teridentifikasi dalam penelitian ini menggunakan dampak operasional perusahaan terhadap lingkungan di sekitar wilayah operasi yang telah dikelola dan dipantau perusahaan sesuai dengan dokumen AMDAL nya. Resiko yang teridentifikasi dari operasional Santos Madura Offshore Pty Ltd tersaji pada Tabel 3.9 berikut ini. Tabel 3.9 Resiko yang teridentifikasi dari operasional Santos Madura Offshore Pty Ltd No Resiko lingkungan dari kegiatan operasional Santos Madura Offshore Pty Ltd Sumber 1. Penurunan kualitas udara 1. Emisi gas 2. Penurunan kualitas air laut 1. Air terproduksi 2. Air limbah drainase dek 3. Air limbah domestik 4. Air limbah saniter 5. Cooling water 3. Konflik dan keresahan masyarakat di Kecamatan Giligenting 1. Pembatasan wilayah penangkapan dalam radius 1 km di sekeliling Anjungan Gas Maleo untuk nelayan 2. Recruitment tenaga kerja lokal 3. Kebijakan, jenis program, dan realisasi program CD Sumber : AMDAL Lapangan Gas Maleo, 2006 Besaran Resiko Lingkungan Besaran resiko lingkungan bertujuan untuk mengkuantifikasi dampak operasional perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Pada bagian ini akan menggabungkan jenis dan sifat dampak operasional Santos Madura Offshore Pty Ltd berdasarkan dokumen AMDAL dengan dampak eksisting pada saat ini. Analisis besaran resiko mencakup pertimbangan mengenai sumber resiko, konsekuensi, dan kemungkinan dari resiko tersebut. Resiko dianalisa dengan mengkombinasikan nilai likelihood probabilitas atau frekuensi dan consequence dampak atau efek. Analisis besaran resiko operasional Santos Madura Offshore Pty Ltd tersaji pada Tabel 3.9. Langkah selanjutnya adalah membuat saran pengelolaan komponen kinerja CSR Santos Madura Offshore Pty Ltd berdasarkan tingkatan resiko yang telah teridentifikasi pada tahap sebelumnya. Saran pengelolaan tersaji pada Tabel 3.11. 61 Tabel 3.10 Matriks besaran resiko operasional Santos Madura Offshore Pty Ltd Komponen Lingkungan Dampak dalam Amdal Resiko Lingkungan Dampak Aktual Sumber Jenis Sifat dampak Likelihood Konsekuensi Risk A. Komponen Fisika Kimia 1. Udara ambien Operasional : a. 3 main generator b. 2 booster compressor c. 1 flare stack Peningkatan konsentrasi gas SO 2 , NOx, CO, dan total partikulat, pada udara sekitar wilayah operasional NTP A Sumber emisi berasal dari 2 booster compressor BC dan 2 main generator MG dan sumber asap dari flare stack berlangsung terus menerus continuous 1 a. Berdasarkan hasil pemantauan pada periode I tahun 2012 diketahui bahwa nilai opasitas dan kualitas udara emisi dari generator masih berada dibawah nilai ambang batas maksimum yang diperbolehkan b. Belum terdapat keluhan dari masyarakat di Pulau Giligenting daratan terdekat Anjungan Gas Maleo terkait gangguan ISPA karena lokasi Anjungan yang cukup jauh ±18 km dari daratan terdekat di Pulau Giligenting HR 2. Kualitas air laut 1. Air terproduksi Peningkatan konsentrasi minyak lemak di perairan NP B Air terproduksi dikumpulkan terlebih dahulu pada water degassing hingga mencapai volume tampung maksimum, kemudian dibuang ke badan air 1 a. Berdasarkan hasil pemantauan kualitas air terproduksi semester I tahun 2012, diketahui bahwa kandungan parameter minyak dan lemak pada air terproduksi berkisar antara 1,4 hingga 10,41 mgl, sementara nilai baku mutu parameter minyak dan lemak adalah MR 62 Komponen Lingkungan Dampak dalam Amdal Resiko Lingkungan Dampak Aktual Sumber Jenis Sifat dampak Likelihood Konsekuensi Risk sebesar 50 mgl. b. Berdasakan hasil laporan pemantauan, diketahui bahwa parameter minyak dan lemak pada badan air penerima nilainya 1 mgl, dan nilai baku mutunya sebesar 1 mgl c. Secara alamiah, air terproduksi mengandung bahan kimia berbahaya dalam konsentrasi rendah yang berasal dari reservoirnya, seperti logam berat, hidrokarbon aromatik, fenol alkil dan zat radioaktif. Air terproduksi dari sumur gas mengandung timah yang lebih tinggi dibanding dari sumur minyak OSPAR 2009 d. Konsentrasi logam Cd, Cu, dan Zn berfluktuasi dan melebihi baku mutu pada beberapa periode pemantauan. Mengingat pada lokasi pemantauan bukan merupakan jalur pelayaran dan hanya terdapat aktivitas operasional Anjungan Gas Maleo e. Belum terdapat keluhan dari 63 Komponen Lingkungan Dampak dalam Amdal Resiko Lingkungan Dampak Aktual Sumber Jenis Sifat dampak Likelihood Konsekuensi Risk masyarakat terkait keberadaan minyak dan lemak di perairan dari operasional Lapangan Gas Maleo 2. Kualitas air laut lanjutan 2.Cooling water Peningkatan suhu perairan NP B Sebelum dibuang cooling water terlebih dahulu ditampung pada water degasser dan setelah mencapai volume tampungan maksimum akan dibuang ke badan air 1 Berdasarkan hasil pemantauan kualitas badan air laut penerima dampak pembuangan cooling water periode semester I - 2012, diketahui bahwa nilai suhu diperairan tersebut berkisar antara 29,7 – 30,9 ◦ C, dengan baku mutu antara 25-33 ◦ C, tetapi belum terdapat data nilai suhu pada cooling water sebelum dibuang ke badan air MR 3. Air limbah drainase Keterdapatan lapisan minyak di perairan NP C Sebelum dibuang, limbah drainase ditampung terlebih dahulu dan mengalami pengenceran dengan air hujan open drain system di MOPU Santos Madura Offshore Pty Ltd 1 Hasil pemantauan disekitar dek dan saluran pembuangan limbah drainase dalam kondisi kering dan tidak dijumpai adanya lapisan minyak LR 4. Air limbah saniter black waste Peningkatan konsentrasi residu klorin Cl 2 di C Limbah saniter sebelum dibuang ke badan perairan diolah terlebih dahulu di 1 Hasil analisa laboratorium berdasarkan sampling bulan Maret dan April 2012 LR 64 Komponen Lingkungan Dampak dalam Amdal Resiko Lingkungan Dampak Aktual Sumber Jenis Sifat dampak Likelihood Konsekuensi Risk perairan Sewage Treatment Plant STP menunjukkan konsentrasi Cl 2 di MOPU Santos Madura Offshore Pty Ltd memenuhi baku 5. Air limbah domestik grey waste Keterdapatan benda terapung dan buih busa C Limbah domestik dibuang melalui pipa pembuangan secara berkala 1 a. Hasil pemantauan tidak terdapat buih busa dan benda terapung di sekitar pipa pembuangan b. Pembuangan limbah domestik ke badan air dapat meningkatkan konsentrasi nitrat dan fosfat yang dapat menstimulir pertumbuhan alga di perairan algae bloom c. Hasil pemantauan memperlihatkan adanya kecenderungan peningkatan konsentrasi nitrat dan fosfat yang tinggi dan melebihi baku mutu pada beberapa periode pemantauan LR

B. Komponen Biologi Laut

1. Plankton Pembuangan air terproduksi dan cooling water Gangguan struktur komunitas plankton akibat pembuangan air laut dengan suhu NTP B Pembuangan air terproduksi dan cooling water dilakukan dengan cara mengumpulkan air tersebut pada water degasser hingga mencapai volume tampung maksimum 1 Berdasarkan laporan hasil pemantauan periode semester I 2012, dapat diketahui bahwa struktur komunitas plankton fito dan zoo cenderung stabil dan tidak mengalami tekanan MR 65 Komponen Lingkungan Dampak dalam Amdal Resiko Lingkungan Dampak Aktual Sumber Jenis Sifat dampak Likelihood Konsekuensi Risk ± 40 C dari cooling water dan air terproduksi yang mengandung minyak dan lemak 2. Terumbu karang Pembuangan Cooling water Bleaching terumbu karang NTP B Berkaitan dengan intensitas pembuangan cooling water 1 Presentase penutupan terumbu karang dari pemantauan tahun 2004 – 2010 relatif tidak mengalami perubahan, hal ini disebabkan oleh karakteristik lokasi ekosistem terumbu karang dengan subtrat berupa pasir dan pola penyebaran terumbu karang yang sporadis dan tidak kontinyu dan belum ditemukannya fenomena bleaching bagi komunitas karang yang diprakirakan dapat terjadi dari peningkatan suhu akibat pembuangan cooling water MR C. Komponen Sosial Ekonomi Pendapatan 1. Pembatasan wilayah penangkapan Terganggunya kegiatan penangkapan NTP C Keluhan terhadap pembatasan wilayah penangkapan terjadi di 2 Persepsi peningkatan biaya melaut dirasakan oleh komunitas nelayan, MR 66 Komponen Lingkungan Dampak dalam Amdal Resiko Lingkungan Dampak Aktual Sumber Jenis Sifat dampak Likelihood Konsekuensi Risk ikan nelayan ikan antara komunitas nelayan Kec. Giligenting, terutama nelayan Desa Gedugan desa terdekat dengan lokasi anjungan Gas Maleo terutama nelayan di Desa Gedugan desa terdekat dengan Anjungan Gas Maleo dan kelompok nelayan di desa lainnya, karena belum terdapat solusi terbaik. Namun, belum terdapat kajian besaran kerugian dari penurunan hasil tangkapan akibat pembatasan wilayah penangkapan Pendapatan 2. Kesempatan kerja dari kegiatan proses produksi perusahaan Penerimaan tenaga kerja lokal bagi masyarakat Giligenting sebagai tenaga keamanan security di Anjungan Gas Maleo dan penerimaan tenaga kerja pada pelaksanaan program CD perusahaan dalam bentuk fisik PTP B Keluhan diutarakan responden terkait keterbatasan informasi yang diterima masyarakat terhadap penerimaan tenaga kerja lokal dari perusahaan dan kesempatan bekerja pada program CD jenis pembangunanperbaikan sarana dan prasarana desa 2 Adanya peluang pekerjaan diutarakan oleh 41.3 responden, peluang tersebut berasal dari proses penerimaan tenaga kerja sebagai security pada Anjungan Gas Maleo dan bekerja dengan Tim Pokmas pada program CD yang terealisasi setiap tahunnya, seperti pengerasan jalan, pengadaan material pasir dan batu untuk jalan, dsb. Responden menyatakan informasi terkait lowongan pekerjaan tersebut tidak bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat, hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahui informasi tersebut, sehingga banyak masyarakat yang tidak mengetahui secara pasti jumlah warga mereka dan sejak kapan 67 Komponen Lingkungan Dampak dalam Amdal Resiko Lingkungan Dampak Aktual Sumber Jenis Sifat dampak Likelihood Konsekuensi Risk bekerja sebagai security di Anjungan Gas Maleo Persepsi 3. Operasional Lapangan Gas Maleo a. Pembatasan wilayah penangkapan b. Kesempatan kerja c. Pelaksanaan program CD perusahaan Persepsi masyarakat NP B Keluhan terhadap pembatasan wilayah penangkapan di sekitar lokasi anjungan, penerimaan tenaga kerja sebagai tenaga keamanan di anjungan dan tenaga kerja pada pelaksanaan program CD, dan hal-hal yang berhubungan dengan program CD mulai dari mekanisme pengusulan program, besaran dana program, jenis program yang diterima setiap desa dan tim pelaksana program telah menimbulkan kontroversi di masyarakat Giligenting 1 Kerugian finansial dari dampak operasional perusahaan terhadap komponen sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Giligenting belum dikaji, MR Keterangan : NP : Negatif penting A : Almost certain 1 : Insignificant HR : High risk NTP : Negatif tidak penting B : Likely 2 : Minor MR : Moderate risk PTP : Positif tidak penting C : Moderate LR : Low risk 68 Tabel 3.11 Matriks Manajemen Resiko Lingkungan Santos Madura Offshore Pty Ltd Dampak Aktual Manajemen Resiko Lingkungan

A. Komponen Fisika Kimia

1. Kualitas udara 1. Melakukan perhitungan total emisi yang berasal dari kegiatan produksi di Lapangan Gas Maleo 2. Melakukan perhitungan total emisi yang berasal dari luar kegiatan produksi di Lapangan Gas Maleo, hal ini bermanfaat untuk: a. menggambarkan footprint sumber emisi perusahaan; b. pelaporan sumber emisi tidak langsung tersebut dapat digunakan sebagai supplement tambahan dalam laporan keberlanjutan perusahaan; c. melacak perubahan emisi yang dihasilkan dari sumber dan dari luar sumber operasional perusahaan. 2. Kualitas air laut a. Air terproduksi 1. Pembuangan air terproduksi dapat dilakukan setiap hari tanpa menunggu kapasitas tampung maksimal water digasser Hal ini dapat mengurangi beban kerja alat tersebut dan juga beban pencemaran badan air penerima 2. Pencatatan kuantitas debitlaju alirvolume ait terproduksi b. Cooling water 1. Pembuatan saluran berundak seperti bentuk tangga putar pembuangan limbah cooling water yang berfungsi membantu menurunkan suhu 2. Pencatatan suhu cooling water di water degasser sebelum dibuang ke badan air melalui pipa pada kedalaman 20 m, hal ini untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode pemipaan dalam hal perubahan suhu cooling water yang terjadi sebelum dan setelah dibuang c. Air limbah drainase Sesuai dengan rencana pengelolaan dan pemantauan d. Air limbah saniter Melakukan pengukuran kualitas air limbah saniter sebelum masuk ke unit pengolahan, yaitu Sewage Treatment Plan STP untuk menilai dan mengevaluasi efektivitas unit pengolahan tersebut e. Air limbah domestik Sesuai dengan rencana pengelolaan dan pemantauan

B. Komponen Biologi Laut

1. Terumbu karang Sesuai dengan rencana pengelolaan dan pemantauan, karena dampak terhadap komunitas terumbu karang merupakan dampak turunan dari pembuangan cooling water maka pengelolaan dilakukan terhadap sumber dampaknya 2. Biota perairan Sesuai dengan rencana pengelolaan dan pemantauan, karena dampak terhadap komunitas plankton merupakan dampak 69 Dampak Aktual Manajemen Resiko Lingkungan plankton turunansekunder dari air limbah produksi maka pengelolaan dilakukan terhadap sumber dampaknya

C. Komponen Sosial dan Ekonomi

1. Pembatasan wilayah penangkapan ikan 1. Tetap melaksanakan sosialisasi zona larangan menangkap ikan di sekitar Anjungan Gas Maleo 2. Pengadaan program CD nelayan ; alat tangkap, kapalmesin, dan lain-lain 3. Melakukan kajian mengenai dampak pembatasan wilayah penangkapan ikan terhadap komunitas nelayan Giligenting, meliputi komponen persepsi nelayan, hasil tangkapan, biaya melaut, dan area penangkapan. 4. Melakukan kajian populasi ikan di sekitar Anjungan Gas Maleo yang dapat berfungsi sebagai kontrol terhadap klaim penurunan hasil tangkapan nelayan 5. Memberikan solusi alternatif fishing ground selain di sekitar Karang Katon bagi nelayan Giligenting dengan program Daerah Perlindungan Laut DPL 6. Mengadakan pelatihan penanganan dan pengolahan hasil tangkap untuk meningkatkan nilai tambah hasil tangkap 2. Kesempatan kerja 1. Perusahaan menyampaikan komitmen dalam hal kesempatan kerja bagi masyarakat setempat secara terbuka dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan rekruitmen sepenuhnya, hal ini dapat membangun kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan 2. Penetapan kategori “lokal” untuk tenaga kerja berdasarkan asaltempat tinggal 3. Penetapan target komposisi tenaga kerja lokal yang akan direkrut perusahaan atau kuota lokal 4. Apabila rekrutmen tenaga kerja tetap menggunakan pihak ke-3 kontraktor maka perusahaan harus menetapkan persyaratan pemenuhan target komposisi tenaga kerja lokal yang dikomunikasikan kepada pihak ke-3 5. Pemetaan bentuk-bentuk pekerjaan yang memang sudah dapat dilakukan oleh masyarakat setempat dan pekerjaan potensial yang dapat dilakukan oleh masyarakat lokal di masa mendatang 6. Mengkomunikasikan peluang kerja kepada masyarakat setempat dengan berbagai sarana komunikasi yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat 7. Melakukan peningkatan kapasitas masyarakat melalui pelatihan dan pendidikan 8. Perusahaan memberikan perhatian kepada pekerja lokal yang telah direkrut, hal ini berkaitan dengan status pemangku kepentingan ganda yang mereka miliki, yaitu sebagai pekerja dan sebagai anggota masyarakat lokal 9. Mengkomunikasikan proses pemutusan hubungan kerja secara jelas kepada pekerja lokal, hal ini untuk mencegah timbulnya persepsi negatif dari pekerja lokal terhadap keputusan tersebut 10. Memberikan sertifikat kepada mantan pekerja lokal, hal ini diharapkan dapat memudahkan dan memp ercepat mantan 70 Dampak Aktual Manajemen Resiko Lingkungan pekerja tersebut untuk mendapatkan pekerjaan di tempat yang baru 3. Persepsi masyarakat 1. Melakukan diskusi dengan masyarakat mengenai “konsep pembagian manfaat” yang telah dilakukan oleh perusahaan selama ini bagi masyarakat Giligenting dalam hal program CD dan kesempatan kerja 2. Sosialisasi kepada masyarakat Giligenting mengenai hasil pengelolaan dan pemantauan lingkungan Blok Malo yang telah dilakukan pihak perusahaan 3. Membentuk divisi khusus mengenai saran pengaduan terkait program CD akses langsung berupa no telepon, alamat email, alamat surat, dsb sebagai sarana langsung aspirasi masyarakat 4. Mengintensifkan acara formal dan informal baik yang dilaksanakan oleh perusahaan dan masyarakat sebagai sarana sosialisasi dan komunikasi dengan seluruh elemen masyarakat 5. Optimalisasi keberadaan tenaga kerja lokal yang be kerja pada perusahaan sebagai “komunikator” antara perusahaan dengan masyarakat 71 Simpulan Secara umum tingkat kepuasan stakeholders eksternal perusahaan terhadap kinerja CSR perusahaan adalah kurang puas. Indikator kinerja CSR perusahaan yang perlu mendapat prioritas peningkatan kinerja menurut stakeholders eksternal berupa 1 program CD tahap output indikator gaya hidup, pendapatan, dan tindak lanjut komunitas, 2 program CD tahap outcome indikator kondisi fisik rumah warga, kelembagaan berkelanjutan program pembinaan komunitas, tata kelola organisasi good governance, inisiatif, adaptasi, otonomi, kerjasama, dan intergrasiharmonisasi sosial, dan 3 pengelolaan kualitas air laut bagi masyarakat di Kecamatan Giligenting. Sementara itu, berdasarkan kategori resikonya, pengelolaan komponen kualitas udara dan kesempatan kerja bagi masyarakat Giligenting memerlukan perhatian yang lebih intensif dari manajemen Santos Madura Offshore Pty Ltd. 72 4 PEMBAHASAN UMUM Santos Madura Offshore Pty Ltd merupakan salah satu Kontraktor Kontrak Kerjasama SKKMIGAS yang berlokasi di perairan Selat Madura. Lapangan Santos Madura Offshore Pty Ltd berjarak sekitar 18 km dari daratan Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, pada kedalaman perairan sekitar 60 m. Kegiatan eksplorasi perusahaan ini dimulai pada tahun 2002 dan sejak Oktober 2006 telah memasuki tahap operasi produksi. Sumberdaya yang diproduksi perusahaan adalah LNG Liquiefied Natural Gas atau gas alam yang dicairkan dengan kandungan metana mencapai 99.38 mol. Sampai saat ini, produksi rata- rata Lapangan Gas Maleo sebesar 118 MMSCFD million metric square cubic feet per day atau juta metrik persegi kaki kubik per hari. LNG tersebut diproses di Mobile Offshore Production Unit MOPU yang kemudian dialirkan melalui pipa bawah laut ke PT PGN di Porong secara kontinyu. Kegiatan produksi gas Santos Madura Offshore Pty Ltd berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 271999 tentang AMDAL dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 172001 tentang Jenis Usaha danatau Rencana Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan AMDAL, maka pelaksanaan kegiatan Santos Madura Offshore Pty Ltd harus dilengkapi dengan AMDAL . Beberapa isu penting terkait dengan operasional Santos Madura Offshore Pty Ltd berdasarkan proses pelingkupan dalam AMDAL wilayah operasional perusahaan antara lain: 1. rencana kegiatan pengembangan Lapangan dan pemasangan pipa bawah laut Santos Madura Offshore Pty Ltd dapat mengakibatkan terganggunya kegiatan perikanan tangkap terutama bagan dan rumpon. Oleh karena itu, Santos Madura Offshore Pty Ltd perlu melakukan penanganan terhadap keluhan masyarakat yang timbul dengan adanya gangguan terhadap kegiatan perikanan tersebut; 2. perusahaan harus memperhatikan keselamatan nelayan dalam kegiatan mencari ikan di sekitar lokasi kegiatan terutama pada tahap konstruksi; 3. rencana kegiatan perusahaan dapat menurunkan kualitas air laut; 4. perusahaan perlu melakukan program pemberdayaan masyarakat community development bagi masyarakat di sekitar lokasi kegiatan. Selain itu, perusahaan diharapkan lebih memprioritaskan penerimaan tenaga kerja setempat sesuai dengan spesifikasi dan keahlian yang diperlukan. Mengacu pada ISO 26000 tentang Guidance on Social Responsibility, Corporate Social Responsibilities CSR didefinisikan sebagai tanggung jawab organisasi terhadap dampak dari keputusan dan kegiatannya kepada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat, mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma perilaku internasional, serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh. Corporate Social Responsibilities mencakup 7 subjek utama, yaitu environment, social development, human rights, organizational governance, labor practice, fair operating practices, and consumer issues . Komitmen Santos Corporation dalam mewujudkan konsep CSR terhadap pembangunan berkelanjutan adalah dengan membuat suatu sistem manajemen lingkungan yang telah establish dan telah dikembangkan untuk diaplikasikan di 73 seluruh area operasi Santos Corporation di berbagai negara, seperti Australia, Indonesia, Bangladesh, dan Kirgizstan. Sistem manajemen lingkungan yang dikembangkan tersebut terintegrasi ke dalam sistem manajemen lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja, disebut sebagai EHSMS Environmental, Health, Safety Management System. EHSMS ini dikembangkan untuk memastikan penaatan Santos Corporaion terhadap Australian Standard 4801- 2000 OH dan S Management Systems dan ISO 14001:2004. Aplikasi EHSMS di wilayah operasi Santos Corporation adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan yang tertera dalam Kebijakan Lingkungan perusahaan. Terkait sistem manajemen dalam EHSMS, terdapat 2 area prosedur standar, yaitu 1 Management Standard yang berisi ketentuan untuk memastikan resiko lingkungan dapat terkelola dengan baik dan sistematis dan 2 Environmental Hazard Standard , berisi ketentuan untuk mengelola aspek lingkungan spesifik. Tabel 4.1 di bawah ini mencantumkan kesesuaian antara Environmental Hazard Standar dengan peraturan lingkungan hidup di Indonesia, sedangkan Management Standar merupakan dokumen internal yang bersifat rahasia. Selain mengimplementasikan EHSMS, Santos Corporation Indonesia membuat kebijakan lingkungan sebagai komitmen tertulis manajemen dampak operasional di Indonesia. Tabel 4.1 EHSMS Santos Corporation Indonesia Management Standard Environmental Hazard Standard Kesesuaian dengan Peraturan Indonesia 01 Policies; 01 Land Disturbance PTK No. 027PTKXII2007 tentang Pengadaan Tanah 02 Legal other Obligations; 02 Underground Storage Tanks and Bunds Pedoman Tata Kerja PTK No. 13PTKII2007 tentang Pengoperasian dan Pemeliharaan Tangki Penyimpanan Minyak Bumi 03 EHS Objectives Targets; 03 Produced Water Management Pemen LH No. 19 Tahun 2010 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi usaha danatau Kegiatan Minyak dan Gas Bumi serta Panas Bumi 04 EHS Improvement Plans; 04 Waste Management  Permen ESDM No. 45 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Lumpur Bor, Limbah Lumpur Bor, dan Serbuk Bor pada Kegitan Pemboran Minyak dan Gas Bumi  PP No 181999 jo No. 851999 tentang Pengelolaan Limbah B3  Kepmen LH No. 1122003 tentang Baku Mutu Limbah Domestik 05 Responsibility Accountability 05 Air Emissions PP No. 14 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara 06 Training Competency; 06 Greenhouse Gas Management PP No. 14 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara 07 Consultation and Communication 07 Energy Efficiency  Permen ESDM No. 142012 tentang Manajemen Energi  PP RI No. 702009 tentang Konservasi Energi 74 Management Standard Environmental Hazard Standard Kesesuaian dengan Peraturan Indonesia 08 Document Record Management ; 08 Contaminated Site Management PTK No. 040XI2010 tentang Abandonment and Site Restoration 09 Hazard Identification, Risk Assessment Control 09 Weed and Pest Animal Control - 10 Contractor and Supplier Management; 10 Water Resource Management Permen ESDM No. 152012 tentang Penghematan Penggunaan Air Tanah 11 Operations Integrity; 11 Aboriginal Cultural Heritage Management for Australian Operations PTK No. 17III2005 tentang Pedoman Pemberian Keterangan Keadaan Darurat, Pedoman Program Pengembangan Masyarakat, dan Pedoman Kehumasan untuk Kontraktor Kontrak Kerjasama di Lingkungan Hulu Migas 12 Management of Change; 12 Noise Emissions Kepmen LH No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Kebisingan 13 Emergency Preparedness - - 14 Monitoring, Management Reporting; - - 15 Incident, Non-conformance Investigation, Corrective and Preventive Action; - - 16 Management System Audit and Assessment; - - 17 Management Review; - - 18 Sustainability 01 polices, 02 legal other obligations. - - Sumber : Dokumen PROPER Santos Madura Offshore Pty Ltd 2011 Penerapan sistem manajemen EHSMS Santos Corporation di Indonesia disesuaikan dengan peraturan PPLH yang berlaku di Indonesia. Konsep pencegahan dan pengelolaan lingkungan di Indonesia mencakup kegiatan 1 perencanaan, 2 pemanfaatan, 3 pengendalian, 4 pemeliharaan, 5 pengawasan, dan 6 penegakan hukum. Berdasarkan UU No. 322009, terdapat tiga belas instrumen pencegahan dan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia, yaitu 1 KLHS, 2 tata ruang, 3 baku mutu lingkungan hidup, 4 kriteria kerusakan lingkungan hidup, 5 AMDAL, 6 UKL-UPL, 7 perizinan, 8 instrumen ekonomi lingkungan hidup, 9 peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup, 10 anggaran berbasis lingkungan hidup, 11 analisis resiko lingkungan hidup, 12 audit lingkungan, dan 13 instrumen lain sesuai dengan kebutuhan danatau perkembangan ilmu pengetahuan. Instrumen pencegahan dan pengelolaan lingkungan yang umumnya digunakan dalam pertambangan migas berupa 1 baku mutu lingkungan, 2 AMDAL, 3 UKL-UPL, 4 perizinan, 5 peraturan perundangan berbasis 75 lingkungan hidup, 6 analisis resiko lingkungan hidup, 7 audit lingkungan hidup, dan 8 instrument lainnya seperti Environmental Baseline Assessment EBA, Indeks Kepekaan Lingkungan IKL, dokumen Industrial Hygiene, bioremidiasi, penanganan emisi udara, penerapan prinsip 5R Replace, Reduce, Recylce, Reuse, dan Recover , PROPER, penyusunan sistem manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14001, penanganan pencemaran lingkungan dan penyelesaian sludge, membuat dan melaksanakan Emergency Respone Plan ERP, prosedur penanggulangan tumpahan minyak di perairan, serta melakukan sertifikasi peralatan dan instalasi SKPP dan SKPI. Instrumen pencegahan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dapat menggambarkan manajemen dampak operasional atau CSR perusahaan secara menyeluruh adalah dokumen AMDAL. Selain mendeskripsikan manajemen dampak operasional perusahaan terhadap komponen lingkungan di wilayah operasionalnya, dokumen AMDAL pun mencakup instrumen pencegahan dan pengelolaan lingkungan hidup lain, yaitu kesesuaian dengan tata ruang, baku mutu lingkungan, perizinan, peraturan lingkungan hidup, analisis resiko lingkungan, dan instrumen pencegahan lainnya contohnya dalam bidang migas seperti pengelolaan sludge, ERP, prosedur penanggulangan tumpahan minyak di perairan, dan sertifikasi peralatan dan instalasi SKPP dan SKPI, walaupun pendeskripsikan belum secara mendalam. Berdasarkan Dokumen AMDAL Santos Madura Offshore Pty Ltd, komponen ekologi yang dikelola dan dipantau adalah kualitas udara ambient, kualitas air laut, komunitas biota laut berupa plankton, dan ekosistem terumbu karang dan komponen sosial ekonomi berupa pembatasan wilayah penangkapan, kesempatan kerja bagi masyarakat lokal, program pengembangan masyarakat, dan persepsi masyarakat. CSR juga dapat dikatakan sebagai upaya perusahaan dalam memenuhi atau menaati peraturan compliance dan upaya lebih dari taat beyond compliance terhadap seluruh persyaratan dan ketentuan yang diwajibkan dalam peraturan perundangan di Indonesia. Upaya penaatan terhadap peraturan telah diwujudkan oleh Santos Madura Offshore Pty Ltd dalam Dokumen AMDAL dan dokumen lingkungan lainnya. Diperlukan juga upaya lebih dari taat Santos Madura Offshore Pty Ltd sebagai bentuk adanya keinginan perusahaan dalam pembangunan berkelanjutan yang dapat diwakili oleh suatu pelaporan keberlanjutan. 76 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Nilai kesesuaian kinerja CSR Santos Madura Offshore Pty Ltd komponen ekologi sebesar 2.63, nilai tersebut tergolong dalam kriteria penilaian tertinggi pada kisaran 1-3 atau perusahaan telah menjalankan CSR yang sesuai dengan standar dan hampir memenuhi semua persyaratan dalam pelaksanaan CSR berdasarkan Oil and Gas Industry Sustainability Reporting IPIECA. Nilai kesesuaian kinerja CSR Santos Madura Offshore Pty Ltd komponen sosial ekonomi sebesar 2.27, nilai tersebut tergolong dalam kriteria penilaian menengah pada kisaran 1-3 atau pelaksanaan CSR perusahaan telah berada pada jalur yang sesuai dengan kriteria Penilaian Program Community Development di Lingkungan Perusahaan Migas BPMIGAS. 2. Indikator kinerja CSR perusahaan yang dianggap penting oleh stakeholders eksternal perusahaan tetapi dalam pelaksanaanya belum sesuai harapan attribute to improve adalah program CD tahap output indikator gaya hidup, pendapatan, dan tindak lanjut komunitas dan program CD tahap outcome indikator kondisi fisik rumah warga, program pembinaan terhadap komunitas, tata kelola organisasi good governance, inisiatif, adaptasi, otonomi, dan intergrasi atau harmonisasi sosial. Indikator kinerja CSR perusahaan yang dianggap penting dan pelaksanaannya telah sesuai dengan harapan maintain performance adalah program CD tahap proses, program CD tahap output indikator aksesibilitas wilayah, pola pikir, pendidikan, dan pekerjaan, program CD tahap outcome indikator kondisi fisik bagunan sekolah masyarakat, kondisi fisik fasilitas kesehatan desa, kerjasama, dan konflik, local recruitment, dan program pelestarian keanekaragaman hayati. Indikator kinerja CSR perusahaan yang dianggap kurang penting dan kinerjanya pun tidak terlalu istimewa attribute to maintain adalah program CD tahap outcome indikator sarana komunikasi, pengelolaan kualitas udara, dan pengelolaan kualitas air laut. Tingkat kepuasan stakeholders eksternal terhadap pelaksanaan CSR perusahaan sebesar 1.85. Nilai tingkat kepuasan tersebut berada pada rentang kriteria kurang puas dari kisaran penilai 1-5. 3. Analisis resiko lingkungan keberlanjutan CSR Santos Madura Offshore Pty Ltd didapatkan status resiko operasional kategori high risk adalah kualitas udara dan kesempatan kerja, kategori moderate risk adalah kualitas air limbah terproduksi, cooling water, limbah saniter black waste, komunitas plankton, komunitas terumbu karang, pembatasan wilayah penangkapan, dan persepsi masyarakat, dan kategori low risk terhadap air limbah drainase grey waste dan limbah domestik. 77 Saran 1. Melakukan pengkajian resiko operasional terhadap keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem di wilayah operasi. Kajian tersebut dapat terintergrasi dalam baseline study assessment danatau valuasi ekonomi sumberdaya pesisir dan laut Kecamatan Giligenting; 2. Melakukan evaluasi efektivitas program pelestarian keanekaragaman hayati berupa penanaman mangrove yang telah dilakukan oleh perusahaan. Kajian evaluasi tersebut berupa deskripsi kuantitatif persentase bibit mangrove yang berhasil tumbuh dan berkembang sejak penanaman. Evaluasi tersebut dapat terintegrasi dalam laporan pemantauan pelaksanaan RKL-RPL Lapangan Gas Maleo. 3. Mencantumkan volume air limbah dari fasilitas produksi pada dokumen pelaksanaan pemantauan RKL-RPL Lapangan Gas Maleo. Data volume limbah tersebut dapat digunakan oleh pihak yang berkepentingan untuk mengkaji daya dukung lingkungan terhadap beban pencemaran; 4. Mendeskripsi program 3R reuse, reduce, and recycle limbah perusahaan. Deskripsi Program 3R yang telah dilakukan oleh perusahaan dapat terintegrasi dalam laporan pelaksanaan pemantauan RKL-RPL Lapangan Gas Maleo danatau dokumen PROPER perusahaan. 5. Melakukan kajian Indeks Pencemaran Kualitas Udara ISPU disekitar Anjungan Lapangan Gas Maleo dengan melakukan pencatatan kualitas udara emisi secara kontinyu. Kajian dapat dijadikan bukti nyata kontribusi perusahaan terhadap komitmen kebijakan perubahan iklim yang telah dibuat perusahaan. 6. Mengevaluasi manfaat program CD secara spesifik dan mengkaji dampak program CD terhadap komponen sosial dan ekonomi masyarakat Kecamatan Giligenting seperti yang dipersyaratkan dalam Panduan Penilaian Program CD dari BPMIGAS 2008 danatau penilaian PROPER untuk peringkat hijau. Kajian tersebut dapat berupa laporan penilaian program CD yang terpisah atau terintegrasi dalam dokumen pelaksanaan pemantauan RKL-RPL Lapangan Gas Maleo. Pengkajian program CD juga diharapkan dapat meningkatkan komunikasi antara perusahaan dengan masyarakat. 7. Membuat kebijakan tentang proporsirasio jumlah tenaga kerja dan kriteria asal tenaga kerja sehingga dapat dikategorikan sebagai tenaga kerja lokal. 8. Melakukan sosialisasi pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan perusahaan sampai saat ini. Hal tersebut diharapkan dapat menjawab harapan masyarakat akan adanya pemantauan kualitas udara dan kualitas air laut dan pendapatan yang menyatakan adanya perubahan kualitas air laut di Kecamatan Giligenting dari opersional perusahaan. 78 DAFTAR PUSTAKA [SA] Standards Australia AU. 1999. ASNZS 4360:1999 Risk Management. Standards Association of Australia. Strathfield, NSW : Australia [BPMIGAS] Badan Pelaksanan Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi ID. 2008. Panduan Penilaian Program Community Development di Lingkungan Perusahaan Migas . Jakarta : BPMIGAS [BPMIGAS] Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi. 2012. Buletin BPMIGAS No. 87 Oktober 2012 Edisi Mengapa Tanggung Jawab Sosial Masuk Cost Recovery. Jakarta : BPMIGAS Elkington J. 1997. Cannibals with Forks : The Triple Bottom Line of 21st Century Business . England : Capstone Publishing, Oxford European Commission. 2009. Memo-What Is Corporate Social Responsibility?. Brussels : Belgium. Tersedia pada : http:ec.europa.eusocialkeyDocuments.jsp?policyArea=type=0country =0year=0advSearchKey=CSRmode=advancedSubmitlangId=enm0 9_109en.pdf Fauzi A. 2001. Prinsip-prinsip Penelitian Sosial Ekonomi Panduan Singkat. Bogor ID : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan, Institut Pertanian Bogor [GRI] Global Reporting Initiative NL. 2006. Sustainability Reporting Guidelines Version 3.0 . Tersedia pada : https:www.globalreporting.orgresourcelibraryG3-Sustainability- Reporting-Guidelines.pdf Hadiwiardjo BH. 1997. ISO 14001 Panduan Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan . Jakarta ID : PT Gramedia Pustaka Utama Hendriyani E. 2010. Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Roti ”BreadHouse” Untuk Menentukan Strategi Pengembangan Usaha [tesis]. Bogor ID : Institut Pertanian Bogor [IFC] International Finance Corporation’s US. 2012. Policy and Performance Standards on Social dan Environmental Sustainability . Tersedia pada : http:www1.ifc.orgwpswcmconnectc8f524004a73daeca09afdf998895a1 2IFC_Performance_Standards.pdf?MOD=AJPERES [ISO] International Organization for Standardization. 2010. ISO 26000:2010 Guidance on Social Responsibility . Tersedia pada : http:www.iso.orgisocatalogue_detail?csnumber=42546 [IPIECAAPIOGP] International Petroleum Industry Environmental Conservation Association UK, The American Petroleum Insititute US, International Association Of Oil and Gas Producers UK. 2010. Oil and Gas Industry Guidance On Voluntary Sustainability Reporting : 2nd Edition, 2010. Tersedia pada : http:www.ipieca.orgfocus-areareporting 79 Jalal. 2010. Selamat Datang ISO 26000. Lingkar Studi CSR [internet]. [diunduh 2011 Januari 26]. Tersedia pada : http:www.csrindonesia.comdataarticles20101217084002-a.pdf Jalal, Rahman T. 2011. Laporan Keberlanjutan Sebagai Bentuk Komunikasi CSR. Lingkar Studi CSR [internet]. [diunduh 2011 April 11]. Tersedia pada: http:www.csrindonesia.comdataarticles20120629134244-a.pdf Wenbiao L. 2012. Study on the Relationships between Corporate Social Responsibility and Corporate International Competitiveness . Published by Elsevier ltd. Energy Procedia [internet].[diunduh 2012 Juli 24] ; 17 2012 : 567-572. hlm 570. Tersedia pada: http:www.sciencedirect.comsciencearticlepiiS1876610212004730 Liua SY, Wanga HQ, Li YL. 2011. Current Progress of Environmental Risk Assessment Research . Procedia Environmental Science [internet]. [diunduh 2012 Juli 24] ; 13 2012 : 1477-1483. hlm 1478. Tersedia pada http:www.sciencedirect.comsciencearticlepiiS1878029612001405 Marina M, Veronica B, Julio C. 2012. Analyzing Social Responsibility as a driver of firm’s Brand Awareness. Published by Elsevier ltd. Procedia Social and Behavioral Science [internet]. [diunduh 2012 Juli 24]; 58 2012 : 1121- 1130. hlm 1128. Tersedia pada: http:www.sciencedirect.comsciencearticlepiiS1877042812045557 Nasution S. 2007. Metode Research Penelitian Ilmiah. Jakarta ID : Bumi Aksara [OSPAR] Oslo and Paris Conventions for the protection of the marine environment of the North-East Atlantic UK. 2009. Assessment of Impacts of Offshore Oil and Gas Activities in the North-East Atlantic . OSPAR Commission, London. Publication Number 4532009. Tersedia pada : http:wwwospar.orgdocumentdbasepublicationsp00453_OA3- BA5_ASSESSMENT.pdf Rangkuti, F. 2003. Measuring Costumer Satisfaction : Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Analisis Kasus PLN-JP . Jakarta ID : PT Gramedia Pustaka Utama Santos Madura Offshore Pty Ltd. 2005 . Dokumen AMDAL Lapangan Gas Maleo. Jakarta : Santos Madura Offshore Pty Ltd Santos Madura Offshore Pty Ltd . 2012. Dokumen Pemantauan RKL-RPL Lapangan Gas Maleo Periode 2012. Jakarta : Santos Madura Offshore Pty Ltd Santos Madura Offshore Pty Ltd. 2011. Dokumen PROPER Lapangan Gas Maleo. Jakarta : Santos Madura Offshore Pty Ltd Sambodo et al, 2012. Petunjuk Pelaksanaan CSR Bidang Lingkungan Hidup 2012 . Kementrian Negara Lingkungan Hidup : Jakarta Sampurna EM.2007. CSR Bukan Sekedar Program Pengembangan Masyarakat. Lingkar Studi CSR [internet].[diunduh 2011 Januari 24] Tersedia pada : http:www.csrindonesia.comdataarticles20080208120756-a.pdf 80 Pemerintah Republik Indonesia. 2001. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Jakarta ID : Sekretariat Negara Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta ID : Sekretariat Negara Wurjantoro BR. 2013. Social Responsibility Industri Hulu Migas, Antara Investasi dan Kewajiban Etis. Buletin SKK MIGAS Edisi 1 Februari 2013 Nama Baru Harapan Baru. Jakarta : BPMIGAS. hlm 18 81 LAMPIRAN 81 Lampiran 1 Peta lokasi penelitian 82 Lampiran 2 Kuesioner kajian kinerja corporate social responsibility studi kasus Santos Madura Offshore Pty Ltd perangkat pemerintahan Nama : _______________________ Jabatan : _______________________ I. Kuesioner Indikator Kinerja Ekologi Santos Madura Offshore Pty Ltd Bagaimana pengelolaan lingkungan hidup penanaman pohon, pengelolaan kualitas udara, air laut, dan limbah yang dilakukan perusahaan di Kecamatan Giligenting ? II. Kuesioner Indikator Kinerja Sosial 1. Bagaimana pengelolaan dampak operasional perusahaan terhadap komponen sosial masyarakat dan stakeholders lainnya seperti Pemda setempat, LSM, dsb di Kec. Giligenting ? 2. Bagaimana konsep kemitraan perusahaan dengan stakeholders eksternal? - Masyarakat : - Pemerintahan Kabupaten : - Pemerintahan Kecamatan : - Pemerintahan Desa : - LSM : 3. Bagaimana program Investasi perusahaan ? 4. Strategi, program, dan prosedur dalam konsep Investasi Sosial perusahaan? 5. Bagaimana dampak program Investasi Sosial perusahaan bagi masyarakat ? - Aspek sosial masyarakat : - Aspek ekonomi masyarakat : 6. Kendala apa yang dihadapi perusahaan dalam penerapan konsep Local Content ? 7. Bagaimana program dan pendekatan perusahaan terkait kesempatan bekerja bagi SDM lokal ? 8. Bagaimana efektivitas pelaksanaan kesempatan kerja tersebut ? 9. Kendala yang dihadapi perusahaan dalam penerapan Local Hiring ?

III. Tingkat kepuasan dan kepentingan responden terhadap indikator kinerja CSR

Santos Madura Offshore Pty Ltd No Indikator Kinerja Kepuasan Kepentingan STP 1 TP 2 BS 3 P 4 SP 5 STP 1 TP 2 BS 3 P 4 SP 5 A Kinerja Ekologi 1 Kehati dan Jasa Ekosistem 2 Kualitas udara 3 Kualitas air laut B Kinerja Sosial Ekonomi 1 Program CD tahap proses 2 Program CD tahap output 3 Program CD tahap outcome 4 Pelaksanaan local recruitment 83 Lampiran 3 Kuesioner kajian kinerja Corporate Social Responsibility studi kasus Santos Madura Offshore Pty Ltd Masyarakat I. Persepsi Responden Terhadap Indikator Kinerja CSR Santos Madura Offshore Pty Ltd

1.1 Indikator Kinerja Ekologi 1.

Program pelestarian lingkungan apa seperti penanaman pohon, pengelolaan kualitas udaraair lautair tawar, dan pengelolaan limbah yang dilakukan oleh perusahaan ? 2. Menurut Anda, apa manfaat yang Anda rasakan dari program pelestarian lingkungan yang telah dilakukan perusahaan? 2.2 Indikator Kinerja Sosial Ekonomi 2.2.1 Program CD Tahap Proses 1. Bagaimana mekanisme: a. perencanaan program CD perusahaan yang Anda ketahui? b. pelaksanaan program CD perusahaan yang Anda ketahui? c. pemantauan program CD perusahaan yang Anda ketahui? d. evaluasi program CD perusahaan yang Anda ketahui? 2 Bagaimana dengan sosialisasi kegiatan operasional perusahaan selama ini di Kecamatan Giligenting ? 2.2.2 Program CD Tahap Output 1. Apa saja program CD perusahaan yang Anda ketahui bidang lingkungan hidup, pendidikan, ekonomi, fasilitas umum, dsb ? 2. Menurut Anda, apa manfaat dan pengaruh program CD perusahaan terhadap: a. Aspek Sosial - Aksesibilitas wilayah : - Pola pikir : - Gaya hidupkonsumtif : b. Aspek Ekonomi - Pendapatan : - Pendidikan : - Pekerjaan : 3. Kendala apa saja yang dihadapi masyarakat terkait program CD perusahaan ? 4. Bagaimana tindak lanjut Anda sebagai masyarakat Giligenting terhadap program CD perusahaan? 5. Harapan Saudara terhadap keberlangsungan program CD perusahaan ? 2.2.3 Program CD Tahap Outcome 1. Menurut Anda, bagaimana dampak program CD perusahaan terhadap indikator taraf hidup fisik yang meliputi: a kondisi fisik rumah; b sekolah; c fasilitas kesehatan; d fasilitas komunikasi; 84 2. Menurut Anda, bagaimana dampak program CD perusahaan terhadap indikator kelembagaan yang bekelanjutan berupa pembinaan terhadap suatu komunitas di Giligenting? 3. Menurut Anda, bagaimana dampak program CD perusahaan terhadap indikator tata kelola, berupa penerapan good governance system transparansi, akuntabilitas, desentralisasi, demokrasi, dll ? 4. Menurut Anda, bagaimana dampak program CD perusahaan terhadap indikator kemandirian masyarakat, meliputi: a tumbuhnya inisiatif; b adaptasi; c otonomi dalam komunitas; 5. Menurut Anda, bagaimana dampak program CD perusahaan terhadap indikator kohesi sosial, meliputi: a isu kerjasamakonflik; b integrasiharmonisasi sosial di masyarakat; II. Tingkat kepuasan dan kepentingan responden terhadap indikator kinerja CSR Santos Madura Offshore Pty Ltd No Indikator Kinerja Kepuasan Kepentingan STP 1 TP 2 BS 3 P 4 SP 5 STP 1 TP 2 BS 3 P 4 SP 5 A Kinerja Ekologi 1 Kehati dan Jasa Ekosistem 2 Kualitas udara 3 Kualitas air laut B Kinerja Sosial Ekonomi 1 Program CD tahap proses 2 Program CD tahap output 3 Program CD tahap outcome 4 Pelaksanaan local recruitment