60
Madura Offshore Pty Ltd terhadap stakeholders eksternal perusahaan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan disusun berdasarkan analisis resiko
lingkungan.
Identifikasi Resiko
Resiko yang teridentifikasi dalam penelitian ini menggunakan dampak operasional perusahaan terhadap lingkungan di sekitar wilayah operasi yang telah
dikelola dan dipantau perusahaan sesuai dengan dokumen AMDAL nya. Resiko yang teridentifikasi dari operasional Santos Madura Offshore Pty Ltd tersaji
pada Tabel 3.9 berikut ini.
Tabel 3.9 Resiko yang teridentifikasi dari operasional Santos Madura Offshore
Pty Ltd
No Resiko lingkungan dari kegiatan operasional
Santos Madura Offshore Pty Ltd
Sumber
1. Penurunan kualitas udara
1. Emisi gas
2. Penurunan kualitas air laut
1. Air terproduksi
2. Air limbah drainase dek
3. Air limbah domestik
4. Air limbah saniter
5. Cooling water
3. Konflik dan keresahan masyarakat di
Kecamatan Giligenting 1.
Pembatasan wilayah penangkapan dalam radius 1
km di sekeliling Anjungan Gas Maleo untuk nelayan
2. Recruitment tenaga kerja
lokal 3.
Kebijakan, jenis program, dan realisasi program CD
Sumber : AMDAL Lapangan Gas Maleo, 2006
Besaran Resiko Lingkungan
Besaran resiko lingkungan bertujuan untuk mengkuantifikasi dampak operasional perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Pada bagian ini akan
menggabungkan jenis dan sifat dampak operasional Santos Madura Offshore Pty Ltd berdasarkan dokumen AMDAL dengan dampak eksisting pada saat ini.
Analisis besaran resiko mencakup pertimbangan mengenai sumber resiko, konsekuensi, dan kemungkinan dari resiko tersebut. Resiko dianalisa dengan
mengkombinasikan nilai likelihood probabilitas atau frekuensi dan consequence dampak atau efek. Analisis besaran resiko operasional Santos Madura Offshore
Pty Ltd tersaji pada Tabel 3.9.
Langkah selanjutnya adalah membuat saran pengelolaan komponen kinerja CSR Santos Madura Offshore Pty Ltd berdasarkan tingkatan resiko yang telah
teridentifikasi pada tahap sebelumnya. Saran pengelolaan tersaji pada Tabel 3.11.
61
Tabel 3.10 Matriks besaran resiko operasional Santos Madura Offshore Pty Ltd
Komponen Lingkungan
Dampak dalam Amdal Resiko Lingkungan Dampak Aktual
Sumber Jenis
Sifat dampak
Likelihood Konsekuensi
Risk A.
Komponen Fisika Kimia
1. Udara
ambien Operasional :
a. 3 main
generator b.
2 booster compressor
c. 1 flare stack
Peningkatan konsentrasi gas
SO
2
, NOx, CO, dan total
partikulat, pada udara
sekitar wilayah operasional
NTP A
Sumber emisi berasal dari 2 booster compressor
BC dan 2 main generator MG dan
sumber asap dari flare stack berlangsung terus menerus
continuous 1
a. Berdasarkan hasil pemantauan pada
periode I tahun 2012 diketahui bahwa nilai opasitas dan kualitas
udara emisi dari generator masih berada dibawah nilai ambang batas
maksimum yang diperbolehkan
b. Belum
terdapat keluhan
dari masyarakat di Pulau Giligenting
daratan terdekat Anjungan Gas Maleo terkait gangguan ISPA
karena lokasi Anjungan yang cukup jauh ±18 km dari daratan terdekat
di Pulau Giligenting HR
2. Kualitas air
laut 1.
Air terproduksi Peningkatan
konsentrasi minyak lemak
di perairan NP
B Air terproduksi dikumpulkan
terlebih dahulu pada water degassing
hingga mencapai volume tampung maksimum,
kemudian dibuang ke badan air
1 a.
Berdasarkan hasil
pemantauan kualitas air terproduksi semester I
tahun 2012, diketahui bahwa kandungan parameter minyak dan
lemak pada air terproduksi berkisar antara 1,4 hingga 10,41 mgl,
sementara
nilai baku
mutu parameter minyak dan lemak adalah
MR
62
Komponen Lingkungan
Dampak dalam Amdal Resiko Lingkungan Dampak Aktual
Sumber Jenis
Sifat dampak
Likelihood Konsekuensi
Risk
sebesar 50 mgl. b.
Berdasakan hasil
laporan pemantauan,
diketahui bahwa
parameter minyak dan lemak pada badan air penerima nilainya 1
mgl, dan nilai baku mutunya sebesar 1 mgl
c. Secara
alamiah, air terproduksi mengandung
bahan kimia
berbahaya dalam
konsentrasi rendah
yang berasal
dari reservoirnya, seperti logam berat,
hidrokarbon aromatik, fenol alkil dan zat radioaktif. Air terproduksi
dari sumur gas mengandung timah yang lebih tinggi dibanding dari
sumur minyak OSPAR 2009
d. Konsentrasi logam Cd, Cu, dan Zn
berfluktuasi dan melebihi baku mutu
pada beberapa
periode pemantauan.
Mengingat pada
lokasi pemantauan
bukan merupakan jalur pelayaran dan
hanya terdapat
aktivitas operasional Anjungan Gas Maleo
e. Belum
terdapat keluhan dari
63
Komponen Lingkungan
Dampak dalam Amdal Resiko Lingkungan Dampak Aktual
Sumber Jenis
Sifat dampak
Likelihood Konsekuensi
Risk
masyarakat terkait
keberadaan minyak dan lemak di perairan dari
operasional Lapangan Gas Maleo 2.
Kualitas air laut
lanjutan 2.Cooling water
Peningkatan suhu perairan
NP B
Sebelum dibuang
cooling water
terlebih dahulu
ditampung pada
water degasser
dan setelah mencapai volume tampungan maksimum
akan dibuang ke badan air 1
Berdasarkan hasil
pemantauan kualitas badan air laut penerima
dampak pembuangan cooling water periode semester I - 2012, diketahui
bahwa nilai suhu diperairan tersebut berkisar antara 29,7
– 30,9
◦
C, dengan baku mutu antara 25-33
◦
C, tetapi belum terdapat data nilai suhu pada
cooling water sebelum dibuang ke
badan air MR
3. Air limbah
drainase Keterdapatan
lapisan minyak di perairan
NP C
Sebelum dibuang,
limbah drainase ditampung terlebih
dahulu dan
mengalami pengenceran dengan air hujan
open drain system di MOPU Santos Madura Offshore Pty
Ltd 1
Hasil pemantauan disekitar dek dan saluran pembuangan limbah drainase
dalam kondisi kering dan tidak dijumpai adanya lapisan minyak
LR
4. Air limbah
saniter black waste
Peningkatan konsentrasi
residu klorin Cl
2
di C
Limbah saniter
sebelum dibuang ke badan perairan
diolah terlebih dahulu di 1
Hasil analisa laboratorium berdasarkan sampling bulan Maret dan April 2012
LR
64
Komponen Lingkungan
Dampak dalam Amdal Resiko Lingkungan Dampak Aktual
Sumber Jenis
Sifat dampak
Likelihood Konsekuensi
Risk
perairan Sewage Treatment Plant
STP menunjukkan konsentrasi
Cl
2
di MOPU Santos Madura Offshore Pty
Ltd memenuhi baku 5.
Air limbah domestik grey
waste Keterdapatan
benda terapung dan buih busa
C Limbah domestik dibuang
melalui pipa pembuangan secara berkala
1 a.
Hasil pemantauan tidak terdapat
buih busa dan benda terapung di sekitar pipa pembuangan
b. Pembuangan limbah domestik ke
badan air dapat meningkatkan konsentrasi nitrat dan fosfat yang
dapat menstimulir pertumbuhan alga di perairan algae bloom
c. Hasil pemantauan memperlihatkan
adanya kecenderungan peningkatan konsentrasi nitrat dan fosfat yang
tinggi dan melebihi baku mutu pada beberapa periode pemantauan
LR
B. Komponen Biologi Laut
1. Plankton
Pembuangan air terproduksi dan
cooling water Gangguan
struktur komunitas
plankton akibat
pembuangan air laut
dengan suhu NTP
B Pembuangan air terproduksi
dan cooling water dilakukan dengan cara mengumpulkan
air tersebut
pada water
degasser hingga mencapai
volume tampung maksimum 1
Berdasarkan laporan hasil pemantauan periode semester I 2012, dapat
diketahui bahwa struktur komunitas plankton fito dan zoo cenderung
stabil dan tidak mengalami tekanan MR
65
Komponen Lingkungan
Dampak dalam Amdal Resiko Lingkungan Dampak Aktual
Sumber Jenis
Sifat dampak
Likelihood Konsekuensi
Risk
± 40 C dari
cooling water dan air
terproduksi yang
mengandung minyak dan
lemak
2. Terumbu
karang Pembuangan
Cooling water Bleaching
terumbu karang
NTP B
Berkaitan dengan intensitas pembuangan cooling water
1 Presentase penutupan terumbu karang
dari pemantauan tahun 2004 – 2010
relatif tidak mengalami perubahan, hal ini disebabkan oleh karakteristik lokasi
ekosistem terumbu karang dengan subtrat
berupa pasir
dan pola
penyebaran terumbu karang yang sporadis dan tidak kontinyu dan belum
ditemukannya fenomena bleaching bagi
komunitas karang
yang diprakirakan
dapat terjadi
dari peningkatan suhu akibat pembuangan
cooling water MR
C.
Komponen Sosial Ekonomi
Pendapatan 1.
Pembatasan wilayah
penangkapan Terganggunya
kegiatan penangkapan
NTP C
Keluhan terhadap pembatasan wilayah penangkapan terjadi di
2 Persepsi peningkatan biaya melaut
dirasakan oleh komunitas nelayan, MR
66
Komponen Lingkungan
Dampak dalam Amdal Resiko Lingkungan Dampak Aktual
Sumber Jenis
Sifat dampak
Likelihood Konsekuensi
Risk
ikan nelayan ikan
antara komunitas nelayan Kec. Giligenting, terutama nelayan
Desa Gedugan desa terdekat dengan lokasi anjungan Gas
Maleo terutama nelayan di Desa Gedugan
desa terdekat dengan Anjungan Gas Maleo dan kelompok nelayan di desa
lainnya, karena belum terdapat solusi terbaik. Namun, belum terdapat kajian
besaran kerugian dari penurunan hasil tangkapan akibat pembatasan wilayah
penangkapan
Pendapatan 2.
Kesempatan kerja dari
kegiatan proses produksi
perusahaan Penerimaan
tenaga kerja lokal bagi
masyarakat Giligenting
sebagai tenaga
keamanan security di
Anjungan Gas Maleo dan
penerimaan tenaga kerja
pada pelaksanaan
program CD perusahaan
dalam bentuk fisik
PTP B
Keluhan diutarakan responden terkait keterbatasan informasi
yang diterima
masyarakat terhadap penerimaan tenaga
kerja lokal dari perusahaan dan kesempatan
bekerja pada
program CD
jenis pembangunanperbaikan sarana
dan prasarana desa 2
Adanya peluang pekerjaan diutarakan oleh 41.3 responden, peluang tersebut
berasal dari proses penerimaan tenaga kerja sebagai security pada Anjungan
Gas Maleo dan bekerja dengan Tim Pokmas pada program CD yang
terealisasi setiap tahunnya, seperti pengerasan jalan, pengadaan material
pasir dan batu untuk jalan, dsb. Responden
menyatakan informasi
terkait lowongan pekerjaan tersebut tidak bisa diakses dengan mudah oleh
masyarakat, hanya orang-orang tertentu saja
yang mengetahui
informasi tersebut, sehingga banyak masyarakat
yang tidak mengetahui secara pasti jumlah warga mereka dan sejak kapan
67
Komponen Lingkungan
Dampak dalam Amdal Resiko Lingkungan Dampak Aktual
Sumber Jenis
Sifat dampak
Likelihood Konsekuensi
Risk
bekerja sebagai security di Anjungan Gas Maleo
Persepsi 3.
Operasional Lapangan Gas
Maleo a.
Pembatasan wilayah
penangkapan b.
Kesempatan kerja
c. Pelaksanaan
program CD perusahaan
Persepsi masyarakat
NP B
Keluhan terhadap pembatasan wilayah penangkapan di sekitar
lokasi anjungan, penerimaan tenaga kerja sebagai tenaga
keamanan di anjungan dan tenaga kerja pada pelaksanaan
program CD, dan hal-hal yang berhubungan dengan program
CD mulai dari mekanisme pengusulan program, besaran
dana program, jenis program yang diterima setiap desa dan
tim pelaksana program telah menimbulkan kontroversi di
masyarakat Giligenting 1
Kerugian finansial
dari dampak
operasional perusahaan
terhadap komponen sosial ekonomi masyarakat
Kecamatan Giligenting belum dikaji, MR
Keterangan : NP
: Negatif penting
A :
Almost certain 1
: Insignificant
HR :
High risk NTP
: Negatif tidak penting
B :
Likely 2
: Minor
MR :
Moderate risk PTP
: Positif tidak penting
C :
Moderate LR
: Low risk
68
Tabel 3.11 Matriks Manajemen Resiko Lingkungan Santos Madura Offshore Pty Ltd
Dampak Aktual Manajemen Resiko Lingkungan
A. Komponen Fisika Kimia
1. Kualitas udara
1. Melakukan perhitungan total emisi yang berasal dari kegiatan produksi di Lapangan Gas Maleo 2. Melakukan perhitungan total emisi yang berasal dari luar kegiatan produksi di Lapangan Gas Maleo, hal ini bermanfaat
untuk: a.
menggambarkan footprint sumber emisi perusahaan; b.
pelaporan sumber emisi tidak langsung tersebut dapat digunakan sebagai supplement tambahan dalam laporan keberlanjutan perusahaan;
c. melacak perubahan emisi yang dihasilkan dari sumber dan dari luar sumber operasional perusahaan.
2. Kualitas air laut
a. Air terproduksi
1. Pembuangan air terproduksi dapat dilakukan setiap hari tanpa menunggu kapasitas tampung maksimal water digasser
Hal ini dapat mengurangi beban kerja alat tersebut dan juga beban pencemaran badan air penerima 2.
Pencatatan kuantitas debitlaju alirvolume ait terproduksi b.
Cooling water 1.
Pembuatan saluran berundak seperti bentuk tangga putar pembuangan limbah cooling water yang berfungsi membantu menurunkan suhu
2. Pencatatan suhu cooling water di water degasser sebelum dibuang ke badan air melalui pipa pada kedalaman 20 m,
hal ini untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode pemipaan dalam hal perubahan suhu cooling water yang terjadi sebelum dan setelah dibuang
c. Air limbah drainase
Sesuai dengan rencana pengelolaan dan pemantauan d.
Air limbah saniter Melakukan pengukuran kualitas air limbah saniter sebelum masuk ke unit pengolahan, yaitu Sewage Treatment Plan STP
untuk menilai dan mengevaluasi efektivitas unit pengolahan tersebut e.
Air limbah domestik Sesuai dengan rencana pengelolaan dan pemantauan
B. Komponen Biologi Laut
1. Terumbu karang
Sesuai dengan rencana pengelolaan dan pemantauan, karena dampak terhadap komunitas terumbu karang merupakan dampak turunan dari pembuangan cooling water maka pengelolaan dilakukan terhadap sumber dampaknya
2. Biota perairan
Sesuai dengan rencana pengelolaan dan pemantauan, karena dampak terhadap komunitas plankton merupakan dampak
69
Dampak Aktual Manajemen Resiko Lingkungan
plankton turunansekunder dari air limbah produksi maka pengelolaan dilakukan terhadap sumber dampaknya
C. Komponen Sosial dan Ekonomi
1. Pembatasan wilayah
penangkapan ikan 1.
Tetap melaksanakan sosialisasi zona larangan menangkap ikan di sekitar Anjungan Gas Maleo 2.
Pengadaan program CD nelayan ; alat tangkap, kapalmesin, dan lain-lain 3.
Melakukan kajian mengenai dampak pembatasan wilayah penangkapan ikan terhadap komunitas nelayan Giligenting, meliputi komponen persepsi nelayan, hasil tangkapan, biaya melaut, dan area penangkapan.
4. Melakukan kajian populasi ikan di sekitar Anjungan Gas Maleo yang dapat berfungsi sebagai kontrol terhadap klaim
penurunan hasil tangkapan nelayan 5.
Memberikan solusi alternatif fishing ground selain di sekitar Karang Katon bagi nelayan Giligenting dengan program Daerah Perlindungan Laut DPL
6. Mengadakan pelatihan penanganan dan pengolahan hasil tangkap untuk meningkatkan nilai tambah hasil tangkap
2. Kesempatan kerja
1. Perusahaan menyampaikan komitmen dalam hal kesempatan kerja bagi masyarakat setempat secara terbuka dan
bertanggung jawab dalam pelaksanaan rekruitmen sepenuhnya, hal ini dapat membangun kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan
2. Penetapan kategori “lokal” untuk tenaga kerja berdasarkan asaltempat tinggal
3. Penetapan target komposisi tenaga kerja lokal yang akan direkrut perusahaan atau kuota lokal
4. Apabila rekrutmen tenaga kerja tetap menggunakan pihak ke-3 kontraktor maka perusahaan harus menetapkan
persyaratan pemenuhan target komposisi tenaga kerja lokal yang dikomunikasikan kepada pihak ke-3 5.
Pemetaan bentuk-bentuk pekerjaan yang memang sudah dapat dilakukan oleh masyarakat setempat dan pekerjaan potensial yang dapat dilakukan oleh masyarakat lokal di masa mendatang
6. Mengkomunikasikan peluang kerja kepada masyarakat setempat dengan berbagai sarana komunikasi yang biasa
dimanfaatkan oleh masyarakat 7.
Melakukan peningkatan kapasitas masyarakat melalui pelatihan dan pendidikan 8.
Perusahaan memberikan perhatian kepada pekerja lokal yang telah direkrut, hal ini berkaitan dengan status pemangku kepentingan ganda yang mereka miliki, yaitu sebagai pekerja dan sebagai anggota masyarakat lokal
9. Mengkomunikasikan proses pemutusan hubungan kerja secara jelas kepada pekerja lokal, hal ini untuk mencegah
timbulnya persepsi negatif dari pekerja lokal terhadap keputusan tersebut 10.
Memberikan sertifikat kepada mantan pekerja lokal, hal ini diharapkan dapat memudahkan dan memp ercepat mantan
70
Dampak Aktual Manajemen Resiko Lingkungan
pekerja tersebut untuk mendapatkan pekerjaan di tempat yang baru 3.
Persepsi masyarakat 1.
Melakukan diskusi dengan masyarakat mengenai “konsep pembagian manfaat” yang telah dilakukan oleh perusahaan selama ini bagi masyarakat Giligenting dalam hal program CD dan kesempatan kerja
2. Sosialisasi kepada masyarakat Giligenting mengenai hasil pengelolaan dan pemantauan lingkungan Blok Malo yang
telah dilakukan pihak perusahaan 3.
Membentuk divisi khusus mengenai saran pengaduan terkait program CD akses langsung berupa no telepon, alamat email, alamat surat, dsb sebagai sarana langsung aspirasi masyarakat
4. Mengintensifkan acara formal dan informal baik yang dilaksanakan oleh perusahaan dan masyarakat sebagai sarana
sosialisasi dan komunikasi dengan seluruh elemen masyarakat 5.
Optimalisasi keberadaan tenaga kerja lokal yang be kerja pada perusahaan sebagai “komunikator” antara perusahaan
dengan masyarakat
71
Simpulan
Secara umum tingkat kepuasan stakeholders eksternal perusahaan terhadap kinerja CSR perusahaan adalah kurang puas. Indikator kinerja CSR perusahaan
yang perlu mendapat prioritas peningkatan kinerja menurut stakeholders eksternal berupa 1 program CD tahap output indikator gaya hidup, pendapatan, dan tindak
lanjut komunitas, 2 program CD tahap outcome indikator kondisi fisik rumah warga, kelembagaan berkelanjutan program pembinaan komunitas, tata kelola
organisasi good governance, inisiatif, adaptasi, otonomi, kerjasama, dan intergrasiharmonisasi sosial, dan 3 pengelolaan kualitas air laut bagi masyarakat
di Kecamatan Giligenting. Sementara itu, berdasarkan kategori resikonya, pengelolaan komponen kualitas udara dan kesempatan kerja bagi masyarakat
Giligenting memerlukan perhatian yang lebih intensif dari manajemen Santos Madura Offshore Pty Ltd.
72
4 PEMBAHASAN UMUM
Santos Madura Offshore Pty Ltd merupakan salah satu Kontraktor Kontrak Kerjasama SKKMIGAS yang berlokasi di perairan Selat Madura. Lapangan
Santos Madura Offshore Pty Ltd berjarak sekitar 18 km dari daratan Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, pada kedalaman perairan sekitar 60 m.
Kegiatan eksplorasi perusahaan ini dimulai pada tahun 2002 dan sejak Oktober 2006 telah memasuki tahap operasi produksi. Sumberdaya yang diproduksi
perusahaan adalah LNG Liquiefied Natural Gas atau gas alam yang dicairkan dengan kandungan metana mencapai 99.38 mol. Sampai saat ini, produksi rata-
rata Lapangan Gas Maleo sebesar 118 MMSCFD million metric square cubic feet per day
atau juta metrik persegi kaki kubik per hari. LNG tersebut diproses di Mobile Offshore Production Unit MOPU yang kemudian dialirkan melalui
pipa bawah laut ke PT PGN di Porong secara kontinyu. Kegiatan produksi gas Santos Madura Offshore Pty Ltd berpotensi
menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 271999 tentang AMDAL dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 172001 tentang Jenis Usaha danatau Rencana Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan AMDAL, maka pelaksanaan kegiatan Santos Madura
Offshore
Pty Ltd harus dilengkapi dengan AMDAL . Beberapa isu penting terkait
dengan operasional Santos Madura Offshore Pty Ltd berdasarkan proses pelingkupan dalam AMDAL wilayah operasional perusahaan antara lain:
1. rencana kegiatan pengembangan Lapangan dan pemasangan pipa bawah laut
Santos Madura Offshore Pty Ltd dapat mengakibatkan terganggunya kegiatan perikanan tangkap terutama bagan dan rumpon. Oleh karena itu, Santos
Madura Offshore Pty Ltd perlu melakukan penanganan terhadap keluhan masyarakat yang timbul dengan adanya gangguan terhadap kegiatan perikanan
tersebut;
2. perusahaan harus memperhatikan keselamatan nelayan dalam kegiatan mencari
ikan di sekitar lokasi kegiatan terutama pada tahap konstruksi; 3.
rencana kegiatan perusahaan dapat menurunkan kualitas air laut; 4.
perusahaan perlu melakukan program pemberdayaan masyarakat community development
bagi masyarakat di sekitar lokasi kegiatan. Selain itu, perusahaan diharapkan lebih memprioritaskan penerimaan tenaga kerja
setempat sesuai dengan spesifikasi dan keahlian yang diperlukan. Mengacu pada ISO 26000 tentang Guidance on Social Responsibility,
Corporate Social Responsibilities CSR didefinisikan sebagai tanggung jawab
organisasi terhadap dampak dari keputusan dan kegiatannya kepada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis
sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat, mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang
ditetapkan dan norma perilaku internasional, serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh. Corporate Social Responsibilities mencakup 7 subjek utama,
yaitu environment, social development, human rights, organizational governance, labor practice, fair operating practices, and consumer issues
. Komitmen Santos Corporation dalam mewujudkan konsep CSR terhadap
pembangunan berkelanjutan adalah dengan membuat suatu sistem manajemen lingkungan yang telah establish dan telah dikembangkan untuk diaplikasikan di
73
seluruh area operasi Santos Corporation di berbagai negara, seperti Australia, Indonesia, Bangladesh, dan Kirgizstan.
Sistem manajemen lingkungan yang dikembangkan tersebut terintegrasi ke dalam sistem manajemen lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja, disebut
sebagai EHSMS Environmental, Health, Safety Management System. EHSMS ini dikembangkan untuk memastikan penaatan Santos Corporaion terhadap
Australian Standard
4801- 2000 OH dan S Management Systems dan ISO 14001:2004. Aplikasi EHSMS di wilayah operasi Santos Corporation adalah
sebagai alat untuk mencapai tujuan yang tertera dalam Kebijakan Lingkungan perusahaan. Terkait sistem manajemen dalam EHSMS, terdapat 2 area prosedur
standar, yaitu 1 Management Standard yang berisi ketentuan untuk memastikan resiko lingkungan dapat terkelola dengan baik dan sistematis dan 2
Environmental Hazard Standard
, berisi ketentuan untuk mengelola aspek lingkungan spesifik. Tabel 4.1 di bawah ini mencantumkan kesesuaian antara
Environmental Hazard Standar dengan peraturan lingkungan hidup di Indonesia,
sedangkan Management Standar merupakan dokumen internal yang bersifat rahasia. Selain mengimplementasikan EHSMS, Santos Corporation Indonesia
membuat kebijakan lingkungan sebagai komitmen tertulis manajemen dampak operasional di Indonesia.
Tabel 4.1 EHSMS Santos Corporation Indonesia
Management Standard Environmental
Hazard Standard Kesesuaian
dengan Peraturan
Indonesia
01 Policies; 01 Land Disturbance PTK No. 027PTKXII2007 tentang
Pengadaan Tanah 02 Legal other Obligations;
02 Underground Storage Tanks
and Bunds Pedoman Tata Kerja PTK No.
13PTKII2007 tentang
Pengoperasian dan
Pemeliharaan Tangki Penyimpanan Minyak Bumi
03 EHS Objectives Targets; 03 Produced Water
Management Pemen LH No. 19 Tahun 2010 tentang
Baku Mutu Air Limbah bagi usaha danatau Kegiatan Minyak dan Gas
Bumi serta Panas Bumi
04 EHS Improvement Plans; 04 Waste
Management
Permen ESDM No. 45 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Lumpur
Bor, Limbah Lumpur Bor, dan Serbuk
Bor pada
Kegitan Pemboran Minyak dan Gas Bumi
PP No 181999 jo No. 851999
tentang Pengelolaan Limbah B3
Kepmen LH No. 1122003 tentang Baku Mutu Limbah Domestik
05 Responsibility Accountability
05 Air Emissions PP No. 14 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara 06 Training Competency;
06 Greenhouse Gas
Management PP No. 14 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara 07 Consultation and
Communication 07 Energy
Efficiency
Permen ESDM No. 142012 tentang Manajemen Energi
PP RI No. 702009 tentang
Konservasi Energi
74
Management Standard Environmental
Hazard Standard Kesesuaian
dengan Peraturan
Indonesia
08 Document Record Management
; 08 Contaminated
Site Management
PTK No.
040XI2010 tentang
Abandonment and Site Restoration 09 Hazard Identification, Risk
Assessment Control 09 Weed and Pest
Animal Control -
10 Contractor and Supplier Management;
10 Water Resource Management
Permen ESDM No. 152012 tentang Penghematan Penggunaan Air Tanah
11 Operations Integrity; 11 Aboriginal
Cultural Heritage
Management for Australian
Operations PTK No. 17III2005 tentang Pedoman
Pemberian Keterangan
Keadaan Darurat,
Pedoman Program
Pengembangan Masyarakat,
dan Pedoman
Kehumasan untuk
Kontraktor Kontrak Kerjasama di Lingkungan Hulu Migas
12 Management of Change; 12 Noise Emissions
Kepmen LH No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Kebisingan
13 Emergency Preparedness -
- 14 Monitoring, Management
Reporting; -
- 15 Incident, Non-conformance
Investigation, Corrective and Preventive Action;
- -
16 Management System Audit and Assessment;
- -
17 Management Review; -
- 18 Sustainability 01 polices, 02
legal other obligations. -
-
Sumber : Dokumen PROPER Santos Madura Offshore Pty Ltd 2011
Penerapan sistem manajemen EHSMS Santos Corporation di Indonesia disesuaikan dengan peraturan PPLH yang berlaku di Indonesia. Konsep
pencegahan dan pengelolaan lingkungan di Indonesia mencakup kegiatan 1 perencanaan, 2 pemanfaatan, 3 pengendalian, 4 pemeliharaan, 5 pengawasan,
dan 6 penegakan hukum. Berdasarkan UU No. 322009, terdapat tiga belas instrumen pencegahan dan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia, yaitu 1
KLHS, 2 tata ruang, 3 baku mutu lingkungan hidup, 4 kriteria kerusakan lingkungan hidup, 5 AMDAL, 6 UKL-UPL, 7 perizinan, 8 instrumen ekonomi
lingkungan hidup, 9 peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup, 10 anggaran berbasis lingkungan hidup, 11 analisis resiko lingkungan hidup, 12
audit lingkungan, dan 13 instrumen lain sesuai dengan kebutuhan danatau perkembangan ilmu pengetahuan.
Instrumen pencegahan dan pengelolaan lingkungan yang umumnya digunakan dalam pertambangan migas berupa 1 baku mutu lingkungan, 2
AMDAL, 3 UKL-UPL, 4 perizinan, 5 peraturan perundangan berbasis
75
lingkungan hidup, 6 analisis resiko lingkungan hidup, 7 audit lingkungan hidup, dan 8 instrument lainnya seperti Environmental Baseline Assessment EBA,
Indeks Kepekaan Lingkungan IKL, dokumen Industrial Hygiene, bioremidiasi, penanganan emisi udara, penerapan prinsip 5R Replace, Reduce, Recylce, Reuse,
dan Recover
, PROPER, penyusunan sistem manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14001, penanganan pencemaran lingkungan dan penyelesaian sludge,
membuat dan melaksanakan Emergency Respone Plan ERP, prosedur penanggulangan tumpahan minyak di perairan, serta melakukan sertifikasi
peralatan dan instalasi SKPP dan SKPI.
Instrumen pencegahan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dapat menggambarkan manajemen dampak operasional atau CSR perusahaan secara
menyeluruh adalah dokumen AMDAL. Selain mendeskripsikan manajemen dampak operasional perusahaan terhadap komponen lingkungan di wilayah
operasionalnya, dokumen AMDAL pun mencakup instrumen pencegahan dan pengelolaan lingkungan hidup lain, yaitu kesesuaian dengan tata ruang, baku mutu
lingkungan, perizinan, peraturan lingkungan hidup, analisis resiko lingkungan, dan instrumen pencegahan lainnya contohnya dalam bidang migas seperti
pengelolaan sludge, ERP, prosedur penanggulangan tumpahan minyak di perairan, dan sertifikasi peralatan dan instalasi SKPP dan SKPI, walaupun
pendeskripsikan belum secara mendalam.
Berdasarkan Dokumen AMDAL Santos Madura Offshore Pty Ltd, komponen ekologi yang dikelola dan dipantau adalah kualitas udara ambient,
kualitas air laut, komunitas biota laut berupa plankton, dan ekosistem terumbu karang dan komponen sosial ekonomi berupa pembatasan wilayah penangkapan,
kesempatan kerja bagi masyarakat lokal, program pengembangan masyarakat, dan persepsi masyarakat.
CSR juga dapat dikatakan sebagai upaya perusahaan dalam memenuhi atau menaati peraturan compliance dan upaya lebih dari taat beyond compliance
terhadap seluruh persyaratan dan ketentuan yang diwajibkan dalam peraturan perundangan di Indonesia. Upaya penaatan terhadap peraturan telah diwujudkan
oleh Santos Madura Offshore Pty Ltd dalam Dokumen AMDAL dan dokumen lingkungan lainnya. Diperlukan juga upaya lebih dari taat Santos Madura
Offshore
Pty Ltd sebagai bentuk adanya keinginan perusahaan dalam pembangunan berkelanjutan yang dapat diwakili oleh suatu pelaporan
keberlanjutan.
76
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Nilai kesesuaian kinerja CSR Santos Madura Offshore Pty Ltd komponen
ekologi sebesar 2.63, nilai tersebut tergolong dalam kriteria penilaian tertinggi pada kisaran 1-3 atau perusahaan telah menjalankan CSR yang sesuai dengan
standar dan hampir memenuhi semua persyaratan dalam pelaksanaan CSR berdasarkan Oil and Gas Industry Sustainability Reporting IPIECA. Nilai
kesesuaian kinerja CSR Santos Madura Offshore Pty Ltd komponen sosial ekonomi sebesar 2.27, nilai tersebut tergolong dalam kriteria penilaian
menengah pada kisaran 1-3 atau pelaksanaan CSR perusahaan telah berada pada jalur yang sesuai dengan kriteria Penilaian Program Community
Development
di Lingkungan Perusahaan Migas BPMIGAS. 2.
Indikator kinerja CSR perusahaan yang dianggap penting oleh stakeholders eksternal perusahaan tetapi dalam pelaksanaanya belum sesuai harapan
attribute to improve adalah program CD tahap output indikator gaya hidup, pendapatan, dan tindak lanjut komunitas dan program CD tahap outcome
indikator kondisi fisik rumah warga, program pembinaan terhadap komunitas, tata kelola organisasi good governance, inisiatif, adaptasi, otonomi, dan
intergrasi atau harmonisasi sosial. Indikator kinerja CSR perusahaan yang dianggap penting dan pelaksanaannya telah sesuai dengan harapan maintain
performance
adalah program CD tahap proses, program CD tahap output indikator aksesibilitas wilayah, pola pikir, pendidikan, dan pekerjaan, program
CD tahap outcome indikator kondisi fisik bagunan sekolah masyarakat, kondisi fisik fasilitas kesehatan desa, kerjasama, dan konflik, local recruitment, dan
program pelestarian keanekaragaman hayati. Indikator kinerja CSR perusahaan yang dianggap kurang penting dan kinerjanya pun tidak terlalu istimewa
attribute to maintain adalah program CD tahap outcome indikator sarana komunikasi, pengelolaan kualitas udara, dan pengelolaan kualitas air laut.
Tingkat kepuasan stakeholders eksternal terhadap pelaksanaan CSR perusahaan sebesar 1.85. Nilai tingkat kepuasan tersebut berada pada rentang
kriteria kurang puas dari kisaran penilai 1-5.
3. Analisis resiko lingkungan keberlanjutan CSR Santos Madura Offshore Pty
Ltd didapatkan status resiko operasional kategori high risk adalah kualitas udara dan kesempatan kerja, kategori moderate risk adalah kualitas air limbah
terproduksi, cooling water, limbah saniter black waste, komunitas plankton, komunitas terumbu karang, pembatasan wilayah penangkapan, dan persepsi
masyarakat, dan kategori low risk terhadap air limbah drainase grey waste dan limbah domestik.
77
Saran
1. Melakukan pengkajian resiko operasional terhadap keanekaragaman hayati dan
jasa ekosistem di wilayah operasi. Kajian tersebut dapat terintergrasi dalam baseline study assessment
danatau valuasi ekonomi sumberdaya pesisir dan laut Kecamatan Giligenting;
2. Melakukan evaluasi efektivitas program pelestarian keanekaragaman hayati
berupa penanaman mangrove yang telah dilakukan oleh perusahaan. Kajian evaluasi tersebut berupa deskripsi kuantitatif persentase bibit mangrove yang
berhasil tumbuh dan berkembang sejak penanaman. Evaluasi tersebut dapat terintegrasi dalam laporan pemantauan pelaksanaan RKL-RPL Lapangan Gas
Maleo.
3. Mencantumkan volume air limbah dari fasilitas produksi pada dokumen
pelaksanaan pemantauan RKL-RPL Lapangan Gas Maleo. Data volume limbah tersebut dapat digunakan oleh pihak yang berkepentingan untuk mengkaji daya
dukung lingkungan terhadap beban pencemaran;
4. Mendeskripsi program 3R reuse, reduce, and recycle limbah perusahaan.
Deskripsi Program 3R yang telah dilakukan oleh perusahaan dapat terintegrasi dalam laporan pelaksanaan pemantauan RKL-RPL Lapangan Gas Maleo
danatau dokumen PROPER perusahaan.
5. Melakukan
kajian Indeks Pencemaran Kualitas Udara ISPU disekitar Anjungan Lapangan Gas Maleo dengan melakukan pencatatan kualitas udara
emisi secara kontinyu. Kajian dapat dijadikan bukti nyata kontribusi perusahaan terhadap komitmen kebijakan perubahan iklim yang telah dibuat
perusahaan.
6. Mengevaluasi manfaat program CD secara spesifik dan mengkaji dampak
program CD terhadap komponen sosial dan ekonomi masyarakat Kecamatan Giligenting seperti yang dipersyaratkan dalam Panduan Penilaian Program CD
dari BPMIGAS 2008 danatau penilaian PROPER untuk peringkat hijau. Kajian tersebut dapat berupa laporan penilaian program CD yang terpisah atau
terintegrasi dalam dokumen pelaksanaan pemantauan RKL-RPL Lapangan Gas Maleo. Pengkajian program CD juga diharapkan dapat meningkatkan
komunikasi antara perusahaan dengan masyarakat.
7. Membuat kebijakan tentang proporsirasio jumlah tenaga kerja dan kriteria
asal tenaga kerja sehingga dapat dikategorikan sebagai tenaga kerja lokal. 8.
Melakukan sosialisasi pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan
perusahaan sampai saat ini. Hal tersebut diharapkan dapat menjawab harapan masyarakat akan adanya pemantauan kualitas udara dan kualitas air laut dan
pendapatan yang menyatakan adanya perubahan kualitas air laut di Kecamatan Giligenting dari opersional perusahaan.
78
DAFTAR PUSTAKA
[SA] Standards Australia AU. 1999. ASNZS 4360:1999 Risk Management. Standards Association of Australia. Strathfield, NSW : Australia
[BPMIGAS] Badan Pelaksanan Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi ID. 2008. Panduan Penilaian Program Community Development di Lingkungan
Perusahaan Migas . Jakarta : BPMIGAS
[BPMIGAS] Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi. 2012. Buletin BPMIGAS No. 87 Oktober 2012 Edisi Mengapa Tanggung Jawab
Sosial Masuk Cost Recovery. Jakarta : BPMIGAS Elkington J. 1997. Cannibals with Forks : The Triple Bottom Line of 21st Century
Business . England : Capstone Publishing, Oxford
European Commission. 2009. Memo-What Is Corporate Social Responsibility?. Brussels : Belgium. Tersedia pada :
http:ec.europa.eusocialkeyDocuments.jsp?policyArea=type=0country =0year=0advSearchKey=CSRmode=advancedSubmitlangId=enm0
9_109en.pdf
Fauzi A. 2001. Prinsip-prinsip Penelitian Sosial Ekonomi Panduan Singkat. Bogor ID : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Jurusan Sosial
Ekonomi Perikanan, Institut Pertanian Bogor [GRI] Global Reporting Initiative NL. 2006. Sustainability Reporting Guidelines
Version 3.0 . Tersedia pada :
https:www.globalreporting.orgresourcelibraryG3-Sustainability- Reporting-Guidelines.pdf
Hadiwiardjo BH. 1997. ISO 14001 Panduan Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan
. Jakarta ID : PT Gramedia Pustaka Utama Hendriyani E. 2010. Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Roti
”BreadHouse” Untuk Menentukan Strategi Pengembangan Usaha [tesis]. Bogor ID : Institut Pertanian Bogor
[IFC] International Finance Corporation’s US. 2012. Policy and Performance
Standards on Social dan Environmental Sustainability . Tersedia pada :
http:www1.ifc.orgwpswcmconnectc8f524004a73daeca09afdf998895a1 2IFC_Performance_Standards.pdf?MOD=AJPERES
[ISO] International Organization for Standardization. 2010. ISO 26000:2010 Guidance on Social Responsibility
. Tersedia pada : http:www.iso.orgisocatalogue_detail?csnumber=42546
[IPIECAAPIOGP] International
Petroleum Industry
Environmental Conservation Association UK, The American Petroleum Insititute US,
International Association Of Oil and Gas Producers UK. 2010. Oil and Gas Industry
Guidance On Voluntary Sustainability Reporting : 2nd Edition, 2010.
Tersedia pada : http:www.ipieca.orgfocus-areareporting
79
Jalal. 2010. Selamat Datang ISO 26000. Lingkar Studi CSR [internet]. [diunduh 2011 Januari 26]. Tersedia pada :
http:www.csrindonesia.comdataarticles20101217084002-a.pdf Jalal, Rahman T. 2011. Laporan Keberlanjutan Sebagai Bentuk Komunikasi CSR.
Lingkar Studi CSR [internet]. [diunduh 2011 April 11]. Tersedia pada: http:www.csrindonesia.comdataarticles20120629134244-a.pdf
Wenbiao L. 2012. Study on the Relationships between Corporate Social Responsibility and Corporate International Competitiveness
. Published by Elsevier ltd. Energy Procedia [internet].[diunduh 2012 Juli 24] ; 17 2012 :
567-572. hlm 570. Tersedia pada: http:www.sciencedirect.comsciencearticlepiiS1876610212004730
Liua SY, Wanga HQ, Li YL. 2011. Current Progress of Environmental Risk Assessment Research
. Procedia Environmental Science [internet]. [diunduh 2012 Juli 24] ; 13 2012 : 1477-1483. hlm 1478. Tersedia pada
http:www.sciencedirect.comsciencearticlepiiS1878029612001405 Marina M, Veronica B, Julio C. 2012. Analyzing Social Responsibility as a driver
of firm’s Brand Awareness. Published by Elsevier ltd. Procedia Social and
Behavioral Science [internet]. [diunduh 2012 Juli 24]; 58 2012 : 1121- 1130. hlm 1128. Tersedia pada:
http:www.sciencedirect.comsciencearticlepiiS1877042812045557
Nasution S. 2007. Metode Research Penelitian Ilmiah. Jakarta ID : Bumi Aksara
[OSPAR] Oslo and Paris Conventions for the protection of the marine environment of the North-East Atlantic UK. 2009. Assessment of Impacts
of Offshore Oil and Gas Activities in the North-East Atlantic . OSPAR
Commission, London. Publication Number 4532009. Tersedia pada : http:wwwospar.orgdocumentdbasepublicationsp00453_OA3-
BA5_ASSESSMENT.pdf
Rangkuti, F. 2003. Measuring Costumer Satisfaction : Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Analisis Kasus PLN-JP
. Jakarta ID : PT Gramedia Pustaka Utama
Santos Madura Offshore Pty Ltd. 2005
. Dokumen AMDAL Lapangan Gas Maleo. Jakarta :
Santos Madura Offshore Pty Ltd Santos Madura Offshore Pty Ltd
.
2012.
Dokumen Pemantauan RKL-RPL Lapangan Gas Maleo Periode 2012. Jakarta :
Santos Madura Offshore Pty Ltd Santos Madura Offshore Pty Ltd. 2011.
Dokumen PROPER Lapangan Gas Maleo. Jakarta :
Santos Madura Offshore Pty Ltd Sambodo et al, 2012. Petunjuk Pelaksanaan CSR Bidang Lingkungan Hidup
2012 . Kementrian Negara Lingkungan Hidup : Jakarta
Sampurna EM.2007. CSR Bukan Sekedar Program Pengembangan Masyarakat. Lingkar Studi CSR [internet].[diunduh 2011 Januari 24] Tersedia pada :
http:www.csrindonesia.comdataarticles20080208120756-a.pdf
80
Pemerintah Republik Indonesia. 2001. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Jakarta ID : Sekretariat
Negara Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta ID : Sekretariat Negara
Wurjantoro BR. 2013. Social Responsibility Industri Hulu Migas, Antara Investasi
dan Kewajiban Etis. Buletin SKK MIGAS Edisi 1 Februari 2013 Nama Baru Harapan Baru. Jakarta : BPMIGAS. hlm 18
81
LAMPIRAN
81
Lampiran 1 Peta lokasi penelitian
82
Lampiran 2 Kuesioner kajian kinerja corporate social responsibility studi kasus Santos Madura Offshore Pty Ltd perangkat pemerintahan
Nama : _______________________ Jabatan : _______________________
I.
Kuesioner Indikator Kinerja Ekologi Santos Madura Offshore Pty Ltd Bagaimana pengelolaan lingkungan hidup penanaman pohon, pengelolaan
kualitas udara, air laut, dan limbah yang dilakukan perusahaan di Kecamatan Giligenting ?
II. Kuesioner Indikator Kinerja Sosial
1. Bagaimana pengelolaan dampak operasional perusahaan terhadap komponen
sosial masyarakat dan stakeholders lainnya seperti Pemda setempat, LSM, dsb di Kec. Giligenting ?
2. Bagaimana konsep kemitraan perusahaan dengan stakeholders eksternal?
- Masyarakat :
- Pemerintahan Kabupaten :
- Pemerintahan Kecamatan :
- Pemerintahan Desa :
- LSM :
3. Bagaimana program Investasi perusahaan ?
4. Strategi, program, dan prosedur dalam konsep Investasi Sosial perusahaan?
5. Bagaimana dampak program Investasi Sosial perusahaan bagi masyarakat ?
- Aspek sosial masyarakat :
- Aspek ekonomi masyarakat :
6. Kendala apa yang dihadapi perusahaan dalam penerapan konsep Local Content
? 7.
Bagaimana program dan pendekatan perusahaan terkait kesempatan bekerja bagi SDM lokal ?
8. Bagaimana efektivitas pelaksanaan kesempatan kerja tersebut ?
9. Kendala yang dihadapi perusahaan dalam penerapan Local Hiring ?
III. Tingkat kepuasan dan kepentingan responden terhadap indikator kinerja CSR
Santos Madura Offshore Pty Ltd
No Indikator Kinerja
Kepuasan Kepentingan
STP 1
TP 2
BS 3
P 4
SP 5
STP 1
TP 2
BS 3
P 4
SP 5
A Kinerja Ekologi
1 Kehati dan Jasa Ekosistem
2 Kualitas udara
3 Kualitas air laut
B Kinerja Sosial Ekonomi
1 Program CD tahap proses
2 Program CD tahap output
3 Program CD tahap outcome
4 Pelaksanaan local recruitment
83
Lampiran 3 Kuesioner kajian kinerja Corporate Social Responsibility studi kasus Santos Madura Offshore Pty Ltd Masyarakat
I. Persepsi Responden Terhadap Indikator Kinerja CSR Santos Madura
Offshore Pty Ltd
1.1 Indikator Kinerja Ekologi 1.
Program pelestarian lingkungan apa seperti penanaman pohon, pengelolaan kualitas udaraair lautair tawar, dan pengelolaan limbah yang dilakukan oleh
perusahaan ?
2. Menurut Anda, apa manfaat yang Anda rasakan dari program pelestarian
lingkungan yang telah dilakukan perusahaan? 2.2
Indikator Kinerja Sosial Ekonomi 2.2.1
Program CD Tahap Proses 1.
Bagaimana mekanisme: a.
perencanaan program CD perusahaan yang Anda ketahui? b.
pelaksanaan program CD perusahaan yang Anda ketahui? c.
pemantauan program CD perusahaan yang Anda ketahui? d.
evaluasi program CD perusahaan yang Anda ketahui? 2
Bagaimana dengan sosialisasi kegiatan operasional perusahaan selama ini di Kecamatan Giligenting ?
2.2.2 Program CD Tahap Output
1. Apa saja program CD perusahaan yang Anda ketahui bidang lingkungan
hidup, pendidikan, ekonomi, fasilitas umum, dsb ? 2.
Menurut Anda, apa manfaat dan pengaruh program CD perusahaan terhadap: a.
Aspek Sosial -
Aksesibilitas wilayah : -
Pola pikir : -
Gaya hidupkonsumtif : b.
Aspek Ekonomi -
Pendapatan : -
Pendidikan : -
Pekerjaan : 3.
Kendala apa saja yang dihadapi masyarakat terkait program CD perusahaan ? 4.
Bagaimana tindak lanjut Anda sebagai masyarakat Giligenting terhadap program CD perusahaan?
5. Harapan Saudara terhadap keberlangsungan program CD perusahaan ?
2.2.3 Program CD Tahap Outcome
1. Menurut Anda, bagaimana dampak program CD perusahaan terhadap indikator
taraf hidup fisik yang meliputi: a
kondisi fisik rumah; b
sekolah; c
fasilitas kesehatan; d
fasilitas komunikasi;
84
2. Menurut Anda, bagaimana dampak program CD perusahaan terhadap indikator
kelembagaan yang bekelanjutan berupa pembinaan terhadap suatu komunitas di Giligenting?
3. Menurut Anda, bagaimana dampak program CD perusahaan terhadap indikator
tata kelola, berupa penerapan good governance system transparansi, akuntabilitas, desentralisasi, demokrasi, dll ?
4. Menurut Anda, bagaimana dampak program CD perusahaan terhadap indikator
kemandirian masyarakat, meliputi: a
tumbuhnya inisiatif; b
adaptasi; c
otonomi dalam komunitas; 5.
Menurut Anda, bagaimana dampak program CD perusahaan terhadap indikator kohesi sosial, meliputi:
a isu kerjasamakonflik;
b integrasiharmonisasi sosial di masyarakat;
II. Tingkat kepuasan dan kepentingan responden terhadap indikator kinerja CSR
Santos Madura Offshore Pty Ltd
No Indikator Kinerja
Kepuasan Kepentingan
STP 1
TP 2
BS 3
P 4
SP 5
STP 1
TP 2
BS 3
P 4
SP 5
A Kinerja Ekologi
1 Kehati dan Jasa Ekosistem
2 Kualitas udara
3 Kualitas air laut
B Kinerja Sosial Ekonomi
1 Program CD tahap proses
2 Program CD tahap output
3 Program CD tahap outcome
4 Pelaksanaan local recruitment