1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Hasil proyeksi Badan Pusat Statistik tahun 2008 menunjukan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama 25 tahun mendatang terus meningkat yaitu
dari 205,1 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 273,2 juta pada tahun 2025 Lampiran 1. Dalam dekade 1990-2000, penduduk Indonesia bertambah
dengan kecepatan 1,49 per tahun. Meningkatnya laju pertumbuhan di Indonesia secara tidak langsung akan meningkatkan jumlah kebutuhan
bangunan rumah tinggal di Indonesia. Oleh karena itu dibutuhkan suatu alternatif konstruksi bangunan yang mudah dan cepat dalam pembangunannya.
Salah satu bahan bangunan yang dapat diaplikasikan secara cepat dan sumbernya mudah diperoleh adalah bahan kayu. Dalam penggunaannya, kayu
dipengaruhi oleh sifat-sifatnya, yaitu sifat fisis, mekanis, kimia dan termal. Sifat tersebut dipengaruhi oleh jenis kayu, umur pohon, letak kayu dalam
pohon, dan perbedaan tempat tumbuh. Sebagai bahan bangunan maka kayu harus memenuhi syarat tertentu seperti kerapatan, kembang susut, kekuatan
dan keawetannya Surjokusumo, 1982 dalam Abdurachman dan Nurwati Hadjib, 2006.
Dalam perancangan desain bangunan, faktor lingkungan yang menjadi perhatian utama adalah intensitas radiasi, suhu, kelembaban, dan kecepatan
udara. Jumlah radiasi matahari yang masuk kedalam bangunan dipengaruhi oleh jenis atap, luas penampang, dan bahan atap. Suhu dan kelembaban udara
bergantung pada udara di lingkungan dan proses pindah panas yang terjadi akan membuat distribusi suhu di dalam bangunan menjadi berubah. Pengaruh
lain adalah kecepatan dan laju aliran udara sesuai dengan bentuk ventilasi dan bahan penutup ventilasi.
Menurut Tri Endangsih 2005 kenyamanan bangunan erat hubungannya dengan kondisi alam atau lingkungan disekitarnya dan upaya pengkondisian
atau pengaturan ruang dalam bangunan tersebut. Permasalahan yang dihadapi dalam penerapan aspek kenyamanan pada bangunan tergantung pada obyek
bangunan yang dihadapi. Untuk bangunan yang menghendaki kualitas hunian
2 yang sempurna maka persyaratan terkait dengan kenyamanan penghuninya
mutlak harus diadopsi dan diterapkan. Sehingga penentuan karakteristik lingkungan pada suatu bangunan, dalam hal ini bangunan hunian konstruksi
kayu sangat dibutuhkan untuk mengetahui distribusi sifat-sifat lingkungan yang berpengaruh terhadap aktivitas penghuni pada bangunan tersebut.
Untuk mengetahui distribusi kondisi termal dalam bangunan rumah pre- pabrikasi tahan gempa maka diperlukan pengkajian dan analisis termal, dimana
akan dipetakan dengan program komputer melalui surfer 8.0.
B. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Mengetahui karakteristik lingkungan yang nyaman pada bangunan konstruksi kayu Fahutan.
2. Melakukan analisis termal pada bangunan konstruksi kayu.
3. Melakukan permodelan pemetaan distribusi suhu terhadap bangunan
konstruksi kayu dengan menggunakan program komputer surfer 8.0.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bangunan Konstruksi Kayu