Pindah Panas pada banguanan

36 Gambar 12. Grafik hubungan antara suhu dengan intensitas radiasi matahari terhadap waktu Jam

C. Pindah Panas pada banguanan

Soegijanto 1999 menyatakan bahwa bangunan akan mendapatkan perolehan panas dan mengeluarkan atau kehilangan panas ke lingkungan sekitarnya, perolehan dan pengeluaran panas dapat terjadi melalui peristiwa perpindahan panas. Proses pindah panas yang terjadi melalui tiga proses pindah panas, yaitu: pindah panas radiasi, pindah panas konveksi dan pindah panas konduksi. Gambar 12 menunjukan bahwa proses pindah panas yang terjadi pada bangunan pre-pabrikasi dimulai dengan adanya pindah panas radiasi yang dipancarkan langsung oleh matahari, pindah panas radiasi tidak memerlukan medium karena pindah panas radiasi merupakan transfer energi melalui gelombang eletromagnetik. Gambar 13. Proses pindah panas dalam bangunan Q konv Q konv Q kond Q kond Q konvin Q rad Q konvout 37 Tabel 8 menunjukan hasil perhitungan nilai rata-rata pindah panas radiasi pada atap sebesar 482 wm 2 . Proses pindah panas pada bangunan dimulai dengan adanya pancaran radiasi dari energi surya yang memiliki gelombang pendek dan memiliki energi yang besar lalu gelombang ini akan diteruskan melalui proses pindah panas konveksi yang terjadi antara lapisan udara di lingkungan dengan lapisan atap asbes. Selanjutanya yang berperan adalah pindah panas konduksi pada lapisan atap. Energi yang masuk kedalam bangunan berubah menjadi gelombang panjang dan memiliki energi yang tidak terlalu besar, gelombang panjang ini yang akan terperangkap dalam bangunan dan tidak bisa diteruskan ke luar bangunan melainkan akan terus dipantulkan didalam bangunan sehingga suhu dalam bangunan menjadi naik. Proses pindah panas konveksi yang terjadi di dalam bangunan terdiri dari konveksi antara atap dengan udara di dalam bangunan, konveksi antara udara di dalam dengan lantai dan dinding, dan kemudaian konveksi yang terjadi dipermukaan kulit manusia dengan udara didalam bangunan. Tabel 8. Nilai pindah panas Radiasi pada atap bangunan pre-pabrikasi Hari ke Radiasi Wm 2 1 501 2 473 3 484 4 477 5 476 Rata-rata 482 Maksimum 501 Minimum 473 Tabel 9 memperlihatkan bahwa rata-rata nilai konveksi terbesar terjadi pada proses pindah panas antara atap asbes dengan udara luar, hal ini terjadi karena kontribusi faktor koefisien pindah panas konveksi cukup besar dibandingkan dengan yang lain dan penaruh intenitas matahari langsung. Nilai rata-rata pindah panas konveksi antara atap asbes dengan udara luar sebesar 12,62 Wm 2 , asbes dengan udara dalam 0,81 Wm 2 , dinding dengan udara 38 dalam 5,34 Wm 2 , dinding dalam dengan udara dalam 0,25 Wm 2 , udara dalam dengan lantai 0,23 Wm 2 , dan lantai dengan udara luar sebesar 0,25 Wm 2 . Tabel 9. Nilai pindah panas Konveksi pada bangunan pre-pabrikasi Hari ke- Konveksi Asbes- udara luar Asbes- udara dalam Dinding- udara luar Dinding- udara dalam Udara dalam- lantai Lantai- udara luar Wm 2 1 18.03 0.14 7.86 0.03 0.52 0.30 2 11.83 0.93 3.86 0.26 0.23 0.32 3 12.81 0.63 5.07 0.29 0.07 0.45 4 10.10 0.33 4.74 0.33 0.03 0.05 5 10.31 2.02 5.16 0.31 0.32 0.12 Rata-rata 12.62 0.81 5.34 0.25 0.23 0.25 Maksimum 18.03 2.02 7.86 0.33 0.52 0.45 Minimum 10.10 0.14 3.86 0.03 0.03 0.05 Pindah panas secara konduksi dijelaskan pada Tabel 10, nilai rata-rata pindah panas konduksi yang terjadi pada bangunan terjadi pada lapisan atap sebesar 11,45 Wm 2 , lapisan dinding luar 1,54 Wm 2 , lapian dinding dalam 15,42 Wm 2 , lapian pintu 15,04 Wm 2 , lapisan lantai 1,25 Wm 2 , dan lapisan tanah sebesar 2,08 Wm 2 . Pindah panas radiasi lebih dominan dipengaruhi oleh intensitas matahari sedangkan pindah konveksi dan konduksi lebih dominan dipengaruhi oleh karakteritik material, ketebalan material dan koefisien pindah panas. Tabel 10. Nilai pindah panas Konduksi pada bangunan pre-pabrikasi Konduksi Hari ke Lapisan atap Dinding luar Dinding dalam Lapian pintu Lantai Tanah Wm 2 1 22.60 16.69 16.91 13.35 1.52 2.53 2 15.44 10.42 17.35 27.25 1.58 1.70 3 7.53 13.46 18.49 17.44 2.09 2.06 4 0.38 13.43 19.06 16.90 0.38 2.05 5 11.30 13.71 5.26 0.27 0.70 2.07 Rata-rata 11.45 13.54 15.42 15.04 1.25 2.08 Maksimum 22.60 16.69 19.06 27.25 2.09 2.53 Minimum 0.38 10.42 5.26 0.27 0.38 1.70 39

D. Kenyamanan Termal dan Simulasi Termal pada Bangunan pre-Pabrikasi tahan gempa