wood memiliki berat jenis, panjang serat, kekuatan, tebal dinding sel, susut bidang transversal dan persentase kayu akhir latewood yang lebih rendah
dibandingkan dengan kayu dewasa mature wood. Akan tetapi kayu juvenil memiliki sudut fibril S-2, susut bidang longitudinal dan kadar air yang lebih
tinggi daripada kayu dewasa. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang struktur anatomi dan fisis kayu sengon dan gmelina yang berdiameter
kecil small diameter log, sehingga sifat dasar kayu tersebut dapat diketahui.
B. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat anatomi dan fisis kayu yang berdiameter kecil small diameter log pada kayu sengon
Paraserianthes falcataria L. Nielsen dan gmelina Gmelina arborea
Roxb..
C. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang karakteristik struktur anatomi dan fisis kayu yang
berdiameter kecil pada kayu sengon Paraserianthes falcataria L. Nielsen dan gmelina Gmelina arborea Roxb., sehingga pemanfaatan dan teknologi
pengolahan dapat dilakukan sesuai dengan karakteristik yang dimiliki kayu tersebut.
D. Hipotesis
Kayu merupakan suatu bahan yang berasal dari proses metabolisme organisme tumbuhan yang berbentuk pohon. Sifat-sifat yang terdapat di dalam
kayu sulit diatur inherent karena pertumbuhannya yang alami. Pertumbuhan pohon dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu faktor genetik, umur dan
lingkungan. Faktor-faktor itulah yang menyebabkan variasi dalam kayu. Dengan demikian variasi bentuk dan dimensi sel sekecil apapun akan
menyebabkan perubahan kualitas kayu sebagai bahan baku. Hipotesis dari penelitian ini adalah karakteristik sifat dasar kayu yang
ditebang saat berumur muda yang umumnya berdiameter kecil small diameter
log sangat berbeda bila dibandingkan dengan kayu yang ditebang saat sudah dewasa diameter konvensional. Kayu yang berdiameter kecil kurang dari 21
cm diduga mempunyai sifat yang lebih rendah daripada kayu yang berdiameter konvensional berdiameter lebih dari 50 cm karena kandungan
kayu juvenilnya yang cukup tinggi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sifat Umum Kayu
Kayu merupakan suatu bahan hasil proses metabolisme organisme hidup tumbuhan berkayu yang berupa pohon. Batang pohon dibentuk oleh
proses pertumbuhan memanjang batang dan proses pertumbuhan ke arah diameter batang. Pertumbahan panjang batang pohon tumbuh vertikal
berlangsung pada titik-titik tumbuhan pada bagian ujung tanaman yang disebabkan adanya jaringan merestim pucuk apical growing points.
Sedangkan pertambahan diameter batang pohon tumbuh horizontal terjadi karena adanya kegiatan kambium vaskular yang menghasilkan jaringan
sekunder yaitu xylem dan floem Pandit dan Kurniawan 2008. Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat yang
berbeda-beda. Bahkan dalam satu pohon, kayu juga mempunyai sifat yang berbeda. Pandit dan Kurniawan 2008 menyatakan bahwa kayu bersifat
inherent, artinya sifat kayu tidak dapat diatur manusia karena pertumbuhannya yang alami. Pertumbuhan pohon dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
faktor genetik, umur pohon dan lingkungan seperti curah hujan, suhu, kesuburan tanah serta perlakuan silvikultur lainnya. Terdapat beberapa sifat
yang umum terdapat pada semua jenis kayu yaitu : a.
Kayu berasal dari pohon yang senantiasa vertikal b.
Komposisi kimia dari setiap jenis kayu terdiri dari tiga komponen penting yaitu selulosa, hemiselulosa dan non-karbohidrat yang biasa disebut lignin.
c. Kayu bersifat anisotropik artinya kayu menunjukkan perbedaan orientasi
dalam sifat-sifat pada ketiga bidang orientasinya. d.
Kayu bersifat higroskopis artinya mempunyai kecenderungan untuk menyerap air.
Setiap jenis kayu juga memiliki sifat yang berbeda. Perbedaan ini dapat terjadi antar jenis pohon, dalam jenis yang sama atau bahkan dalam satu
batang pohon yang sama. Perbedaan yang terjadi dapat berupa warna, sifat kekuatan atau bahan kimia yang terkandung di dalamnya. Perbedaan yang
terdapat di dalam kayu akan menyebabkan perbedaan sifat-sifat yang dimiliki kayu yang bersangkutan. Pandit 2006 menyatakan bahwa variasi bentuk dan
dimensi sel sekecil apapun akan menyebabkan perubahan kualitas kayu sebagai bahan baku.
B. Kayu Bundar Kecil Small Diameter Log