32
90 95
100 105
110 115
120 125
130 135
140 100
105 110
115 120
125 130
135 140
145 150
155 160
92 94
96 98
100 102
104 106
108 110
112 114
116 118
120 122
124 126
c Kecepatan Putaran Motor 7227 rpm Gambar  27.
Kontur  Tingkat  Kebisingan  pada  Telinga  Operator  a  Kecepatan  Putaran Motor  1915  rpm  b  Kecepatan  Putaran  Motor  4009  rpm  c  Kecepatan
Putaran Motor 7229 rpm
C.   Studi Obyektivitas Operator Mist Blower
Pada  penelitian  ini,  dilakukan  aplikasi  langsung  ke  lahan  dengan  menyemprotkan larutan  pupuk  cair  ke  tanaman.  Namun,  larutan  pupuk  cair  tersebut  diganti  dengan  air.  Hal  ini
dimaksud  agar  tidak  terjadi  over  dosis  pemberian  pupuk  pada  tanaman.  Pemupukan  dilakukan dilahan seluas 500 m
2
pada lahan  yang ditanami dengan tanaman ubi jalar. Terdapat dua orang petani yang memiliki perbedaan umur. Petani yang pertama berumur 40 tahun dan petani kedua
berumur  60  tahun.  Hal  ini  dimaksudkan  agar  dapat  terlihat  perbandingan  tingkat  keletihan  dari kedua petani tersebut. Setelah mengoperasikan mist blower, kedua petani tersebut akan diberikan
pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut penggunaan alat tersebut dan apa yang dirasakan. Pada Gambar  28  merupakan  kedua  orang  petani  yang  sedang  mengoperasikan  mist  blower  untuk
memupuk lahan ubi jalar. cm
cm dBA
100.97
125.45
33
Gambar 28. Pemupukan Lahan Ubi Jalar Menggunakan Mist Blower
Dampak  yang  dirasakan  dari  penggunaan  mist  blower  oleh  petani  pertama  40 tahun  antara  lain  dengung  pada  telinga  akibat  kebisingan,  pegal-pegal  pada  bagian
punggung dan pinggang, serta pusing. Hal yang sama juga dirasakan oleh petani kedua 60 tahun. Selain itu, para petani juga mengeluh tentang berat dari mist blower itu sendiri yang
harus  digendong  mengelilingi  lahan.  Keluhan  yang  dialami  kedua  petani  tersebut  dapat diatasi  dengan  penggunaan  alat  pelindung  diri,  seperti  ear  muff  untuk  mengurangi
kebisingan  dan  bantalan  busa  untuk  mengurangi  getaran.  Hal  ini  yang  dapat  berpengaruh pada  kesehatan  dan  keselamatan  kerja.    Secara  umum,  semakin  tinggi  tingkat  kecepatan
putaran  motor,  maka semakin besar pula dampak  yang dirasakan oleh petani. Penggunaan mist blower lebih efektif untuk pemupukan pada lahan yang luas.
Kedua  petani  tidak  mengunakan  pelindung  diri  dengan  lengkap  dalam kesehariannya.  Berdasarkan  hasil  wawancara,  diketahui  bahwa  petani  pertama  lebih  cepat
merasa lelah dibandingkan dengan petani kedua. Bila ditinjau dari segi umur, petani kedua 60 tahun lebih tua dari petani pertama 40 tahun, namun hal tersebut tidak berpengaruh
secara  signifikan.  Aktifitas  pada  hari  sebelumnya  sangat  berpengaruh  terhadap  tingkat keletihan  saat  mengoperasikan  mist  blower.  Hal  ini  disebabkan  karena  petani  pertama
melakukan lebih banyak aktifitas dan  waktu istirahat  yang  lebih sedikit jika dibandingkan dengan  petani  kedua.  Selain  itu,  pengalaman  kerja  petani  kedua  lebih  lama  dibandingkan
petani  pertama.  Petani  kedua  bekerja  menjadi  petani  selama  50  tahun  sedangkan  petani pertama bekerja menjadi petani selama 20 tahun. Penggunaan mist blower dapat membantu
dan  mempermudah  pekerjaan  petani  serta  waktu  kerja  menjadi  lebih  efisien.  Pengukuran debit juga dilakukan pada studi obyektivitas operator di lahan seluas 500  m
2
. Pada Tabel 6 merupakan tingkat debit berdasarkan tingkat percepatan putaran motor.
Tabel 6. Debit pada Setiap Kecepatan Putaran Motor
Kecepatan Putaran Motor
rpm Jumlah Cairan yang
Disemprotkan mL
Waktu second
Debit m
3
s 1915
18400 723
2.5 x 10
-5
4009 7500
290 2.7 x 10
-5
7227 5250
183 2.9 x 10
-5
34
Pada  Tabel  6,  debit  pada  kecepatan  putaran  motor  1915,  4009,  dan  7227  rpm masing-masing sebesar 2.5 x 10
-5
; 2.7 x 10
-5
; 2.9 x 10
-5
m
3
s. Pada Gambar 28 merupakan grafik hubungan antara kecepatan putaran motor dengan debit.
Gambar 29. Grafik Hubungan antara Kecepatan Putaran Motor dengan Debit.
Berdasarkan  Gambar  29,  tingkat  kecepatan  putaran  motor  berbanding  lurus dengan  debit.  Semakin  tinggi  tingkat  kecepatan  putaran  motor,  maka  semakin  tinggi  pula
debit yang dihasilkan. Pada  Gambar 30  merupakan  grafik hubungan antara debit di setiap kecepatan putaran motor dengan percepatan getaran pada sumber getaran.
Gambar  30. Grafik  Hubungan  antara  Debit  di  Setiap  Kecepatan  Putaran  Motor  dengan
Percepatan Getaran Sumbu Z pada Sumber Getaran.
Pada  Gambar  31  merupakan  grafik  hubungan  antara  debit  di  setiap  kecepatan putaran motor dengan kebisingan yang diterima operator mist blower.
2,5 2,7
2,9
2,3 2,4
2,5 2,6
2,7 2,8
2,9 3
Kecepatan Putaran Motor RPM
D e
b it
x10
-5
m
3
s
1915 rpm 4009 rpm
7227 rpm
Kecepatan Putaran Motor rpm
2 4
6 8
10
2,4 2,5
2,6 2,7
2,8 2,9
3
P er
ce pa
ta n
G et
a ra
n m
s 2
Debit x10
-5
m
3
s
7227
4009 1915
35
Gambar  31. Grafik  Hubungan  antara  Debit  di  Setiap  Kecepatan  Putaran  Motor  dengan
Kebisingan yang Diterima Operator Mist Blower.
Pada  Gambar  30  dan  31,  merupakan  grafik  hubungan  antara  debit  dengan getaran  dan  kebisingan.  Dapat  disimpulkan  yaitu  semakin  tinggi  debit,  maka  tingkat
percepatan  getaran  dan  kebisingan  semakin  tinggi  seiring  dengan  meningkatnya  tingkat kecepatan  putaran  motor.  Begitu  pula  sebaliknya,  semakin  rendah  debit,  maka  tingkat
percepatan  getaran  dan  kebisingan  semakin  rendah  seiring  dengan  menurunnya  tingkat kecepatan putaran motor.
20 40
60 80
100 120
2,4 2,5
2,6 2,7
2,8 2,9
3
K ebis
ing a
n dB
A
Debit x10
-5
m
3
s
1915 rpm 4009 rpm
7227 rpm
7227 4009
1915
36
V.   KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil analisis percepatan getaran pada engine memiliki kisaran rata-rata 1.51 ms
2
– 9.25  ms
2
.  Sedangkan  percepatan  getaran  rata-rata  pada  tuas  kendali  mist  blower  memiliki kisaran  0.1  ms
2
– 3.16  ms
2
.  Nilai  kisaran    percepatan  getaran  rata-rata  pada  engine  lebih besar  dari  nilai  kisaran  pada  tuas  kendali.  Hal  ini  disebabkan  karena  pada  engine  terdapat
bagian  yang  berputar  dan  bergesekan  sehingga  menimbulkan  getaran.  Getaran  pada  engine merambat ke tuas kendali melalui berbagai komponen sehingga telah mengalami peredaman.
Nilai  kebisingan  pada  engine  pada  kecepatan  putaran  motor  1915  rpm  berkisar antara 73.94
– 98.14 dBA. Pada kecepatan putaran motor 4009 rpm berkisar antara 87.79 – 117.22  dBA.  Sedangkan  pada  kecepatan  putaran  motor  7227  rpm  berkisar  antara  89.32  -
125.45 dBA. Tingkat kebisingan engine yang tertinggi pada setiap kecepatan putaran motor ialah pada titik 5. Hal ini disebabkan karena pada titik tersebut terdapat rongga-rongga yang
terbuka  pada  engine.  Tingkat  kebisingan  terendah  dari  setiap  kecepatan  putaran  motor tersebut  ialah  pada  titik    2.  Nilai  tingkat  kebisingan  rata-rata  yang  terukur  pada  telinga
operator  dengan  kecepatan  putaran  motor  1915  rpm  ialah  75,50  dBA.  Nilai  ini  masih dibawah ambang batas yang ditetapkan berdasarkan Kepmen-51MEN 1999 yaitu 85 dBA.
Sedangkan  pada  kecepatan  putaran  motor  4009  dan  7227  rpm,  tingkat  kebisingan  rata –
ratanya  sudah  melebihi  nilai  ambang  batas  yaitu  87,66  dBA  dan  100,97  dBA.  Semakin tinggi  tingkat  kecepatan  putaran  motor  maka  kecepatan  poros  engkol  akan  semakin
bertambah. Gesekan antar komponen  menyebabkan meningkatnya getaran dan kebisingan. Hasil  analisa  dari  getaran  dan  kebisingan  dari  mist  blower  tipe  MK  150-B,
diperoleh  nilai  batas  aman  dari  penggunaan  alat  tersebut.  Batas  pengunaan  aman  mist blower pada kecepatan putaran  motor 1915, 4009, dan 7227 rpm  masing-masing adalah  1
jam,  1  jam,  dan  24  menit.  Semakin  tinggi  percepatan  getaran  pada  sumbu  pengukuran, maka semakin tinggi pula tingkat kebisingan yang dihasilkan seiring dengan meningkatnya
tingkat  kecepatan  putaran  motor.  Pada  kontur  kebisingan  terhadap  lingkungan menggambarkan  bahwa  semakin  jauh  jarak  dari  sumber  kebisingan,  maka  tingkat
kebisingan  akan  semakin  rendah.  Kontur  pada  telinga  operator  menggambarkan  nilai tingkat  kebisingan  berdasarkan  posisi  telinga.  Kendali  kebisingan  meliputi  reduksi
kebisingan pada sumbernya, kendali pada jaringan transmisi, dan proteksi bagi pendengar. Dampak  yang  dirasakan  dari  penggunaan  mist  blower  oleh  petani  pertama  40
tahun  antara  lain  dengung  pada  telinga  akibat  kebisingan,  pegal-pegal  pada  bagian punggung dan pinggang,  serta pusing.  Hal  yang  sama juga dirasakan oleh petani  kedua  60
tahun.  Semakin  tinggi  tingkat  kecepatan  putaran  motor,  maka  semakin  besar  pula  dampak yang dirasakan oleh petani. Petani pertama 40 tahun merasa lebih lelah dibandingkan petani
kedua  60  tahun  ketika  setelah  mengoperasikan  mist  blower.  Hal  ini  diakibatkan  karena petani  pertama  melakukan  aktifitas  lebih  banyak  pada  hari  sebelum  pengambilan  data
dibandingkan petani kedua. Tingkat kecepatan putaran motor berbanding lurus dengan debit. Semakin  tinggi  tingkat  kecepatan  putaran  motor,  maka  semakin  tinggi  pula  debit  yang
dihasilkan. Selain itu, semakin tinggi debit, maka tingkat percepatan getaran dan kebisingan semakin tinggi seiring dengan meningkatnya tingkat kecepatan putaran motor.