Deskripsi Masalah Rute Bus Karyawan Model Masalah Rute Bus Karyawan

Pada Gambar 9, solusi Subproblem 3 dan Subproblem 7 adalah kandidat solusi terbaik karena semua variabelnya bernilai integer. Namun, karena nilai z untuk Subproblem 3 lebih besar dari Subproblem 7 maka solusi dari Subproblem 3 merupakan solusi optimum untuk masalah IP pada Contoh 3. Tanda pada Subproblem 3 dan Subproblem 7 menyatakan kandidat solusi untuk masalah IP tersebut. III DESKRIPSI DAN FORMULASI MASALAH

3.1 Deskripsi Masalah Rute Bus Karyawan

Masalah rute bus karyawan adalah masalah penentuan rute bus untuk menjemput karyawan dari pos-pos yang sudah ditentukan menuju perusahaan dan mengantarkan karyawan dari perusahaan ke pos-pos, kemudian bus tersebut kembali ke tempat asalnya, yaitu perusahaan depot, dengan biaya yang minimum sehingga kendala kapasitas atau kendala waktu tempuh terpenuhi. Untuk meminimumkan biaya operasional bus, hal yang harus dipertimbangkan adalah biaya perjalanan setiap bus dan biaya tetap untuk mengirimkan bus.

3.2 Model Masalah Rute Bus Karyawan

Dalam model ini, rute untuk menjemput karyawan dari pos-pos menuju perusahaan dan rute untuk mengantarkan karyawan dari perusahaan ke pos-pos, diasumsikan sama karena pos-pos penjemputan dan pengantaran karyawan adalah sama. Masalah penentuan rute bus karyawan sangat berhubungan dengan VRP dan graf. Secara matematis VRP dapat dinyatakan sebagai suatu digraf G = V, A dengan V = {0, 1, ... , n} adalah himpunan simpul yang menunjukkan pos-pos antar-jemput karyawan dan A={i, j | i, j V, i ≠ j} yaitu himpunan sisi berarah yang menyatakan jalan penghubung antarpos. Pos 0 menunjukkan ∈ Gambar 9 Seluruh pencabangan pada metode branch-and-bound untuk menyelesaikan IP 2.7. Subproblem 1 Batas atas = 23.75 1 3.75, x = 2 1.25, x = 23.75 z = Subproblem 2 1 4, x = 2 0.83, x = 23.33 z = Subproblem 3 Batas bawah = 23 Solusi Optimal 1 2 3, 2, x x = = 23 z = Subproblem 7 Batas bawah = 20 Kandidat Solusi 1 2 4, 0, 20 x x z = = = Subproblem 5 2 0, x = 1 4.5, x = 22.5 z = Subproblem 6 takfisibel Subproblem 4 takfisibel t = 1 t = 7 t = 4 t = 6 t = 2 t = 5 t = 3 x 1 ≥ 4 x 1 ≤ 3 x 2 ≥ 1 x 2 ≤ 0 x 1 ≤ 4 x 1 ≥ 5 Subproblem 2 1 4, x = 2 0.83, x = 23.33 z = Subproblem 5 1 4.5, x = 2 0, x = 22.5 z = depot, yaitu tempat menyimpan bus yang digunakan untuk mengangkut karyawan dan merupakan tempat dimulainya suatu rute bus. Intermediate node simpul penghubung menunjukkan pos ke-i yang dilewati oleh setiap bus untuk menjemput dan mengantarkan karyawan. Misalkan banyaknya bus yang tersedia di depot adalah k dengan kapasitas setiap bus diasumsikan sama, yaitu Q, dan jarak tempuh maksimum setiap bus adalah T. Permasalahannya ialah menentukan rute yang fisibel yang mungkin dapat dilalui sehingga biaya dari setiap bus yang melalui rute tersebut adalah minimum. Toth dan Vigo 2002 memformulasikan VRP dalam bentuk ILP dengan tujuan meminimalkan total biaya atau total jarak tempuh dari rute perjalanan. Untuk mendefinisikan masalah rute bus karyawan, dimisalkan: Q = kapasitas bus T = jarak tempuh maksimum dari setiap bus V = himpunan pos yang dilalui oleh bus I = himpunan intermediate node simpul penghubung k = banyaknya bus yang tersedia f = biaya tetap untuk setiap pengiriman satu bus per hari q i = banyaknya karyawan yang harus dijemput di pos i u i = banyaknya karyawan di bus tepat setelah pos i d ij = jarak tempuh dari pos i ke pos j v i = total panjang perjalanan bus dari depot sampai pada pos i c ij = biaya dari pos i ke pos j α = biaya yang dikeluarkan tiap-tiap bus per kilometer Variabel keputusan : Fungsi objektif dari permasalahan ini adalah meminimumkan biaya yang dikeluarkan oleh pengelola bus karyawan. Setiap bus yang dijadwalkan berangkat dari depot ke pos-pos yang sudah ditentukan, akan dikenakan biaya sesuai dengan jauhnya perjalanan bus ditambah dengan biaya tetap untuk semua bus yang dikirim sehingga dimodelkan sebagai berikut: min z = dengan c ij = αd ij dan V’ = V U {0 }. Dalam model ini, yang dipakai hanya rute penjemputan saja karena diasumsikan bahwa rute penjemputan karyawan sama dengan rute pengantaran karyawan. Kendala-kendala : 1. Setiap rute perjalanan bus berawal dari depot dengan pembatasan bahwa paling banyak k bus yang meninggalkan pos 0 menuju pos i 2. Setiap rute perjalanan bus berakhir di depot dengan pembatasan bahwa paling banyak k bus yang meninggalkan pos i menuju depot 3. Setiap pos hanya dapat dikunjungi tepat satu kali oleh satu bus 4. Kendala kapasitas u i − u j + Qx ij ≤ Q − q j 3.1 i ≠ j I u i ≥ q i , 3.2 u i − q i x 0i + Qx 0i ≤ Q 3.3 Variabel x ij dan x ji hanya akan terdefinisi jika q i + q j ≤ Q. Jika x ij = 0 maka kendala u i – u j + Qx ij ≤ Q − q j akan menunjukkan bahwa u i + q j ≤ Q + u j . Jika x ij = 1 maka kendala tersebut menunjukkan bahwa u j ≥ u i + q j . Formulasi 3.1 dan 3.2 memastikan bahwa tidak terdapat subrute pada setiap rute yang terbentuk, karena kapasitas bus sangat mempengaruhi rute yang ada. Formulasi 3.3 menunjukkan kapasitas bus yang dimulai dari depot ke pos pertama dalam rute perjalanannya. Formulasi kendala 4 pada intinya menekankan pada batasan subrute yaitu mengeliminasi subrute supaya tidak terdapat subrute pada rute-rute yang terbentuk yang dikaitkan dengan batasan kapasitas bus. Perjalanan yang memuat suatu subrute merupakan solusi yang tidak fisibel. Variabel keputusan hanya akan terdefinisi jika banyaknya karyawan yang dijemput pada pos i dan pos j tidak melebihi kapasitas bus. Ilustrasi : Misalkan diberikan pos 1, 2, 3, 4, dan 5 yang akan dilalui oleh satu bus karyawan, 1 ; jika bus berangkat dari pos ke pos 0 ; jika selainnya ij i j x ⎧ = ⎨ ⎩ . ij ij i V j V c x f k ∈ ∈ + ∑ ∑ 0i i I x k ∈ ≤ ∑ i i I x k ∈ ≤ ∑ , 1 ij j I j i x ∈ ≠ = ∑ i I ∀ ∈ , 1 ij i I i j x ∈ ≠ = ∑ j I ∀ ∈ ∀ ∈ i I ∀ ∈ i I ∀ ∈ dan perjalanan bus yang diberikan seperti gambar berikut: 1 3 4 2 5 Gambar 10 Perjalanan bus yang berupa subrute. Gambar 10 merupakan subrute yang terdiri atas 1-2-1 dan 1-3-4-5-1, dan diasumsikan bahwa pos 1 adalah depot. Pada Gambar 10, nilai x 13 = x 34 = x 45 = x 51 = x 12 = x 21 = 1. Misalkan diambil subrute 1-2-1 dengan q 1 = 0, q 2 = 15, q 3 = 10, q 4 = 21, q 5 = 8, dengan Q = 40. q 3 + q 4 + q 5 = 10 + 21 + 8 = 39. Sedangkan q 2 = 15, sehingga q 3 + q 4 + q 5 + q 2 = 10 + 21 + 8 +15 = 54 40 kapasitas bus. Akibatnya dari pos 5, bus harus kembali lagi ke depot untuk menurunkan karyawan terlebih dahulu baru menjemput karyawan lagi. Rute bus seperti ini tidak diinginkan, sehingga harus dieliminasi. Representasi pertaksamaan kendala 4 terhadap sisi berarah dalam subcycle ini adalah : u 1 − u 2 + Qx 12 ≤ Q − q 2 1 dan u 2 − u 1 + Qx 21 ≤ Q − q 1 2 sehingga dari 1 dan 2 didapat : Qx 12 + x 21 ≤ 2Q − q 2 − q 1 3 Hasil 3 bertentangan dengan x 12 = x 21 = 1 yaitu, Q1 + 1 ≤ 2Q − q 2 – q 1 2Q ≤ 2Q − q 2 – q 1 80 ≤ 80 – 15 – 0 80 ≤ 65 Berdasarkan hasil di atas perjalanan yang memuat suatu subrute merupakan solusi yang tidak fisibel. Ilustrasi : Misalkan diberikan pos 1, 2, 3, 4, dan 5 yang akan dilalui oleh satu bus karyawan, dan perjalanan bus yang diberikan seperti gambar berikut: 1 3 2 4 5 Gambar 11 Perjalanan bus yang berupa rute. Dari Gambar 11 diasumsikan bahwa pos 1 merupakan pos pertama dari perjalanan bus pada akhirnya semua pos akan dikunjungi. Misalkan u i = banyaknya karyawan di bus tepat setelah pos i dan q i = banyaknya karyawan yang harus dijemput di pos i. Sebagai gambaran, akan dipertimbangkan rute yang diperoleh dari Gambar 11, yaitu 1-3-4-5-2-1, kemudian dipilih q 1 = 0, q 2 = 15, q 3 = 10, q 4 = 21, q 5 = 8, dengan Q = 40 sehingga x 13 = x 34 = x 45 = x 52 = x 21 = 1. Dengan pemilihan tersebut akan dibuktikan pertidaksamaan 4 terpenuhi. Pertama, pemilihan tersebut sesuai untuk sebuah sisi berarah dengan x ij = 1. Sebagai contoh, pembatasan untuk x 34 adalah u 3 – u 4 + 40 x 34 ≤ 40 – q 4 dengan u 3 = 10 dan u 4 = 31 sehingga 10 − 31 + 40 x 34 ≤ 40 – 21 10 − 31 + 40 1 ≤ 40 − 21 19 ≤ 19 Kedua, pemilihan rute di atas juga memenuhi kendala x ij = 0. Sebagai contoh untuk untuk x 34 adalah u 3 – u 4 + 40 x 34 ≤ 40 – q 4 dengan u 3 = 10 dan u 4 = 31 sehingga 10 – 31 + 40 x 34 ≤ 40 – 21 10 – 31 + 40 0 ≤ 40 − 21 31 ≤ 71 5. Kendala Jarak v i − v j + T − d i0 − d 0j + d ij x ij + T − d i0 − d 0j − d ji x ji ≤ T − d io − d oj i ≠ j I v i − d 0i x 0i ≥ 0, i I v i − d 0i x 0i + T x 0i ≤ T, i I dengan d 0i + d ij + d j0 ≤ T bagi setiap pasangan i, j. Jika x ij = 1 dan x ji = 0, maka kendala tersebut menunjukkan bahwa v i – v j + d ij ≤ 0 sehingga v i + d ij ≤ v j. Jika x ji = 1 dan x ij = 0, maka kendala ini menunjukkan ∀ ∈ ∀ ∈ ∀ ∈ bahwa v i − v j − d ji ≤ 0 sehingga v i ≤ v j + d ji . Formulasi model pada kendala 5 memastikan bahwa panjang perjalanan bus tidak melebihi jarak tempuh maksimumnya sehingga dapat dipastikan bahwa bus akan kembali ke depot tepat sebelum jam kerja dimulai. Variabel keputusan hanya akan terdefinisi jika jauhnya perjalanan bus yang dimulai dari pos i ke pos j tidak melebihi jarak tempuh maksimum yang ditempuh oleh setiap bus. Jarak sangat menentukan dalam menentukan waktu yang dibutuhkan untuk mengantarkan dan menjemput karyawan ke perusahaan. Semakin jauh jarak yang ditempuh, semakin lama waktu yang dibutuhkan bus dalam menjemput karyawan. Sebaliknya, semakin dekat jarak yang ditempuh, semakin sedikit waktu yang dibutuhkan bus dalam menjemput karyawan. 6. Variabel keputusan x ij adalah integer biner. x ij {0, 1}, i, j V’ IV STUDI KASUS Studi kasus berikut berdasarkan data hipotetik dengan kendala-kendala sebagai berikut: 1. Setiap pos hanya dikunjungi satu kali oleh satu bus. 2. Setiap bus mengangkut karyawan sesuai dengan batasan kapasitasnya. Setiap bus mempunyai kapasitas maksimum 40 orang. 3. Setiap rute bus berawal dari perusahaan. 4. Setiap rute bus berakhir di perusahaan. 5. Setelah menjemput karyawan dari pos, bus akan meninggalkan pos tersebut. 6. Tidak terdapat subrute pada setiap rute yang ada. 7. Jarak maksimum yang ditempuh oleh setiap bus adalah 100 km. 8. Biaya tetap untuk setiap pengiriman satu bus per hari adalah 100000 rupiah. 9. Biaya yang dikeluarkan tiap-tiap bus per kilometer adalah 2000 rupiah. Pengelola bus karyawan tersebut telah melakukan survei ke beberapa tempat yang dianggap strategis untuk dijadikan pos sehingga semua karyawan dapat menjangkau pos tersebut dengan mudah. Pos-pos ini yang nantinya menjadi tempat bus untuk menjemput karyawan. Pos dibagi menjadi: Pos A, Pos B, Pos C, Pos D, Pos E, Pos F, Pos G, Pos H, Pos I, dan Pos J. Setiap pos hanya dikunjungi oleh satu bus. Data jarak antarpos dan jarak dari perusahaan ke setiap pos diberikan pada Tabel 1 dalam kilometer. Tabel 1 Jarak antarpos penjemputan bus karyawan POS 0 A B C D E F G H I J 23 25 17 23 19 21 24 24 23 25 A 23 0 15 8 13 13 14 14 18 15 15 B 25 15 0 10 12 14 17 18 18 17 17 C 17 8 10 0 10 16 16 10 18 15 13 D 23 13 12 10 0 11 12 12 16 13 11 E 19 13 14 16 11 0 12 12 16 13 11 F 21 14 17 16 12 12 0 9 13 14 15 G 24 14 18 10 12 12 9 0 14 11 11 H 24 18 18 18 16 16 13 14 0 11 11 I 23 15 17 15 13 13 14 11 11 0 12 J 25 15 17 13 11 11 15 11 11 12 0 ∈ ∀ ∈ Tabel 2 Banyaknya karyawan yang dijemput pada setiap pos POS Banyaknya karyawan yang dijemput di pos i A 10 B 12 C 13 D 14 E 15 F 16 G 17 H 18 I 19 J 20 Formulasi model PLI dari data pada Tabel 1 adalah sebagai berikut: Minimumkan terhadap kendala berikut: 1. Setiap rute perjalanan bus berawal dari depot dengan pembatasan bahwa paling banyak k bus yang meninggalkan pos 0 menuju pos i i = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 2. Setiap rute perjalanan bus berakhir di depot dengan pembatasan bahwa paling banyak k bus yang meninggalkan node i menuju depot i = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 3. Setiap pos hanya dapat dikunjungi tepat satu kali oleh satu bus i = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 j = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 4. Kendala Kapasitas u i − u j + Qx ij ≤ Q − q j i ≠ j I u i ≥ q i , u i − q i x 0i + Qx 0i ≤ Q i = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 j = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 5. Kendala Jarak v i − v j + T − d i0 − d 0j + d ij x ij + T − d i0 − d 0j − d ji x ji ≤ T − d io − d oj i ≠ j I v i – d 0i x 0i ≥ 0, i I v i – d 0i x 0i + T x 0i ≤ T, i I i = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 j = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 6. Variabel keputusan x ij merupakan integer biner. Model dalam bentuk integer linear programming selanjutnya diselesaikan menggunakan software LINGO 8.0 dengan metode branch and bound lihat Lampiran 2, sehingga dihasilkan rute kendaraan untuk menjemput dan mengantar karyawan yang meminimumkan total jarak tempuh. Setelah melakukan beberapa kali iterasi dengan mengganti nilai k, biaya yang paling minimum diperoleh jika digunakan 4 unit bus untuk dapat menjemput karyawan dengan rute setiap bus diberikan pada Tabel 3, Tabel 4, Tabel 5, Tabel 6, dan Gambar 12. . ij ij i V j V c x f k ∈ ∈ + ∑ ∑ 0i i I x k ∈ ≤ ∑ i i I x k ∈ ≤ ∑ , 1 ij j I j i x ∈ ≠ = ∑ i I ∀ ∈ , 1 ij i I i j x ∈ ≠ = ∑ j I ∀ ∈ ∀ ∈ i I ∀ ∈ i I ∀ ∈ ∀ ∈ ∀ ∈ ∀ ∈ 1 ; jika bus berangkat dari pos ke pos 0 ; jika selainnya ij i j x ⎧ = ⎨ ⎩ Tabel 3 Rute solusi optimal untuk bus pertama Pos i Banyaknya karyawan yang dijemput di pos i 0 0 C 13 B 12 E 15 0 0 Tabel 4 Rute solusi optimal untuk bus kedua Pos i Banyaknya karyawan yang dijemput di pos i 0 0 F 16 D 14 A 10 0 0 Tabel 5 Rute solusi optimal untuk bus ketiga Pos i Banyaknya karyawan yang dijemput di pos i 0 0 H 18 J 20 0 0 Tabel 6 Rute solusi optimal untuk bus keempat Pos i Banyaknya karyawan yang dijemput di pos i 0 0 I 19 G 17 0 0 B C F D E Keterangan : A Bus 1 Bus 2 G J Bus 3 Bus 4 I H Gambar 12 Solusi rute perjalanan. Rute yang dilalui bus pertama berawal dari depot, pos C, pos B, pos E, lalu kembali ke depot dengan total jarak tempuh 60 km dan mengangkut karyawan sejumlah 40 orang. Rute yang dilalui oleh bus kedua adalah meliputi depot, pos F, pos D, pos A, kemudian kembali ke depot dengan total jarak tempuh 69 km dan mengangkut karyawan sejumlah 40 orang. Rute yang dilalui oleh bus ketiga meliputi depot, pos H, pos J, dan kembali ke depot dengan total jarak tempuh 60 km dan mengangkut karyawan sejumlah 38 orang. Sedangkan rute yang dilalui oleh bus keempat meliputi depot, pos I, pos G, dan kembali ke depot dengan total jarak tempuh 58 km dan mengangkut karyawan sejumlah 36 orang. Total jarak yang ditempuh oleh keempat unit bus tersebut dalam menjemput atau mengantar karyawan adalah 247 km. Total biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya operasional bus karyawan per harinya adalah 894000 rupiah. Depot 0 V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan